2 November 2020
Penulis — jail22
Kontrakan Petak Bag 8a: Nasi Uduk Paling Enak Sedunia!!
Sudah 3 minggu dari semenjak budi tinggal di kontrakan ujang, kini budi semakin betah saja tinggal di ibukota dari sisi pekerjaannya pun budi sudah mampu menjalaninya dengan baik semenjak dapat pinjaman motor dari kantornya budi makin giat bekerja. dari sisi percintaan pun hubungan budi dan mbak susi sudah seperti kekasih luar dalam..
kini tiap malam budi mempunyai kegiatan baru, jika mbak susi tidak dalam jadwal kunjungan si kumis. Kini budi rutin akan menjemput mbak susi pulang dari tempat kerjanya. Tentunya sehabis menjemput mbak susi budi akan singgah di kontrakan susi hingga beberapa jam kedepan, susi dan budi rutin behubungan badan sehabis budi menjemputnya, ini sebagai upah jemput susi kepada budi.
Mereka melakukan nya dengan sama-sama senang hubungan antara mereka masih tetep berlanjut seperti itu. walaupun budi tahu kalau sedang ada si kumis budi harus mengalah, tapi itu tidak jadi masalah yang penting jatah nya tetap di berikan susi. karena budi juga tahu kalau susi masih membutuhkan duit dari si kumis.
Hubungan budi dan para penghuni kontrakan deret 4 nya pun sudah sangat dekat mereka sudah seperti saudara saja, seperti ujang, dito, mirna, mas marmo. mereka menerima budi dengan baik. hubungan ujang dan mirna? kejadian terakhir yang di lihat budi adalah kegiatan ujang dan mirna yang terakhir dia lihat.
karena setelah itu budi tidak pernah melihat kejadian aneh-aneh lagi ujang dan mirna, mungkin di karenakan sekarang mirna sudah di terima bekerja di tempat dito, jadi pagi siang dan sore mirna bekerja di tempat dito. pulang dan pergi pun selalu bersama dito. untuk ujang masih dengan pekerjaannya sebagi security di sebuah hotel, ujang masih setia dengan pekerjaan nya itu, pekerjaannya masih shift pagi dan malam.
untuk mas marmo, akhir-akhir ini mas marmo sedang mengerjakan proyek di pinggiran jakarta bersama salah satu tukangnya. menurut mas marmo sekarang dia sedang dalam pengerjaan renovasi rumah salah satu teman koleganya. maka dari itu terkadang malam budi suka menjumpai mas marmo di kala budi pulang kantor.
sepertinya para penghuni kontrakan sudah mengetahui hubungan budi dan susi, tapi mereka tetap cuek saja. dan kadang-kadang iseng-iseng menggoda budi…
Mas marmo: bud, itu si susi kamu bor melulu, gimana nasibnya si kumis ya? cuman dapet sisain kamu aja.. hehehe
Ujang: lah iya bud gimana rasanya tuh titip si kumis cuman dapat memek sisaan maneh, mana kontol maneh gede bud… haha
Budi: stttttt jang kamu mah kalau ngomong…
Mirna: ohh kontol budi gede juga ya? (sambil melihat ujang)
Dito: nahh lo mir kamu jangan ikutan ya heheh
seperti itu lah guyonan-guyonan mereka di kala waktu senggang mereka berkumpul di kontrakan dito untuk sama-sama menonton tv dan sama-sama menonton dada dan paha mirna.. hhehe bagi ujang, mas marmo dan budi… tayangn mirna lebih yahud dari tayangan televisi… dito sebenernya agak risih juga dengan tatapan nafsu para tetangga kontrakannya terhadap mirna.
Untuk mbak susi, mbak susi orang nya cukup tertutup kalau dengan penghuni kontrakan yang lain selain budi, mbak susi ini agak pemilih kalau untuk bergaul jadi kebiasaan mbak susi kalau di kontrakan ya kalau gak ngewe dengan budi, paling tidur di kamar nya.
waktu itu di akhir minggu terakhir bulan December, kontrakan petak itu kembali sepi… susi hari Kamis malam ini sudah pergi di antar budi ke stasiun untuk pulang ke kampung nya. susi pagi itu di hubungi oleh salah satu sanak saudaranya yang mengabarkan kalau bapak nya di kampung sedang sakit keras.
Untuk ujang dalam seminggu ini ujang ada pelatihan security di bogor dari tempatnya bekerja, praktis budi tinggal sendiri mas marmo seperti biasa akhi bulan jadwal nya untuk pulang kampung. sedangkan dito dan mirna masih belum kembali ke kontrakan dito dan mirna masih merayakan natal di kampung halaman masing-masing.
sehabis mengantar susi dari stasiun budi melaju dengan sepada motornya nya membelah jalanan ibukota menuju kontrakannya. selagi sedang menunggangi sepeda motornya budi sedikit sempat berpikir… “wahhh kalau budi besok sabtu gajian harus nyari kontrakan lain nih gak enak juga numpang terus sama ujang” memang rencana awal budi hanya menumpang di kontrakan ujang sekitar 1 bulanan sampai budi menerima gaji nya dan punya cukup uang untuk mengontrak sendiri.
karena waktu itu uang budi hanya cukup untuk biaya hidup saja. dan besok jumat budi sudah gajian, sudah saat nya mencari kontrakan untuk dia pribadi. dan budi pun sebenarnya sudah membicarkan hal tersebut dengan ujang dan mas marmo. ujang sih tidak masalah kalau budi pindah kontrakan yang penting mereka masih berkawan seperti biasa dan ujang masih welcome kalau budi masih mau tinggal di kontrakannya.
dan mas marmo pun demikian, dan mas marmo menyarankan budi. Nanti kalau budi sudah gajian nanti ngontrak saja di kontrkan deret belakang selang beberapa rumah ke belakang kontrakan ini. karena menurut mas marmo kontrakan tersebut adalah masih milik kakak nya mas marmo ya itu pak mulyadi.
setelah berpikir demikian besok sabtu budi berniat untuk mengunjungi rumah pak mulyadi yang tidak jauh dari kontrakan ujang. untuk meminang salah satu rumah kontrakannya barang kali ada yang kosong dan masih bisa di isi budi.
brungggggg teng teng teng… tak terasa motor budi sudah memasuki jalan gang menuju kontrakan. malam itu ketika melewati rumah koh aceek dan ci nana budi seperti melihat koh aceekk keluar dan memanggil-manggil budi…
Koh acekkk: bud… budiii… sini sebntar…
Budi: (dan budi pun menghampiri koh acekkk dan memarkirkan motor vespa nya di halaman rumah koh aceek) ehhh koh iya ada apa ya koh?
Koh acekkk: ehh bud lo orang kan kerja di distibutor printer? gw mau nitip beli 1 printer buat di toko, lumayan kalau sudah bisa pak printer agak kereeen hehe
Budi: ohh itu koh iya itu bisa di atur koh nanti besok budi bawaan printer nya, kokoh mau model yang kaya gimana?
(budi dan koh aceek pun larut dengan obrolan yang seru dari mengenai printer sampai ke obrolan pribadi masing-masing) tak lama dair mereka mengobrol seru, muncul sosok wanita cantik setengah baya dari balik pintu kamar. ya itu ci nana yang masih mengenakan baru tidur satin warna krem dengan sedikit belahan di dadanya.
Koh aceek: ohh iya ma papa jadi lupa, tolong di bikinin minum buat budi ya ma, sekalian bikinin kopi buat papa juga ya… hehe
budi masih terpesona dengan kecantikan ci nana malam itu ci nana benar-benar sexy badannya putih dengan dada yang membusung kedepan dengan lekukan di pingggang membetot ke bawah membentuk bulat ke area pantat di tambah dengan gaun tidurnya yang sedikit transparan sedikit terlihat siluet badannya yang masih cukup indah.
Ci nana: ehh bud mau minum apa? (sambil melirik ke arah budi, mata ci nana turun ke bawah area selangkang budi… ehh itu kontol banget, ci nana sedikit terperangah dan tak terasa memeknya jadi sedikit basah, ketika memperhatikan tonjolan di celana budi)
Budi: ehh susu ci… ehheh maksudnya sama kaya koh acehh kopi tapi pakai susu… kalau ada ci hehe… kalau gak ada kopi hitam juga gak apa-apa.
Ci nana: ehh budi susu di kamar ya bud… hehe menimpali candaan budi..
Koh aceek: makanya bud kawin jadi punya pabrik susu…(malah menimpali candaan istrinya yang sedikit menjurus)
ci nana pun berlalu ke dapur untuk membuatkan minumann… koh aceek dan budi masih asik mengobrol di ruang tamu.
Ci nana: pah ini kopi nya, bud ini kopinya di minum loh udah pake susu tuh heheh..(sambil menyodorkan kopi tersebut ke depan budi sambil badannya di bungkukkan ke depan)
dari situ budi dapat melihat jelas tonjolon yang dari tadi di lihat secara seperti tiga nya kini menggantung indah di depan matanya. besar seperti pepaya yang menggantung di pohon. liur budi seperti menetes di berikan suguhan seperti itu. dari celana kontol budi mengacung keras dengan sempurna. ci nana teperangah kembali…
“ohh koq jadi lebih gede… busettt… tadi aja udah lebih gede dari punya si parjo ini jadi lebih gede.” dari samping mungkin tidak terlihat tonjolan itu tapi kalau dari depan sangat terlihat jelas. posisi saat ini budi saat ini duduk di samping kanan kursi koh aceek praktik koh aceek terhalang tas selempang budi.
ci nana pun sekarang ikutan duduk di samping sebelah kiri koh aceek, sehingga posisinya menghadap kearah budi yang duduk di samping kanan koh aceek. Mereka pun kembali terlibat obrolan seru kali ini ci nana ikutan menimpali di obralan-obralan antara budi dan koh aceek. Muka ci nana agak sedikit memerah saat karena melihat budi memperbaiki posisi celana nya beberapa kali.
iya sebenarnya tadi sebelum koh aceek keluar rumah dan memanggil budi, sebenarnya koh aceek dan ci nana barusan selesai berbungan intim. selepas menyemprotkan peju nya. koh aceek mendengar suara motor budi lalu koh aceek terburu-buru memakai baju dan dengan cepat belalu kedepan rumah, yang tanpa memperdulikan keadaan istrinya yang belum dapat apa-apa.
sehingga pada saat ini ketika ci nana melihat gundukan di celana budi, hasrat bercintanya kembali membludak sudah 1 minggu ini parjo absen mengebor memeknya. jadi bisa di bayangkan betapa gatal nya memek ci nana mendambakan kontol gede dan panjang yang tersaji di depan matanya.
obrolan ci nana dan budi masih berlangsung kini terlihat koh aceek berusaha menahan rasa kantuk nya. dan beberapa kali koh aceek memberi isyarat ke istrinya untuk menyudahi obrolan dengan beberapa kali berdehem dan memperlihatkan arloji nya ke istrinya. ci nana sebernya sudah tahu kalau koh aceek sudah sangat mengantukk, karena biasanya sehabis menyemportkan pejunya di memek luar ci nana koh aceek langsung balik badan dan tertidur mengorok jika sudah demikian ci nana akan mengabari parjo lewat sms beberapa saat kemudian pejantannya akan masuk rumah dan menggantikan posisi suaminya untuk mentuntaskan hasrat sexual ci nana yang cukup besar.
seakan ingin balas dendam ci nana masih saja asyik mengobrol dengan budi, isyarat suaminya di acuhkan begitu saja. hari makin malam keadaan rumah koh aceek semakin sepi, mata koh aceek beberapa kali menutup beberapa kali juga terbuka karena tertawaan ci nana. koh aceek tidak menyadari kalau obrolan candaan ci nana dan budi sudah menjurus ke arah selangkangan.
malam makin larut kini di rungan tamu koh acek yang terasa semakin panas. ci nana dan budi beberapa kali menggoda badan masing-masing. sambil mengeulet “ihh panas ya bud, maklum gak pake ac” ci nana melepas baju tidur luarnya dan menaruh di samping kursinya. sekarang terlihat baju itu semi transparan di bagian dada terlihat dada ci nana yang membusung setengah keluar dengan tali mengikat ke pundak dress mini itu menutupi seperempat pahanya, wowww…
sekarang mbak susi duduk dengan menyilangkan paha di depan budi.
Ci nana: jadi gimana bud body ci ci masih bagus gak? (kembali paha ci nana sedikit mengangkang di depan budi, karena gerakan dari menyilang ke duduk mengangkang kembali gerakan itu membuat dress baju rok bawahnya terangkat sedikit ke atas, dari posisi budi terlihat sekarang memek ci nana yang polos tanpa mengenakan cangcut)
Budi: “breekkk budi melotot kembali wadidaw, njing ci nana minta di ewe tuh bud” (hati budi terus bersorak) wahh ci nana masih top ci pria mana yang bisa nolak ci..(sambil budi berusaha bersikap senormal mungkin, soalnya suami nya ci nana duduk di sampingnya.)
kembali ci nana tertawa mengikikkk… hihii.. “ehh bud ci nana gorengin dulu pempek ya, mau gak? sambil matanya berkidip,” tuh ada pempek di kulkas. “pah mama gorengin pempek dulu ya buat budi.” “iya mah ya sudah sana, jangan lama-lama ya mah” jawab koh aceek (ci nana berlalu ke dapur sambil menggoda budi dengan menggoyang-goyangkan pantat)
sebenarnya koh aceek benar-benar sudah setengah sadar dia duduk menyender di kursinya. dengan mata yang setengah menutup 1 menit kemudian.
Budi: koh budi ikut ke toilet ya koh udah kebelet nih budi, “sambil sedikit memegang kontol nya di balik celananya dan memperlihatkan kepada koh aceek yang sudah tidak memperdulikan budi yang berlalu ke belakang menyusul ci nana yang sudah duluan ke dapur)
Sepeninggal ci nana dan budi, koh aceek benar-benar sudah tidak kuasa menahan kantuknya ia tertidur dengan pulas nya di kursi ruangan tamu nya sendiri. zzzzzz… zzz. z… zz…