2 November 2020
Penulis — jail22
Kontrakan Petak Bag 24 : Suasana desa I
burng… bung cklek. kemudian budi pun memarkirkan mobil itu di depan suatu rumah yang pinggir kanan kirinya hanya kebun dan kolam ikan.. jarak antar tetangga cukup lebar. hingga membuat keadaan area rumah itu cukup private. kemudian mereka pun mulai turun dari mobil dan berjalan ke dalam ara rumah pak mul.
Pak mul: nah ini bud, rumah orang tua pak mul…
Budi: wah asri ya pak enak di sini masih sejuk..
Bu minah: iya gini bud, tapi kalau di sini jauh kemana-mana bud ke pasar aja harus naik motor setengah jam lebih baru sampai.
Lela: tapi di sini enak mas bud… sawahnya masih banyak gak kaya di kota.
Pak mul: ya iya lah lel inikan di kampung. hehe
Ujang: ini rumah pak mul koq ada du bagian gini pak..
Pak mul: oh ini rumah si mbah, dan samping nya itu rumah marmo
Ujang: oh mas marmo rumahnya sampingan ya
Ningsih: ya mas ujang namanya juga di kampung mas.. semuanya pasti deketan.
Pak mul: iya jang tanah di sini mah masih banyak yang kosong jadi yang tinggal bangun aja selesai.
tak lama muncul si mbah yang tua yang sudah sedikit bongkok di dampingi wanita yang cukup manis berpakaian kebaya khas jawa juga seorang gadis abg yang mungkin usianya 14-15 tahun. Pak mul mulai mendekati wanita itu kini pak mul terlihat mencium tangan ibunya. kemudian di ikuti oleh bu minah dan lela anaknya.
Mbak mirah dan mbah mar ibunya pak mul terlihat sangat ramah dan baik, kemudian kami pun mulai menurunkan barang-barang hingga kemudian kamu di ajak untuk makan siang.
sajian sederhana tumis kangkung, ikang mas baby yang di goreng kering, tempe, juga sambel terasi terasa nikmat di makan, membuat kami makan dengan lahapnya. siang itu kami makan di bale belakang rumah mbah mar. bale itu biasanya di jadikan tempat istirahat si mbah kalau habis dari kebun belakang. di samping bale ada kolam ikan gurame yang membuat suasana begitu tenang.
Bagi budi yang sudah kurang lebih 6 bulan tinggal di ibukota nuasa itu membuat dia kembali teringat kampung halamannya, yang biasanya di nyari belut di sawah ataupun bermain bola di lahan bekas kebun cabe.
Sore itu ningsih ijin pamit untuk pulang ke rumahnya yang berada di dusun sebalah selatan dusun tempat keluarga pak mul tinggal. “ning apa di anter pak mul aja rumah kamu kan lumayan jauh juga walaupun dusun tetanggaan? ujar bu minah”
Ningsih: ndak usah bu… ningsih pulang sendiri aja.
Pak mul: jauh loh ning kalau jalan, gimana kalau kamu di anter ujang atau budi aja. kebetulan ada 2 motor tuh 1 punya marmo 1 punya saya. itu bisa di pakai salah satu.
Ujang: iya ning… gimana kalau ujang aja yang anter..
Ningsih: iya gpp kalau memang gak ngerepotin mas ujang.
Ujang: gpp itung-itung jalan-jalan
Sebenarnya ketika pak mul mulai menawarkan ningsih untuk di antar ujang atau budi, mata ningsih langsung melirik budi dengan lirikan tajam dan penuh arti namun baru saja budi mau mengiyakan ujang sudah duluan menwarkan diri. mau tidak mau budi mengalah membiarkan ujang mengantar nigsih di sore itu.
“nah ini kamar yang bisa kamu dan ujang tempati bud selama berada di sini, sekarang kamu istirahat dulu saja… ujar pak mul” menunjukkan salah satu kamar dari 1 bagian rumah sebelah kanan yang terdiri dari 3 kamar tidur 1 ruang tamu 1 dapur dan 1 bilik kamar mandi terbuka. di bagian area rumah sebelah kiri nampak 1 bangunan rumah yang terlihat lebih rapih.
budi menempati kamar yang paling pojok kamar itu berdekatan dengan dapur. suasana sore di desa itu sudah cukup sepi padahal baru sekitar jam 4 sore, sudah 1 jam ujang mengantar mbak ningsih tapi sampai sore ini belum juga balik ke rumah. Hujan di luar turun dengan cukup deras yang sudah turun dari setengah jam yang lalu, hujanitu cukup awet menyirami seluruh bagian desa itu.
waktu itu budi berusaha memejamkan mati tapi masih belum bisa terpejam juga. sore itu cukup gerah juga walaupun di luar hujan turun dengan masih derasnya, hingga kemudian budi memutuskan untuk mandi terlebih dahulu. budi pun keluar dari rumah nya dengan menenteng handuk di pundak. rumah itu terlihat cukup gelap tidak ada satu orang pun di luar kamar.
mungkin mbah mar di kamarnya, dan pak mul dan istrinya sudah tidur karena tadi sudah mulai menguap-menguap, sehabis mengantarkan budi ke kamar. lela terlihat dari tadi siang sudah betah anteng dengan mutih bermain di rumah samping rumahnya mas marmo dan mbak sumirah atau biasa di panggil mbak mirah.
akhinya budi pun berjalan ke belakang melewati dapur hingga kemudian keluar dari pintu kecil di samping kanan rumah. bilik kamar mandi yang di tuju budi berada di belakang di samping kolam ikan sebelah kanan bale peristirahatan yang tadi di pakai untuk makan bersama. letak bilik kamar mandi itu cukup kebelakang terlihat beberap pohon mangga menutupi bilik kamar mandi yang di biarkan terbuka sedada orang dewasa.
ketika sampai di sekitar kamar mandi sayup-sayup terdengar suara kucekan baju bertemu sikat kayu… srekkk srekk srekk.. kemudian budi pun meneruskan langkah nya ke kamar mandi hingga ketika budi duah masuk ke depan pintu kamar mandi… hhahhhhhh budi pun kaget dan orang yang di kamar mandi pun juga kaget…
hahhhh anjrit seperti ketiba melon sore itu di kala hujan masih terun lebat budi melihat mbak sumirah sedang menunduk mengucek baju hanya dengan badan di ikatkan kain jarik saja. perlahan-laan budi merasakan pergerakan di dalam celana pendek nya… sesak dan penuh. mbak mirah terlihat sangat sexy dengan hanya menggunakan kain jarik di lilit ke dada…
Budi: ehhh maaf mbak, maaf tadi saya kira gak ada orang.
Mbak mirah: ahhh tak kira siapa… tahu nya mas budi… hehe
Budi: (masih diam mematung menatap tubuh sintal mbak mirah dari depan pintu.)
Mbak mirah: ah sampean ini piye mas, koq malah diem.. kaya belum pernah liat badan wanita saja.. hehe
Budi: anu mbak… anu budi mau mandi…
Mbak mirah: ya sana mas, mandi di ujung aja… gak usah malu-malu kalau di sini kalau di kampung mah biasa. tapi mirah boleh minta tolong gak sekalian mandi tolong sekalian isiin bak mandi nya donk mas… mirah nanggung lagi ngucek baju…
Budi: (seperti di cocok hidung, budi pun meneruti permitaan mirah) iya mbak, eh mbak kalau sore-sore gini di sini memang selalu sepi ya. (mulai bisa mengendalikan diri dan mencoba membuka obrolan dengan mbak mirah)
Mbak mirah: ya namanya juga di kampung mas… gak kaya di kota kan..
Kemudian mereka pun sudah mulai nyaman saling berbicara dan mengobrol. hingga kemudian mbak mirah pun meminta air yang di ember timbaan budi untuk di arahkan langsung ke salah satu ember yang berisi baju itu… karena tidak terlalu hati-hati air yang di tumpahkan budi ke ember di depan mirah jatuh langsung seketika hingga byur…
air itu langsung menyiprati muka dan badan mbak mirah. karena kaget mbak mirah pun reflek berdiri hingga ikatan jarik di badannya pun terlepas… plekk.. kini budi tidak berkedip memandangi mbak mirah yang hitam manis dengan bentuk badan yang masih aduhai walaupun sudah melahirkan 2 kali di umurnya yang sekrang 31 tahun dadanya terlihat membusung indah dengan pentil susu yang cukup besar, di bawah tampak memek yang subur dengan di tumbuhi jembut hitam yang cukup lebat hingga membuat budi beberapa kali menelan ludah.
ehhhh mas… kemudian mbak mirah pun berusaha menggapai kain jarik nya kembali. budi pun seperti hendak membantu mbak mirah menarik kembali kain jariknya ke atas tumbuh mbak mirah tapi bukannya memasangkan tangan budi yang menarik salah satu ujung kain itu malah menempelkan nya di dada mbak mirah. karena kagak budi seperti meremas dada mbak mirah..
Budi: eh maaf mbak…
Mbak mirah: udah gpp mas… mas nya kalau mau mandi di pojok situ saja. (terlihat pojokan berbentuk, leter L)
Budi: mbak nya gpp kalau saya mandi di situ..
Mbak mirah: gpp mas… wes.. sana sudah biasa di sini mah…
Kemudian budi pun berjalan menuju ke samping pojokan kamar mandi dan membuka baju, “bener juga kata mbak mirah gak keliatan kalau dari sini hanya badannya nya aja yang masih keliatan.. ujar budi berbisik dalam hati ”… byur… sungguh segar air itu menyirami badan budi.. tak dingin nya air tidak lantas mebuat ade budi di bawah untuk kembali tertidur..
Mbak mirah: (terlihat mbak mirah berdiri dan sedikit meregangkan ototnya, cuciannya sudah selesai di cuci. kini badannya sudah lengket kena air sabun dan air hujan) wehhh seger toh mas…
Budi: iya mbak seger banget…(sambil menyabuni badannya, mbak mirah hanya bisa melihat bagian dada budi keatas, bagian bawahnya terhalang dingding yang menyatu dengan bak mandi.)
melihat mbak mirah berdiri kini budi kembali mendapat suguhan gundukan besar di balik kain jarik mbak mirah yang terlihat seperempat menyumbul keluar. kontol nya sudah sangat tegang, hingga kini tangan budi turun ke bawah dan mulai mengocok kontol nya dengan air dan sabun.
Mbak mirah: wah jadi pengen mandi juga, ehh mas nya jangan keluar dulu ya… mirah mau sekalian mandi.
Budi: iya mbak santai wae.
Kini mirah mulai berjongkon dan menghilang di balik tembok… plung terlihat kain jarik minah di taoh di atas tembok.. byur… sepertinya mirah sudah mulai membasahi tubuhnya dengan air dari pancuran ke dua dari mbak mandi. ketika budi sedang asik-asiknya mengocok kontolnya. tiba-tiba ada suara mbak mirah sedikit berteriak
Mbak mirah: ehhh mas minta tolong ambilin sabun yang di tembok situ donk, tadi saya lupa buat ambil.
Budi: ohh bentar ya mbak (kemudian budi pun mengambil sabun itu)
Mbak mirah: ya udah sini mas (telihat tangan mbak mirah kelua dari balik tembok pemisah itu)
entah setan apa yang merasuki budi ketika budi menaruh sabun di tangan mbak mirah bukannya melapaskannya.. malah kini tangan budi menarik tangan mbak mirah kuat dan cepat… hep kontan saja mbak mirah tertarik ke posisi budi berada. bud badan mbak mirah bertabrakan dengan badan budi yang sudah sama-sama telanjang.
Mbak mirah: (masih terpejam) ahhh jangan mas… jangan mas… berhenti. ahhh.. saya sudah punya suami… stop mas.. berhenti.. (mulut mbak mirah terus saja meminta budi berhenti tapi badannya tidak melakukan perlawanan atau pun penolakan)
Kini lidah budi makin keatas, menjilati bagain tengkuk leher dan telinga mbak mirah… hemmm waniat itu mengedesah dan bergetar… sluphhhh mulut budi sudah membetok bibir mbak mirah sluphhhh sluphhh.. ckckkc.. budi masih saja melumat bibir mbak mirah sambil kedua tangan nya meremas dada sekel nya.
hahhhhh mas… gede banget… ujar mirah… sluphhhh spluhhhh sluphh budi kembali melumat bibir mirah, badan mereka saling berada di bawah guyuran hujan yang masih setia turun. kini budi menarik kain mirah yang tadi di sangkutkan diding. lalu budi mengamparkan kain itu di lantai bawah kamar mandi.. mirah pun mulai jongkok di bawah kain jarik itu…
kini mulutnya sudah penuh dengan kontol budi… mulut mirah sudah maju mundur.. melahap batang yang dari tadi sudah keras seperti kayu. plop… budi menarik kontol nya, kemudian budi mulai mengangkang memek mirah.. hhhhmmm terlihat memek mirah yang sedikit kecoklatan dengan jambut yang rimbun menghiasi bagian atas, kiri dan kanan memeknya.
memek itu tampak asri dan meneduhkan… sluphhhhh ckkck sluphhh kini mulut budi sudah berada di selangkangan memek depan mirah… percis seperti memek teh lilis hanay memek mbak lilis lebih terawat dan lebih wangi. memek itu lebih beraroma… tapi aroma semakin membuat budi bergairah.. hingga budipun makin gemas menarik daging memek mirah dengan mulut nya…
sluphhh skkk “ahhh mas sakit.. ujar mirah” ketika mulut budi tidak sengaja menarik jambut hitamnya.. akhirnya setelah cukup basah.. kemudian budi berlutut di tengah selangkangan mirah.. pinggul nya mulai menusuk.. dan blesh… kontol budi sudah masuk setengahnya dengan cukup lancar… cloook clokk clokk clok clokk, budi sedikit menekan keras di pinggulnya…
blesh… akhirnya kontol budi akhinya masuk dengan sempurna seluruhnya… ahhhh penuh banget mas.. ujar mirah… clok clokk clokk clokk budi mulai memaju mundurkan kontol nya di memek mirah.. hujan seperti bukan halangan untuk mereka untuk terus mengayuh kenikmatan masing-masing.. cloook clokk clokk clok plokk plok..
sodokan budi sudah mulai kuat dan cepat… bunyi kecipak air hujan dan cairan memek mirah saling bersautan.. clokk cpokkk clokk plokkk plok… budi masih tanggung memompa kontol nya di memek mirah.. hingga setelah 20 menit mereka bejibaku di lantai kamar mandi… mirah… mengejang… dan meremas tangan budi…
ccrotttt crotttt crotttt crotttt akhinya memek mirah muntah-muntah.. menyirami batang kontol budi… memek itu kembali berdenyut.. setelah 1 bulan ini belum di aduk-aduk lagi oleh kontol suaminya ya itu marmo. mirah mulai membuka matanya… mirah masih merasakan kontol budi masih keras di liang memeknya..
plop budi menarik kontol nya keluar dari memek mirah, kini terlihat budi muntun tangan mirah supaya dudukm kembali budi melumat bibir mirah dengan rakus.. sluphhhh spluhhh.. kemudian mirah di bimbing budi untuk menungging memegangi dingding kamar mandi… kemudian budi merapatkan tubuh nya ke pantat minah…
bleshhh kembali kontol budi masuk liang memek mirah yang masih basah oleh cairan memek mindah tadi… slokk clokk clokk clok plokk… budi memulai kembali ekspedisi nikmatnya di dalam liang memek mirah… clokk clokk clokk dari sodokan pelan clokk clok plokkk sedang plok plok clok clok… hinggga kencang plok plok plok plok…
kontol budi terus menyiksa memek minah dan terus makin masuk semakin dalam.. memek mirah serasa di colok terong besar… penuh dan nikmat… hingga kemudian mirah kembali mengejang dan melolong nikmat… ahhhhh mas… crottttttttt crotttt crotttt crotttt… kembali kontol budi di siram cairan hangat memek mirah…
setelah mirah meneluarkan cairan keduanya kini budi mulai cepat dan kuat memmopa memek mirah.. budi merasakan peju nya sudah antri di ujung kontol nya… hingga satu sodokan keras dan dalam. plok plok plok clok lcok plokk. kemudian budi megejang… ahhhh crotttt crotttt crotttt crotttt akhirnya 4 tembakan peju budi menyemprot dingding rahim mirah keras dan hangat…
hujan sudah mulai reda, plop mirah menarik badannya hingga kontol budi terlepas.. kemudian buru-buru minah memakai kembali baju nya yang tadi di sangkutkan di sisi dingding satunya… tanpa mengeluarkan kata-kata, mirah kemudian berlalu pergi dengan membawa cucianya. matanya seperti sedikit sembab. seperti menyesali apa yang sudah di perbuatnya, tapi tubunya berkata lain tubuhnya merasa lega dan enteng setelah satu bulan ini menahan hasrat keinginan bercintanya.
kemudian setelah itu budi pun melanjutkan mandi nya lalu berpakaian kembali. tak lupa budi mengambil kain mabk mirah tadi budi sedikit mencucinya kemudian menjemur kain saksi bisu pertarungan kontolnya dengan memek mbak mirah itu.
Setelah itu budi pun berjalan kembali ke dalam rumah mbah mar. kontol nya sudah sedikit lega dengan 4 semburan peju yang sudah di tumpahkan di memek mbak mirah. “wah tadi mbak mirah marah gak ya, tapi tadi kayanya mbak mirah menikmati juga… halah memang cewe mah gitu nolak-nolak tapi begitu di rojok kontol jadi enak-enak..”