2 November 2020
Penulis — jail22
Kontrakan Petak Bag 13a: Mata ketiga.
Pagi itu budi kembali ke kontrakannya dengan badan lelah dan mata mengantuk… sambil terus mendorong vespanya memasuki area kontrakan barunya. ahhh untung masih pada sepi, gak enak juga kalau pulang subuh-subuh gini.
Kemudian budi pun masuk ke kontrakannya, telihat sekelebat ada bayangan siluet wanita melihat budi baru pulang. pagi itu setelah tidur beberapa jam kemudian budi pun mandi dan melanjutkan pergi berangkat bekerja, hari itu di lalu budi dengan lancar.
Sepulang kerja, malam harinya budi di ajak main catur sampai tengah malam oleh kang asep sambil main catur mereka kembali ngobrol ngalur-ngidul, terlihat malam itu teh lilis bersikap biasa saja, seakan kejadian tadi pagi tadi tidak terjadi. teh lilis pun kadang ikutan mengobrol dengan kang asep dan budi, akhirnya budi pun merasa lega ternyata teh lilis tidak memberitahukan kejadian tadi pagi ke kang asep, hanya saja tadi kang asep sempat bercerita kalau teh lilis jatoh di kamar mandi.
dan ujang pun keceplosan kalau bertemu dengan teh lilis di belakang saat mereka sama-sama sedang menjemur baju. kang asep pun seperti sedikit mengeryitkan dahi, dan sedikit berbisik ke teh lilis. “neng tadi pagi kamu jemur bajunya pakai baju kan? kan kamu beberapa hari belakangan setelah rumah yang di tempati budi sekarang kosong, kalau jemur sukanya cuman handukan doang !!” ujar kang asep
“iya atuh kang, kan udah di kasih tau akang kalau rumah itu sudah di temoati budi, masa eneng satengah talanjang engke di perkosa si budi atuh kang hehe ujar teh lilis berbohong” dan kembali kang asep bisa bernafas lega, ahh ternyata perasaan saya saja. dan hari-hari berikutnya pun budi sudah mulai beradaptasi, dan tak terasa sudah 1 minggu tinggal di kontrakan barunya budi sudah tahu kebiasaan para penghuni kontrakannya ini.
Rumah deret 4 paling depan atau sebut saja deret pertama yang di isi mak nani, penghuninya yakni mak nani, kalau pagi mak nani sudah berangkat jam 08.00 pagi ke tempat biasa dia bekerja sebagai tungkang urut, dan jam 04.00 sorenya mak nani sudah berada kembali di rumah kontrakannya. kebiasaa ini berlangsung senin-sabtu, minggu nya mak nani libur dan biasanya mak nani akan pergi ketempat anak pertamanya di grogol untuk menengok cucu-cucunya.
Rumah deret 4 yang kedua, yang di isi oleh kang asep dan istrinya. Teh lilis akan berangkat jam 7 pagi dari rumah setiap harinya, kecuali hari minggu dia libur bekerja. Kadang setiap berangkat teh lilis suka di antar kang asep, untuk berangkat bekerja ke pabrik tempat ia bekerjanya selama ini ke kawasan pasar pagi.
Setelah nya kang asep akan kembali kerumah, untuk sekedar melanjutkan tidurnya. karena kang asep memulai bekerja di jam 10.00 pagi, setelah itu dia akan pulang sekitar jam 10 malaman. berbeda dengan istrinya teh lilis karena berangkat pagi teh lilis biasanya sudah terlihat di rumah pada sekitar jam 3 sorean.
teh lilis walaupun bekerja di pabrik tidak ada shift malamnya, pekerjaannya hanya di lakukan pada siang hari. malam nya pabrik tempat teh lilis bekerja mentiadakan kegiatan produksi karena suatu kejadian lampau, yang sudah-sudah banyak terjadi kecelakaan. untuk kang asep walapun tidak ada shift di hari-hati biasa, kadang kang asep harus kebagian jatah masuk di hari minggu.
Rumah deret 4 yang keempat yang di tempati mbak inesh dan adik nya lani. Mbak inesh biasa berangkat bekerja cukup siang dari rumah, mbak inesh bisa berangkat jam 11, atau jam 12 siang. yang kemudian pulang baru tengah malam. lain hal nya dengan lani adik nya, lani biasa pergi kuliah pukul 07.00 pagi dan pulang ke rumah jam 05.00 sore tapi terkadang larut malam juga. ya kalau lani tidak bisa di prediksi mungkin setelah pulang kuliah lani berjalan-jalan dulu dengan pacar atau temannya. 1 yang belum di lihat budi adalah kemunculan suami mbak inesh karena suami mbak inesh biasanya kerumah kontrakan 2 minggu sekali sesuai informasi dari kang asep.
Untuk rumah kontrakan yang terpisah yang di tempati bang danu dan mbak nita serta anaknya. bang danu biasa memulai bekerja berangkat dari rumah sekitar jam 8 pagi, kemudian baru pulang sekitar pukul 3 sore kalau dia lagi shift 1 jika dia shift 2 bang danu berangkat sekitar setengah tiga sore dan baru pulang ke rumah sekitar jam 11 malam.
itu di lakukan setiap hari senin-minggu. dengan jatah libur 2 hari, itupun bergantian bisa di hari kerja biasa atau di pas hari libur sabtu-minggu. Maklum tempat bekerja bang danu adalah sebuah supermarket besar dengan posisi tempat di tempat yang ramai. Untuk mbak nita sehari-hari selalu berada di rumah, kadang kalau pagi mbak nita ke pasar dekat sini, sewaktu bang danu masih belum berangkat jadi ada yang menjaga anaknya yang masih berumur 11 bulan.
ya mbak nita dan bang danu agak telat dalam mempunyai momongan mbak nita baru hamil di umurnya yang ke 31 dan umur pernikahannya yang ke 4. karena sewaktu baru menikah dulu, mbak nita dan bang danu memutuskan untuk menunda dulu punya anak selama 1 tahun karena masih ingin menikmati kebersamaan mereka berdua.
Untuk budi, selama satu minggu terakhir ini budi sedang di sibukkan dengan beberapa pekerjaannya, oleh karena itu kadang budi bisa sampe rumah sampai pukul 7 malam. untuk aktifitas sexual pun masih berlanjut dengan ci nana, karena ci nana baru pulang di selasa malam. budi hanya baru 3 kali dalam minggu itu.
Tak terasa di sabtu itu sore itu hp budi berbunyi dengan keras pertanda ada panggilan telp, di sebrang sana terdengar suara wanitayang tidak asing lagi… ya itu mbak susi..
Mbak susi: halo bud… ihhh sombong sekarang sudah punya hp…
Budi: haloo ehh mbak susi ya… hehe
Mbak susi: gimana kangen nggak bud dengan mbak susi sudah 1 minggu loh gak ketemu?
Budi: kangen banget mbak… budi kangen mpot ayam nya… hehe
Mbak susi: hahah bud… bud… gak jauh dari selangkangan aja… itu mah mbak juga kangen… kengen kontol kamu…
Budi: haha mbak susi sekarang masih di kampung?
Mbak susi: gak koq bud, mbak susi udah di ibukota sekarang masih kerja nih… kalau mbak masih di kampung mah mana tau kamu udah punya hp, nih nomer kamu aja mbak dapet dari ujang.
Budi: ohh gitu…
Mbak susi: kalau kangen nanti jemput mbak donk… kan sekalian nanti bisa kangen-kangenan… hehe
Budi: ahh siap mbak nanti pasti jemput
Mereka pun mengakhir percakapan di telp…
“ahhh dapet lagi nih jatah dari mbak susi ntar malam, wah budi harus istrihat dulu nih bakalan repot juga lantaran sebelum jemput mbak susi harus ngegempur ci nana dulu.. ahh tapi tenga ada obat biru hehe” dan benar saja setelah 2 jam menggempur memek dan anus ci nana jam 10 malam nya budi pergi hendak menjemput mbak susi tersayang.
Malam itu budi dan mbak susi habis kan dengan bersama setelah menjemput mbak susi, budi membawa mbak susi jalan-jalan menikmati malam minggu nya. malam itu mbak susi dan budi kembali pergi menonton, lalau makan-makan. dan kemudian di akhiri pulang kerumah kontrakan mbak susi dan melalui 4 ronde di kamar mbak susi..
Budi pun baru keluar rumah kontrakan mbak susi pada pukul 5 pagi..
Kembali budi berjalan mendorong vespa nya menuju kontrakannya kembali.. namun kali ini budi seperti melihat siluet wanita yang beranjak masuk ke kontrakan paling depan.. ahh apa itu mak nani ya.. hubungan budi dan mak nani sebenarnya baik-baik saja, mak nani juga orang ramah ke ibuan… sudah menganggap budi seperti anak nya.
kemudian budi tidak memperdulikan mak nani dan langsung masuk ke kontrakannya dan tertidur.
Semenjak kembali nya mbak susi dari kampungnya, budi selalu begadang sampai pagi. pergi menggoyang ci nana kemudian pergi menggoyang mbak susi.. sehingga badannya pun seperti remuk karena aktifitas malam yang semakin menguras energi tubuhnya. sehingga seperti pagi itu ketika sudah 3 minggu budi tinggal di kontrkan petak nya.
Kang asep: ehh bud pagi-pagi udah ngudud aja, bagi atuh sabatang hehe?
Budi: ehh kang asep, mangga atuh kang ci ga kasaha wae (sambil menyodorkan 1 bungkus rokoknya)
Kang asep: kumaha bud, udah mulai betah eui tinggal di die? di die mah hente rame bud ciga kontrakan lain, jadi nyaman.
Budi: enya kang enak sepi adem lagi..
Tiba-tiba dari arah samping rumah budi muncul wanita cantik berrambut panjang dengan sedikit cat merah dan berponi, keluar dengan menggunakan baju senam ketat setelan panjang memperlihatkan lekuk tubuhnya yang sempurna dari dada yang membusung ke depan, perut yang lumayan rata serta di belakang pantat besar menungging ke belakang.
Mbak inesh: permisi mas-mas… wah lagi pada ngumpul nih…(menyapa kang asep dan budi dengan ramah)
Kang asep dan budi: iya mbakk (mereka menjawab serentak, mbak inesh pun tertawa tersenyum puas melihat para tetangganya jadi pada horni di pagi hari)
Seketika itu dari rumah depan muncul keluar bang danu.
Bang danu: ehh mbak inesh… mau ngegym ya mbak…(terdengar setengah menggoda)
Mbak inesh: ehh ada mas danu. iya nih, biar gak gendut mas..
Bang danu: apanya yang gendut mbak..
Mbak inesh: perutnya donk mas, kalo yang lain kan udah gede, sambil membusungkan dadanya (sambil ikut tergoda dan balik menggoda danu)
Terlihat danu cuek saja dengan keberadaan kang asep dan budi, mumpung pagi itu istrinya sedang ke pasar ehh ada yang semok dikit langsung meleng.
budi dan kang asep pun terdiam. sambil berbisik kang asep mengobrol dengan budi pela..
Kang asep: gila tuh si danu, udah punya istri cakep masih aja godaain..
Budi: yah kang asep juga samakan kalau ada kesempatan, ntar budi bilangin teh lilis loh
Kang asep: hehe, jangan atuh bud nanti akang bisa gak dapat jatah (kang asep nyegir sambi tertawa)
Ahhh udah ahh ntar inesh gak pergi-pergi jalan… ahh kamu nakal yang mas danu ntar inesh bilangin mbak nita loh… hehe terlihat mbak nita melanjutkan jalannya dan mengakhiri obrolannya dengan danu.
Setelah mbak inesh pergi danu kemudian melengos pergi tanpa menyapa para tetangganya di sampingnya.
Kang asep: ahh sialan gak ada sopan-sopannya tuh si danu..
Budi: udah kang mungkin watak nya sudah begitu.
Kang asep: ehh bud katanya badan kamu lagi gak enak.. kenapa gak minta tolong urut ke mak nani aja, saya aja ama teh lilis pernah di urut mak nani, mantap bud urutannya. dari badan kaya mau coplok sampai jadi seger deui..
Budi: ohh iya ya kang, ahh nanti budi mau ngurut aja lah ke mak nani. emg minggu gini mak nani ada kang? kan biasanya ke rumah anak nya?
Kang asep: enya juga ya bud, tapi cobaan dulu aja bud. siapa tau ada? kalau gak ada ya bukan rezeki kamu dan mak nani lah berarti.
akhirnya budi dan kang asep mengakhiri percakapan mereka, kang asep pun bersiap-siap untuk pergi bekerja maklum dia sedang kebagian piket masuk di hari minggu. dan biasanya minggu gini pelanggan-pelanggannya sudah antri walaupun masih pagi.
Siang itu setelah budi mencuci baju dan juga sekalalian mandi budi berjalan kedepan, terlihat motor kang asep sudah tidak ada. siang itu langit jakarta sedikit mendung dengan butir-butir gerimis mulai turun. rumah kang asep nampak sepi, “ah mungkin teh lilis juga lagi nyetrika di dalam kan kalau minggu kebiasanya memang begitu..
ujar budi dalam hati”. semenjak kejadian budi pertama kali budi bertemu mbak lilis belum pernah teerjadi lagi apapa dengan mereka. budi juga cukup tau diri cukup segan dengan kang asep yang sudah begitu baik kepadanya. budi sudah mengagap kang asep dan teh lilis kakaknya sendiri. kinir terlihat budi berjalan mamasuki halaman rumah mak nani..
siang… tookk.. tookk.. mak nani.. tok tokk budi kembali mengetuk pintu untuk kedua kalinya.