2 November 2020
Penulis — jail22
Ontrakan Petak Bag 43 : Pemenangnya adalah nafsu
Bulan Desember adalah bulan yang penuh kecerian di kala cuaca bulan itu selalu lekat dengan cuaca yang dingin, di wilayah beriklim subtropis ataupun di wilayah iklim tropis. Seperti di negara ini yang beriklim tropis di sepanjang bulan December hujan selalu rutin datang tiap hari hingga setiap selalu sudah mengantisifasinya.
Terlihat sore itu hari kamis umi nisa baru pulang dari salah satu majelis yang di kunjunginya. Kini ia terlihat sedang duduk di dekat jendela di dalam sebuah angkutan umum berbentuk mobil kijang jadul, sore itu ia terus memandangi hujan yang turun dengan derasnya di luar sana. Untung saja waktu itu ia sudah berlari dan masuk ke sebuah angkutan umum yang terlihat sudah mau penuh.
Sebenarya umi nisa tidak perlu berepot-repot naik angkutan umum seperti itu kala ia masih tinggal dengan kak aisyah, di rumah yang besar itu ia sudah di cukupi segala keperluannya. Hingga kemudian ada kejadian yang membuat umi nisa dan umi aisyah salah paham hingga menyebabkan keduanya bertengkar dan umi aisyah memilih mengontrak di kontrakan petak yang ia tinggali sekarang ini.
Sebenarnya kala itu abi usman bisa saja mencari rumah yang lebih besar dan lebih bagus di bandingkan kontrakan itu, tapi umi nisa bersikeras mengontrak di situ karena jemaah majelis nya banyak berada di sekitaran rumah kontrakannya yang sekarang ini. Ketika Umi nisa memlih pindah rumah sebenarnya umi aisyah pun meresa sedih, ia pun sudah meminta maaf kepada umi nisa keduanya pun sepakat untuk kembali bermaafan.
Umi asiyah pun mengajak umi nisa untuk kembali tinggal bersama dirinya. tapi sat itu umi nisa sudah kerasan tinggal dirumah kontrakannya itu dan ia pun berpikir lebih bagus mereka tidak tinggal bersama. kini walaupun mereka tidak tinggal bersama umi aisyah sangat rutin mengobrol dengan umi nisa melalu pesawat telp hingga keduanya pun kembali akrab.
Saat itu umi nisa merasa risih badannya sudah sangat lengket karena duduk berdempetan dengan dua ibu-ibu gemuk yang terlihat tidak mau mengalah memberikan space duduk yang cukup untuk umi nisa. Andai saja tadi ia tidak menolak tumpangan ibu-ibu jamaahnya sore itu pastilah dia sudah pulang di rumah dan saat ini bisa bersantai sambil menikmati hujan di sore itu.
Ketika sedang melamun berandai-andai, mata umi nisa sekejap menangkap sebuah motor yang begitu familar yang sedang di kemudikan oleh seorang pria yang sudah ia kenal. Umi nisa pun membuka jendela angkutan itu sedikit kemudian ia pun setengah berteriak… Bud… budi… karena di depan terhalang oleh angkutan yang lain budi pun tidak bisa mendengar panggilan itu.
Triiingg tringg.. di depan sana terlihat budi mengangkat telp genggamnya yang terlihat basah karena hujan.
Umi nisa: hallo bud (mengucapkan salam)…
Budi: Iya umi… waduh umi kayanya telp nya di waktu yang salah nih, budi lagi keujanan masih di jalan..
Umi nisa: iya umi tahu koq bud… bud… umi di angkutan biru telor asin yang di belakang kamu dua mobil bud..
Budi: (terlihat budi celingukan kebelakang) iya umi budi lihat..
Umi nisa: bud… umi bareng kamu ya ikut bonceng sampai rumah…
Budi: ohh ya udah umi budi tungguin… wah sepertinya bentar lagi mau lampu hijua umi…
Umi nisa: sebentar bud…
Terlihat umi nisa keluar dari angkutan itu dan mebuka payungnya, tak lupa ia pun membayar ongkos angkutan itu. Kini lampu lalu lintas di depan sana sudah terlihat menjadi merah. Umi nisa pun berlari untuk mengejar budi di depan sana. berkali-kali klaksonan kendaraan di bunyikan agar motor budi segara berjalan, tapi budi pun masih tetap diam menunggu umi nisa hingga kemudian..
blug.. umi nisa pun sudah duduk di motornya kini segara budi menarik pegal gasnya dalam.. brungggg tun tung.. Akhirnya mereka pun keluar dari kemacetan itu, sore itu sudah terlihat agak gelap dan hujan dan angin pun bertiup dengan kencang. Hari itu budi tidak ada kuliah hingga ia pun bisa langsung pulang selepas pulang dari kantornya.
brunggg… tuntung… budi pun mulai mengebut karena hujan turun semakin deras. Terlihat umi nisa kewalahan memegang payungnya, hingga ketika budi menambah kecepatannya payung umi nisa tertarik dan terlempar oleh angin. Untung saja payung itu jatuh di kiri jalan hingga tidak terkena orang yang berkedara di belakangnya.
Kala itu umi nisa memegang erat pinggang budi ia takut terjatuh dari motor budi karena hujan turun begitu deras dan motor budi pun melaju dengan cukup kencang, hingga ketika mereka berada di depan perempatan, lampu lalu lintas itu berganti kuning ke merah budi pun tampak kaget dan langsung mengerem sepeda motornya.
duggg.. punggung budi terasa empuk terkenapa payudara besar umi nisa yang sudah tercetak dari dalam gamis merah mudanya yang sudah basah. Kemudian budi berhenti menunggu di depan lampu lalu lintas itu, ketika budi melihat ke kaca spionnya di belakang tubuh umi nisa sungguh sexy karena saat itu umi nisa tidak sadar jilbab lebar nya tadi tertiup angin dan tergeser ke pundak sebelah kirinya hingga saat itu budi leluasa dapat melihat payudara sebelah kanan umi nisa yang yang tercertak nampak besar dalam balutan beha yang terlihat tak kuasa menampung isinya itu.
ahh lagi-lagi saat itu budi kembali berpikiran ngeres terhadap umi nisa hingga lamban di bawah sana kontolnya sudah kembali ngaceng. Saat itu umi nisa terkaget karena tangannya seperti terkena tonjolan budi, kemudian umi nisa pun menarik tangannya agar lepas dari pinggang budi tapi sayang saat itu lampu lalu lintas sudah kembali hijau budi pun langsung melajukan kembali sepada motornya dengan kencang hingga kembali umi nisa seperti mau jatuh dan langsung memeluk pingga budi dari belakang bugg…
kembali gundukan payudara umi nisa terkena punggung budi.. dan saat memegang pinggang budi tanpa sengaja tangan umi nisa meremas gundukan di celana budi… “awww sakit umi… ujar budi” “ehhh maaf bud, umi gak sengaja, Ujar umi nisa” saat itu wajah umi nisa menjadi memerah karena malu dan juga karena nafsunya kembali datang di saat itu.
Rasanya kontol budi saat itu terasa begitu besar di tangan umi nisa hingga kini dia pun larut dalam nafsu syahwatnya yang lama tak tersalurkan. Pentil susu umi nisa serasa mengeras dan di dalam sana memeknya sudah terasa basah dan terasa nyut-nyutan.. hingga umi nisa terkadang bergerak kecil yang membuat setir budi kadang oleng.
Akhirnya setelah beberap menit kemudian merekapun tiba juga di rumah kontrakannya itu. Nampak baju mereka sudah basah sekali, kini umi nisa langsung turun dan entah kenapa saat itu umi nisa mengajak budi untuk masuk ke rumahnya padahal saat itu mereka sudah basah kuyup dan rumah budi hanya ada di sebelahnya saja.
Akhirnya umi nisa pun masuk dan di ikuti oleh budi, saat itu ketiga anak umi nisa sedang tidak berada di rumahnya, 2 hari yang lalu anak-anaknya itu di jemput oleh kakek-neneknya dari orang tua umi nisa untuk di ajak kerumah atau pedepokan pesantren tempat tinggal kakek dan neneknya itu. hingga di rumah itu tampak sepi, terlihat umi nisa yang mulai menyalakan lampu..
tring lampu menyala dengan terang, terlihat baju gamis umi nisa begitu basah hingga kini tubuhnya sudah tercetak jelas dari balik gamis merah mudanya. tidak ingin membuat budi terbengong sepeeti itu, akhirnya umi nisa dengan tergagap mempersilahkan budi duduk menunggu dirinya yang hendak langsung ke kamar mandi.
Saat itu umi nisa pun langsung berjalan ke kemar mandi, terlihat umi nisa mengambil handuk dari jemuran belakang hingga kini langsung melangkah ke kamar mandi. Dalam kegamangannya kini umi nisa mulai membuka seluruh pakaiannya, byuurr byuurr nampak umi nisa sudah membasahi seluruh tubuhnya dengan air dari bak mandi yang dingin.
Tubuhnya mulai terasa segar kembali, kini umi nisa pun mulai menyabuni tubuhnya dengan cepat hingga kemudian tangan umi nisa turun kebawah dan sedikit menggosok bagian memeknya.. ahhhh rasanya nikmat sekali.. tapi buru-buru umi nisa menyudahinya, kemudian umi nisa pun menyegerakan untuk menyelesaikan mandinya.
Setelah mandi umi nisa pun mulai menghanduki tubuhnya, alangkah terkejut nya umi nisa ternyata tadi karena terburu-buru masuk ke kamar mandi ia pun lupa membawa pakaian gantinya. mau tidak mau saat itu umi nisa harus keluar dari kamar mandi itu hanya dengan seutas handuk yang sepertinya akan kewalahan menutupi tubuh telanjangnya.
Saat hendak berlari ke kamar tidurnya, ia tidak memperhatikan pandangannya. Hingga ketika hendak berlari masuk ke kamar tidurnya umi nisa akhirnya harus bertabrakan dengan budi yang tadi hendak menyusul umi nisa ke kamar mandi untuk berpamitan pulang. karena kala itu budi merasa tidak enak hati, sepertinya umi nisa tidak mau keluar dari kamar mandinya dan budi pun memikirkan bajunya yang saat itu sudah basah juga.
Tapi naas sepertinya keadaan harus berkata lain. saat itu umi nisa yang terlihat berlari ketika hendak masuk ke kamarnya harus bertabrakan dengannya. Alangkah terkejutnya budi saat itu, karena bertubrukan dengannya. Umi nisa pun terpelanting ke belakang hingga membuat tubuh umi nisa yang hanya di tutupi handuk itu harus terbuka.
Budi dan umi nisa pun kembali terkejut ada beberapa detik lamanya mereka saling terdiam, seolah waktu saat itu terasa berhenti. Nampak kini kedua buah dada umi nisa yang besar sudah terbuka pentil susunya terlihat mengancung dengan keras dan di bawahnya terlihat memek umi nisa yang di sekitarnya di tumbuhi rambut-rambut halus yang hitam dan cukup tebal.
Beberapa kali budi menarik nafas dan menelan ludah, kini kontolnya kembali berdiri melihat pemandangan yang seperti itu. Umi nisa yang sudah kembali sadar dari rasa keterkejutannya langsung menarik handuknya kembali dan menuputupi tubuhnya kini ia terlihat menundukkan wajahnya yang sangat malu dan mulai berjalan pelan masuk ke kamar tidurnya entah kenapa saat itu tidak ada sepatah kata yang keluar dari mulut keduanya.
tanpa sadar kini budi pun mengikuti umi nisa di belakangnya. Nampak umi nisa kaget ketika membalikkan tubuhnya, kala itu tadinya ia ingin langsung menutup pintu itu tapi saat akan menutup pintu itu terlihat budi yang sudah berdiri berhadapan dengannya. kini budi pun berjalan masuk melebarkan pintu yang tadi hendak di tutup umi nisa.
Saat itu lidah umi nisa begitu kelu untuk berbicara hingga kemudian umi nisa hanya bisa berkata.. “bud…” hingga kemudian budi pun mendekati umi nisa dan mulai merangkul tubuhnya. Entah siapa yang memulai kini mulut budi sudah bertemu dengan mulut umi nisa kedua lidah mereka sudah bertemu saling membelit di dalam sana.
Sluprhhhhhh sluprhhhh ckkckck sluprhhhhhh sluphhhhh merekapun berciuman dengan panas, nafas keduanya sudah mulai memburu kini budi mulai menggerakkan tangannya, tangan itu kini mulai mencopot ikatan handuk yang tadi di kenakan umi nisa. dalam satu tarik kuat kini handuk itu sudah terlepas dari tubuh montok umi nisa.
budi pun melemparkan handuk itu ke bawah lantai sluphrhhrhhhh ckkkkk sluphhh, mata umi nisa terlihat memejam kini tubuh itu tak kuasa lagi menolak gejolak syahwatnya. dengan perlahan kini budi pun melepaskan hisapan mulut umi nisa… kini lidah budi sudah menari-nari di telingan dan leher umi nisa…
hingga beberapa kali tubuh umi nisa pun serasa bergetar… ahhhhhh shhhhhh ahhhhhhhh desahan nafas umi nisa terasa terdengar merdu di kuping budi… kini hisapan mulut budi makin turun dan bermuara di kedua bukit padat milik umi nisa… sluphhhhhhh sluphhhh dengan rakus budi pun menjilati meremas dan memelintir puting susu umi nisa yang telah mengeras sedari tadi…
kini budi memojokkan tubuh telanjang umi nisa ke samping kasur hingga kemudian umi nisa pun tertidur di atas kasur sluprhhhhhh ckkkk sluphhhh ckck kembali umi nisa membalas ciuman budi dengan brutal mata umi nisa masih saja terpejam kini budi pun mulai meremas kuat kedua payudara umi nisa sambil kepala di turunkan ke selangkangan umi nisa…
sluphrhhrhh ahhhhhhh terlihat umi nisa cukup terkejut hingga matanya terbuka… di bawah sana mulut budi sudah penuh oleh daging memek umi nisa mulut budi langsung menyedot habis memek itu beberapa kali tangan umi nisa seperti menyuruh berhenti tapi budi tetap saja konsiten mengobok-ngobok memek itu dengan mulutnya.
hingga kemudian mata umi nisa kembali terpejam tatkala klitoris merashnya di sedot-sedot budi… ahhhhhhh shhhh ahhhhh kini dalam pejaman matanya umi nisa hanya bisa mendesah nikmat… ahhhh shhhhhh sluppp… satu jari budi terlihat mulai mengobok-ngobok liang memak umi nisa clukkkkk clukkkk clukkk kini satu jari lagi sudah masuk menyusul…
terlihat tubuh umi nisa terlihat bergetar dan terus mendesah-desah ahhhhs hhhhhh shhhhh ahhhhh cluk cluk hingga kemudian karena gemas budi pun mengencangkan kocokan kedua jarinya di liang memek umi nisa… kontan saja tubuh umi nisa seperti ikut bergerak-gerak menyambut kocokan kencang kedua jari budi…
hingga kemudian tubuh umi nisa mengejang kaku… ahhhhhhhh crotttt crotttt crotttt akhirnya umi nisa pun melepaskan orgasmenya di tanngan budi. Ploppp budi pun menarik kedua jarinya keluar, terlihat memek umi nisa sudah banjir oleh cairan kewanitaannya. entah karena malu mengakui kenikmatan yang di raih nya barusan, saat itu umi nisa tidak berani membuka matanya, matanya masih terlihat terpejam…
kini hanya terasa hembusan nafasnya sudah mulai ringan. Karena masih memejamkan mata seperti itu umi nisa tidak menyadari kalau kini di depannya masih ada budi, terlihat budi sudah menanggalkan seluruh pakaian yang di kenakannya. Hingga kemudian budi pun sudah mulai mendekatkan kontolnya di tengah selangkangan umi nisa.
slekkk slekkk slek… umi nisa pun terperanjat tatkala ada benda asing yang hendak memasuki tubuhnya. kini matanya seperti terbuka terbelalak melihat dibawah sana kontol besar budi sudah mulai menempel di depan liang memeknya. antara takjub dan ngeri umi nisa hanya bisa menggeleng-gelang dan kemudian bleshhhh ahhhh mata umi nisa kembali terpejam ketika kepala kontol budi sudah mulai masuk…
clekkk clekkk clekk.. ahhhh shahhhh terlihat umi nisa malu-malu kucing menikmati desakan kontol budi yang terasa nikmat… “kepala nya saja sudah begitu nikmat apalagi… nanti… ujar umi nisa dalam benak pikirannya” clekkkkk clokkk clokk clokk.. budi pun mulai mengoyangkan pantat nya maju mundur clooo clok clok clok rasa memek umi nisa begitu peret…
hingga budi pun dengan greget mendorong pinggul nya masuk lebih dalam… blehhhhh awwww… sakit… terlihat sepertiga kontol budi sudah tertelan masuk.. clok clokk clokk clok kini budi memantapkan tusukan kontolnya di liang memek umi nisa.. hingga terkadang umi nisa kembali terbelalak dan kembali memejamkan matanya…
cloo cloo clokkk clokk clok perlahan tusukan kontol budi di memek umi nisa mulai terasa nikmat kembali… sakit yang tadi rasanya sudah mulai hilang… clok clok clok.. budi pun meneruskan kembali pengeborannany… hingga satu hentakkan pinggul budi, blesh ahhhhhhh kontolnya pun tenggelam hilang di dalam memek umi nisa…
kini erangan umi nisa terasa lebih merdu… ahhhh shhhhh ahhhhhhh memek umi nisa terasa penuh oleh batang kontol budi yang besar itu. umi nisa saat itu tidak mau berkata apa-apa lagi kini ia ingin menikmati itu semua… plokk clokk plokk cplokk… memek umi nisa terasa meremas dan menyedot-nyedot kontol budi hingga memek itu sepeti elastis ketika tertarik kontol budi keluar dan kembali turun ketika kontol budi di lesakkan masuk.
ahhhhhhhh shhhhh shhhhh umi nisa saat itu seperti di ajak ke langit ketujuh… setiap sodokan kontol budi.. membuat ia mengerang-ngerang nikmat… ahhhhhh shhhh ahhhh shhhhhh shhhhplokk plokk plokk plokk clokk cplokk plokkk clokk clokk.. plok… batang kontol budi benar-benar sudah hilang kendali..
batang kontol itu terus mengaduk-ngaduk memek umi nisa yang sudah hampir 2 bulan ini tidak menerima tamu. kini memek itu begitu bahagia tatkala kedatangan tamu besar melebihi eskpetasinya… plokk clokkk clokk plokk clokk lcokkk plok… plokk.. plok.. clokk.. sodokan budi mulai cepat dan kuat.. membuat tubuh umi nisa ikut bergoyang karena nikmatnya sodokan itu…
plokk cloookk plokkkc lokkkk clok… hingga kemudian aliran darah di tubuh umi nisa seperti begerak cepat dan berkumpul di satu titik di bawah selangkangannya… hingga kemudian umi nisa pun tidak kuasa menahan gejolak nikmatnya bergerak serentak bagai air bah yang datang dari atas pegunungan. hingga kemudian tubuh montoknya itu mengejang kuat ahhhh…
crotttt crotttt crotttt, tubuh umi nisa masih mengejang… kontol budi terasa hangat tersembur cairan yang begitu banyak… ahhhhhh tubuh umi nisa serasa enteng… kini walaupun masih memejamkan matanya budi dapat melihat satu garis senyuman yang masih di sembunyikan oleh umi nisa.
Kini terlihat umi nisa yang pasrah saat budi membalikkan tubuh nya kesamping… bleshhhh kembali kontol budi mengorek-ngorek liang memek umi nisa yang tadi sudah banjir… plokkk plokkk clokk clokk plokkk… clokk ahhhhh memek umi nisa begitu terasa nikmat bagi budi… walaupun sudah 3 kali melahirnya memek itu terasa masih mencengkram kontol budi…
plokk clokk clokk clokk clokk… umi nisa terlihat lucu beberapa kali pantat ikut bergoyang menyambuk sodokan kontol budi yang bergerak begitu cepat… ahhhhh shhhhh ahhhhhh ahhhh mau tidak mau umi nisa harus mengakui tubuhnya begitu menikmati setiap sodokan kontol budi di memeknya… ia merasa terbang tatkala di sodok kontol besar itu…
kontol yang jauh lebih besar dari suaminya abi usman.. umi nisa tidak pernah merasa senikmat itu kala bersenggama dengan suaminya. kini budi serasa mengajarkan pada tubuhnya arti bercinta sesungguhnya… plokkk clokk clokk clokk plokk… batang kontol budi masih setia memompa liang memek umi nisa yang sekarang terasa makin basah dan becek…
beberapa kali budi mendiamkan kontolnya hingga kemudian pantat umi nisa serasa protes dan terlihat menyodok maju mudur meraih kontol budi… memek itu mungkin sudah merasa nyaman di sodok kontol sebesar itu… plokkk clokk clokk clokk ahhhh ahhhh ahhhh ahh… desahan umi nisa mulai terasa keras memeknya terasa gatal dan juga nikmat di obok-obok batang besar itu…
budi terlihat sudah kewalahan menahan gejolak antrian di batang kontol nya… hingga kemudian satu hentakan pinggul budi menabruk pantat umi nisa begitu dalam… hingga kontol budi pun terasa menyundul dinding rahimn umi nisa sebelah dalam… ahhhh gak kuat… ahhh crotttt crotttt crotttt crottttttt tubuh umi nisa pun kembali mengejang…
ahhhhhhhhh plokk clokk clokk plokk ahhhh umi miiiiiiii budi… plokk clokk clokk clokk crotttt crotttt crotttt crottttttttt kini giliran budi menembakkan amunisi pejunya kedalam rahim umi nisa… kemudian keduanya pun ambruk di ranjang umi nisa.
Saat itu nafas umi nisa masih terengah-engah kecapaian.. tapi tubuhnya begitu sangat ringan hingga umi nisa pun tanpa sadar benar-benar memejamkan matanya dan hilang ke alam mimpinya. Budi masih terlihat tiduran di samping tubuh umi nisa yang terlihat terlelap tidur. mungkin itu adalah pengalaman pertamanya umi nisa bercinta sampai beberapa jam lamanya karena dengan suaminya hanya paling sekitar 10-15 menit saja hingga kemudian suaminya tertidur ketika sudah menyemburkan air maninya.
Melihat umi nisa yang tertidur lelap budi pun mulai bangun dan mengenakan pakaiannya kembali yang masih terasa basah itu, setelah berpakaian budi pun mulai menyelimuti tubuh bugil umi nisa yang baru saja ia nikmati. kemudian ia pun berjalan keluar kamar hingga kemudian keluar dari rumah umi nisa dengan senyuman lebar di bibirnya.
Sebenarnya waktu itu kontol budi masih ngaceng melihat tubuh montok umi nisa yang masih telanjang, tapi karena pengalaman penolakan umi nisa yang kamarin-kemarin budi pun mengurungkan niatnya untuk kembali menyetubuhi umi nisa yang sudah tertidur kelelahan. Sepertinya dengan umi nisa budi harus bertindak pelan-pelan agar umi nisa bisa benar-benar menikmati persetubuhan dengannya.
Lagian masih ada waktu untuk ia dapat kembali menikmati tubuh semok ustazah itu, karena sepertinya ketiga anak umi nisa masih 1 minggu lagi kembali ke rumah itu. dan juga suaminya abi usman masih sibuk dengan lobang barunya, hingga tak memperdulikan lobang-lobang lamanya yang sekarang sudah mulai terisi ular yang lebih besar dan lebih panjang dari kepunyaannya itu.
Silahkan hu selamat bermalam jumatan…