2 November 2020
Penulis — jail22
Kontrakan Petak Bag 44 : Tidak ingin berubah
Kringggg sebuah alarm berbunyi nyaring di sebuah kamar di salah satu kontrakan petak. uphaahhhhhh… terlihat tubuh wanita telanjang hanya di balut selimut tidurnya, sedang mengulet menandakan masih terasa kantuk tubuhnya. Setelah tadi malam terjadi suatu pengalaman lain dalam hidupnya, pengalaman memalukan sekaligus mengasikkan untuk tubuhnya.
Umi nisa, ya itulah sesosok tubuh yang masih berusaha bangun dari tidur nyenyak semalam kemarin. Kini ia pun mulai menyibakkan selimut yang cukup tebal yang dari semalam menghangatkan tubuhnya, terlihat tubuh semok dari seorang ustazah yang biasa mengenakan pakaian longgar dan jilbab syar’i nya kini terlihat bersinar terkenan bohlam lampu yang menyala dari kamar tidurnya.
Tubuhnya masih terlihat ranum di usia nya yang ke 35 tahun, terlihat bongkahan padat di atas dadanya dan di bawah di belakang pantatnya, membuat semua lelaki yang melihat pemandangan itu pasti tak kuat menahan hasratnya untuk menjamah dan menikmati tubuh semok ustazah itu. Terlihat di bawah di bagian selangkangannya masih tercetak bekas sperma kering dari laki-laki yang semalam telah menjamah tubuh indahnya itu.
Bruttttt tak sengaja umi nisa mengeluarkan angin dari bawah pantatnya, dan tak terasa juga karena tadi ada dorongan di perutnya ikut mengeluarkan lelehan sperma bekas pertandingan tadi malam. Umi nisa pun tanpa jijik mengelap sperma itu dengan tangannnya, kini ia sudah terlihat sadar dan mulai mengingat kejadian tadi malam, tanpa terasa wajah umi nisa pun tersenyum indah mengingat percintaan tadi malam dengan tetangganya itu.
Badannya kini terasa enteng dan rilex, tanpa terasa puting susunya kembali mengeras dan memeknya kembali berdenyut. “ahhhhhh apa yang terjadi dengan diriku tuhan, ujar umi nisa..” kemudian ia pun beristigfar dan tidak kembali menuruti hasrat sexualnya kini ia terlihat berjalan ke kamar mandi, kemudian ia pun mengguyur tubuh indahnya dengan air dingin dari bak mandi di subuh itu.
Umi nisa pun membersihkan tubuhnya dengan mandi besar dan kemudia melajutkannya dengan shalat subuh dan shalat taubat. Ia merasa sangat berdosa kepada suamianya tapi tubuhnya berkata lain, rasanya ia tidak sanggup lagi untuk berceramah di depan ibu-ibu pengajiannya untuk mengingatkan menjadi ibu yang baik dan ibu-ibu yang sholeha berbakti kepada suaminya.
Tapi bukan setan kalau mendiamkan keturunan hawa yanga sholeha berserah diri kepada tuhannya seperti itu, setan pun terus membisiki umi nisa dengan bujuk rayu dan saran-saran keburukannya. “ahhh sudah lah nisa apa bedanya dirimu dengan usman yang tiap kali jelalatan melihat wanita cantik yang di temuinya, lihat lah usman sekarang sibuk kan dengan istri mudanya. Hingga usman pun melupakan mu dengan aisyah, biarkanlah usman seperti itu.. sekarang nikmati lah dirimu yang baru… manjakanlah tubuh mu… kamu lebih baik dari usman, dia munafik sedangkan kamu tidak.” begitu lah rayuan setan. umi nisa pun mulai menghapus air matanya kini ia pun membuka mukena putihnya dan mulai merapihkan peralatan ibadahnya.
Terlihat kini umi nisa sedang bercermin di depan kaca cermin besar di balik lemari pakaianya, terlihat ia pun tidak menganakan apa-apa setelah melepas mukena putihnya. Badannya masih terlihat bagus walaupun sudah melahirkan 3 kali, perutnya masih terlihat ramping hanya bongkahan pantatnya makin membesar dan payudaranya makin mengembung setelah 3 kali menyusui.
Beberapa kali umi nisa memutar-mutar tubuhnya, sambil melenggok-lenggok pantatnya untuk mengagumi tubuhnya yang masih bagus di usianya sekarang ini. tapi kemudian dia pun kembali murung mengingat ia adalah ustazah yang biasa mengayomi para ibu-ibu jamahnya, tapi kembali setan membisikan hasutan nya.
“sudah lah nisa menjadi ustazah hanya lah pekerjaan biarkan lah itu menjadi hal yang biasa saja… lihatlah usman terlihat alim dengan jenggot panjang dan pakain muslim nya tapi apa yang ia lakukan.. dirinya hanya menuruti nafsu sexualnya saja.” akhirnya karena bujuk rayu setan akhirnya umi nisa pun bisa kembali tersenyum dan mulai kembali memakai pakaian syar’i nya dan kembali menggunakan jilbab lebarnya.
Seakan setan pun menang umi nisa pun membuang rasa bersalahnya dan mulai menjalani harinya dengan menyongsong keindahan dunia yang fana ini. Kini ia lupa kalau setiap ceramahnya ia pun selalu mengingatkan akan dunia yang fana dunia yang hanya sementara jangan sampai terjerembab atau pun terbujuk oleh rayuan setan hingga ikutan menemani setan di neraka di akhir kelak.
Hari itu satu hari dari kejadian malam yang mebuat umi nisa berubah, umi nisa pun sudah cantik mengenakan pakaian kebaya yang biasa di gunakannya itu. Kini ia terlihat ragu mau menelepon salah satu nomor yang sedara tadi di lihatnya terus di depan layar hp nya. Memang sudah satu hari dari kemarin batang hidung pria yang telah berhasil menikmati tubuhnya itu tidak terlihat di kontrakannya itu, membuat hati umi nisa bertanya-tanya ada apakah gerangan.
Umi nisa: hallo…(mengucapkan salam)
Budi: hallo umi…(membalas salam)
Budi: maaf ada apa ya umi? (suara budi terlihat ragu dan bergemetar, mengingat apa yang telah ia lakukan kepada ustazah tetangganya itu)
Umi nisa: mmmm… gini bud.. umi mau minta tolong boleh…
Budi: minta tolong apa ya umi? kalau bisa budi bantu pasti budi bantu.
Umi nisa: Nanti sore umi ada undangan dari salah satu jamaah umi di pondok gede. Cuman gitu bud.. soalnyakan jauh, kalau kamu ada waktu umi mau minta tolong ke budi buat anter dan jemput umi di sana.
Budi: ohh itu umi, kebetulan sore nanti budi tidak ada kegiatan jadi budi bisa anter umi
Umi nisa: waduh makasih banget ya bud..
Budi: iya gpp umi, nanti jam berapa?
Umi nisa: sesudah ashar bisa bud?
Budi: bisa umi, nanti setelah dari kampus budi langsung ke kontrakan.
Umi nisa: ohh ok budi… makasih ya.. (umi nisa pun menutup telp nya entah kenapa memeknya kembali berdenyut dan gatal di dalam sana setelah menellp budi)
Terlihat hari itu budi begitu senang setelah menerima telp dari umi nisa, ia sudah tidak khawatir dengan umi nisa. Sepertinya umi nisa pun sudah bisa menerimanya. Tapi walaupun begitu budi tetap menaruh hormat kepada uztazah itu dan tidak mau gresak grusuk. Tepat jam 3 sore budi pun mulai meninggalkan kampusnya dan melaju ke arah rumah kontrakannya.
Umi nisa: bud… langsung aja yukk… nanti takut macet..
Budi: ok yuk umi (kemudian budi pun memberikan helm nya ke umi nisa, mereka pun mulai melaju membelah jalan ibu kota, terlihat umi nisa masih malu dan hanya memegangi jaket budi)
Budi: Umi jauh juga ya ceramahnya, koq tumben gak di jemput umi?
Umi nisa: hmmmmm iya bud.. tadi panitia bilang mobilnya lagi mogok, mau naik taxi takut telat… kamu tau sendirikan taxi di ibukota kalau gak tau jalan di puter-puterin (Umi nisa mulai berbohong kini ia tanpa terasa sudah mengikuti bisikan setan)
Budi: ohh gitu, iya umi lagian jalanan sabtu sore gini macet lebih enak naik motor… lebih cepet…
Umi nisa: kamu gak keberatan kan bud… nganterin umi.. kamu gak ngapel… bud.. malam minggu loh.. hehe
Budi: ngapelin siapa umi.. belum ada hehe..
Budi: Umi kok pegangannya gitu… nanti jatoh loh…(kemudian budi pun dengan sengaja menginjak rem nya hingga kemudian umi nisa pun sepert terpelanting ke punggung budi..
Umi nisa: ihhh nakal…
(umi nisa pun tersenyum dan mencubit pinggang budi, kemudian umi nisa pun memeluk erat pinggang budi setelah mereka jauh dari area pusat. Mereka pun mulai asik mengobrol menikmati perjalanan yang cukup jauh bila menggunakan sepada motor, entah kenapa umi nisa lebih memilih menaiki motor budi, meskipun dari pihak panitia sudah menyiapkan jemputan mobil yang nyaman.
Budi: Aduhh umi itu jendolannya kerasa banget… hehe
Umi nisa: hahaha katanya suruh peluk… tapi begitu di peluk protes lagi..(terlihat umi nisa mulai menyender di punggung budi, ia pun sudah relax dan melupakan statusnya.)
Umi nisa: tuh kan ada yang bangun.. hehe
Budi: iya umi… bangun sepertinya kangen umi.(budi pun dengan berani kini menarik satu tangan umi ke atas celana nya yang sudah menggembung.
Umi nisa: ihhhh gede banget…(umi nisa pun tanpa malu lagi meremas kontol budi dari balik kain celananya)
Sepanjang perjalan itu mereka saling mengobrol dan bercanda ria candaan mereka tidak jauh dari selangkangan, tangan umi nisa selalu iseng meremas-remas kontol budi di sepanjang jalan. Kini umi nisa sikap umi nisa sudah berputar jauh 180 derajat dari wanita yang sholeha ke wanita yang haus akan kenikmatan nafsunya, ia sudah tidak malu-malu lagi, sebenarnya budi sudah tidak kuat di remas-remas seperti itu tapi ia masih bisa mengontrol dirinya.
lagi pula sepertinya sehabis pulang nanti ia akan mendapat imbalan yang di inginkannya. Tanpa terasa mereka pun sudah sampai di depan sebuah tempat majelis taklim yang hendak di isi umi nisa. Terlihat budi memepetkan motornya di balik mobil hitam yang terpakir di pinggir tempat itu. Ketika umi nisa sudah turun dari motornya, terlihat budi menarik tangan umi nisa.
Hingga kemudian mu nisa pun mendekat ke tubunya, Umi nisa pun seperti mengerti dan mendekatkan wajahnya ke wajah budi.. sluprhhhhhhhhh ckkckck sluprhhh… ckck… mereka pun berciuman. Hingga kemudian umi nisa pun melepas ciuman budi.. dan hendak berbalik ke bejalan ke majelis itu.. plokk.. budi pun dengan iseng menampar pantat umi nisa…
Umi nisa: ihh kamu bud… udah ahh nanti pulang nya ya… hehe
Budi: siap umi… budi tunggu di sini aja ya…
Umi nisa: iya ya sudah, sabar ya… sayang… hehe
Kemudian umi nisa pun berjalan memasuki majelis itu, di luar budi pun masih duduk di samping motornya. di sebuah speker yang di tempatkan di atas genting terdengar suara umi nisa yang begitu nyaring memberikan ceramah-ceramahnya seputar rumah tangga yang sakinah. Kini omongan dan tidakkan umi nisa sudah jauh berbeda, tanpa sadaer budi pun meremas-remas kontolnya di balik celananya itu.
Hingga tak terasa sudah 1 jam budi menunggu di parkiran itu kemudian dari arah tempat itu terlihat jamah ibu-ibu mulai berjalan meninggalkan area itu. dari ujung sana budi dapat melihat umi nisa sedang berjalan dengan seoarang wanita yang tidak kalah cantik dari umi nisa, pakaian mereka pun hampir mirip sama-sama menggunakan pakaian syari.
Umi aisyah: dek… bareng kakak aja yuk?
Umi nisa: Maaf kak, nisa sudah di jemput.
Umi aisyah: ohh di jemput siapa nis?
Umi nisa: itu mbak… itu tetangga nisa, soalnya tadi buru-buru nisa minta tolong budi.. lagian gak enak juga tadi nisa udah minta dia nunggu.
Umi aisyah: ohh ya udah gpp de, hati-hati ya de.
Umi nisa: iya hati-hati juga kak…(mereka pun saling merangkul berpelukan dan saling bercuium pipi.)
Umi aisyah pun memasuki mobil yang terpakir di samping motor budi, umi aisyah pun memberi salam dan menggukkan kepalanya kepada budi. kemudian mobil umi aisyah pun melaju meninggalkan umi nisa dan budi di pelataran parkir yang sudah mulai sepi. Tadi sebenarnya umi aisyah sedikit mencurigai laki-laki yang menjemput adik angkatnya itu, tapi kemudian ia pun membuang semua pikirannya ia tahu annisa sangat sholeha jadi tidak mungkin sampai berbuat yang tidak-tidak.
Sore itu umi aisyah sengaja mengikuti pengajian annisa istri kedua dari suaminya itu, kebetulan sore itu umi aisyah hendak bertemu dengan seseorang di daerah itu. Jadi ketika annisa mau mengisi di ceramah di majelis yang itu umi aisyah sengaja mendatanginya selain rindu, tadinya umi aisyah ingin mengajak annisa jalan-jalan sambil mengobrol.
Brungggg… terlihat mobil umi aisyah mulai melaju kencang hingga setelah melwati satu jalan utama dan satu lampu lalu lintas ia pun memasuki daerah sebuah perumahan yang berasa di daerah situ. Kemudian setelah memarkirkan mobilnya di depan rumah yang ia tuju. umi aisyah pun mulai berjalan kaki memasuki pelataran rumah yang cukup asri dengan di tumbuhan beberapa pohon mangga dan anggrek.
di depan terdapat kolam ikan yang kecil. Seketika umi aisyah memandangi motor sport warna hijau yang biasa di naiki bagus pacar anak nya. Ya sore itu umi aisyah sengaja mendatangi rumah bagus di pondok gede, karena hari weekend seperti ini bagus tidak berada di kostnya tetapi biasanya dia berada di rumah tantenya di daerah pondok gede ini.
Sore itu umi aisyah ingin membicarakan hubungan bagus dan anaknya dita yang ternyata sudah sering berhubungan badan, umi aisyah saat ini ingin meminta penjelasan dari dito. Hingga ketidak sabarannya akhirnya menuntunnya pergi menemui bagus. Setelah tadi sebelumnya menelopon bagus dan meminta alamat rumah tersebut.
Terlihat rumah sepertinya dalam keadaan sepi, umi aisyah pun perlahan melangkahkan kakinya kedepan rumah. Beberapa kali umi aisyah memberi salam dan mengetuk pintu rumah itu tapi sepertinya penhuninya tidak mau melangkahkan kaki kedepan sana. Kemudian karena ketukan umi aisyah yang cukup kencang itu sehingga pintu yang sebenarnya tidak terkunci itu sedikit terbuka.
sayup-sayup umi aisyah seperti mendengarkan suara lagu dangdut dari dalam. Umi aisyah pun berpikir kemungkinan orang yang berada di dalam tidak mendengar ketukan pintu tersebut karena musik dangdut yang terdengar kencang dari radio yang sedang menyala. Akhinya umi aisyah pun memberanikan membuka pintu dan mulai berjalan memasuki rumah itu.
ketika langkah kakinya yang ke sepuluh umi aisyah sayup-sayup dalam iringan lagu dangdut ia mendengar suara yang khas yang sudah lama ia idamkan. Ahhhhhhh ahhhhh shhhhhh ahhhh mas bagus… nakal aduh mas.. kontolnya bikin memek inem ngilu… plokk plokk plokkk ahhhhh shhh mas bagus… udah nem nikmatin aja mumpung tante lagi gak ada…
ahhhh plokk plokk.. mata umi aisyah seketika terbuka lebar menyaksikan pemandanagn di ruangan tengah bagus sedang menggenjot wanita separuh baya yang sepertinya pembantu di rumah itu… terlihat pembantu wanita itu menungging dan di belakangnya budi sedang mencolok-colokkan kontolnya di memek wanita tersebut..
kontan saja darah umi aisyah mendidih, anatara nafsu dan marah umi aisyah pun kemudin melangkahkan kakinya keluar dari rumah itu dan berjalan cepat memasuki mobilnya. dalam benak umi aisyah menyadari sungguh berengsek si bagus itu, ternyata tidak hanya dengan dita anaknya, bagus pun kini sedang mengenjot pembantu itu.
Akhirnya karena syok dan marah umi aisyah pun menjalankan mobilnya dengan kencang meninggalkan perumahan itu. Dari layar hp nya terlihat nomer bagas menelp ke hp nya, tapi karena masih emosi ia pun tidak mengangkat telp itu, sekarang umi nisa memutuskan untuk ke rumah annisa. Karena dalam keadaan emosi seperti itu hanya annisa yang bisa menenangkannya.
Di sisi lain sebelah barat ibukota terlihat budi dan umi nisa sudah sampai di rumah kontrakannya. Terlihat budi mulai memarkirkan motornya di depan halaman rumahnya, Setelah itu dengan perlahan ia pun mulai menyusul umi nisa masuk ke rumah kontrakanta. Buggg.. ceklek, terdengar pintu rumah umi nisa tertutup dari dalam.
kini budi langsung mendekap tubuh umi nisa yang berada di depannya. Tanpa awalan percakapan apa-apa, umi nisa langsung melahap mulut budi sluphhhhhh ckckkck sluphhhhh ckckkc.. kemudian mereka pun mulai berciuaman dengan penuh nafsu. nafas keduanya mulai memburu… sluphhhhh ckkckckk sluphhhhckckk satu ciumana dalam budi pun kini sudah melepas bibirnya dan kini dengan kuat budi pun sudah menggondong umi nisa yang masih mengenakan stelan hijabnya.
Berjalan masuk ke sebuah kamar yang sudah menjadi saksi persetubuhan mereka 1 hari yang lalu.. blug… budi pun melepaskan gendongannya terhadap tubuh umi nisa kini umi nisa sudah pasrah di atas kasur. Budi pun sekarang sudah melepaskan pakaiannya hingga kemudian kontol besarnya sudah terlihat berdiri tegak seperti tiang bendera.
Terlihat kini budi memberikan kontolnya ke mulut umi nisa, dengan rakus umi nisa pun mulai melahap dan mengulum kontol besar itu dengan mulutnya. sluphhhhhh sluppppp clokkk slupkkk cloookkk clokkk.. sluprhh… umi nisa sudah mulai memaju mundurkan mulutnya memberikan oral sexnya kepada budi. Terlihat pakaian umi nisa terlihat jomplang dengan keadaannya kini.
pakaiaan hijabnya ternyata tidak bisa menyembunyikan nafsu pemakainya… hingga kemudian budi pun mulai membantu umi nisa melepas semua pakaian yang di kenakannya hingga seketika itu umi nisa terlihat telanjang bersama budi. Hingga kemudian umi nisa pun melepaskan jilbabnya dan terlihat rambut umi nisa menghiasi kencantikan tubuh semok yang sudah telanjang itu.
Sluphhhhh ckckckk sluphhh ckckkk kembali mereka berciuman sambil tiduran sambil telanjang. kontol budi terasa menyundul-nyudul perut umi nisa. “Bud… masukin aja lah.. umi udah basah gak tahan… ujar umi nisa” satu anggukan budi. kini terlihat umi nisa sudah mengangkangkan kakinya, terlihat budi sedang menempatkan kontolnya di depan memek umi nisa yang sudah basah…
clekkk.. clekk.. clek… beberapa kali kontol budi meleset hingga kemudian satu dorongan kuat tepat di tengah memek annisa.. kontol budi pun masukk.. setengahnya… blesh… ahhhh… umi nisa seperti masih tecengang.. memeknya serasa penuh walaupun hanya setengah batang kontol budi yang memasukinya…
clokkk clokk.. clokk.. kontol budi mulai keluar masuk memompa memek umi nisa… mata umi nisa terpejam menikmati setiap sodokan kontol budi… dan membuka kembali saat budi menarik kontolnya… plokkk plokk lcokkk clokk.. clokk.. hentakan kontol budi membuat tubuh umi nisa melayang-layang… ahhhhhhh enak banget bud…
tanpa terasa umi nisa pun mulai mendesah nikmat… ahhhhh plokk plokk cloook.. clok… hingga satu sodokan kuat… kontol budi pun amblas semua di liang memek umi nisa… ahhhh dalem banget bud… sakit tapi enak.. ahhhh plokk plokk clookk clokk plokk clokk… plok… clok… kini budi mulai merasakan nikmat di kontolnya setelah kontol itu berhasil masuk seluruhnya..
hujaman kontol itu makin cepat dan kuat, menyodok memek umi nisa yang sudah basah. plokk clokk clokk clokk… plok… ahhhhh… sshhhhh ahhh… enak bud… plokk clokk clokk clok… dalam bayangannya umi nisa membayangkan kontol abi usman dan membandingkannya dengan kontol budi.. umi nisa seperti tersenyum kecup mengingat abi usman, sekarang ia tidak membutuhkan kontol kecil itu..
ia sekarang mendapatkan kontol yang 3 kali lipat lebih besar dari kontol suaminya itu. plokkk plokk.. clokkk clokk clokk.. terlihat budi makin gemas memompa memek umi nisa.. hingga satu sodokan kuat. plokk clokk clokk clokk plokkk.. tubuh umi nisa seperti terguncang hebat, kemudian tubuh itu seperti mengejang…
dan satu pekikan umi nisa membawa ia kembali melayang menembus puncak kenikmatan yang tidak pernah di raih dari suaminya, memeknya terasa penuh.. rahimnya serasa tersodok dalam oleh kontol budi… ahhhhhhhhh bud… gak kuat… crotttt crotttt crottttttttt crotttt… sore itu umi nisa kembali mendapatkan orgasme yang di idamkannya.
Budi pun dengan baik hati memberikan umi nisa waktu untuk beristrihat sejenak sambil menikmati mulut sexy umi nisa dengan mulutnya yang rakus.. slyuphhhh sluphhhh ckckckk sluphhh… ckckkc… mereka pun berciuaman dengan rasa nikmat. di bawah sana kontol budi masih tertanam di dalam memek umi nisa..
kontol itu seperti terus menyundul-nyudul dinding rahim umi nisa walaupun keadaan diam. Hingga kemudian nafsu umi nisa pun kembali merambat di dadanya.. “bud.. umi di atas ya..” kembali budi hanya menangguk dan kini membantu umi nisa berdiri dan menduduki kontolnya… blesh… kontol itu kembali masuk di memek umi nisa…
terlihat wajah umi nisa begitu liar.. tubuhnya terus beruncang-guncang terlihat kedua payudara besar umi nisa yang menggantung ikut berguncang kekiri dan kekanan.. seiring kocokan memeknya di batang budi… plokkk clokk clokk clokk plokk… ahhhhhhh enak.. gede bud… ahhhhh plokk plokk clokk clokk umi nisa terus bergerak naik turun memompa kontol budi.
gerakannya begitu indah meliak liuk… kontol budi serasa di peras hebat oleh memek umi nisa.. plokkk clokk clokk clokk plok… kocokan memek umi nisa mulai terasa cepat di batang konol budi… seakan ingin membalas budi.. kini memek itu terasa sangat memanjakan kontolnya.. ulekan ulekan dari umi nisa membuat aliran darah budi berkumpul di batang kontol nya..
pkokkk plokkk plokk.. plokk.. clok… clokk umi nisa tidak memberikan kontol budi waktu untuk bernafas memek itu terusa saja melumat-lumat kontolnya… ahhhhhhh shhhhhh ahhhhh ahhhh enak banget bud… plokkk clokk clokk. clokk.. kini kepala budi terlihat mengunyah pentil susu umi nisa.. hingga kemudia umi nisa pun kembali merasakan geli dan nikmat di dalam memeknya…
“aduh.. bud… umi udah di ujung… plokkk pkokkk” yukk mi budi juga sama… hingga kemudian satu hentakan memek umi nisa.. langsung ambyar menyemburkan cairannya kembali keluar membanjiri kontol bud… crotttt crotttt crotttt crotooooo… setelah itu tubuh seolah bergetar hebat dan budi pun menyusul semprotan nikmat memek umi nisa dengan beberapa kali semprotan peju kental dari dalam kontol nya…
cortttt crotttt crotttt crotttt ahhhhhhh akhirnya meraka pun ambruk… kini tubuh semok umi nisa seperti kehilangan energinya dan lemas di atas tubuh budi yang kekar. Umi nisa pun tertidur di pelukan budi.. kemudian umi nisa menyandarkan kepalanya di dada budi hingga kemudian sluphhhh ckckckn sluphhhh ckckckk sluphhh kembali setelah orgasme hebatnya keduanya kembali berciuaman dengan rasa nikmat yang tidak bisa di ucapkan dengan kata-kata.
Trang brakkk… terdengar suara pas bunga yang pecah di ruangan depan kontrakan rumah umi nisa. Ya saat itu karena setengah berlari tadi umi aisyah tidak berhati-hati hingga tanpa sengaja menyenggol pas bunga itu. Ternyata sedari tadi pergumulan budi dan annisa sudah di saksikan oleh umi aisyah. Saat itu umi aisyah setelah dari rumah tante bagus memutuskan untuk curhat kepada annisa tapi betapa kagetnya umi aisyah niatnya untuk mendapat siraman rohani dari annisa malah menyaksikan siraman peju di memek adik angkatnya itu.
Kembali umi aisyah merasa syok.. tapi saat itu umi aisyah pun terlihat menikmati pemandangan pergumulan annisa dan pemuda tetangganya itu. Umi aisyah kembali kaget ketika melihat ukuran kontol budi… yang benar-benar super… ternyata kontol budi jauh lebih besar dari kontol bagus dan sangat jauh lebih besar jika di bandingkan dengan suaminya itu.
hingga kemudian umi aisyah pun memutuskan untuk mengintip kegiatan yang di lakukan adik angkat nya itu.. hingga beberapa waktu kemudian umi aisyah pun ikut sanyut menyaksikan sodokan kontol besar pemuda itu di liang memek annisa.. hingga umi aisyah pun tidak kuat menahan birahinya.. satu tangannya terlihat meremas-remas payudaranya dari luar bajunya..
dan salah satu tangannya masuk menyibak rok panjang nya di dalam sana tanga itu mulai masuk dan menggeser celana dalam gstring yang di kenakannya dan mulai mencolok-colokan tangannya sendiri.. clokk clokk clok lcok.. ahhh betapa beruntunya annisa ia sudah mendapatkan kontol yang besar itu.. sepertinya kontol itu tahan lama pula…
hingga ketika tubuh umi annisa dan pemuda itu bergetar memek aisyah pun tak kuasa menahan gejolak alirannya… crotttt crotttt crotttt akhirnya umi aisyah pun orgasme dengan tangannya sendiri.. hingga kemudian ia pun mulai merapihkan pakaianya dan setengah berlari hendak pergi keluar rumah itu tapi naas gerakan rok nya itu mengenai salah satu pas bunga di ruangan depan rumah annisa…
Hingga seketika umi annisa dan budi pun seperti kaget kemudian budi pun terbangun dan hendak melihat kedapan, tapi saat itu budi tidak menyaksikan siapa-siapa. dalam benak budi itu mungkin tikus.. soalnya pintu depan rumah itu masih tertutup. Akhirnya budi pun memutuskan kembali ke kamar, di dalam sana sudah menunggu tubuh semok umi nisa untuk kembali di nikmatinya.
Brunggggg… kembali umi aisyah.. menginjak kuat pegal gas mobilnya kembali hari itu ia melihat pemandangan yang seharusnya di lakukan suaminya dengan istrinya-istrinya termasuk dengan ia dan juga annisa. Dirinya masih syok atas perbuatan bagus, di tambah lagi adik angkatnya yang juga istri dari suaminya sudah bermain serong dengan pemuda tetangga kontrakannya.
Umi aisyah tidak habis pikir dengan annisa, ternyata di balik ke alimannya ternyata annisa juga binal. Akhirnya karena mengemudi begitu cepat dalam setengah jam malam itu aisyah pun sudah sampai di rumahnya. lagi-lagi ia mendapati suaminya abi usman belum mau pulang juga. Anak-anaknya terlihat tidak ada di rumah malam itu.
Bi iroh: ni, kenapa ya ibu koq cepet-cepet gitu ke kamarnya… mukanya kayanya merah gitu..
Rani: lagi dapet kali mak…
Bi iroh: ahh kamu ini sok tau..
Rani: ya si emak nanya tapi sewot.. udah ahh rani mau kedepan aja.
Bi iroh: ehh rani kamu mau ke pos satpam ya..
Rani: ehhh emak koq tau…
Bi iroh: kamu ini kerjaannya ngewe melulu.. udah ayukk.. bantuin emak masak.
Rani: ahhh emang emak gak suka, orang kemarin rani lihat emak lagi di ewe den bagus…
Bi iroh: hushhhh rani jangan kenceng-kenceng..(akhirnya bi iroh pun menbiarkan rani pergi keluar menghampiri pacar di pos satpam depan)
byuuuuurrrr dari dalam kamar mandi yang cukup luas itu terlihat tubuh indah umi aisyah sedang tergyur oleh shower kencang yang di hudupkan, lagi-lagi ia terus berpikir.. yang di pikirannya hanya kontol-kontol dan memek. Ia masih tidak habis pikir dengan kelakukan bagus, dan tidak habis pikir dengan apa yang di lakukan adik angkat nya annisa.
Tapi dalam siraman air shower itu pikirannya sudah agak tenang. Dalam benaknnya aisyah berpikir memang annisa di umurnya sekarang ini pasti masih mendambakan sodokan-sodokan kontol di memeknya itu. wajar saja selama hampir dua bulan ini suaminya tidak memberikan nafkah itu kepada annisa dan dirinya.
Ia pun tidak menyalahkan annisa atas tindakannya itu. Lagian siapa yang tidak tahan di dekatnya tinggal ada pemuda gagah dengan kontol besar yang siap menggantikan peran abi usman itu. Kini umi aisyah pun terlihat berjalan masuk ke kamarnya tanpa mematikan shower dengan di balut handuk ia pun berjalan ke lemarinya untuk mengambil benda yang selama ini jadi peripur rara nya..
lagi-lagi ia pun kembali mengambil dildo silokonnya dan mulai kembali masuk ke kamar mandi nya.. ia pun kembali masuk kedalam guyuran shower.. sambil memasukkan dildo itu kedalam memeknya clokkk clokk clokk clokk terlihat tangannya begitu mahir menyodokkan dildo silokan itu kedalam memeknya… ahhhhh shhhhh ahhhh..
clokk clokk clok.. mata aisyah mulai terpejam… clookk clokk clokk ahhhhh kontoll… clokkc lokk hingga kemudian… tubuhnya bergetar… ahhhhhhhh aku butuh kontol besar… crottttttttt crotttt crotttttttt kembali umi aisyah orgasme oleh dildo silikonnya. dildo itu masih kalah jauh dengan kontol yang di nikmati annisa.