2 November 2020
Penulis — jail22
Kontrakan Petak Bag 41 : Godaan gejolak hasrat anak manusia
Hari itu tepat sudah satu bulan setengah dari pernikahan abi usman denga istri keempatnya. kini abi usman tidak pernah mengunjungi istri ke duanya itu, Umi nisa mulai tersiksa gelojak nafsunya yang kadang melunjak ketika ia tidak melakukan aktifitas apa-apa. oleh karena itu sekarang umi nisa selalu giat menyibukkan diri dengan mengikuti kegiatan di masjid dekat rumah rumah mpok minah.
Dengan begitu umi nisa bisa cukup mengikis hasrat sexualnya yang sudah lama meronta-ronta. walaupun ia seoarang uztazah teteap saja ia juga manusia biasa yang tidak luput dari godaan setang yang terkutuk. Budi pun kini semakin lengket dengan anak-anak umi nisa. hingga kini umi nisa tidak perlu khawatir bila meninggalkan anak-anak nya itu sendirian di rumah.
Seperti biasa setelah kegiatan yang menyibukkan dari senin sampai jumat, kini budi selalu terlihat santai di rumah umi nisa. Ia selalu dengan senang hati mengajar anak-anak umi nisa pelajaran yang hendak di pelajarinya di sekolah. Budi sudah terbiasa dengan mereka hingga tanpa sadar kini anak-anak umi nisa terbiasa memeluk budi dan menyangi nya seperti sosok kakak laki-laki.
Saat itu seperti biasa selepas les singkatnya naya selalu saja senang bercengkrama dengan budi, ketika itu umi nisa dan juga mia sedang keluar rumah karena umi nisa sedang mengikuti tausiah di rumah tetangganya mpok minah. saat itu di rumah hanya ada naya, budi, dan nara. tampak nara sedang tertidur di kamar sebelah kamar tidur umi nisa, kamar itu memang di tempatkan untuk di tempati anak-anaknya kala malam.
Kala itu budi sedang menonton tv sambil menyender duduk selonjor di atas karpet dan menyender ke tembok, ruangan dengan umi nisa memang cukup luas hingga bisa di tempati karpet tebal di bawah dan kursi sofa di sebelahnya. Nampak naya duduk di samping budi sedang bersemangat bercerita. Hingga kemudian naya pun memandang budi dan mulai kembali berkata.
Naya: om budi… rasanya pacaran itu seperti apa sih?
Budi: ehh koq naya masih kecil sudah ngomongan pacaran…
Naya: hmmm naya bingung aja soalnya om…
Budi: memang naya bingung kenapa?
Naya: naya bingung di sekolah ada yang nembak naya ngajakin naya pacaran…
Budi: (uhukkkk, seperti tersedak budi pun terbatuk seketika) ahh naya, kamu masih kecil gak boleh pacaran nanti dosa, pacaran hanya boleh di lakukan orang yang sudah besar.
Naya: ohh dosa ya om.. ihh naya jadi takut, ternyata temen naya banyak yang berdosa ya om.
Budi: nah itu contoh yang tidak baik naya… jangan di ikuti ya.
Naya: hhhmmm gitu ya om, iya deh om… kalau om budi sudah pernah pacaran?
Budi: hmmm gimana ya jawabnya.. pernah sih nay.
Naya: ohh om budi jadi sering telajang bareng donk sama pacarnya.
Budi: ehh koq telanjang bareng, memang naya pernah lihat yang pacaran
Naya: pernah om, waktu itu naya kebangun malam-malam terus naya denger dari kamar umi dan abi suara yang berisik gitu om..
Budi: hahhh suara berisik gimana nay?
Naya: iya suara berisik gitu om.. akhirnya maya buka pintu kamar abi ama umi sedikit, maya lihat umi sedang tiduran terus abi lagi masuk-masukin itu nya abi ke itunya umi om… kayanya umi kaya kesakitan tapi teriak-teriak kaya enak gitu.. terus abi seperti terdengar ngomong gini om… “wah tempik umi masih enak ya…
Budi: terus… terus gimana nay?
Naya: yah jadi lah malam itu abi marah ama naya.. terus naya di suruh kembali ke dalam kamar.
Naya: naya kan masih penasarankan om, terus naya nanya deh ke umi. tadi malem umi lagi apa? terus umi jawab lagi pacaran ama abi.
Naya: ohh jadi ternya gitu ya om…
Budi: (budi yang masih terkesima mendengar penuturan maya) iya makannya naya jangan pacaran dulu ya. nanti kalau sudah besar naya baru boleh deh pacaran…
Naya: yeyyy ahh kalau sudah besar naya mau pacaran ama om budi aja…
Budi: haduh… hehe
Kini naya pun terlihat tiduran di pangkuan budi, terlihat naya masih semangat bercerita hingga kemudian budi yang sibuk nonton tv hanya mengelus-ngeluas kepala naya. hingga tanpa sadar kerudung maya terlepas karena ulusan tangan budi yang tadi tanpa sengaja melepaskannya. kini tampak rambut maya yang hitam dan panjang sebahu di ikat kebelakang kini maya tampak cantik tanpa kerudung penutup kepalanya.
budi tanpa sadar melihat ke wajah naya dan kembali mengelus lembut kepalanya yang kini tanpa penutupnya itu. rambut naya begitu halus dan wangi. naya pun seperti terdiam dan melihat kearah budi.. dada nya seperti mengeras. kini tampak dari baju panjang yang di kenakannya budi dapat melihat juga tonjolan dada yang abru mulai tumbuh.
Akhirnya waktu itu budi memutuskan ke kamar mandi untuk buang air kecil, selepas buang air kecil kini tegangan di bawah celana sana sudah mulai berkurang. naya terlihat tertidur di bawah karpet sepeninggal budi ke kamar mandi, wajahnya begitu teduh tertidur dengan pulas. Akhirnya budi pun kini menggendong naya untuk pindah ke kamar tidurnya.
saat itu tangan kirinya terasa empuk terkena pantat kecil naya. tapi saat itu buru-buru budi membuang pikiran yang tidak-tidaknya. dan kini meletakkan naya bersebelahan dengan nara di pinggir kasur. muaphhhh nampak budi mencium kening naya dengan rasa sayang, kini ia tidak ingin berada lama-lama di kamar itu akhirnya ia memtuskan untuk kembali ke ruangan depan menunggu umi nisa kembali pulang.
Hari itu sudah menjelang malam terlihat umi nisa dan mia sudah kembali ke rumahnya, terlihat budi masih tetidur di ruangan depan. umi nisa pun tidak berniat membangunkan budi, dia hanya tersenyum dan terus berjalan ke arah kamarnya. Hari itu cukup cerah langit ibukota yang biasanya gelap karena hujan kini cerah dengan bertaburan bintang.
Kini waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam, akhirnya budi pun terbangun karena suara mengaji dari kamar umi nisa, lambat laun budi pun membuka matanya. tampak kini naya sedang mengajari adik-adiknya mengaji. budi pun kemudian duduk dan mendengarkan mereka. hingga kemudian umi nisa sudah selesai mengaji dan menghampiri budi di depan sana.
Umi nisa: bud kamu sudah bangun? tadi kayanya kamu pules banget mau umi bangunin jadi gak tega.. hehe
Budi: maaf umi tadi budi ngantuk sekali.
Umi nisa: Bud makan dulu yuk… tuh udah umi siapin, tadi sepulang dari tempat tetengganya mpok minah tadi umi sempetin beli nasi goreng.
Budi: waduh jadi repotin umi
Umi nisa: udah kaya ama siapa aja? yuk makan.
Akhirnya mereka pun makan di ruang tamu depan sambil menonton tv terlihat budi dan umi nisa mulai mengobrol asik. Umi nisa malam itu begitu lepas tertawa terpingkal=pingkal karena banyolan-banyolan yang di lontarkan budi hingga kini ia begitu nyaman berada di samping budi. Sebenarnya bukan tidak tahu budi juga sedikit memperhatikan umi nisa ketika ia beberapa kali mencuri-curi pandang ke bawah selangkangan budi yang saat itu kembali mengeras karena cerita umi nisa tentang kehidupannya dulu dengan abi usman sewaktu masih tinggal bersama dengan istri pertamanya ka aisyah.
Entah kenapa nisa dengan santai menceritakan itu semua yang sebenarnya cukup tabu. hingga ia pun kadang-kadang keceplosan mombocorkan rahasia rumah tangganya. saat itu umi nisa keceplosan berkata kalau ia dan kak aisyah istri pertama abi usman pernah melayani abi usman bersama-sama. entah kenapa saat itu umi nisa jadi menceritakan itu mungkin karena ikut hanyut dengan obrolan budi.
Kini malam sudah larut dan anak-anak umi nisa terlihat sudah bergeletakan tertidur di karpet ruanagn depan itu. dengan telaten budi pun membantu mengangkat satu persatu anak umi nisa yang salah satu nya sudah beranjak remaja. pegg.. kembali budi menggendong naya… dan kini kembali budi menidurkanya di samping nara dan mia.
Umi nisa: hemmm udah ya malem bud…
Budi: (seperti mengerti kalau ia sedang di usir secara halus) ohh iya ya udah umi budi pamit pulang dulu ya..
Umi nisa: hemmm maaf ya bud…
Budi: gak apa-apa umi budi santai koq…
Akhirnyanya budi pun keluar dari rumah umi nisa baru saja melangkahkan kaki dua langkah, trangggg byarr awwwww terdengar seperti bunyi gelas pecah dan suara umi nisa yang mengaduh sakit. seketika itu pula budi pun langsung kembali masuk ke dalam, terlihat umi maya menjingjitkan kakinya yang berdarah karena terkena pecahan gelas yang hancur di bawah sana.
Budi: waduh umi kenapa?
Umi nisa: ahhh tolong bud.. kaki umi nisa kena pecahan gelas..
Akhirnya waktu itu budi pun memapah umi nisa menjauh dari pecahan gelas, kini umi nisa meminta budi membawanya masuk ke dalam tempat tidurnya. terlihat di dalam asana ada ranjang lebar dan beberapa lemari baju. Tampak umi nisa memandu budi untuk menemukan kotak p3k yang berada di dalam salah satu lemari.
kini budi seperti menarik satu pecahan gelas yang masing mencap di kaki umi nisa.. plegg awwww.. serr… terlihat budi berhasil menarik satu pecahan kaca itu, dari lubang bekas pecahan kaca itu mengalir darah segar di kaki umi nisa.. budi segalas membersihkan darah itu… awwww.. sakit bud… terlihat budi memberikan alkohol di luka itu hingga kemudian budi pun mengolehkan banyak betadine lalu ia pun dengan cekatan membungkus kaki umi nisa dengan perban yang ada di kotak itu.
hahhhh terlihat umi nisa sudah melasa lega kini kaki nya sudah bisa di tangani, terlihat budi masih memegang dan memijat-mijat kaki umi nisa. karena posisi umi nisa duduk di atas tempat tidur dan budi duduk di bawahnya.. budi dapat melihat pemandangan halus dari paha mulus umi nisa.. perlahan pijatan budi merambat keatas…
dan berubah menjadi rabaan… umi nisa pun seperti sudah terbuai dan tidak menyadari pergerakkan tangan budi.. saat itu umi nisa masih mengenakan mukena putih nya, hingga kini budi pun menyingkapkan mukena putih umi nisa yang berada di bawah sana… mata umi nisa serasa terpejam menikmati sentuhan tangan budi di bawah sana..
kini mukena bawah umi nisa sudah tersibak hingga paha atasnya.. hingga kini budi dapat melihat cangcut putih yang di kenakan umi nisa.. telrihat umi nisa masih terpejam… kini budi dengan inisiatif mendekatkan wajahnya ke wajah umi nisa.. hingga kemudian bibir mereka saling bertemu… masih tanpa sadar umi nisa sambil memejamkan mata ikut terbuai oleh lumatan bibir budi.
tampak umi nisa begitu di bakar birahinya yang sudah lama tidak pernah tertuntaskan. umi nisa tampak mebalas lumatan bibir budi… terlihat budi sambil melumat bibir umi nisa ia pun menyibak mukena atasnya hingga kini tampak beha hitam yang kini sudah di lepaskan budi.. setelah beha itu lepas budi pung langsung meremas-remas dada montok umi nisa..
ahhhhhh uhhhhhh… kini terlihat budi sudah menjilat telinga leher dan kini turun di kedua payudara besar umi nisa… tubuh umi nisa serasa bergetar… sluphhh slupppp clupppp lcup… budi tampak gemas memainkan kedua bukit payudra besar umi nisa.. hingga beberapa kali mengigitnya.. dengan gemas…
Umi nisa pun terdengar beristigfar bekali-kali… kini ia tidak tau harus berbuat apa akalnya seperti kembaki ehhh bud… plak… entah kenapa saat itu umi nisa menampar budi, padahal tadi budi pun tidak memaksa umi nisa untuk melakukan itu malahan umi nisa pun tadi terlihat bersemangat bercumbu dengan budi…
“hmmm maaf umi tadi budi tidak sengaja. ujar budi”. terlihat budi meminta maaf kepada umi nisa, budi sangat merasa bersalah telah berbuat seperti itu kepada umi nisa. tadi pun sebenarnya budi tidak sengaja melakukan itu dirinya hanya terbuai ketika dari bawah melihat pemandangan lembah umi nisa dari balik celana dalamnya…
Akhirnya budi pun dengan terpogoh-pogoh berlari keluar dan kini benar-benar keluar dari rumah milik umi nisa. kini budi kembali masuk ke rumah kontrakannya denga rasa bersalah karena telah melecehkan ustazah itu. AKhirnya malam itu budi memutuskan untuk mandi lalu ia pun menyalakan motornya dan entah pergi melaju kemana.