31 Oktober 2020
Penulis —  Mekiver

Ibu Pura Pura Diam

Joko tak berucap kata sepatahpun matanya nanar mengagumi atikah yang berdiri bugil dan malu malu di depanya, wajahnya yang cantik, dadanya yang menggelembung padat nampak menggantung menggiurkan, perutnya yang rata dengan sedikit cembung di bagian bawah khas wanita yang telah beranak dan rambut kemaluan yang terpotong rapi, pahanya bulat kokoh dan terkesan berotot, “sempurna” batin joko, atikah yang diperhatikan dari tadi jadi jengah juga, walaupun perasaan bangga di hatinya tak dapat disembunyikanya, betapa tidak diusia yang tidak lagi muda, ia mampu membuat seorang pemuda bengong menatap keindahan tubuhnya.

Sejak dari ruang tamu, atikah sudah terangsang berat, ia tahu semua ini sangat berbahaya, nama baiknya dipertaruhkan tapi semua itu rasanya sepadan dengan sensasi yang didapatnya. Begitu memabukan antara takut dan nafsu, membuat setiap ujung sarafnya semakin sensitif dan haus kenikmatan, atikah merasa aliran cairan hangat mulai merembes keluar dari celah sempit vaginanya.

“kamu tunggu apa lagi” ucap atikah pelan sambil mendorong lembut tubuh joko agar berbaring, joko menurut ia mengangkat bokongnya ketika bu atikah menarik lepas celana kolornya melewati kakinya. Kontolnya tegang kencang maksimal, joko beringsut ke tengah ranjang dibawah pandangan takjub atikah yang tak menyangka betapa besar kontol pemuda tanggung itu.

Atikah menggenggam kontol besar sekeras kayu, mengocoknya pelan, merasakan betapa urat urat yang melingkarinya terasa keras dalam hangat yang nyaman di telapak tangan atikah, setitik cairan bening meleleh keluar dari lobang bengkak itu.. Atikah menjilatnya.. Asin.. Joko mengerang nikmat, tak tahan dikulumnya kepala kontol itu, terasa penuh dalam mulutnya, dihisapnya hingga cairan bening yang masih tersisa di batangnya terhisap mulut atikah, “ini luarbiasa.. Kontol yang indah..” batin atikah, ia melumuri seluruh batang besar itu dengan ludahnya, bagaimanapun ia harus cepat, meskipun dalam hati ia masih ingin bermain main dengan kontol besar itu, kontol itu telah basah dari ujung kepala jamurnya yang besar sampai kepangkalnya. Atikah tersenyum genit pada joko, ia merangkak naik dengan posisi duduk ia berusaha memasukkan kontol besar itu ke vaginanya.

“ouuh sesaknya jok.. Kontolmu gde banget…” terengah engah atikah terasa susah sekali memasukkan batang besar itu. “aku harus bisa..” pikir atikah, dengan sekuat tenaga atikah menurunkan pantatnya yang terganjal batang besar di vaginanya dan sleeeeebb… Batang besar itu sesak menyusuri lobang peranakanya yang telah licin..

“ouhh enaknya..” rintih atikah, joko sendiri tak menyangka betapa rapat vagina ibu temanya ini. Dengan takjub dalam nikmat joko hanya diam melihat bu atikah yang perlahan menaik turunkan pantatnya dengan nikmat, tapi baru juga kira kira 20 genjotan joko merasakan jepitan kencang di kontolnya semakin hebat diiringi kedutan kedutan, atikah menggeram, tubuhnya luruh diatas tubuh joko, memeluknya erat dengan seluruh cairan tubuhnya seakan berkumpul mencari jalan lobang keluar..

“auuuh.. Aku keluar… Oohhh nikmatnyahh..“atikah memeluk joko erat erat meresapi orgasme pertamanya. Sejenak hening di kamar itu, joko memberi kesempatan pada atikah untuk memulihkan diri setelah orgasme pertamanya.

“sudah siap buk” bisik joko di telinga wanita cantik itu, atikah mengangguk lemah. Joko merangkul atikah dan dengan kontol masih tertancap joko berguling ke samping hingga kini ia ada di posisi atas menindih atikah.

“pelan pelan jok..” bisik atikah sendu, joko tersenyum kecil, leher putih wanita itu dijilatinya, ingin ia membuat cupang cupang disitu tapi merasa kasian bila nanti suami atikah melihatnya. Pelan pelan kontolnya mulai menyusuri lobang sempit peranakan atikah.

“ouuh enaknya nak joko.. Kontolmu guedi.. Ayo yang cepet” rengek atikah, rupanya vaginanya sudah terbiasa dan nikmatnya sungguh luar biasa. Jokopun merasakan hal yang sama vagina atikah yang sempit tapi licin menciptakan sensasi nikmat luar biasa.

“tempekmu juga uenak.. Buk.. Rapeet”

“yang kenceng nak joko.. Ayoh genjot tempek ibuk” atikah mulai meracau. Pantatnya bergerak menyambut setiap joko menghunjamkan kontolnya di peranakan atikah. Aroma birahi terasa kental di kamar itu. Keringat dan cairan pelumas dari kelamin mereka bercampur jadi satu, Atikah mengerang nikmat.

“ouuh.. Ibuk mau keluar lagi jok.. Aduuuh nikmatnyaa kontolmu.. “atikah meracau ribut, kakinya membelit tubuh joko dan gelombang orgasme itu datang lagi meluluh lantakan tubuhnya, vaginanya berkedut kedut menyemprotkan cairan nikmatnya, membawa atikah ke surga birahi, ia mendesis.. Matanya membeliak, dengan kuat ia merangkul joko menancapkan kuku jarinya di punggung pemuda tanggung itu..

Joko sendiri merasakan nikmat yang luar biasa dari vagina atikah, kontolnya seakan terhisap dan diemot emot oleh gumpalan daging hangat nan nikmat.. Joko mempercepat genjotanya seperti kesetanan ia menghentak hentak tubuh atikah yang telah lemas dan ketika saat itu akan datang joko membenamkan kontol sedalam dalamnya ke dalam rahim atikah, atikah menjerit lirih, ada aliran lahar panas yang membombardir rahimnya, itu begitu nikmat, atikah mengerang panjang untuk orgasme ketiganya.

Sumini selesai berdandan, tadi sehabis mandi ia menyempatkan menata baju baju yang telah bersih di lemari, baru kemudian berdandan, rencananya ia akan beli lauk untuk makan malamnya. Sejak atikah pulang, Sumini masih memikirkanya ada penasaran di hatinya kenapa atikah gak pamit, apakah sedemikian penting.

Sumini keluar kamar, ketika melewati depan kamar joko, samar di dengarnya suara suara erangan perempuan dari kamar itu, sumini, berhenti dan menempelkan telinga di pintu kamar. Hening.

“tok.. Tok.. Tok” sumini mengetuk pintu, “jok.. ibu mau keluar beli makan malam!”

“iya buk, tugasku belum kelar!” jawab joko dari dalam kamar. Sumini berlalu dari depan kamar itu, ditepisnya dugaan dugaan buruk tentang suara desah perempuan di kamar anaknya. Sumini keluar rumah dan menutup pintu depan, di teras ia mencari cari sandal yang biasa dipakainya, sandal miliknya ada disitu, tapi sepasang sandal lain nampak berada disamping sandal miliknya, sandal cantik masih terlihat baru dengan motif bunga.

“joko.. Joko.. Dasar anak mesum” bisiknya kesal.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan