31 Oktober 2020
Penulis — Mekiver
“pasti donk bu atik, apa sih yang gak buat bu atik yang cantik” jawab joko, ia masih membungkuk dengan tanganya bertumpu pada meja.
“mikirin apa sih kok jadi kenceng begini?” ucap atikah pelan mendesah, tanganya kini menguruti tonggak keras seperti kayu di selangkangan joko, hatinya berdebar kencang membayangkan besaran kontol itu yang melebihi besar kontol anaknya.
“mikirin bu atik yang cantik..” jawab joko, matanya lekat meneliti setiap inchi wajah cantik berkerudung di depanya, matanya yang bening, hidungnya yang berkeringat meski tidak terlalu mancung, tapi begitu serasi dengan pipi halus mulus di kiri kananya, bibirnya nampak penuh bergincu tipis, sedikit terbuka dengan barisan gigi putih nan rapi.
“kok nak joko bisa terangsang ibu ibu tua seperti aku?” tanya atikah pelan matanya sayu menatap anak muda didepanya sementara jari jarinya masih mengurut urut kontol joko yang kini telah tegang sempurna, berdenyut pelan dengan urat urat bertonjolan.
“siapa yang akan bilang bu atik tua kalau cantik kayak gini.. Emmh.. Enak buk..”
“segede gini, belum pernah ngentot” ucap bu atik setengah tak percaya.
“ajarin bu atik donk..”
“kok ibuk, sama pacar kamu kan bisa”
“gak punya pacar buk.. Kita ke kamarku aja yuk” ajak joko, ia sudah tak tahan dengan permainan tangan bu atik di kontolnya.
“jangan donk kalau ibumu tau gimana..” jawab atikah sambil senyum menggoda, joko dibuat mabuk kepayang dengan nekat ia menyosor bibir yang sejak tadi menggodanya dengan senyum, dilumatnya dengan bernafsu, sementara itu jari jarinya meremasi dada bu atik yang membusung indah. Atikah terengah engah tak bisa bernafas karena joko yang buas menyerangnya..
“sudah nak joko.. Nanti ketauan ibumu..” bisik atikah setelah melepaskan ciuman anak muda itu. Joko clingak clinguk melihat depan dan ruang tengah rumahnya, jam dinding sudah setengah lima ruang tamu itu nampak suram karena diluarpun matahari sudah akan tenggelam di ufuk barat.
“sebentar bu atik, tak liat ibuk dulu” bisik joko, tanpa menunggu jawaban bu atik joko berjingkat sedikit berlari menuju kamar mandi di belakang rumahnya, masih tertutup dan gemericik air terdengar dari dalam dan secepat kilat ia kembali ke ruang tamu mendapati atikah yang sedang merapikan gamisnya yang berantakan akibat ulah joko.
“ayo bu atik ke kamarku aja” ucap joko sambil menarik tangan atikah.
“gak jok.. Gila kamu kalau ibumu tau gimana?” ucap atikah sambil berusaha melepaskan tanganya.
“ayo buruan.. Keburu ibu datang” joko yang sudah kebelet dan tegang sedari tadi, menarik dengan paksa bu atik ke kamarnya. Atikah berusaha melepaskan tapi memang tenaganya tak akan mampu melawan kekuatan joko.
“aduh gila km jok.. Ibuk takut” rengeknya berusaha menolak, satu tanganya masih berpegangan kursi ketika joko menarik tanganya. Ia memekik kaget ketika tiba tiba joko membopongnya dan membawa ke kamar yang ada di ruang tengah. Joko menggendong bu atik ke kamarnya dan meletakkan wanita cantik itu di ranjangnya, buru buru ia menutup pintu kamar, dan berdiri disitu dengan punggung menempel di daun pintu.
“aku mau keluar!” hardik atikah sengit tapi dengan suara tertahan.
“pssst..“joko memberi kode bu atikah agar diam, diluar kamar samar joko mendengar langkah kaki.
“joko.. Bu atikah kemana?” suara ibu joko terdengar keras oleh joko dan atikah, atikah menggigil ketakutan ditariknya selimut dan melungker di dalamnya. Joko merapikan burungnya yang masih tegang, menjepitnya di kolor cd agar gak ngacung2 lagi karena gak pake cd, merapikan kaosnya, membuka pintu, keluar dan menutupnya lagi dengan cepat.
“bu atikah kemana?” tanya sumini yang melihat anaknya berdiri di ambang pintu tengah.
“pulang buk, td disusul dirgo.. Ada yang penting katanya”
“oww ya udah, kamu ngapain di kamar? Itu lampu lampu dinyalakan”
“ada tugas sekolah buk” jawab joko skenanya, dengan cepat ia menyalakan lampu depan dan teras kemudian lampu ruangan tengah. Ketika dilihatnya ibunya sudah masuk kamar iapun masuk ke kamarnya sendiri, dan mengunci pintu itu rapat rapat.
Ibu dirgo tak ada di atas ranjang itu, “kemana dia,” pikir dirgo, ia melongok ke kolong dipan, kosong, joko tersenyum ketika mendengar gerakan halus di sebelah lemarinya yang ada di sudut kamar. Lemari itu tidak mepet di sudut sehingga ada celah yang cukup untuk satu orang berdiri disitu dan atikah berdiri disitu dengan wajah pucat ketakutan.
“sudah aman buk, ayo keluar” ucap joko meyakinkan ibu cantik itu.
“kamu gila jok, ibuk takut banget” kata atikah dengan suara gemetar, joko merangkul tubuh wanita itu dan membimbingnya disisi ranjangnya.
“gak pa pa udah aman kok..” bisik joko menenangkan masih dengan berdiri ia melepas kerudung ibu dirgo.
“kamu cantik sekali bu” ucap joko kagum, dilepasnya ikatan di rambut bu atikah hingga rambutnya yang hitam tebal dan lurus alami tergerai indah.
Atikah tertunduk.
“ibuk takut jok” ucap atikah lirih, joko tersenyum, kegenitan dan keliaran di ruang tamu tadi telah ditundukkanya. Perlahan diangkatnya dagu Atikah dan melumat bibir yang masih bergetar karena takut. Dikecupnya lembut, dilumatnya bibir bawahnya yang kenyal, sejenak wanita cantik itu hanya diam dengan ciuman joko yang bernafsu, tapi perlahan atikah mulai mengimbangi lumatan dan hisapan mulut joko.
Kedua insan berbeda usia itu akhirnya berciuman dengan buas, lidah lidah mereka saling belit, saling lilit, ludah mereka terblender jadi satu dengan suara kecipak yang memenuhi kamar itu. Jari jari joko bergerak di punggung atikah, dengan mudah retsluiting panjang di punggung itu telah terbuka, lembut joko membuka baju atikah dan membiarkanya meluncur turun menumpuk di kaki, tangan joko menjangkau punggung dan melepaskan pengait kutang.
Atikah diam dalam pasrah dan membiarkan joko menelanjanginya, tinggal cd yang masih menempel di tubuhnya tapi itupun tak lama karena joko telah memlorotkanya dan seperti terlatih jempol kakinya mengait cd itu dan menariknya turun bertumpuk dengan baju gamisnya. Joko mundur melepaskan pelukanya, duduk di bibir dipan dan mengagumi mahluk indah yang berdiri bugil di depanya dengan malu malu.