31 Oktober 2020
Penulis — perjoko
Bi Lastri beristirahat sebentar, meminum air di gelas yang ada di meja. Bi Ratmi yang sadar kali ini bukan dia pemeran utama wRatmitanya, merapikan kutangnya, permisi masuk kamar, capek mau tidur. Aldi mengambil remote, mematikan TV, masih duduk di sofa, ia segera membuka kaosnya. Bi Lastri juga mulai melucuti busananya, kini juga bugi…
“Al sabar dulu, ke kamar saja ya, lebih enak.”
“Ayo.. ayo bi.”
Bibinya bangun, Aldi mengikuti dari belakan masih saja meremas tetek bi Lastri yang memang sangat besar, kencang dan menantang.
Sesampainya di kamar bi Lastri malah ngobrol dulu.
“Al, tadi bi Ratmi cerita ke bi Lastri, katanya kamu belum lama ya diajarin sama dia… hebat juga kamu, cepat pandai ya, si Ratmi juga pintar ngajarnya…”
“Iya… iya.. ih bi Lastri ngobrol melulu…”
“Hehehe… sabar dong, nah kalau bi Ratmi bisa ngajarin kamu, nanti bi Lastri juga berharap bisa menambahkan pelajaran lagi deh, biar kamu makin pintar.”
“Iya… iya… ayo deh dimulai pelajarannya.”
“Ih kamu ini, pemanasan dulu kek, maunya langsung nyodok saja…”
Mana mikirin pemanasan sih, dari tadi sudah panas bi, batin Aldi. Aldi segera menidurkan bibinya, bersiap menindihnya, bi Lastri malah mendorongnya, membuat Aldi berbaring sejajar dengannya, posisi bi Lastri di depannya. Bi Lastri memiringkan tubuhnya, mengangkat satu kakinya ke atas, tangannya meraih kont01 Aldi, diarahkan ke lobang m3meknya…
blesss. Aldi segera memompakan kont01nya, sodokannya masih agak santai. M3mek bi Lastri terasa nyaman, sama nyamannya dengan m3mek bi Ratmi. Bi Lastri menaikkan satu tangannya ke atas, meraih bagian belakang kepala keponakannya itu, didorongnya kepala Aldi, bi Lastri agak memiringkan kepalanya, mulutnya mulai mencium bibir Aldi, mulanya santai, lalu makin panas, dan seperti tadi siang, kembali menyedot lidah Aldi, kembali membuat Aldi kehilanga kendali, sodokannya makin cepat.
Bibinya melepaskan ciumannya… ayo Den coba kamu sedot lidah bibi saat berciuman. Bibinya kembali menciumnya, menautkan dan beradu lidah dengan Aldi, Aldi berusaha menyedot-nyedot lidahnya, sulit juga… lagi… lagi, akhirnya berhasil, dan ketika Aldi menyedot, bibinya balas menyedot… mantaaappp, enak banget rasanya berciuman dengan gaya ini, lidah serasa saling membetot.
Aldi melepaskan ciumannya, pandangannya segera menuju ketek bi Lastri, jarinya segera saja asik mengelus dan memainkan bulu ketek bi Lastri, pompaan kont01nya sudah stabil. Tapi bi Lastri segera membimbing tangan Aldi ke selangkangannya, menaruhnya di atas tilnya, kalau ini Aldi paham, segera saja ia memainkan it1l bi Lastri yang menonjol, sodokan kontonya juga mulai ia percepat, gemas, mulutnya menciumi ketek lebat bibinya.
“Terussss… Al… Pintar…”
“Arghhhh… Uhhhhh… Awww…”
“Yesss… Yesss… Ssshhhh …”
Bibinya mengejang, orgasme. Aldi makin beringas, bi Lastri yang baru keluar jelas kelojotan digenjot Aldi habis-habisan, matanya kini merem melek. Sodokan kont01 Aldi yang gede, it1lnya yang dimainin, belum lagi kini Aldi menambahnya dengan menghisap pentilnya, kuat sekali. Aaahhh… suaminya kalah jauh sama keponakannya yang pemula ini.
“Nungging dong bi…”
“Siapa takut… ayo…”
Bibinya segera nungging, tangannya bertumpu pada kepala tempat tidur. Montok benar pantatnya pikir Aldi. Ia segera meyodokkan kont01nya ke lobang m3mek bibinya, gila pakai posisi begini, lobang m3mek bibinya terasa lebih nikmat, terasa lebih sempit dan mencengkram. Aldi memompakan kont01nya, matanya asik melihat saat kont01nya menerobos keluar masuk, gemas ia tepok pantat bi Lastri perlahan, bi Lastri tertawa kecil.
Aldi mulai mempercepat pompaannya, plok… plok… plok… bunyi kont01nya saat keluar masuk m3mek bibinya yang sudah basah menambah kenikmatan tersendiri. Belum lagi desahan bi Lastri. Aldi pasang gigi paling tinggi, tanpa pengumuman, ia menyodok dengan cepat sekali dan bertenaga, kedua tangannya memegang pinggiran pantat bi Lastri, bi Lastri kelojotan dan mendesah sejadi- jadinya…
gimana nggak keenakan, kalau m3meknya disodok dengan penuh semangat begini. Pantatnya juga bergoyang mengimbangi rasa nikmat. Aldi terus memperthankan kecepatan pompaan kont01nya, hampir 4 menitan sejak ia mulai mempercepat sodokannya… makin terasa denyutan pada kont01nya, bibinya orgasme kembali, dan sedetik kemudian kont01 Aldi memuncratkan pejunya.
“Walah… untung banget bii tadi siang mergoki kamu sama bi Ratmi, akhirnya bibi bisa ikutan ngerasain enaknya kont01 kamu.”
“Samalah Bi. Aldi juga senang bisa nyodok m3mek bibi.”
“Ya sudah istirahat dulu, sebentar lagi kita sambung.”
Dan akhirnya karena bi Ratmi sedang halangan, selama 2 hari ke depan Aldi diboyong bi Lastri untuk menginap di rumahnya. Pendeknya sisa liburan ini benar-benar menyenangkan dan membahagiakan mereka bertiga.
Aldi nampak termenung, ia bukannya tak sadar liburannya akan berakhir. Senin besok ia harus kembali sekolah. Dan sekarang hari Sabtu. Sengaja ia tak menjawab telepon ibunya atau membalas SMS ibunya. Ia tak mau pulang. Tapi pagi ini ia mau tak mau harus menjawab telepon mamanya..
“Aduh anak ibu tak ingat pulang ya..? Ditelepon tak menjawab, SMS tak dibalas.”
“Ingat bu… besok Minggu pagi Aldi pulang.”
“Sayang ayahmu sibuk tak bisa jemput. Ibu juga repot. Oh ya, ibu sudah urus daftar ulang sekolahmu.”
“Iya.. bu. Sudah dulu ya bu. Besok pagi Aldi pulang.”
“Al… Al… nanti dulu dong, ibu kan masih kangen lama tak ketemu kamu. Kamu sakit ya, kok lemas banget.”
“Nggak bu.. sudah ya… bye.”
Aldi mematikan HP-nya mencari bibinya. Mengabarkan ia akan pulang. Aldi pamit pulang, sedih hatinya. Ia mencium pipi kedua bibinya, nggak enak cium bibir ada Ucil. Si Ucil juga nampak sedih. Mereka mengantar kepulangan Aldi. Menunggu angkot yang ke rumah neneknya. Aldi berharap angkotnya tak akan pernah lewat, tapi tak lama angkot lewat, Aldi naik melambaikan tangan…