31 Oktober 2020
Penulis — perjoko
Akhirnya Ratmi siap melanjutkan, canggung rasanya. Aldi walau tadi terkejut, tapi kont01nya masih ngaceng, maklum tadi dalam posisi tempur dan terangsang berat. Ratmi kembali berbaring, melebarkan kakinya dengan agak ragu. Aldi sudah di atasnya, beda dengan Ratmi, Aldi tak ada keraguan, kalau bi Lastri bilang teruskan dan ia tak akan mengadukan hal ini ke ibunya, ya sudah, teruskan saja.
Blesss… kont01nya dengan cepat sudah menerobos, mulai memompa. Aldi sih tetap semangat, cuma Ratmi sudah kehilangan selera. Jadilah ini pergumulan satu arah. Kont01 Aldi menyodok dengan mantap. Mulutnya juga mulai menciumi dan menghisapi pentil bi Ratmi. Nafsunya sudah kembali normal, seakan jeda yang menegangkan barusan tak pernah terjadi.
Lastri duduk menyaksikan, duduk mRatmis di pinggir ranjang, dekat kaki pasangan yang sedang bergelut itu, sedikit demi sedikit gairahnya naik, menyaksikan kont01 keponakannya yang gede itu menerobos m3mek Ratmi, memompanya keluar masuk membuat m3mek Lastri mulai basah, tangannya perlahan menyingkap kainnya, kini asik mengelus CD-nya yang tebal, perlahan lalu makin cepat, akhirnya tangannya enyusup ke balik Cd-nya, mulai asik mengelus belahan m3meknya.
Merasa kurang nyaman, ia lepskan CD-nya. Melepas kainnya. Lastri di usianya yang ke 40 juga masih menggairahkan. Bodynya memang sedikit lebih montok dan berisi, tapi tetap tperutnya juga rata, nyaris tanpa timbunan lemak yang berarti. Kakinya mulai ia kangkangkan, m3meknya juga sama seperti saudaranya, ditumbuhi jembut yang lebat samapi ke belahan pantatnya, tangannya mulai mengelus belahan m3meknya yang sudah basah, segera saja belahan itu mekar, menampakkan lobang m3meknya yang merah.
Lama-lama karena sodokan kont01 Aldi, Ratmi mulai On lagi, desahannya mulai terdengar kembali. Aldi menjilati lehernya, memompa kont01nya kuat-kuat, terasa sangat mentok di m3meknya, jilatan Aldi juga sangat merangsangnya. Bi Ratmi menggelinjang kegelian, rasa nikmat makin menjalar ke seluruh tubuhnya.
“Awww… Al… geliiiiii”
“Oooohhhh… Owwwww… Sshhh…”
“Dikiiiitttt… laaaggiiiii… Aaaaahhhh…”
Tanpa ampun bi Ratmi kembali jebol, Aldi jadi makin bergairah, senang karena bi Ratmi kembali menikmati pergumulan mereka. Aldi sebenarnya mau ganti posisi, tapi malas, ada bi Lastri… mendingan cepat tuntaskan saja yang sekarang.
Lastri mulai menyodokkan jarinya ke lobang m3meknya, dikocoknya dengan cepat, tangan yang lain mulai memainkan dan mengelus it1lnya yang besar dan menonjol, memainkannya dengan ujung jari jempol dan telunjuk, cepat dan konstant, menahan desahannya agar tak terdengar. Makin naik gairahnya… Aaahh…
Ssshhh… enak… rasa nikmat yang sangat, ditambah melihat adegan yang terjadi di depan matanya. Saat ia melihat dan mendengar Ratmi mendesah kuat terakhir tadi, nafsunya jadi naik. Makin cepat jemarinya beraksi… Ooooohhhhhhh… ia menekan bibirnya kuat, menahan agar suara desahannya saat orgasme tak terdengar.
Ratmi mengangkangkan kakinya selebar mungkin, sudah kepalang enak, sebodoh amatlah sama teh Lastri, eh di mana dia… ia agak mengangkat bahunya… lho… lho… ngapai n teh Lastri, ke mana kain dan Cd-nya… lagian dia kok lagi mainin m3meknya pakai jarinya sendiri. Seketika otak Ratmi seperti diterangi cahaya terang…
Lastri sudah lupa dengan Ratmi dan Aldi, ia asik bermasturbasi sambil terpejam, hal yang biasa ia lakukan di rumahnya sendiri, kalau sudah bergairah dan orgasme, ia makin asik menikmati pemainan jarinya. Tiba-tiba ia merasakan tubuhnya seperti ditarik merebahkannya. Siapa… Aldi yang menariknya…
walau kuat tapi tetap lembut. Ratmi nampak sedang mengaso berbaring memulihkan tenaga. Dengan cepat Aldi segera beraksi, mulutnya langsung menyasar daerah selangkangan bi Lastri, tanpa sungkan lagi mulutnya dengan ganas menciumi m3mek bi Lastri, aromanya enak. Bi Lastri yang sadar kalau sekarang gilirannya telah tiba, mengangkangkan kakinya.
Lobang m3meknya menganga jelas. Aldi segera menjilatnya dengan rakus, Lastri mendesah Lidah Aldi segera menjilati it1lnya yang besar, menggoyangkannya dengan cepat membuat bi Lastrinya kelojotan. Melihat lobang m3mek bi Lastri yang sangat merangsang, Aldi segera mempersiapkan jari telunjuk dan jari tengahnya, menyodok lobang m3mek itu dengan cepat, Lastri kelabakan.
Ratmi melihat Aldi sedang gantian mengerjai bi Lastri… dasar teteh… padahal kepengen, pakai acara nakutin segala. Gairah Ratmi mulai naik lagi. Ia mendekat ke arah tetehnya. Memang kalau gelombang seks sudah memancar, kadang pengertian yang paling mustahilpun akan timbul, tanpa perlu diucapkan lagi, pelakunya bisa memahami niat dan kemauan yang lain.
Ratmi mulai meremas tetek Lastri. Lastri diam saja tak protest, tangan Ratmi mulai memilin pentilnya yang sudah mengacung, dia sudah sering melihat tetehnya ganti baju, tapi tetap saat ini ia megagumi betapa besar dan kenyalnya tetek tetehnya. Mulutnya mulai menghisap pentil teh Lastri. menjilati dan menggoyangnya dengan lidahnya.
Lastri makin kelojotan, tangannya menarik lembut pantat Ratmi, mengarahkannya m3mek Ratmi ke mulutnya, dia belum pernah menjilat m3mek perempuan, tapi tak sulit, tinggal melakukan seperti yang dilakukan suaminya dan kini Aldi pada m3meknya sendiri. Lidah Lastri mulai menyapu m3mek Ratmi, m3mek Ratmi kemerahan karena baru disodok Aldi, juga belahannya dalam posisi mekar.
Aldi terlalu konsent bermain dengan m3mek bi Lastri, tak menyadari bi Ratmi telah bergabung, saat ia mendongakkan kepalanya sedikit… ya… ampuun… ini.. ini… terlalu hot buat dirinya. Gilaaaa… tetek bi Lastri… kont01nya berdenyut, ngaceng dengan keras sekali. Makin ganas menyerang m3mek bi Lastri.
Akhirnya bi Lastri tak tahan, pantatnya terangkat, badannya mengejang… awww… orgasme yang dashyat baru saja menghantamnya.
Aldi segera berhenti memainkan mulut dan lidahnya. Karena posisi bi Lastri agak di pinggir ranjang, Aldi menarik pelan kaki bi Lastri, menjuntaikannya menggantung di pinggir tempat tidur. Aldi turun berdiri di pinggir tempat tidur… blesss kont01nya menerobos m3mek bi Lastri. Bi Lastri bergetar, tubuhnya serasa luluh lantak saat kont01 keponakannya menghujam tadi…
gilaaaa… penuh dan terasa sesak di m3meknya. Aldi segera memulai pompaannya, ia condongkan badannya, mulai meremas tetek bi Lastri, mainan baru bagi Aldi. Buseeet… kalah deh bi Ratmi, Aldi membatin. Ia meremasnya kuat-kuat, pentilnya gede sekali. Gemas Aldi memilinnya. Karena Aldi mulai sibuk memainkan tetek bi Lastri, Bi Ratmi mengalah, berhenti menghisap tetek teh Lastri.
Lastri makin asik saja menjilati it1l adiknya, Ratmi, bahkan jari tengahnya sudah sedari tadi menyodok lobang m3mek Ratmi. Lidahnya menggoyangkan dan menghisap pelan it1l adiknya itu. Ratmi yang posisinya agak nungging karena mecondongakan tubuhnya untuk kemudian asik berciuman dengan Aldi mulai kewalahan.
Pinggulnya bergoyang liar, mengejang… lalu orgasme. Setelah Ratmi orgasme, Lastri menghentikan kegiatannya, konsentrasi pada sodokan Aldi yang makin lama makin enak. Ratmi berhenti mencium Aldi, terkapar berbaring, kecapekan. Kini Aldi melawan Lastri. Aldi langsung menghisap pentil bi Lastri, mantap banget, sangat kuat ia menghisapnya, bi Lastri sampai mendesah kuat, belum lagi sodokan keponakannya itu makin bertenaga, ia mendesah, mengangkat lengannya ke atas, menikmati serbuan nikmat.
“Aaahh… Pelaaaaannn… diki iitttt…”
“Ooooh… janggaaaannnn dipelRatmiiiinnnn…”
“Ughhhh… ampuuunnnn… Awww …”
Bi Lastri pun menggelepar penuh kenikmatan… ternyata keponakannya sungguh hebat. Aldi mulai menciumnya dengan ganas dan panas, bi Lastri tanpa sungkan melaAldi, lidah mereka saling beradu, tapi tekhnik Aldi belum maksimal, ciuman bi Lastri jelas lebih tinggi tekhniknya, ia menyedot lidah Aldi membuat Aldi serasa melayang, nyaris lepas kendali, untung tak lama kemudian bibinya melepas ciumannya, Aldi samapai megap-megap…
Ada yang merenggangkan kaki Aldi, Aldi melirik, ternyata bi Ratmi yang sudah merasa segra kembali berjongkok di bawah selangkangan Aldi yang sedang berdiri sambil menyodok bi Lastri. Bi Ratmi mulai menghisap dan menyedot biji pelernya, tentu saja menyesuaikan dengan ritme gerakan pompaan dan sodokan kont01 Aldi.
Sintiiiingg… enaknya tak terkira, sambil tetap asik menyodok bi Lastri, bijinya diemut sama bi Ratmi, Aldi merasa dirinya menjadi manusia paling berbahagia di bumi saat ini. Tapi ketahanan Aldi juga ada batasnya, seiring sodokannya yang makin kuat, ia merasakan denyut nikmat pada kont01nya, ia hujamkan sedalam mungkin kont01nya.
Bi Lastri nampaknya sadar Aldi ma ngecret segera berucap… di dalam saja… di dalam saja. Bi Lastri bergetar saat pejunya menyemprot kuat… selesai… dan melelahkan. Bi Ratmi masih asik menghisap biji pelernya, membuat dengkul Aldi makin lemas. Aldi segera mencabut kont01nya. Bi Ratmi dengan rakus segera memburu kont01 Aldi, menjilati sisa peju yang menempel.
Setelah Bi Ratmi menuntaskan jilatannya yang terakhir Aldi segera menghempaskan diri ke atas kasur. Sangat lelah saat ini. Hanya bisa berdiam diri. Bi Ratmi juga bergabung tiduran di atas ranjang. 3 orang tanpa busana tergeletak lemas penuh kepuasan. Aldi masih diam saja, menengarkan bi Ratmi dan bi Lastri yang mulai bercakap…
“Ih teh Lastri jahat, nakut-nakuti saja, padahal juga mau… dasar.”
“Awalnya sih nggak begitu. Tapi kont01 Aldi sangat menggoda, akhirnya aku terangsang.”
“Terus bagaimana komenter teh Lastri.”
“Ya puaslah, tapi…”
“Tapi apa teh…?”
“Belum puas banget… Rat, malam ini Aldi menginap di rumah teteh saja ya.”
“Huh maunya… nggak,.”
“Ya… jangan begitu dong… suami teteh masih lama pulangnya..”
Mana rela Ratmi membiarkan jagoannya dibajak sama tetehnya. Lagian tadi teh Lastri sudh tega menakuti mereka. Akhirnya Ratmi berkompromi.
“Teteh saja yang nginap, Ucil kan lagi pergi sama abah.”
“Ya sudah, tapi nanti banyakkan teteh ya, kan kamu sudah puas, sedang teteh baru hari ini.”
“Terserah teteh saja.”
“Iya… teteh mau ngerasain keponakan teteh sendirian, mungkin masih bisa maksimal lagi kemampuannya.”
Aldi yang menjadi object hanya diam, selain masih lelah, juga ia sedang berpikir… gilaaaa… beruntun g banget dirinya hari ini. Bi Lastri jelas-jelas masih cantik dan juga nafsuin, ia bisa ngewek bi Lami tanpa terduga… sangat beruntung. Akhirnya semua membersihkan diri, nggak melanjutkan lagi, walau jarak rumah di sini renggang-renggang, tetap nggak enak sama tetangga, siang-siang rumah terkunci rapat.
Malamnya bi Lastri menginap, sore-sore sudah datang. Rumahnya paling dititipin sama tetangga yang juga ikut bekerja d kebun. Bi Lastri ikut makan di sini, setealah makan, mereka bersantai. Aldi asik menghisap rokok di dekat pintu sambil ngopi, baru SMS mamanya, sekedar say hello dan mengabarkan kalau ia betah di kampung.
Kalau mamanya masih kurang suka ia merokok, beda sama bibi-bibinya, di kampung sini mah sudah wajar saja. Bahkan bi Lastri sesekali merokok, seperti sekarang. Bi Lastri asik ngobrol sama bi Ratmi sambil menonton TV. Keduanya memakai busana kesukaan Aldi, kain dan kutang model kampung. Lumayan seru obrolan mereka.
“Wah.. sepertinya teh Lastri memang beruntung, aku baru dapat tamu bulanan. Nasib…”
“Ya.. mau gimana lagi Rat.”
“Tapi sudahlah… teteh nggak usah pulang sudah terlanjur, nginap saja.”
“Iya… takut amat si Aldi dibawa kabur sama teteh hehehe.”
“Nggak kok teh. Ya sudah, hitung-hitung teteh mengejar ketinggalan teteh.”
Bibi Lastri terkekeh geli, setelah puas tertawa, ia berbicara kepada Aldi yang masih asik bertengger di pintu, kayak burung saja bertengger hehehe.
“Al sudah dengar kan, nanti malam tidur sama bi Lastri ya.”
Aldi hanya mengangguk saja, baginya tak masalah, baik bi Ratmi maupun bi Lastri sama-sama yahud kok, ada kelebihan tersendiri. Bahkan kini ia bisa memuaskan diri bermain berdua sama bi Lastri, kalau tadi siang kan keroyokan, nanti malam bisa puas ngewek berduaan. Keduanya masih asik menonton TV, sambil ngobrol, Aldi tak mendengar apa obrolan mereka, tapi yang pasti mereka nampak gembira, cekikikan terus.
Aldi menyalakan sebatang rokok lagi. Sambil menghirup kopi, santai, mengumpulkan energi. Akhirnya jam 7 Aldi menaruh gelas kopinya yang sudah habis, menutup dan mengunci pintu, sambil memeriksa jendela. Seelah semua diperiksa dia duduk bergabung menonton TV, bi Lastri lagi ke WC, jadi Aldi mengambil tempatnya di sofa panjang, kini Aldi duduk berdampingan sama bi Ratmi.
“Bi Lastri.. eh anu… Aldi mau netek dulu ya sama bi Ratmi, habis sudah kebiasaan, nggak enapa kan?”
“Sama bi Lastri juga bisa kan, tapi sudahlah, sesukamu.”
“Ya.. bi Ratmi… eng.. boleh kan.”
“Dasar deh si Aldi, tadi nanya dulu ke bi Ratmi, baru ngomong ke bi Lastri, tapi kamu cuma bisa netek saja ya… ayo sini.”
Aldi mendekat, memojokkan bi Ratmi, kini bi Ratmi posisi kepala bi Ratmi bersandar di atas pinggiran sofa. Aldi menurunkan kutangnya, segera asik menetek dan menghisapi pentil bi Ratmi. Aldi membandingkan, saat sedang datang bulan pentil bibinya kelihatannya lebih membesar. Juga nantinya Aldi baru tahu waktu bibinya memberitahu, kalau lagi datang bulan sebenarnya nafsunya justru meningkat.
Tapi ya itu, tetap nggak bisa disodok, hanya orang yang tak sabaran saja yang nekad menyodok orang lagi palang hehehe. Aldi sangat menikmati menetek di teteknya bi Ratmi, ia menghisapnya kuat, sambil sesekali menggoyangkan pentil itu dengan lidahnya. Bi Ratmi mendesah. Jadi tambah ngaceng kont01 Aldi, Aldi menurunkan tangannya segera mengelus tonjolan di balik celananya itu.
Lagi enak-enaknya mengelus kont01nya sendiri, ada tangan halus menepikan tangannya, lalu menurunkan celananya… oh Bi Lastri rupanya tak sabar ingin berpartisipasi. Celananya sudah lepas, kini kont01nya mengacung bebas. Aldi membiarkan bi Lastri erbuat semaunya pada kontonya, masih asik menetek.
Kont01nya terasa dibelai, biji pelernya dipijat-pijat cukup lama, enak… membuat Aldi merasa rileks dan nyaman, sementara tangan satunya bertugas juga, batang kont01nya dikocok perlahan oleh bi Lastri. Jempolnya mengelus lembut kepala kont01 Aldi mengusapnya dengan penuh perasaan. Sesekali jempol bi Lastri memainkan lobang pipisnya.
Setelah agak lama menggenggam, mengelus dan mengocok dengan tangannya, bi Lastri mulai memakai jurus lidahnya. Satu tangannya masih tetap memijat-mijit biji peler Aldi. Lidah bi Lastri mulai menjilati kepala kont01nya, ringan saja, bahkan hanya ujung lidahnya yang beraksi, tapi rasanya sangat nikmat menjalar ke seluruh tubuh Aldi.
Amboiii… kayaknya bi Lastri lebih piawai buat urusan Oral pikir Aldi. Lidah bi Lastri mulai bergerak lagi, menjilati batang kont01 dan juga biji pelernya, menggelitik urat-urat pada batang kont01nya, Aldi samapai merem melek dibuatnya, entahlah, gerakannya santai namun sensasi yang diberikan sangat besar.
Akhirnya mulut bi Lastri mulai menelan kont01nya, perlahan dari kepala kont01, sampai batangnya, akhirnya amblas seluruhnya… ampuuun… mulut Bi Lastri terlihat sesak disumpal kont01nya batin Aldi dalam hati. Aldi jadi nggak konsen neteknya, sesekali melirik. Mulutnya mulai mengulum, meghisap dan mengemuti kont01nya, mulai mengocoknya, lagi-lagi dengan santai, nyaris tanpa semangat, tapi anehnya kok enak ya terasa bagi Aldi.
Oh rupanya walau sambil mengulum ujung lidahnya tetap aktif bergerak menjilati. Aldi menggoyangkan pantatnya keenakan. Lalu kembali bi Lastri menelan kont01nya samapi pangkalnya, mendiamkan sebentar, dan kemudian mengemut dan menghisapnya kuat, Aldi merasakan lemas sekli, saking nikmatnya. Hisapan Aldi pada pentil bi Ratmi makin kuat saja seiring rasa kenikmatan yang ia rasakan pada kont01nya.
Akhirnya bi Lastri mulai mengulum dengan cepat, tanpa jeda… entah berapa lama, akhirnya Aldi merasakan klimaks, tanpa permisi pejunya muncrat membasahi mulut bi Lastri. Aldi melepas hisapannya pada pentil bi Ratmi, mendesah puaaassss… Bi Lastri memainkan pejunya sebentar lalu menelannya samapi habis, belum cukup, dijilatinya sisa peju di ujung kont01 Aldi.