1 November 2020
Penulis — needlenbitch
Kemudian Crissy berkata lagi dengan suara yang lebih pelan, “Kemudian aku memimpikan kau bermain cinta denganku, dan… kau ambil keperawananku, tentunya itu akan sangat nimat dan indah sekali.” Crissy kemudian memelukku erat sekali sambil menempelkan seluruh tubuhnya, “Bobby, buatlah impianku ini menjadi kenyataan.” Tanpa menjawab lagi pertanyaan Crissy, kuangkat wajahnya dan kucium bibirnya. Kucium seperti aku mencium kekasihku, tidak seperti adikku. Bibir kami saling terbuka dan lidah kami saling menyentuh dan mengait. Tubuh Crissy langsung bereaksi, nafasnya berpacu dengan cepat. Tanpa melepaskan ciuman kami, kini tubuhn Crissy tidur terlentang dan menarik tubuhku agar menindih tubuhnya. Seluruh permukaan tubuh kami saling berhimpit, saling bergesek dan nafas kamipun ikut berpacu.
Kuangkat bajunya ke atas dan buah dadanya yang kanan kuremas-remas pelan, putting payu daranya yang mencuat itu kupilin-pilin dan kuputar-putar. Kurasakan puttingnya semakin keras dan tegang, mulut Crissy merintih dan mendesah, memanggil-manggil namaku.
“Ooohhh Bobby, aaahhh… Bobby, Bobby… Enak sekali… Nikmat Bobby… Ohhh.” Ciumanku kemudian menjelajahi seluruh wajahnya, keningnya, matanya, pipinya, merambat ke telinganya dan juga ke lehernya.
Seluruh wajahnya sudah basah oleh jilatanku. Bajunya kulepas melewati kepalanya sehingga buah dadanya terbuka sama sekali. Sepasang bukit indah yang sudah lama kuimpikan dan kubayangkan. Memang sepasang bukit itu benar-benar sempurna, jauh lebih indah dari yang aku bayangkan. Bulat, kencang dan mencuat indah sekali. Puttingnya yang berwarna merah muda tegang menantang dipuncaknya.
Ciumanku segera mendarat disana, merayapi lembahnya dan seluruh cembungan sampai mencapai puttingnya. Lidahku mengkait dan memutari putting kecil itu dan kemudian kujepit dengan bibirku, kupilin-pilin dan kuhisap-hisap.
Kemudian ciumanku bergeser ke bukit satunya kuciumi seperti tadi.
Suara desahan dan rintihan Crissy semakin keras, tubuhnya menggeliat setiap kali putting dadanya suhisap- hisap.
Sambil mengerjai sepasang bukit dadanya, tanganku juga ikut bergerilya. Selimut yang menutupi bagian bawah tubuh Crissy sudah kucampakkan. Jari-jariku kususupkan ke dalam celananya, bahkan langsung kebalik celana dalamnya. Crissy pun segera membuka pahanya lebar-lebar mengundangku agar lebih mudah dan leluasa menjelajagi bagian paling rahasia miliknya ini.
Akhirnya aku tidak tahan lagi, baju bawahnya dan celana dalamnya pun aku lepas sama sekali melewati kakinya. Seluruh kemulusan tubuh Crissy pun akhirnya terpampang nyata. Bagian segitiga dipangkal pahanya tampak cembung dan ditumbuhi rabut pirang yang halus serta terawat rapi. Ketika jari-jariku menelusuri celah-celah dari bibir vaginanya yang tebal, terasa hangat dan lembab. Tangankupun basah oleh cairan lendir yang keluar dari tempat paling rahasia Crissy, dan aroma khas cairan kewanitaan Crissy tercium memenuhi ruangan.