1 November 2020
Penulis — needlenbitch
Batang kemaluan Bobby lasung bergolak mendengar cerita Crissy.
Pemuda itu langsung diliputi perasaan cemburu dan sekaligus terangsang berat mendengar cerita adiknya tentang hilangnya kegadisannya. Bobby membayangkan bagaimana Crissy membuka pahanya lebar-lebar, vaginanya yang sudah basah siap menanti, perasaan cemburu paling berat yang selama ini tidak pernah dialami sebelumnya.
Rasanya dia ingin menggantikan posisi Jimmy, meraba bagian pangkal paha Crissy dan menjelajahi setiap sudut bagian itu.
Ketika Crissy menghentikan ceritanya sambil nenarik napas panjang, Bobby yang tidak sabar, “Terus apa yang terjadi selanjutnya?” Sambil merendahkan suaranya Crissy berkata, “Kemudian keadaan berubah menjadi buruk.” “Apa sakit sekali???” tanya Bobby menduga kelanjutan cerita Crissy.
“Tidak, tidak sakit sama sekali, karena dia tidak memasukkan anunya ke dalam milikku. Aku tidak mengijinkannya.” “Kamu tidak mengijinkan? Lalu apa yang terjadi kemudian?” “Sebenarnya dia sudah siap untuk memasukkan ‘anunya’… Kalian biasa menyebut ‘cock’? ketika dia sudah akan memasukkan burungnya, aku segera menutup pahaku sehingga dia tidak bisa melakukan itu.
Kelihatannya Jimmy benar-benar sudah tidak tahan, kemudian dia menggosok-gosokkan burungnya ke tubuhku, sebentar kemudian dia keluar. Makanya aku cepat pulang dan mandi. Oh… Bobby, aku telah mengecewakannya! Aku yang memulai dan ketika menit-menit terakhir aku sendiri yang membatalkannya.
Akupun minta Jimmy segera mengantarkanku pulang. Aku benar- benar frustasi, kecewa dan menangis tentang apa yang terjadi. Aku benar- benar bersalah!” Perasaanku benar-benar lega. Aku tidak bisa memahami atau menjelaskan sepenuhnya, yang jelas hatiku jadi berbunga-bunga karena Crissy tidak jadi kehilangan kegadisannya. Akupun memahami perasaanku terlalu egois tanpa melihat kenyataan bahwa bagaimanapun juga aku tidak boleh berpikiran seperti itu. Aku seharusnya mendukung dan membujuknya untuk melanjutkan hubungannya, agar tidak sampai menjadi bencana buat hubungannya.
“Crissy sayang, hal itu memang tidak biasa terjadi pada seorang gadis.
Kegadisan memang harus diberikan kepada orang yang tepat. Cobalah kamu usahakan untuk memahami dirimu sendiri kenapa kamu harus menolaknya?” Crissy menatapku dengan tajam, kemudian dia menganggukkan kepala pelan-pelan.
“Kamu sudah mengerti?” tanyaku.
Crissy menganggukkan kepalanya lebih tegas dan berbisik, “Ya, aku sudah tahu, tapi tidak dapat mengatakannya kepadamu.”