1 November 2020
Penulis — nding
Malam itu Di sela istirahatku sepulang dari hunting susu, Ku dengar suara pengingat pesan dari android kesayanganku, bergegas tanganku segera meraba raba kasurku. Namun terhenti ketika rabaanku merasakan sesuatu tersentuh oleh tangan ku. Kucoba mengingat apakah sebenarnya sesuatu itu, ku raba lagi “hmmm, rasanya kenyal, seperti susu tante lisa hmms” dalam sayup lampu tidur kamarku dengan berat ku coba mendekatkan kepalaku dengan sesuatu itu, “hmmm, baunya wangi, seperti bau tubuh tante lisa”.
Dalam angan yang tak pasti kucoba berpikir jernih, kuraba lagi dan jariku merasakan tonjolan kecil di sesuatu kenyal itu. Demi mencari kepastian kemudian ku pilin tonjolan kecil itu “aaahhhhh doonnn” suara desahan pelan terdengar, “hmmmsss suara ini, seperti suara desah tante lisa… berarti??? Ini??? Ini tante lisa!” batinku dan segera mengulum tonjolan kecil yang sudah kupastikan itu putting tante lisa “hahahahahaha, hidupku memang keren” gumamku fantastic.
Terdengar lagi desahan “aaaaahhhh” membuatku tambah brutal mengulum menjilat tonjolan itu, sekiranya 7menit ++ ku lakukan itu, berhenti gerakan mulut dan lidahku, ketika itu ku coba bangkit dan meraih sakelar lampu kamarku.
Slusss, mataku silau terkena pancaran sinar lampu kamarku, dalam keadaan seperti itu aku malah di bingungkan oleh pikiranku, kurasakan posisiku masih tergeletak tanganku memeluk guling. Dan tergengar suara renyah “huwakakakakakaak, ngapain kamu don, ngigau sambil jilatin guling hahahahah”. “wek??? Jadi semua ini hanya mimpi???” batinku tercengang. “emang yang tadi siang kurang don? Sampe mimpi aja mau nyusu :v?” tanya tante lisa dengan wajah tersenyum menghina -_- sembari melangkah mendekat padaku. “eh tante hehehehe…” kataku cengengesan “Sejak kapan masuk kamar doni?” tanyaku lagi, sungguh hatiku bagai di sayat, harga diriku seakan terinjak.
“belum lama kok, sekitar 15 menit hehehehe” jawabnya sambil menundukkan kepalanya mendekati telingaku “don, tante pengen pipis hehehe, anterin yuk” bisiknya di telingaku. “weeee… pipis aja suruh doni temennin??” jawabku. “ayolaaah” suara bisikan tante lisa di telingaku, kurasakan lidahnya menjilat daun telingaku.
Secara serentak si mantan jaka langsung berdiri, celanaku jadi gemuk :v “hahahaha, tuh liat si duda unjuk jari mau nganter tante” kata tante lisa yang melihat celana kolorku jadi gendut. “ya dah ayo kita selesakan acara pipis ini, tapi cium dulu” kataku sambil beranjak berdiri dari kasur. Saat itulah tante lisa yang berhadapan denganku berjinjit mulai mencium bibirku, aku sedikit merundukkan kepalaku, untuk sejenak kami saling beradu lidah, ciuman mesra itu berlangsung semenit dan “udah ayuk, udah kebelet nih” kata tante lisa menyudahi ciuman kami.
Tante lisa mulai melangkah dan aku mengikuti di belakangnya, tak lupa tanganku meraih androidku. Kami melangkah keluar kamar menuju wc, ku lihat di layar androidku, jam menunjukkan angka 02.47 dan di tengah terlihat ada sebuah pesan dengan nama pengirim “Desy”. Dalam jalanku sambil membaca isi pesan itu, kurasa celanaku ada yg mlorotin, kontolku ada yang pegang, kulihat tangan tante lisa menggenggam kontolku, “ayo don, jalan aja lelet” kata tante lisa sambil menarik kontolku agar terus berjalan.
“yah tante, doni lagi baca sms nih, huft” jawabku kesal karena belum sempat baca tulisan sms itu. “kebelet nih don!” kata tante lisa “kebelet pipis ape kebelet pengen kontol??” kataku nyengir. Tante lisa menarik kontolku dengan keras “awww, ampun tante ampun” teriakku kesakitan. “sssttt, jangan triak gitu, ntar mamamu bangun.
Apa jadinya klo dia liat anaknya berjalan dengan kontol di tangan tantenya??” bisik tante lisa berkedip. “oh iya?? Doni lupa tan klo kita di rumah mama hehehe” jawabku setengah berbisik. Akhirnya kita sampai di wc, tante segera masuk wc tanpa menutup pintunya “tan, doni boleh ikut masuk?” kataku meminta ijin.
“ga boleh kamu liatin aja dari luar.” Jawabnya sambil memelorotkan cd dan berjongkok. “yah tante, pelit” kataku sambil menyentuh androidku guna mengaktifkan camera, niatku sih mau rekam tante lisa lagi pipis hehehehe, “aisssshh pake di rekam segala, buat apa??” katanya. “buat documentasi, sekalian buat di sebar kalo tante ga ngijin’in doni masuk” kataku sambil senyum jahat.
“wah itu tindakan intimidasi, bisa tante laporin polisi lho !” katanya geram. “biarin” jawabku sambil terus merekam memek tante lisa yang lagi memancurkan air seninya. Sungguh jadi ngaceng banget si duda, dan pancuran pipis tante lisa berhenti, dia mengambil air dengan gayung, membasuh memeknya. Selesai itu dia berdiri, namun cd di dengkulnya tidak di angkat malah di lepasnya.
Begitu juga rok yang di pake nya. Dia nungging pamer anus dan memeknya ke arahku, “don, memek tante nganggur nih,” katanya sambil geal geol, menakjubkan memek itu, indah sekali anus itu, ingin rasanya aku menjilatinya, ingin rasnya aku tusuk memek itu dengan duda ngacengku. Aku hanya tercengang, mata melotot, sambil mendekati tante lisa, “stop stop,!
Tante mau pup, kamu kluar sana!” kata tante lisa mencegah langkahku. “weeekkk. Kentang banget sih tante ini !” kataku geram. Ku langkahkan kakiku keluar wc “sialan nih tante, ntar aku kerjain dia sampe abis tuh saus memeknya” batinku ingin balas kekentangan ini. “ttup pintunya don, ntar bau lho hahahahaha” katanya.
“iyaaaa nyonya kentang dari Negara api yang terhormat” ucapku jengkel. Menunggu dan menunggu, “klek,” pintu wc terbuka, tante lisa keluar, “udah selesai tante?” tanyaku ngetest. “udah don” jawabnya kalem sambil tangannya meraih kontolku dan berjalan kembali ke kamar, dari belakang aku lihat tante lisa berjalan sexy bak peragawati, rok yang tadi di pakainya di letakkan di pundaknya, bokongnya meliuk kanan kiri kanan kiri, “kok kontolmu jadi keras di tangan don?
hahahah” kata tante yang berjalan di depanku “gara gara tante sih, awas klo ga di lemesin lagi,” jawabku. “hohohhoho, maunya” jawabnya dengan mempererat genggamannya. “awwww,” pekikku. Kami terus berjalan menuju kamar, namun setengah jalan perhatian tante lisa tertuju pada sebuah kamar, redupnya penerangan di rumahku sangat menambah hawa horror, aku tau dengan pasti kamar seperti apa yg di perhatikan tante lisa.
“haduh gawat, jangan penasaran sama kamar itu tante. Plisss jangan,” batinku gusar. Kontol ku seakan semakin keras, mungkin dia juga ikut ketakutan :v. “Don, ayo kita check kamar itu, sepert apa dalamnya” ajakan tante membuatku seakan di pukul dengan palu pemecah langit milik Thor. “ohh tidaaak, tante, jangan plisss jangan, bahaya mengancam umat manusia jika kita mendekati kamar itu” kataku melarang tante lisa.
“apaan sih?? Pake kehancuran manusia segala -_-, dah ayok pilih mau ape tante betot nih kontol?? Ancam tante lisa yang selangkah demi selangkah mulai dekat dengan kamar itu, langkahku yang beratt, mencoba untuk mundur, namun tak kuasa, kontolku di tarik tante lisa, bayangkan rasanya T_T. begitu kami telah berada di depan pintu, aroma wangi tercium, “udahlah tante urungakan saja niatmu, ntar doni jilatin memek tante ampe kluar 300x deh” rayuku seraya menggapai tante lisa untuk menariknya.
“ehhhhh narik ya narik, tapi jangan di susu nape!, udah kita intip dalemnya, dasar penakut” bisik tante nada judes. Aku tak bisa berkata apapun ketika tante menarih gagang pintu untuk membukanya, aku rasa dunia ini akan berakhir, “oh tuhan, tolonglah hambamu, urungakan niat tante lisa” batinku berdoa mohon pertolongan.
“don ga di kunci,” bisik tante lisa dan membukanya “kriiieeekkk” suara pintu itu menambah suasana tambah mencekam, begitu pintu itu terbuka, terlihat sosok wanita tengah tertidur di pembaringan, “aaaaaa tiiiiidaaaaaaaak, jangan banguuuun” batinku gusar menghadapi ulah tante lisa yang mengancam keberadaan umat manusia.
Ku pegang lagi susu tante lisa, dan meremasnya pelan, “udahlah tan, kita balik yuk?? Mendingan kita ngentot aja, plisss” bisikku di telinga tante lisa. “isssshh, udah nurut aja, dari pada gat ante kasih memek lagi” bisiknya memaksa. Sungguh aku tak mampu tuk berkata apapaun, biarlah jika ini memang akan menjadi akhir perjalanan hidupku, aku pasrah.
langkah demi langkah kami pun telah berada sam ping pembaringan tempat sosok itu tertidur. “liat don,” bisik tante lisa padaku untuk memperhatikan sosok tersebut. “weee” batinku kaget, tak di sangka sosok wanita itu sangat sexy sekali… rambut yang tergerai di bantal dengan kimono sutra berwarna merah hanya sampai di lutut dan sedikit sersingkap hingga paha mulusnya kelihatan bongkahan susunya sungguh menawan lebih keren dari punya tante lisa.
Walapun dengan rasa berdebar ketakutan, namun terdapat sensasi yang begitu indah di saat itu. “ssstt, cantik ga?” bisik tante lisa, sedangkan pandanganku yang terpaku menatap keindahan di depanku, membuat aku tak sanggup lagi menjawab. “zzzz, kamu ini, tadi takut sekarang terpesona -_- hmmms” bisik tantelisa dengan mempererat genggaman di kontolku..
tatapan kosong, pikiran melambung dalam lamunan, itulah keaadaanku.. “dooonn. Tante bangunin ya biar kamu di makan :v” kata tante lisa lagi. Mendengar kata itu aku langsung sadar dan menarik tante lisa agar menjauh dari sosok perempuan itu. baru sampai setengah jalan antara ranjang dan pintu tante lisa terlihat ingin memanggil perempuan itu, tanpa berpikir panjang langsung saja aku cium bibir tante lisa, karena hanya cara itu yang ada dalam pikiranku agar tante lisa tidak jadi bersuara untuk membangunkan perempuan itu, ku dorong dengan cepat dan kami berhasil sampai di luar kamar, baru saja aku akan menutup pintu, terdengar suara dari perempuan itu memanggil nama kami.
“dooooniiiiii… liiiisssssaaaaaaaa” Aku yang kaget ketakutan langsung menutup pintu. Belum hilang rasa takutku eh tante lisa malah menjawab suara itu “iya mbak, ini lisa, dan doni juga, barusan aku minta di anter ke WC, silahkan di teruskan tidurnya hehehehe”… “toooooweeeeengggg…” Tubuhku seakan mau rubuh :v
tanpa meneruskan kata apapun, ku tarik tante lisa bergegas ke kamar tidurku, sesampai di kamar, karena jengkelnya dan karena takutnya, aku berkata “tau kan tante itu kamar sakral?? Gimana klo dia ngejar kita, dan kita ketahuan berduaan ga pake celana :v? coba apa kata dunia??” nadaku sedikit agak ngambek.
“udahlah don, gitu aja di ambil hati, toh kamu juga klihatan menikmati pemandangannya hehehe” jawab tante lisa sambil mengelus dadaku. “ah tante ini.. Keras kepala banget, huft..” kataku. “eh, kamu malah kepala kontolnya yang keras” jawab tante cengengesan. Bukannya terus ngambek, aku malah senyum tertahan.
“sial bisa aja nih tante menangin hatiku” batinku.. “mau memek ga? Hayo?” Tanya tanteku di sela senyuman tenangku. “hmmms,” tanpa banyak kata lagi langsung ku dorong tante lisa ke ranjang tidurku, langsung saja ku cium bibirnya dan dia membalasnya, kami saling cumbu, lidah kami berpagutan, tanganku kiriku turut aktif di susu janda ini.
Sedangkan tangan kananku segera menuju ke memek tante lisa, sambil berciuman, ku remas, dan kucari lubang memeknya. Ku gesek gesek itil tante lisa, ku arahkan kepalaku menuju leharnya, ku kecup, ku jilat, sampai di susunya ku hisap puting kanannya, kumainkan dengan lidahku, kadang ku gigit pelan, “aaahhhhh” desah tante lisa…
ku lanjutkan berganti di susu kirinya. Setelah puas dengan susunya, ku arahkan kepalaku lebih turun, ku kecup di pusarnya dan sesekali ku jilati, “aaaaahhhh, kebawah don..” desah tante lisa.. hingga mulutku sampe di memeknya, ku jilat pelan bibir memeknya, ku mainkan itilnya dengan lidahku, dan ku masukkan jari tengah tangan kananku ke lubang memek tante lisa, memeknya mulai bersaus, kujilat, ku hisap, ku keluar masukkan jariku, hingga memek tante lisa mulai berkedut “terus don…
aaaaahhh esssshh” desahnya, ku percepat lidah dan jariku. memek tante lisa berkedut keras, tubuhnya menggeliat “aaaaahhh tante keluaaar aaahh” jariku di guyur saus memek tante lisa, aku mengeluarkan jariku dan menjilat lubang memek tante lisa, ku sedot hingga bersih saus memeknya, di jari tengahku yang masih basah, kali ini aku ingin tante lisa ikut merasakan saus memeknya sendiri, ku acungkan jariku ke arah mulut tante lisa, “ayo tante rasakan saus nikmat ini” kataku.
Dengan sedikit ragu, tante lisa membuka mulutnya, dan mengulum jariku yang basah saus memeknya sendiri. Dia jilati sampai bersih dan terlihat dia berusaha menelannya… “emmpphh, asin, kaya sperma kamu don, tapi enakan spermamu” kata tante lisa. “yah tante klo enak ya bikin kluar spermaku dong” jawabku dan bangkit, tante lisa kemudian duduk di hadapanku, dan mendorongku rebah di ranjang, dia genggam kontolku yang ngaceng keras, di kocoknya pelan.
Segera dia mengulum kepala kontolku, sambil di kocok, di dalam mulut, lidahnya memainkan lubang kencingku, “uaarrrgghhh” desahku, kemudian tante lisa menjilat batangku dari buah pelornya sampai di ujung kepala kontolku, beberapa kali dia ulang dan mengulum lagi kontolku, nikmat banget… “sini tan balik, doni mainin memeknya” kataku, tante lisa segera membalik posisi, kami ber 69.
“aaaahhhhhh” desah kami bareng. Tante lisa mulai menggerakkan pinggulnya naik turun, tanganku juga mulai aktif di susunya. Begitu nikmat begitu padat kadang kala kupilin putting susunya. Sembari menggoyangkan tante lisa menyodorkan susunya kea rah wajahku, tak di perintah pun aku tau bahwa tante ingin di kenyot susunya…
“huummss enak don aahh…” desahnya. Pacuan memek tante semakin lala semakin enak… “ohhhh ohh ohh,” desah demi desah mengiringi peraduan senjata pamungkas kami. Tak heran kenapa Negara api sangat kuat sekali di banding Negaraku. Mungkin karena level kekuatan kereka jauh di atas negaraku, nih buktinya, memek tante lisa sungguh menawan, empuk, nikmat, dan ber skill khusus.
Semakin lama kami memacu pinggul, semakin keras pula desahan kami, intensitas gerakan pinggul tante lisa pun semakin menjadii, “ohhhh doon, enak banget kontolmu… ahhh” kata tante sambil mendesah “memek tante juga enak tan… terus tan” jawabku… kurasakan memek tante lisa mulai berkedut, sepertinya dia akan muncrat..
gerakanya semakin cepat, dan… lenguhan panjang terdengar dari bibir tante lisa… “ohhhhhhh dooo… nn tante kluarrr"" teriaknya tertahan sambil ttp berusaha menggerakkan pinggulnya, kurasakan cairan saus memeknya menyembur membasahi seluruh batang kontolku, tante lisa terkulai lemas ambruk di pelukanku…
“oh doon nikmaat bangeet. Kamu kok belum apa apa sih?” bisiknya di telingaku kemudian berpaling mencium bibirku… “lanjur sampe si duda muntah” ya tante ^_^ hehe” jawabku, sambil menggulingkan tante lisa ke samping kiriku, tanpa mencabut si duda dari sarangnya, kini posisi kami berubah, “ahhh ahhhh” desah tante kelika mulai ku pacu maju mundur kontol bimaku, kuraskan memeknya berkedut kedut, seakan memijit kontolku, terus ku pacu, kedutan memek tante semakin menjadi “aaaaaaahhhhh” teriakan tante di iringi semprotan cairan bening dari memeknya, “wow..
tante squirt ya,?” kataku… tubuh tante seraya kejang… ku hentikan gerakanku, setelah di rasa sudah agak tenang, mulai ku pacu lagi… “aaahhhh doooonnn…” desah tanteku lirih… Tanpa menggubrisnya terus saja ku hujamkan kontolku ke memeknya, hingga squirt part II, Part III, part IV… Teriakan demi teriakan ku dengar dari bibir tanteku itu, tetep ku kayuh saja, kurasakan kontolku mulai geli nikkmattt, ku pacu kebih kerasss, “aaaahhhh ahhhh ahhhh” desah tanteku, “tahaan yua tanteee.
Doni mau keluar.. aahhtr” kataku… “aahh iya sayankku, kluaarinnn, semprot manimu dalam memek tanteee aashhhhh” jawabnya… tanpa aba” hanya ketukan denyut memek tante yang memnjadi rritme ketukan menuju semprotanku… dan “aaahhhhh.. arrgghh doni lkluarr tanteeeee..” desahku (nada suara cowok bro) “aaahhhh aaaahhh memek tante juga kluar dooonn” teriak tante lisa, kami barengan orgasme, dan aku tersungkur lemas di dada indah tante lisa… begitu lelah, hingga kami tertidur…
Tak begitu ingat waktu, tak kuasa berpikir, mata sayuku mulai terbuka, ku coba ingat pertempuranku melawan mascot Negara api yaitu tanteku… “seingatku kami tertidur bersama, tp tante kok ga ada” batinku. Masih keadaan lemas gemulai, ku coba bangkit dari kasurku yang masih terasa dingin karena basah squirt saus memek tante lisa…
namun, sesampai di pintu kamarku ku dengar suara tante lisa sedang bicara dengan kanjeng mami -_- . yg kudengar “lis, knp bisa kamu melakukan hal seperti itu, klo sama orang lain ma aku gpp. Tp ini?? Kamu sama doni, anak kakakmu..” suara mami. “maaf mbak, dalam masalah ini dono ga salah kok, semua ini salah lis, mohon jangan sampai mbak marahin doni. Kalau harus lis pulang ke Negara api, lis akan lakuin mbak.” Jawab tante lisa membelaku. Benak pikiranku mendengar pembicaraan mereka menjadi kacau. Ku pikir aku harusnya keluar untuk membela tante lisa, karna dari awal akulah yang memulainya. Namun melihat belum ada keputusan dari mami, maka ku coba untuk mengetahui akhir dari pembicaraan mereka…
Dengan mengeluarkan jurus telinga kelinci, aku sangat menunggu keputusan mami dalam hal yang menyangkut kebahagiaanku, tante lisa, dan juga mami sendiri.. eh kontolku dan memek tante lisa juga -_- atau mungkin memek mami jua