1 November 2020
Penulis —  thealfonso

Nenek Gendut

Luman meminta kau kembali menungging, agar dia menyodokku dari belakang seperti siang tadi.

Suatu hal yang sangat aku tunggu-tunggu. Sat itu lukman langsung menyodok memekku dari belakang dan aku merasakan kenikmatan yang sangat indah. Baru sepuluh kali aku disodoknya aku sudah mengeluarkan lendir nikmatku dengabn buncahan yang luar biasa.

Sat itu Lukman menarik Kontolnya. Akau merasa sangat kecewa sekali Hanya hitungan detik aku merasakan ujung kontol lukman sudah berada di pintu duburku. Ada apalagi ini pikirku. Aku diam saja.

Ada saja kejutan yang diberikan

Lukman padaku. Pasti ada hal lain lagi, bathinku. Perlahan lahan

Lukman menusuknya, kemb\udian menariknya. Tusuk tarik-tusuk tarik terus begitu. Aku tak mengerti kenapa demikiabn. Dan sekali ini

Lukman menusuk kuat kontolnya ke dalam lubang anusku dan aku merasa sedikit sakit. “Aduuuhhhh…” desisku.

“Sabar Nek. Sebentar juga enak,”

katanya.

Aku mengikuti petunuknya. Dan aku merasakan secara perlahan-lahan kontolnya terus menyeruak ke dalam duburku dan aku sedikit merasa sakit. Lukman menghentikan tusukannya. Aku merasa seperti ketrika aku mau buang hajat ada yang menganjal di duburku. Kemudian perlahan Lukan menusuknya lebih dalam lagi dan lagi, kemudian menariknya secara perlahan-lahan. Duh… nikmatnya.

Setelah kurasakan kontolnya hampir habis keluar, Lukman menusuk kembali perlahan-lahan, kemudian menusuknya kembali perlahan-lahan. Begitu seterusnya secara teratur. Saat tusuk tarik itu, sebelah tangannya mengelus-elus klentitku dan sebelah lagi meremas-remas tetekku dan memelintior pentilnya. Ah… aku menikmatinya. Kembali lagi lendir dari dalam tubuhku meleleh sampai ke dengkulku. Lukman menamnpungnya dengan tangannya dan mengeluskannya ke kontolnya. Kemudian tusuk-tariknya pada duburku, semakin lama semakin cepat. Akau sudah kehilangan rasa sakit dan kini sudah berganti dengan rasa nikmat luar biasa. Aku kembali terpekik-pekik kecil yang mana suaraku habis ditelan oleh derasnya hujan di atas seng rumah mungil kami. Puasi nenek sayang, desahku.

Walau sebanarnya dari tadi aku sudah dua kali orgasme, tapi rasanya aku tak puas-puas juga.

Apa aku sudah gila atau memang ada kelainan dalam diriku? ENtahlah. Lukman terus saja menghajarku dari belakang dengan kebuasannya yang luar biasa dan sampai akhirnya dia melepaskan spermanya di dalam tubuhku dari duburku. Setidaknya, sekali lagi setidaknya,

kami melakukannya tiga kali dalam seminggu. Aku mjulai tak cangghung lagi menguluim dan menjilati kontolnya yanbg snagat luar biasanya. Itu. Seperti dia juga menjilati lubang duburku, aku juga melakukannya terhadap diri cucuku yang pintar ini, padahal dia belum pernah menikah. Setelah empat tahun kami melaksanakannya, Lukman pun menikah dengan tetangga kami yang juga janda. Lantas bagaimana dengan kami? Tetap saja, kami selalu melakukannya dengan curi- curi. ISterinmya dan tetangga sedikitpun tidka pernah curigha,

karena aku mendengar bisik-biskk dari dulu, kalau kegendutanku, pasti membuat orang tidak seleras bersetyubuh dengan ku. Aku senyum saja. Padahal, kalau suami mereka merasakan cengkraman memekku, pasti mereka akan ketagihan. Aku tidak mau merusak rumah tangga mereka, karena aku tau, banyak suami di antara mereka yang selalu bersikap gatal padaku.

Habis

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan