1 November 2020
Penulis — Eireon
PART 5
MENGGARAP BU ENDANG
**
BU ENDANG
**
Sekarang aku sedang berada di hotel berduaan dengan buk endang. Dosen paruh baya yang telah beberapa kali kutiduri. Kenikmatan bercinta dengan wanita berpengalaman seperti buk Endang membuatku makin ketagihan dengan permainan cintanya di ranjang. Cara nya memuaskan libidoku terus membekas di benak ku, selalu terbayang goyangan pantat bahenolnya saat kusetubuhi dia dari belakang.
Didalam kamar dia memeluk ku dan kami saling berpelukan. Buk Endang menciumi ku wajahku berulang ulang, mungkin dia sudah sangat kangen atau konak untuk kusetubuhi. Aku membiarkannya terus menciumi ku, masih dalam posisi berpelukan, pelan pelan aku menggiring langkah menuju ranjang. Setelah sampai di pinggir ranjang, Aku lalu merebahkan buk Endang di atas ranjang.
“ahhh.. ahhh..” desah buk endang menggelinyang saat kucumbu lehernya. Dia membiarkanku terus mencumbu nya.
Puas melepaskan nafsuku disana aku mulai mengecup bibirnya, berulang kali hingga buk endang secara naluriah membalas kecupanku. Bibir kami saling berpagut dan melilit. Buk endang cukup lihai dalam melakukan frech kiss itu. Aku memburu kemana bibir buk endang dan buk endang sendiri tak mau kalah dengan balas melumat bibrku.
Tak lama kemudian tanganku mulai merambat kebawah, tepatnya ke wilayah pahanya. Tanganku mulai mengelus paha sekal nya dari lutut sampai ke pangkal. Buk endang yang memakai rok pendek itu makin memudahkan aksiku, buk Endang terasa mengangkangkan kedua pahanya seperti mempersilahkan tanganku untuk menjamahi pahanya.
Dengan gemas sekarang aku arahkan tanganku ke pangkal paha hingga menyentuh kemaluannya yang masih tertutup celana dalam, sesampai disana langsung saja kuusap daerah itu berulang ulang, hingga terasa tubuh buk endang menggelinyang liar. kulihat kedua pasang kaki buk endang bergerak liar hingga mengacak acak alas kasur ranjang itu
“Hmmpphhh.. oooohhhh… Oooooouuhhh..” desah buk endang terasa makin liar memagut bibirku. Lidah nya makin liar menjelajahi langit langit mulutku dan terus membelit lidahku seiring kobelan jari tanganku meraba dan mengelus kemaluannya, aku makin bernafsu saja melihat tingkah dosen ku yang tambah hot dan membuat libido ku tambah naik.
Puas mengobel kemaluannya, perlahan ku selipkan jari tengah ku di sela karet celana dalamnya hingga terasa ujung jariku menemukan sebuah belahan daging yang terasa hangat dan basah, ya.. ujung jari tengahku sekarang sudah berada tepat di depan pintu sorganya. Tak sabar kutekan jariku itu disana dan ..
“Aaaaaaahhh… hhhhh… Ouucchhh… Ngghhhhh…” jerit buk endang sambil memejamkan mata dan menggigit bibirnya.
“gimana rasanya sayaaangg..??!!” bisiku gemas ke telinganya
“enn ennaakhhh bryaannhhhh.. ouuhhh.. hhhh..” desahnya terbata bata mengatur nafasnya yang naikm turun.
Tangannya terasa menggengam tanganku yang berada di pintu lobang surgawainya itu dan membantu mendorong tanganku hingga jari tengahku yang berada di dalam jepitan lobang vaginanya itu menjadi terdorong… hingga seluruh jari tengahku amblas dalam jepitan lobang senggama buk endang. Kuarasa jari tengahku menyentuh semacam biji yang ada dalam liang kenikmatan buk endang, karena gemas kukobel daging kecil itu berulang kali hingga terdengar buk endang kembali menjerit histeris
“Ouuuuuuhhhhhh Bryaaaannn hhhhh… Enak sayaaannghhh..” jerit buk endang saat kumainkan jariku di biji klentit nya itu.
“Bryyy.. saya nggak tahann.. ohhh… “desahnya manja.
Aku memandang wajah buk endang, dosen ku yang merah penuh nafsu birahi itu, wajah ayu nya tampak pasrah dan rela menyerahkan bulat bulat jiwa dan raga nya padaku pada saat itu. Wajah nya yang merah dan nafas nya yang tersegal segal benar benar tak mampu menyembunyikan apa yang dalam fikirannya. Ya benar… buk endang tampak benar benar konak padaku dan dengan apa yang kulakukan padanya saat ini.
Terasa tangan Buk Endang membimbing jariku keluar dari lobang kawinnya, aku membiarkan saja. Setelah jari ku keluar dari lobang kawinnya kudekatkan jariku ke mulut buk endang dan kutaruh jari ku di mulutnya, aku memberi isyarat agar buk endang membuka mulutnya, reaksi pertama yang kudapat buk endang menggeleng, namun aku terus memintanya agar membuka mulutnya.
“Jilati bu endang sayaaang.. gak apa apa kok.. aku kan juga sering menjilati punyamu..” ujarku
Buk endang tampak memejamkan mata, terus kusuap kemulut nya, dan akhirnya terasa buk endang menyeruput jari ku yang penuh berlumuran cairan cintanya yang kental.
“gimana rasanya sayang?” ujarku. Buk endang tak menjawab namun itu hanya sebentar buk endang menyedot jariku, selang 5 menit mengeluarkan jariku dalam mulutnya. Lalu kemudian buk endang duduk dan melepaskan baju nya, aku hanya melihat saat buk endang melepas satu persatu kancing bajunya dan membuangnya sembarangan.
Selanjutnya buk endang mendekatiku dan mulai memberi isyarat agar aku mengangkat kedua tanganku, aku mengerti dan saat kedua tanganku angkat tak terasa buk endang sudah menarik baju kaos ku keatas dan melemparkannya sembarangan. Setelah itu aku mulai mengerti maksud buk endang. Sekarang gantian aku merebahkan tubuhku di ranjang.
Tampak buk endang melakukan dengan tergesa gesa, sekarang buk endang menarik paksa celana jeansku kebawah, kubantu aksinya dengan mengangkat pinggulku ketasa hingga buk endang dengan mudah menarik jeans ku, namun belum menarik sampai lepas, dia hanya menarik sebatas paha.
Setelah itu sikap buk endang pun mulai liar, dia mencium pahaku sampai ke pangkal paha, mencium penisku yang masih berada di dalam celana dalam dengan gerakan yang cepat, bagai ayam yang sedang mematuk. Buk endang hanya melakukan itu sebentar untuk kemudian menarik celana dalamku. Begitu melihat penisku yang sudah mengancung tegak, buk endang langsung memburunya, mencium dan ohhh… penis ku langsung di oral oleh buk endang dengan gerakan yang cepat, sapuan lidah dan air ludah buk endang menimbukan perasaan geli an nikmat… tubuh ku serasa terbang keatas menikmati kuluman buk endang yang dengan
pandai mengatur tempo kulumannya. Kadang cepat kadang pelan.
Lidah buk endang berada di pangkal kemaluanku. Terlihat dia kesulitan kemudian menarik celana dalam ku kebawah sedikit lagi, setelah itu buk endang langsung memburu daging lunak yang berada dipangkal penisku yaitu kantung testisku yang berisi dua biji itu
“ooooouuuuuuughhh…” Desahku merem melek, kurasa lidah buk endang memainkan kantong kemih ku, biji ku dihisap dan dijilat dengan lidahnya. Kedua tanganku sampai mencengkram kepala buk endang saking menahan nikmat nya. Kutekan kepalanya kedalam seakan tidak boleh beranjak dari sana. Kemudian kulanjutkan dengan meremas remas rambutnya.
Buk endang makin liar dan ganas mengemut punyaku, tangannya menahan kedua pahaku agar tetap dalam posisi terkangkang.
“oouu.. bu.. endangg.. stoop sayaaang… aku mau keluar nih..” pintaku terbata bata
“keluarkan saja bryann.. keluarkan dimulutkuuu..” ujarnya menghentikan kulumannya sebentar kemudian mulai kembali mengulum penisku
“ja.. jangaan ibuk sayang kuu.. aku nggak mau nembak di mulutmu aku mau nembak mulut yang dibawah sajaaa…” desahku menahan rasa geli
Mendengar ucapakan ku yang terakhir buk endang langsung menghentikan aktifitas mulutnya di penisku. Tampak dia tersenyum menatapku dan mengangguk mesra padaku
“gitu dong.. sayaaang… lebih enak nembak di dalam itu kan” ujarku sambil menunujuk ke arah selangkangnya.
Aku membenahi pakaianku, buk endang membantuku melepaskan pakaian ku yang tersisa, yaitu celana jeans dan celana dalam yang sudah dilorotkannya sampai selutut itu sekarang lepas sudah semuanya. Kali ini kembali buk endang membuat posisi merebahkan tubuh bahenolnya itu diatas ranjang. Dan aku setengah berdiri dengan menggunakan kedua lututku sebagai tumpuan diatas ranjang yang empuk itu.
Wajah buk endang tampak sudah terbakar nafsu, kemudian tangannya sendiri mulai menyapu perut, pusarku hingga berujung menyentuh dan menggenggam batang kejantanku lalu mengocok ngocoknya sebentar.
“wanita seperti ibu harus dipuaskan..” ujarku lirih padanya
“biarkan saya mencintai ibu..” tambahku menatap wajahnya yang sudah sangat kepengen untuk disetubuhi itu.
“walau ini kesalahan aku tidak dapat mencegah nya bryan.. saya tahu ini adalah sebuah kesalahan..” ujar bu endang lirih.
“tampar aku bu..” ujarku
Buk endang tampak heran mendegar ucapanku
“maksud kamu.?” ujarnya masih dengan wajah heran
“saya bilang.. tampar saya..” ulangku sambil meyakinkannya
“kamu ada ada saja..” ujarku Buk Endang tertawa kecil, namun tetap ditamparnya pipiku, dengan pelan.
Merasakan itu aku menjadi makin bergairah, aku langsung menyerang dan menindihnya.
Buk Endang pun terlihat makin bergairah dia kembali mencoba menamparku namun dengan cepat kutangkap dan kupegang kedua tangannya dengan kedua tanganku dan menahannya di dasar kasur hingga posisi kedua tangannya menjadi terkunci.
Aku mulai mencumbu nya dengan buas, kuciumi lehernya karena buk endang pun terlihat mengadahkan leher nya keatas pertanda dia memberikan lehernya untuk di cumbu. Terdengar desahan desahan liar nan erotis dari buk endang yang makin memacu birahiku. Cumbuanku beralih cepat dari leher ke dadanya disana kubenamkan wajahku diantara belahan payudaranya yang sudah membetot tegang, kuciumi kedua buah dadanya secara bergantian tanpa membuka bh nya, kemudia beranjak ke perut lalu pusar nya dan puncaknya kubenamkan wajahku di selangkangannya dan dengan buas aku ciumi vaginanya yang masih tertutup celana dalam itu
“owwwwhh brryaannn owww..” jeritnya nakal
Tubuh buk endang menggelinyang hebat, kedua pahanya mengapit kepalaku dan terus menyerang selangkangannya itu dengan kecupan. Terasa aroma khas dari kewanitaannya itu. tanganku yang sudah melepaskan kuncian dari tangan buk endang mulai mengangkangkan dan membuka belahan paha buk endang, kedua kaki buk endang berdiri dan tampak buk endang mengangkat pinggulnya.
Aku hentikan aktifitasku sejenak dan aku melempar senyum padanya. Lalu tanganku kembali mengelus perut nya dari bagian bawah payudara terus turun sampai ke pusar, aku membelai nya beberapa kali dan akhirnya kedua tanganku berada di masing masing pingulnya kanan dan kiri, dengan perlahan aku lorotkan celana dalam nya yang berwarna hitam berenda itu, buk endang tidak mempersulit pekerjaan ku, diangkatnya pinggulnya hingga memudahkan ku melorotkan celana dalam itu diantara kedua paha nya.
Sekarang buk endang tampak sempurna telanjang di hadapanku. Aku tidak mau berlama lama, cepat kuarahkan penisku menuju pintu senggama buk endang yang sekarang mengangkangkan kedua pahanya lebar- lebar hingga lobang kawinnya tampak menganga indah, lobang itu tampak sudah basah, ditandai dengan cairan yang berada memenuhi mulut vaginanya.
Tanpa berfikir lama aku sodokan rudalku hingga membelah dinding vagina buk endang, diiringi dengan lenguhan lirih yang terdengar dari mulut dosen ku itu.
Kedua tangan buk endang terasa memegang kedua bongkahan pantatku dan mendorong pinggul ku untuk menyeruak ke bagian yang kebih dalam. Aku memicingkan mata sebentar menikmati nikmatnya jepitan dinding vagina buk endang yang dengan natural meremas batang kejantanku. Selanjutnya kupompa penis ku maju mundur ke luar masuk lobang kawin buk endang dengan penetrasi cepat
“ooh.. oohh… ohh.. owwhh.. nghhh…” desah buk endang seiring genjotan penisku yang keluar masuk vegy nya. Tangannya menekan pinggulku terus kebawah.
“Oohh.. bryaaann.. hh.. owhh… owwhh… mmpphhh..!!!” desahnya tak karuan
Aku terus menggenjotnya dari atas, buk endang tampak tak mau menatap ku yang terus memandangi nya dari atas tubuhnya.
“anda memang stw yang menggairahkan buk endaaangg..” bisiku padanya
“owwwhh… owwhh… owwhhh…” hanya itu jawaban yang kudengar
Melihatnya makin terangsang aku pun makin gemas melihatnya, bh yang masih menutupi buah dadanya langsung kutarik keatas dengan kasar, hingga buah dadanya yang lumayan gede itu membetot keluar, aku makin terangsang melihat sepasang payudara itu bergoyang goyang indah turun naik seirama genjotanku.
“buk endangg… balik ke belakang ya,,” ujarku
“mak.. maksudd kamuu.. hhh..?” ujar buk endang terengah engah
“balikan tubuh anda membelakangiku” ujarku. maksudku ingin menggagahi buk endang dengan cara doggie style.
“ii.. yaaahh…” ujar buk endang memperlambat goyangannya. Dengan posisi penisku yang masih berada dalam lobang kawinnya Buk endang lalu membalikan tubuh bahenolnya hingga sekarang berposisi memunggungiku.
“naikan pinggul anda..” perintahku, sambil membantu mengangkat pinggulnya hingga buk endang sekarang berposisi menungging.
Buk endang tampak patuh dengan instruksi ku. Dengan penis masih menancap disana kembali kugerakan maju mundur dalam lobang titit buk endang. Posisi kepala buk endang berada dibawah bertumpu pada kasur. aku menarik pinggang nya dan kubantu kedua tangan buk endang membuat posisi menungging sempurna dengan menjadikan kedua lengan dan bahunya sebagai tumpuan
“oohh… bryaann… kamu apakan saya..” hanya itu suara yang keluar dari mulut buk Endang
“tenang saja buk…” ujarku. Setelah kedua tangannya tegak dan kedua tangannya bertumpu di dasar kasur perlahan kutarik pinggang nya dan kutahan tanganku disana. Penisku kembali menghentak lobang kawin nya dari belakang. Terus kuserang maju mundur lobang titit buk endang
“oohh.. buuukk… mpphhh… rrrrrrhhhh..!!!” ujarku dengan sekuat tenaga menggenjot lobang kawin buk endang dari arah belakang.
“ooh.. oohh.. iihhhhh… awwwhhh..” desah buk endang megap megap
Posisi ini makin merangsangku melihat bongkahan pantatnya yang besar itu bergoyang goyang seirama dengan genjotanku. Dan tak tahan lagi, kedua tanganku yang semula menahan pingggang buk endang sekarang meremas kedua buah dada nya.
“awww… bryaaaannnnn.. hhhh..!!!!” jerit buk endang saat payudara nya kuremas kuat. Kedua tanganku seolah kurang cukup memegang buah dadanya yang lumayan gede itu
Sekarang posisi kami sudah mirip dengan gaya anjing kawin. Gigiku gemeltuk menahan kenikmatan ini, semaki kupercepatan genjotanku.. Di lain pihak buk endang tidak mau kalah denganku, dia menggoyangkan pantatnya dengan gerakan memutar, berlawanan dengan sodokan ku yang maju mundur, membuat ejakulasi ku terasa makin cepat datangnya.
Buk endang malah menaikan tubuhnya hingga pinggulnya mendarat di kedua pahaku dan tangannya yang semula menahan tubuhnya di dasar kasur kini dilepaskan nya dan membuat posisi seperti duduk namun membelakangiku. Aku pun kembali menahan pinggang nya agar tubuh nya tidak jatuh ke kasur
“uuhh… enak bryaann.. ohhh.. kamu hebat sayaaanghh… owwww.. hhh.. genjot terussssss!!!” jeritnya tak karuan
Jepitan dinding vaginanya makin mencengkram batang kejantanku. Aku memicingkan mata merasakan seluruh persendianku bergelonjotan, hingga bermuara pada rudalku.
“uuhh… buk endaaangg… goyang terussssss..!!!! anda luar biasaaaaaa…!!!” jeritku
“aku.. akuhhhh.. mau dapet bryannnn.. owhhhhh.,!!” jerit buk endang
Mendengar buk endang mau orgasme aku makin mempercepat genjotanku, lobang vaginanya sudah terasa lapang karena cairan yang keluar dari dinding rahimnya
“Uuuggghhhhhh…!!!!!!” Jeritku melepaskan semua ereksi yang tertahan selama 15 menit tadi, spremaku menyemprot Rahim buk endang berkali kali
“owwhh.. owwwhh.. awwwhhhhhhhh…!!!!!” Kudengar buk endang terpekik, mungkin dia juga sudah muncak bathinku
“aku… keluarrrr bryaann.. hh… ohh.. sayaaaaanggg.. hhhh!!!” jerit buk endang terengah engah mengatur nafasnya, dugaanku benar, buk endang juga sudah orgasme, kami serentak berejakulasi.
Setelah beberapa saat, tubuh buk endang mulai lunglai. Posisi pantatnya masih menungging namun kepalanya sudah mendarat di kasur. Aku masih belum mau mencabut penis dari dalam lobang titit buk endang.. Aku hanya masih ingin menikmati indah nya sensasi bersetubuh dengan dosen ku ini.
“cabut bryan.. pinggul saya sakit nahan nya …” terdengar suara buk endang memintaku mencabut penisku
“i.. iya buu.. hh..” ujar ku
“uughhh..!!” sahut aku dan buk endang bersamaan saat penis ku cabut dari lobang kawinnya
Aku langsung berbaring disebelah buk endang dan buk endang memutar badannya kearahku dan memeluk ku lalu menyandarkan kepalanya didadaku.
Kami terdiam sambil mengatur nafas. Aku membelai rambut dan ubun ubun dosen ku itu. Buah dadanya yang kenyal dan hangat menempel di dadaku.
“anda benar-benar hebat di ranjang buk endang..” puji ku padanya
“bener..? tapi aku kan sudah tua dan alot… masak lebih hebat dari perempuan perempuan yang kamu tiduri..?” ujarnya seperti menyindirku
“beneran buk… anda benar-benar membuat saya menikmatinya..” balasku dengan tetap tenang
“nikmatan mana bercinta sama saya atau si tuti khairani..? “balasnya sambil mendongakan kepala berhadapan hadapan denganku, menatapku lekat lekat.
“o’o pertanyaan yang sulit dan penuh dengan perasaan cemburu..” bathinku
“ya jelas nikmat bercinta dengan buk endang lah… tuti itu hanya pelampiasan nafsuku saja.. kalau buk endang lagi gak bisa diajak beginian” ujarku menggoda nya
“beneran nih…” ujar buk endang menatapku dengan raut wajah terbinar. Wajah tuanya langsung beseri mendengar ucapaku
“beneranlah… Jauh lah si tuti di bandingkan buk endangku, wanita berpengalaman dan luar biasa di ranjang” ujarku terkekeh sambil menciumi jidatnya.
“pokok nya buk endang tetap nomor satu” tambahku meyakinkannya
“hihihi.. kamu bisa aja..” ujar buk endang terkekeh sambil membelai wajahku
“kamu itu cah bagus ku bryan… ganteng.. bisa membuat ibu klepek klepek ama kamu..” ujarnya lagi
“aku kan mesin sex nya ibu…” ujarku. Kurasa buk endang mendekapku dengan erat. Kami pun hanyut dengan perasaan masing masing.
“cuci dong tititnya buk.. nggak takut hamil nanti” godaku
“kalau aku hamil ya mau gimana lagi.. ya kamu kudu tanggung jawab” ujar nya balas menggodaku
“iya sih.. tapi tumbal pertama tentulah pak dibyo.. hehehheh” ujarku terkekeh, dibalas buk endang dengan mencubit rudalku.
“awww.. bikin kaget aja” isak ku meringis. Buk endang sekarang yang malah terkekeh melihat ekspresi ku.
“yo weess.. mari kita ke toilet bersih bersih..” ujarnya bangkit dengan malas malasan dari atas tubuhku
“tunggu” ujarku menahannya. Lalu aku juga duduk bangkit dari tempat tidur.
Buk endang bingung saat aku memeluknya
“lepaskan dulu ini nya” ujarku sambil melepaskan pengait bhnya berikut membuang bh hitam berenda itu ke lantai
“oooo..” ujar buk endang tertawa. Kami benar-benar menikmati suasana saat ini.
1 JAM KEMUDIAN DI TEMPAT YANG SAMA
Aku masih di tempat tidur, saat buk endang masih berada di kamar mandi. Pakaian kami masih berserakan dimana mana. Aku malas merapikannya dan bersandar di Rajang.
Aku melamun sejenak menikmati nikmatnya bercinta dengan dosen ku ini. Rasanya jauh lebih puas daripada bercinta dengan buk tuti, gendak ku. bedanya dengan buk tuti aku yang mengajari nya melakukan penetrasi seksual, dengan buk endang aku malah yang dilayani oleh beliau. Pengalaman beliau dalam hal memuaskan pasangan di ranjang amat hebat… BINAL..
Cara buk endang memperlakukanku, dan melayani nafsuku itulah membuat ku ketagihan untuk terus bercinta dengannya. Masih terbayang ekspresi wajahnya saat kusetubuhi tadi. juga desahan, rintihan dan lenguhan suara nya saat kugenjot dan ku beri rangsangan… amat menggairahkan..!!!
Buk endang juga pandai merawat tubuhnya. Walau usia beliau kutaksir sudah lewat 35 tahunan, namun tubuhnya itu lho… masih sangat montok dan bahenol!! bagian Pinggulnya yang besar dan pantat nya yang montok juga kencang. apalagi saat kusetubuhi dari belakang.. Wuiihhh… terasa goyangan pantat buk endang seperti mengebor hingga penisku yang terjepit seperti di aduk dalam vaginanya.
Membayangkan itu membuat birahiku kembali timbul. Aku bangkit dari ranjang menuju kamar mandi. Kuketok pintu dan memanggilnya…
“buk endang.. buka dong pintunya” ujarku sambil mengetok pintu kamar mandi beberapa kali
Tak lama kemudian pintu terbuka, dan buk endang mengolkan kepalanya
“ada apa bryan..? saya langsung mandi..” ujar buk endang membukakan pintu tak lama kemudian
Tampak sekilas tubuh buk endang berlumuran dengan sabun, kecuali wajahnya. Sementara rambut nya ditutupi nya dengan plastik keramas.
“mandi bareng yuk..” ujar ku disambut dengan senyuman mesra buk endang.
“mari masuk..” ujar Buk endang sumringah dan langsung membuka pintu kamar mandi dan tampak tubuh bahenolnya telanjang bulat berlumuran dengan busa sabun mandi
Aku pun masuk kedalam kamar mandi, langsung menuju shower dan mengguyuri badanku dengan air panas dari ujung kepala. Setelah beberapa saat aku mengambil sabun cair dan sepintas kulihat buk endang dengan erotis sedang menggosokan sabun mandi ke sekujur tubuhnya.
Apalagi saat dia meggosok payudara nya.. uuhhhh… tambah erotis saja, berikut tangannya tampak mengelus elus kemaluannya dengan sabun. Buk endang tampak serius sehingga tak sadar sedang kuperhatikan dia.
Dadaku kembali deg deg an melihat buk endang yang sedang menyabuni tubuhnya itu.
“Buk.. sabuni aku dong..” pintaku.
Buk endang memandangku,
“sebentar ya bryan..” ujarnya selesai menyabuni kedua kakinya.
Buk endang mendekatiku setelah sebelumnya mengambil sabun cair.
“kamu ini.. manjaaaa banget…” Lalu sekejap kedua tangannya melumuri tubuhku dengan sabun, mulai menggosok tubuhku dari dada lalu turun kebawah. Buk endang terus melumuri dan menggosok gosok kan sabun di seluruh tubuhku, Saat berada di bawah pusar tiba-tiba kurasa buk endang menjawil penisku
“hiihhhh..” jerit ku kaget menahan geli, kulihat buk endang terkekeh dan kemudian kelakuannya makin nakal, tangannya mulai menggengam batang penisku dan mulai mengocok ngok nya.
“auuuuhh.. gelliiii buuukk,,” rintihku meringis menahan geli bercampur nikmat itu.
Buk endang hanya tersenyum sekilas dan selayang memandangku penuh kemenangan. Aku makin meringis menahan rasa geli ini. Dengan lihai tangannya mengurut urut batang kejantanku, sensasi nya makin terasa karena pengaruh busa sabun yang licin, ditambah dengan blowjob buk endang yang terkadang meremas dan memainkan buah zakarku.
“gelii oooh…” desahku. Aku merasa tidak tahan dengan ini, akhirnya kuputuskan untuk menghentikan aktifitas buk endang yang mengurut kontolku. Lalu aku giring dia ke arah cermin besar yang berada di tengah kamar mandi itu. sesampai disana ku perintah kan buk endang untuk membalikan tubuh mya membelakangiku, hingga mengahadap cermin.
Di cermin itu tampak tubuh bahenol nan montok itu berlumuran sabun, aku memeluknya dari belakang. Tanganku tak bisa diam, kedua tanganku gantian mengurut dan meremas kedua payudara milik buk endang…” ooohh..” sungguh luar biasa sensasi yang kurasa…
“Auuhh… bryaann… hhhh.. oouuhh…” desah buk endang menggeliat saat kedua susu montok nya kuremas dari belakang. Terkadang tanganku bermain di pentil susunya, membuat buk endang mendesah desah kenikmatan..
“oouuuhh bryann… hhh… remassss sayyaangghh ouuhhhh…” desahnya.
Kurasa tangannya bergerak menuju penisku. Dan terasa buk endang telah menggenggam penisku lagi dan kembali mengocok ngocok penis ku, tidak susah baginya untuk meraih penisku walau posisi nya membelakangiku
“uuuhhhh…” desahku tertahan menikmati pijitan tangan buk endang yang maju mundur memainkan penisku yang sudah 100% tegak itu.
Lama kelamaan aku menjadi tidak tahan dirangsang seperti itu, aku hentikan segera remasan kedua tanganku di payudaranya, sekarang tanganku menuju pantat bahenolnya, dengan gemas kuremas remas sepasang pantat yang sekal itu berulang kali, setelah puas aku arahkan posisi tubuh endang agak membungkuk dan mengarahkan kedua tanganya bertumpu pada wastafel kamar mandi, penisku secara otomatis terlepas dari tangan buk endang, dan seperti nya buk endang mengerti apa yang kunginkan
“mau di eksekusi lagi saya bry..?” ujarnya pasrah sambil menatapku dari cermin. Tampak buk endang sudah sangat pasrah
Aku hanya mengangguk sambil menatapnya di cermin.
“kamu tu gak puas puas ya… nakal..” ujarnya lagi
“saya gak pernah puas sama anda buk endang… bawaannya kepengeeen terus..” sahutku disambut tertawa kecil buk endang
Secara naluriah buk endang membuka kangkangan kedua kakinya dan membungkuk hingga posisi nya menjadi menungging. Kedua tangannya menjadi tumpuan.
Aku sendiri tak sabaran untuk segera mengeksekusi nya. Aku arahkan penisku yang tegak lurus menjulang itu menuju lobang kawinya dari belakang, sebelumnya ku sibakan bongkahan pantat buk endang agar memudahkan perjalanan penisku memasuki black hole nya buk endang dari belakang
“Blessss…” Penisku masuk dengan mudah kedalam lobang kawin buk endang
“oooooowwwwhhh…!!!!” buk endang menjerit tertahan saat penisku sudah berada dalam lobang buaya nya
Aku biarkan penisku yang sudah amblas sampai ke batang itu dalam vagina buk endang. Kedua tanganku menahan pinggulnya. Licinya sabun yang mengolesi tubuh kami seperti nya memberi sensasi tersendiri, sekujur tubuh buk endang yang berlumuran sabun itu tampak amat menggairahkan bagiku.
Setelah beberapa saat aku mulai menggerakan tubuhku dan memaju mundurkan penis ku menggagahi lobang kawin buk endang, sabun yang melumuri seluruh penis ku, begitu pula yang ada di wilayah kemaluan buk endang makin memudahkan penisku yang dengan lancar keluar masuk vagina buk endag
“ennnaakk bryaann… hhh oohhh… terussss bryaann.. ohhhhh..!!!” rintih buk endang, dari cermin kulihat kepalanya ditegakan dan mulutnya tak henti henti mengeluarkan kata kata penuh kenikmatan.
Aku makin bersemangat saja menggagahi buk endang. Kupercepat genjotanku, bagaikan mesin jahit menggempur lobang kawin buk endang, buk endang sendiri membalas nya dengan memutarkan pantat nya ke kiri dan kanan, sehingga penisku serasa diaduk di dalam lobang kawinya itu.
Lama kelamaan kurasa buk endang mempercepat goyangannya, kurasa tubuhnya menegang dan penisku dikepitnya erat erat hingga mataku merem melek dibuatnya
“uuuuuuuhhh… sayaaa kel.. luuuaarrrr… hhhh…” jerit nya tertahan, penisku makin dijepit vagina buk endang, kurasa ada sedikit cairan hangat menyemprot kepala penisku dalam vagina buk endang..
Perlahan kurasa goyangan pantat buk endang melemah dan akhirnya berhenti. Tubuhnya lunglai kebawah.. kulihat dari cermin wajahnya menunjukan ekspresi puas tak terkira, matanya terpejam dan mulutnya menganga. Melihat itu aku pun menghentikan genjotanku. Aku biarkan buk endang mengatur nafasnya yang tampak tersegal segal setelah mencapai orgasme nya.
“enakk.. bryaann.. hhh.. ohh… kammuu.. belum keluar yaaa..” ujarnya terengah engah
“belum bu… “ “bantu dong keluarin..” ujar ku sekenanya
“oke.. hh.. okee.. cabut dulu punya mu say..” ujarnya menggerak kan tubuh dan mencoba mencabut penis ku dari dalam lobang nonok nya dengan tangannya.
Awalnya aku keberatan karena belum muncak, tapi aku biarkan saja dan ku tarik penis ku dari dalam lobang senggama buk endang
Setelah penis kucabut, buk endang membalikan tubuh dan kami sekarang berhadap hadapan.
Dia memandangku dengan tatapan yang sayu, lalu kurasa tangannya meraih batang penisku lalu menggenggamnya
“guedhe nya manuk mu ini bry…” ujar buk endang mulai memainkan tangannya membelai batang kontol ku.
“bukan manuk… ini nama nya KONTOL..” ujarku terkekeh
“iss.. ngomong jorok kamu… mau di keluarin gak nih..” ujar buk endang dengan wajah nakal
“mau lahhh…” ujarku
“tapii kamu kudu nurut dengan ibu yahh..” ujarnya memotong
“nurut aja.. biar ibu buat kamu nembak…” ujarnya lagi
Tanpa menunggu persetujuanku buk endang mendorong ku hingga sampai di dekat closet duduk
“duduk” perintahnya. Aku pun duduk diatas closet
Lalu kulihat buk endang berjongkok dihadapan posisiku yang duduk diatas closet itu
Aku mengerti maksudnya. Tampak buk endang mencuci kontolku dengan air.. setelah itu buk endang mengerling padaku dan aku pun mengangkangkan kedua kaki ku dan mendongakan kepala keatas..
Karena selanjutnya seperti yang kubayangkan, penisku dimasukan buk endang ke mulutnya, ya… buk endang mulai mengoral penisku
“uuhhh buukkk.. mppphhh..!!!” desahku menahan rasa nikmat saat lidah buk endang menyapu kepala penisku, buk endang betul betul mengulum penisku dengan buas seperti mengemut es batang. Lidahnya menari menjilati kepala kombet ku, kemudian kombinasi kebatang sampai ke pangkal dan terus melakukannya berulang ulang..
Buk endang memang lihai melakukan oral sex.. tangannya juga tiada berhenti mengurut batang kemaluanku dan terkadang meremas kantuh kemihku.
Aku mulai gelagapan dengan rangsangan yang diberikan buk endang, tanganku meremas kepalanya dan meremas-remas rambut tipisnya
“ssshhhh… hhh… hhhhh ohhh…” Desis ku
Lama kelamaan rangsangan itu membuat sekujur tubuhku menggigil dan hampir mencapai klimaksku.
Sementara itu buk endang tidak berhenti dan makin buas mengulum kontolku.
“ssssh.. akuu.. mauuu… hhhhh..!!!!!!!” jerit ku tertahan, kujambak rambut buk endang dengan kuat. Saat kurasa ada yang mau keluar dari seluruh persendian tubuh dan berujung di kepala kombet ku, kutarik cepat penisku dari dalam mulut buk endang.
Belum lepas rasa kaget buk endang saat aku menarik penisku dengan paksa, begitu penisku sudah keluar dari mulut buk endang bersamaan itu aku mencapai orgasme ku. Sprema ku menembak tepat mengenai wajah buk endang
“aaaaaaaahhhh…!!!!!!!” jeritku panjang, ku muntahkan semua air maniku di wajah buk endang.
Kudengar buk endang juga menjerit, saat kubuka mata kulihat buk endang kaget dengan ekspresi begong, kulihat juga sprema ku yang muncrat tadi berceceran di wajah buk endang, hampir seluruh wajahnya itu tertutup dengan peju ku
“bryaaaaannn…!!!!” jerit nya histeris, matanya melotot memandangiku, dengan wajah tak percaya
“kamu.. kamu nembak di wajah saayyyyaa..” teriaknya lagi
“ma.. maaf buk.. saya.. saya… ingin merasa nembak di wajah ibuk..” ujarku terpaksa jujur. Karena aku belum pernah selesai bercinta dengan siapapun nembak di wajah teman tidurku
Buk endang segera berdiri dan bergegas kearah wastafel. Cepat cepat dia membersihkan wajahnya yang berlumuran pejuku dengan air kran
Aku membiarkan saja, sementara aku menikmati indahnya ejakulasiku
Tampak buk endang kesal akan tindakanku padanya itu
Setelah membersihkan wajahku buk endang mengampiriku yang masih terduduk lemas diatas kloset itu dengan wajah merah padam
“bryan! dari siapa kamu belajar ini.??? Saya tidak suka dibeginikan bryan!!” ujarnya tampak kesal padaku
Aku hanya cengengesan, melihat aku cengengesan buk endang mencoba menamparku tapi dengan cepat kupegang tangannya.
“jangan kasar dong say..” ujarku menatapnya
“habis kamu itu kurang ajar.. masak sprema mu kamu tembak kan ke muka saya.. jorok taukkk..!!!” ujarnya lagi
“santai aja buk… sperma ku kan sering juga kamu telan lagi… kalau diwajah kan tinggal dibersihin aja.. jangan terlalu lebay deh…” ujarku menekankan.
Buk endang hanya diam dan menatap tajam dengan nafas terengah engah menahan rasa kesal di fikirannya
“itu baru sensasi baru buuk.. kita belum pernah melakuka sebelumnya kan.?” godaku sambil bangkit berdiri.
“jangan kamu ulangi lagi ya” ujarnya menahan gusar.
“iya.. iya.. sorry…” ujarku, aku mendekati nya dan merangkulnya. Buk endang tampak membiarkan aku memeluknya. Malah tangannya melingkar ke pinggangku.
“sorry ya sayang..” bisiku ke telinganya. Kurasa kepalanya mengangguk tanda dia memaafkanku
Setelah itu kulepas pelukan, lalu tanganku merangkul pinggangnya
“ibuk pasti marah karena aku buang buang sprema ya..” godaku padanya
“maksud kamu..?” ujarnya tak menegrti
“iya.. biasanya aku kan nembak dalam ini..” ujarku sambil membelai vegy nya yang membuatnya meringis kaget
“disini.. dan dalam mulut kamu..” ujarku
“kalau mulut bawah kan jadi anak… kalau mulut atas kan obat awet muda..” ujarku terpingkal
Buk endang akhirnya tergelak juga mendengar guyonanku.
“kamu sihh… dasar nakal..” ujarnya menjawil kontolku
“tapi coba jujur… pasti wajah kamu terasa hangat kan…?? Nah tadi kalau diolesin wajah ibuk jadi tambah mulus dan segar hihihihihi..” ejek ku disambut dengan cubitan buk endang pada pinggangku
Wajah tua nya tersipu malu, mungkin diam diam dalam hati dia mengakui ada benar nya juga perkataanku itu
“tapi walau kamu sudah tua.. jauh tua nya diatas aku, ibu tetap number one bagiku” ujarku mulai merayunya
Wajah tua itu terseyum manja menatap lekat lekat wajahku,
“kamu tu ya.. paliing pandai buat saya kesal tapi paling pandai pula membuat saya tenang kembali..” ujarnya
“dasar wanita paruh baya.. puber ke dua.” Bathinku
Akhirnya kami berdua pun kembali mandi, kami saling bergantian membilas tubuh, kadang diselingi dengan candaan, saling menjawil alat kelamin… dan saat aku kembali meminta berhubungan badan di toilet itu buk endang memohon agar dia istirahat dulu, soalnya persendiannya pegal pegal katanya
Aku pun menurutinya karena factor usia mempengaruhi fisiknya walaupun libido nya masih tinggi, setelah mandi kami berdua pun keluar kamar mandi dan tidur di ranjang dengan mengenakan piyama dari hotel
Kulihat buk endang langsung tertidur di sampingku, tampak raut lelah di wajah tuanya yang masih memancarkan sex appeal itu. Wajahnya yang mulai keriput, rambut keritingnya yang mulai menipis makin menegaskan keanggunannya sebagai wanita patuh baya yang berwibawa. Aku benar benar puas setiap kali habis bercinta dengan wanita satu ini.
Tapi gairah sex nya yang membara itu membuatku betah bercinta dengan beliau, walau wanita ini sudah berumur, paruh baya pula.
Sebagai wanita jawa, buk endang cukup pandai merawat tubuhnya. Apalagi merawat vaginanya, yang masih terasa menjepit dan empot empot. Walau tubuhnya sudah memelar tapi masih dalam batas kewajaran. Pantatnya yang bahenol pertanda dia rajin mengatur makan dan minum jamu jamuan.
Oo buk endang… buk endang… beruntung nya aku jadi selingkuhanmu.
Aku menatap lekat lekat wajah tua itu dan rasa kantuk akibat selesai bermain cinta mulai menghinggapi hingga aku pun tertidur di samping si bahenol, endang sulistyaningsih…
2 JAM SETELAH BERSENGGAMA RIA
Aku terbangun 2 jam kemudian dan di sampingku sudah tidak ada tubuh molek Buk Endang. badanku terasa sangat pegal sekali, terutama pada bagian pinggang, ketika aku hendak bangun tampak buk Endang sudah kembali berpakaian. Lengkap dengan baju blus dan rok pendek. seragam kerja nya
“Sudah bangun kamu Bry..? “sapa Buk Endang dengan tersenyum
“iya nih… ketiduran saya tadi “balasku sambil mengucek ucek mataku.
“mau kemana buk..? “ “ya beres beres lah… udah mau sore… pulang kerumah lahh..” ujar Buk Endang, tampak Buk Endang sedang menghadap cermin, lagi memasangkan bedak sepertinya
“Udah cukup nih… aku kepengen lagi nihhh..” godaku. Buk Endang tampak kaget dan menoleh kebelakang
“ihh.. kamu masih kepengen lagi..? nggak usah ngeseks lagi ya.. capek deh saya “sungut Buk Endang sembari duduk di depanku
“Kalah ya?” candaku sambil mengucek ucek kepalanya
“Iya.. kalah deh… “rajuk Buk Endang memelukku erat
“kamu itu… kuat banget Bryan… saya hampir pingsan melayani kamu” ujar Buk Endang tertawa kecil.
“pingsan karena kenikmatan kaleee..” godaku
“terus kemana kita.. kan ini baru jam 4 sore” tanyaku sambil menyingkirkan selimut, penisku yang ngaceng membuat Buk Endang terkejut dan terbelalak
“Ih.. manuk mu itu lho.. masih saja perkasa ..” kata Buk Endang sambil membelalakan matanya ke penisku.
“Ya perkasa dong.. kalau ibuk kuat, ini masih minta jatah lho” godaku sambil mengerlingkan mata ke arah penisku
“Jangan ah.. saya masih capek… “elak Buk Endang dengan memalingkan mukanya dan tersenyum sangat nakal sekali.
Aku tersenyum senang, walau tidak bisa ngeseks setidaknya aku bisa menggerayangi bagian sensitifnya. Apalagi Buk Endang menggunakan rok pendek selutut model lebar. Saat itu rok nya pun tersingkap hingga Paha mulus dan montok nya jelas terlihat
Aku langsung dipeluknya, kami saling memagut penuh kemesraan.
“Sayaaang… mari kita pulang…” ujar Buk endang dengan wajah bersemu merah
“Yaa ..” ucapku sambil meremas pantat Buk Endang dengan gemas. Mencoba menggodanya untuk setidaknya bercinta sebentar.
“Please… udah an untuk hari ini ya… badan saya masih pegal pegal Bry…” bisik Buk Endang di telingaku
Aku hanya mengangguk.
Buk Endang tersenyum manis. Lalu beranjak menuju meja dekat TV.
Ketika Buk Endang kebetulan berposisi membungkuk aku langsung bangkit dari tempat tidur dan memeluknya dari belakang.
“Awwhhh… kamu Bry.. bikin kaget aja.. lepasin dulu… saya mau sisiran..” ujar nya melotot
Karena gemas aku lalu mencolek buah dada nya, lebih lebih saat beliau mengambil minuman di minibar, pantatnya yang juga terangkat. Apalagi rok yang dipakainya rok kerja model lebar dan panjangnya selutut hingga menampakan paha putih mulus nya dari belakang. sehingga aku langsung meremas pantatnya juga.
“Haaah.. nakal “semprot Buk Endnag dengan mendelik.
Aku langsung memeluk Buk Endang dengan memagut dan melumat nya dengan rakus,
“Ihhh.. anak satu ini… nafsuuuu terus bawaannya..” ujar Buk Endang, namun beliau tetap melayaniku. Buk Endang membalas lumatanku dengan tak kalah rakus, kami saling menyedot, tanganku semakin nakal melepaskan satu pesatu kancing bajunya masuk ke dalam bajunya dan meremas buah dadanya.
‘ Ohhhh… Udah lah… Bryann.. hhh… Kamuu.. hh.. buat saya terangsang lagii.. oohh..” desahnya
Kami sambil megap megap setelah puas saling melumat, Buk Endang membatuku melepaskan kacing bajunya namun aku hanya sebatas itu, aku biarkan baju nya masih terpakai
Masih dengan memeluknya dari belakang, tanganku melingkar ke depan dan meremas buah dadanya dari luar, membuat Buk Endang menahan tanganku dengan mengempitnya. Bukannya menepis tanganku sehingga tanganku tetap menempel di dadanya
“Kamu tuh ya… nakal, sayang” ujar Buk Endang dengan mencubit tanganku
Penisku yang ngaceng itu aku tempelkan di belahan pantatnya membuat Buk Endang hanya meringis saja
“apaan tuh.. nyodok nyodok dari belakang..??” godanya menoleh kebelakang dan kusambut dengan ciuman di bibirnya.
“mau masuk kayaknya..” godaku
“ihhh… nakal… jangan… Nanti koyak punya saya baru kamu tau ..” ujarnya terkekeh
“Ibu juga nakal kok “ “Husss” ujar Buk Endang dengan mengatupkan ibu jarinya ke bibirku
Aku menggerakan pantatku sehingga batangku yang ngaceng tegak itu terasa sekali di belahan pantat Buk endang dan menggerakan pantatnya tanda senang.
“Besar sekali ya manuk mu ini.. aku suka” bisik Buk Endang
“Ketagihan ya” godaku
“Iyaaa” jawab Buk Endang dengan tersenyum lagi
Aku semakin nakal, kupegang kedua buah dadanya dan Buk Endang sampai mendesis keenakan.
“Bry.. udahan yaaaa .” ujar Buk Endang dengan menahan tanganku agar tidak terlalu jauh.
“nanti saya kepengen..” bisiknya lirih
“kalau kepengen ayoo.. saya juga kepengen” pancingku
“tapi saya capek… besok ya… please sayangg..” pinta Buk Endang
“Ya deh..” ujarku melepaskan dekapanku. Sebenarnya aku masih ingin bercinta dengan beliau. Tapi apa boleh buat. Buk Endang kecapek an
Aku lalu duduk di pinggir ranjang namun Buk Endang justru malah memancingku dengan duduk di pangkuanku.
Penisku terasa ditekan pantat Buk Endang dengan menggoyangkan sehingga membuatku semakin senang saja.
“Enak ya?” bisik Buk Endang
“katanya capek.. tapi mancing mancing..” godaku
“iya.. begini aja.. maksud saya jangan dimasukin manuk e lhoo..” ujarnya dengan gemas mencupang leherku
Melihat kenakalannya aku merasa bergairah kutarik roknya sampai atas sehingga terlihat paha mulus Buk Endang, aku mengelusnya membuat Buk Endang mendesis, bahkan aku semakin jauh memasukkan tanganku, Buk Endang membuka pahanya sehingga aku semakin bebas sampai bagian segitiganya, terasa sedikit basah, Buk Endang tampak makin terbakar birahinya
Buk Endang melumat bibirku dengan rakus, merangkulkan tangan kirinya ke belakang kepalaku. Kami saling beradu bibir dengan pelan saling memagut, sedangkan tanganku mengelus pahanya dengan bebas.
“Sudah puas belum?” tanya Buk Endang dengan tersenyum
“Begini puas…?? Ini mesin malah makin panas …” ujar gemas sambil balas menciumi lehernya hingga Buk Endang mendesah lirih
Karena tak tahan melihat tingkahnya yang menggemaskan itu, aku langsung menggumulinya, melumat habis bibir Buk Endang dengan rakus
“Stoop.. stoopp..” teriak Buk Endang dengan keras, namun aku tak mengubris lalu menggesekan penisku yang berada tepat diatas selangkangan Buk Endang, Buk Endang menahan pinggangku
“Sayang.. aku sudah loyo.. nggak kuat “sergah Buk Endang dengan wajah merah.
“Please.. sekali lagi.. aku belum puas deh ..” kataku sambil terus menciuminya dan melakukan petting
“Stopp Bryannn.. nanti saya bisa pingsaaann.. hh… Ohhhhh..” desahnya saat kujamahi setiap lekuk tubuh bahenolnya
“Satu ronde lagi Buk endang kuu.. “pintaku dengan mengelus pahanya yang mulus dan berisi itu
“jangan dimasukin… begini aja… Uhhhh… Bryyy.. hhh…” desah Buk Endang dengan mulai mengerakan pantatnya memutar, aku merasa sangat nikmat ketika beliau menggerakan pantatnya memutar karena penis ku bergesekan dengan nonok nya.
“Kalo gitu ya dah.. kita berhenti saja saling bercinta” kataku menggodanya
“Ah.. jangan deh.. jangan… baik kau menang” kata Buk Endang dengan mengalah
“tapi nggak usah telanjang ya… ohhh…” desahnya
“ya… buka dulu bajunya.. janji kok gak telanjang..” bujuku
Aku membantu buk endang melepas bajunya hingga beliau mengenakan bh
Selepas itu buk endang berdiri dari pangkuanku dan aku melorotkan rok dan celana dalamnya
Aku menggeser posisi duduk ku dengan bersandar pada ranjang. Membuat posisi melunjurkan kaki, aku menginstruksikan Buk Endang untuk menaiki tubuhku.
Dengan wajah malu malu Buk Endang pun naik dan berada dengan posisi jongkok. selangkangnya pas berada dan beradu dengan kontoku. Hingga menimbulkan sensasi yang nikmat, Buk Endang terus menggoyang dan menggesekan nonok nya dengan penisku dengan posisi menduduki kontolku.
Tak sabar rasanya dirangsang sedemikian rupa oleh Buk Endang, penisku yang sudah ngaceng sedari tadi aku sejajarkan dengan lobang kawinBuk Endang yang berada pas diatas kepala kombet ku.
Buk Endang meringis saat menurunkan pantatnya, dan perlahan tapi pasti
“sleeppp..” penis ku amblas ditelan oleh black holeBuk Endang
“Ooohhhh…” jerit kami bersamaan
Buk Endang bergerak dengan sangat erotis di atas tubuhku, tubuhnya meliuk turun naik menggenjotku dari atas, kadang bergoyang ala ngebor, menggoyangkan buah dadanya meliuk liuk sambil terus menggoyang naik turun
“Owwhh… Bryyyy.. hhhhh..!!! Ummppphhh… Hhhhhh..” jerit buk endang megap megap, saat menggenjotku dnegan gaya women ini top
Aku pun tak mau kalah dengan menghentak penisku naik turun dari bawah keluar masuk nonok Buk Endang sambil memberikan pagutan mesra ke bibir Buk Endang dan beliau membalas pagutanku dengan menekan ke bawah sehingga aku sampai berhenti memagutnya karena penisku serasa dijepit sedemikian hebat.
“Uggghhhh enak banget goyangan mu buukk.. uuhh..?” desahku sambil menahan nafasku
“Arrrrrrrgggggg… sssstttt… eeeennnaaaak “erang Buk Endang kemudian.
“Pelan Buk.. aku bisa muncrat lho” kataku dengan tersenyum
“Ih nakal.. awas kalo keluar duluan “semprot Buk Endnag dengan genit dan mencoba melakukan penetrasi ke bawah dan menaikan lagi pantatnya, Tanganku semakin nakal meremas bokong Buk Endang dengan gemas sehingga membuat beliau berdegup
“Oh.. remas terus pantatku sayang “ajak Buk Endang dengan tubuh oleng tak jelas ke sana kemari menahan sensasi aku meremas pantatnya. Tangannya terlepas dari penisku dan kemudian merangkulkan ke pundakku, padahal penisku hanya masih separo, namun Buk Endang kembali melakukan gerakan memutarkan pantatnya membuat aku mengerang
“Awwww… enak… eeeeeeeeenaaaaak.. Buuuukk“erangku sambil memeluk Buk Endang dengan erat dan memberikan pagutan sangat bernafsu sehingga Buk Endang membalas pagutanku tak kalah bernafsu dan ganas. Namun itu tak berapa lama, kami kembali ke ritme sangat mesra.
“gitu dong say.. pelan.. uhh… ennnakkkkk “ajakBuk Endang Aku langsung menurunkan ritmeku dan kembali sangat mesra memberiukan pagutan ke bibir buk endnag, tanganku dengan sangat gemas meremas pantat Buk Endang, akibat remasanku di pantat Buk Endang membuatnya sampai mengadah menahan sensasi seksualitas yang tinggi
“Oh… enaknya tanganmu disana, sayang…” jerit Buk Endang dengan suara sangat merdu sekali dan lalu beliau kembali menghujamkan pantatnya ke bawah dan penisku semakin terbenam dalam liangnya. Penisku tertahan separonya dan itu sudah membuatku sampai mendesis dan mengerang, jepitannya sangat keras, mengenyot dan menyedot dengan sangat gemas sekali.
“Dhuh.. nakal sekali tempekmu Buuukk… jepit sambil meremas remas dan menyedot” kataku sangat jorok disambut senyuman Buk Endang
“Iya sayang.. begini ya?” kata Buk Endang sambil menggoyangkan memutarkan pantatnya membuatku sampai mendelik dan kemudian merem menikmati goyangan erotis Buk Endang.
Tangan Buk Endang merangkulku dan memberikan buah dadanya untuk kusedot, segera kuanikan bh hitam berenda yang masih melekat melindungi payudara Buk Endang.
Buk Endang memposisikan dadanya tepat pada bibirku, selepas cup bh nya kutarik keatas, tampak sepasang buah dada Buk Endang yang montok itu bergoyang goyang serirama genjotan pinggul Buk Endang. Susu nya sudah mengeras, melihat putingnya yang menghitam itu mneganggur, aku mendekatkan mulut ku kesana dan menetek disana
“haaaaahhhh… ouuuhhhh…” jerit Buk Endang saat kuhisap bergantian putting susunya, dan goyangan Buk Endang makin liar, pinggul nya naik turun dengan gerakan menekan agar penisku amblas, mata mengintip kebawah di mana penisku keluar masuk masuk dan amblas tertelan lubang vagina Buk Endang, sedangkan bagian selakangan Buk Endang tampak mengembung karena besarnya penisku
Sampai sampai Buk Endang menggigit bibirnya menahan sakit atau enaknya menelan penisku.
“berhenti bentar Buk Endang, aku mau ganti posisi..” ujarku
“posisi apa apalagi? Jangan aneh aneh lagi ah…” rajuknya.
Aku menghentikan sejenak sodokan ku pada tempeknya, lalu aku mengistruksikan Buku Endang yang berposisi women on top itu diatas ku agar berdiri sebentar. Buk Endang patuh saja menjalankan instruksiku. Setelah beliau berdiri, kubuat posisiku yang semula menjulurkan kakai menjadi bersimpuh. Setelah itu kuberi isyarat agar Buk Endang kembali menurunkan pinggulnya.
“tancapkan lagi nonok mu Buk..” perintahku
Tanpa banyak bicara Buk Endang kembali membenamkan kontolku dalam tempeknya
“Ooooohh… enaaakkk… Terasa masuk semuanya Bryyyy..” Desah Buk Endang meringis saat kontolku kembali ditelan black hole nya
Aku pun meringis merasakan urat syarat dinding vagina Buk Endang kembali serasa meremas kejantanan ku didalam.
Posisi duduk bersimpuh itu memang sengaja kulakukan agar kontolku amblas bahkan sampai mentok di Rahim Buk Endang, ini menimbulkan sensasi nikmat bagiku dan Buk Endang.
Aku mulai menggoyang dan memborbardir tempek Buk Endang dari bawah
“Oohh. Ohhhh… Owwwhhh… ssshhhhh… Ennaak Bryaaann… Teruss terussiinn…” rintih Buk Endang megap megap.
Kedua kaki Buk Endang sekarang menjadi lurus, seperti posisi kaki ku semula. Gaya ini membuat posisi tubuh Buk Endang seperti terangkat, pinggungnya bertumpu pada kedua pahaku hingga memudahkan Buk Endang untuk menggoyangkan pingggulnya
“Ennaaaak… Oh… Gede banget punya mu Bryaann.. hhh.. “erang Buk Endang dengan gemas dan menghujamkan sedikit keras sehingga penisku amblas semuanya, kami memekik dengan nyaring
“Auuuuuh… “pekikku disambut bersamaan erangan Buk Endang
Buk Endang masih terus melakukan penetrasi goyangan pinggulnya dari atas dengan mata merem melek.
“Dhuh.. enak sekali dengan kontol besar ini, sayang… owwwhhh… owwhhh…!!!” kata kata jorok Buk Endang semakin tak terkendali.
“katanya tadi gak kuat ..” godaku sambil terus melayani goyangan Buk Endang yang makin lama makin cepat dan tak karuan itu.
“Hhh… kamuu.. h… kamuu yang pancing pancing nafsu saya Bryannn… hhh…” bisiknya. sekujur tubuh kami sudah berkeringat, memacu dan memompa mencari senggama
“Ayo goyang terus say… pelan pelan aja…” kataku mengingatkan
Buk Endang langsung menggoyangku naik turun dengan irama lembut, setiap goyangan naik serasa memeras sekali penisku, ketika turun penisku serasa disedot dengan sangat nikmat, kedua tangan Buk Endang memeluk pundaku dan mengelus rambut bagian belakang kepalaku.
Buk Endang memberikan pagutan sangat mesra sekali, dan aku membalas pagutannya, sambil kami saling berpagut. tubuh Buk Endang tetap naik turun memberikan genjotan sangat mesra dan lembut, bahkan saking pelannya membuat aku semakin larut untuk menggumuli wanita ini. Ternyata walaupun nafsu seksnya besar, tapi jika dikendalikan akan mempunyai rasa yang bisa menahan sensasi seksnya agar tidak meletup namun energinya bisa dipakai saat melakukan hubungan seksual.
Kami berdua terus saling memagut dan memilin dengan tubuh Buk Endang naik turun, yang mulanya pelan kini Buk Endang memberikan tempo naik turun dua kali lipat, gesekan dua alat kelamin kami sampai menahan kami tersenyum senang.
“Andai aku punya suami seperti kamu, sayang… dhuuuh.. enaknya” kata Buk Endang meluncur tanpa basa basi, keringat sudah membasahi kami berdua, keringat kamar hotel yang menjadi saksi bisu perselingkuhan ku dengan dosen ku itu, yang liar dan binal serta genit bahkan nakal.
“Aku menggairahkan ya, sayang?” tanya Buk Endang ditengah nafasnya yang berat dan naik turun menggejotku.
“Iya.. seksi dan cantik.. nakal, genit dan manja” kataku sambil terus melawan gejotan Buk Endang
“Sayang.. hhhh… aku nggak kuat lagiii.. Ooooh ..” jerit Buk Endang dengan mempercepat genjotannya. Tubuhku pun kini seakan tak kuat membendung orgasme yang akan muncul. Tubuhnya aku peluk dan kuremas buah dadanya yang bergelantungan itu, Buk Endang terus saja menggenjotku dan beberapa menit kemudian mencapai orgasme, jepitan pada penisku kian keras menandakan puncaknya akan datang.
“Ohuu… aakuu… saaaaaaamp.. aaiiii!!!!!” ucap Buk Endang terputus, tubuhnya menegang dan membuat busur panas, kuberikan remasan pada buah dadanya untuk menambah sensasi orgasmenya, wajah ayu Buk Endang menegang dengan wajah memelas, matanya merem melek menikmati orgasmenya, tubuhku kemudian luruh dan melemas dengan cepat dan memelukku.
“Keluar lagi, sayang..?” kataku memeluknya dengan erat dan memberikan ciuman di lehernya. Buk Endang hanya diam tak menjawab, mengatur nafasnya agar terkendali.
Lama Buk Endang dalam pelukanku diam, keringat kami saling berbagi demikian pula dengan bibir Buk Endang yang kini sudah sangat basah berbagi air liur denganku.
Setelah beberapa saat kami mengatur nafas, tubuh buk endang yang masih berada diatas pangkuan tubuhku terasa lunglai, Buk Endang memeluk ku erat, tangan berada di punggungku dan kepalanya disandarkan di leherku
“Maafkan aku yang memaksa kamu“bisiku pelan di telingan kanannya
“Nggak apa, sayang.. hhh.. aku juga senang kok ..” sahutnya ngos ngos an
“Ibu nggak marah lagi?” tanyaku mengelus punggungnya
“Nggak lah… saya ndak mau marah sama kamu, aku takut kalo kamu nggak mau lagi sama saya” ujar Buk Endang polos dengan memelukku lebih erat
“Jadi Ibu takut kehilangan aku ya?” tanyaku
“Iya.. takut.. Cuma kamu yang bisa memenuhi nafsu seksku, sayang …” ucap Buk Endang sambil mengangakt pinggulnya dari atas pangkuanku dan saat Buk Endang merebahkan tubuhku ke ranjang kembali Buk Endang berada di ataskudan menindih ku.
“Aku nggak marah kok sama kamu“kataku menetralkan suasana
“Akan kupenuhi apapun keinginanmu, nilai, uang, akan kuberi dengan syarat jangan tinggalkan aku ya “Buk Endang dengan memandangku mesra
“Asal kamu genit dan nakal padaku seperti ini sih aku senang sekali .. “ “Ih…” ujar Buk Endang dengan tersenyum menggoda.
“Kurang genit” timpalku
“Begini?” ujar Buk Endang dengan genit dan nakal sekali tersenyum menggodaku
“Dasar… genit “candaku lagi disambut cubitan tangan Buk Endang
“Aku aslinya memang nakal dan genit kok” timpalnya sambil tersenyum nakal kembali.
“Sini berbaring disampingku Buk Endang sayang?” ujarku sambil memberi isyarat padanya agar tidak menindihku dan berbaring disampingku sambil memeluk nya dan Buk Endang balas memelukku.
“Kamu sayang aku kan Bry…” Bisik Buk Endang dalam pelukanku
“lama lama ibu makin nakal dan manja..” ejeku
“aku memang nakal dan manja kok.. sama kamu…“kata Buk Endang dengan menjilati bibirnya dengan lidahnya kemudian dengan nakal meremas penisku dengan gemas
“tahu nggak..? anda memang sexy buk endang ku?” tanyaku nakal sambil mengelus selakangan Buk Endang dan berhenti pada vaginanya
“Apa enaknya tempekku?” tanya Buk Endang dengan mata memandang mesra kepadaku
“legit, menjepit.. sedotannya keras.. tapi badannya gampang loyo” timpalku dengan tersenyum
“Aku khan sudah tua “balas Buk Endang
“Makin tua makin menjadi jadi, menjadi tante girang” godaku disambut tabokan di dadaku
“Betul.. aku tante girang untukmu .. “cibir Buk Endang dengan tersenyum.
“Play girl gitu?” tanyaku lagi
“Kontol ah.. kamu ngawur terus “semprot Buk Endang dengan nakal kembali meremas penisku dengan gemas.
“Kamu oke juga kok dalam urusan ranjang.. aku suka sama anda“kataku
“kamu juga Bry… Kamu itu kuat dalam bercinta Bry… perkasa.. dan aku suka kamu karena kamu suka membuatku menggelepar..” ujarnya tanpa malu malu
“apapun posisi dan gaya yang kamu suruh saya pada saat bercinta, saya amat menikmatinya sayanggg.. saya nggak bisa menolak saat kamu mengajak saya bercinta, walau terkadang kamu memperlakukan saya dengan kasar, tapi saya malah menikmati perlakuan kamu Bry..” sambungnya sambil menatapaku dengan pandangan sayang.
Aku hanya terkekeh mendengar pengakuan Buk Endang, dan Buk Endang tersenyum mesra padaku dan mendekapkan tubuhnya padaku dengan manja
“mari kita bersihkan badan..” ujar Buk Endang sambil bangkit dari tempat tidur.
“ saya mau ke toilet bersihkan ini..” ujar Buk Endang menunjuk kemaluannya.
“kamu jangan ikut masuk ya.. nanti terjadi lagi hal yang diinginkan..” tambah Buk Endang dan membuat kami tertawa lepas berdua.
Akhirnya kubiarkan Buk Endang ke toilet. Aku pun bangun dari ranjang, mengelap penisku yang penuh cairan dari dalam lobang vagina Buk Endang dengan sprei. Setelah itu aku pun memasang piyama ku.
Berapa saat tampak Buk Endang keluar toilet, gantian aku masuk ke dalam toilet guna mencuci burungku. Setelah selasai dan membersihkan badan aku keluar toilet dan mendapati Buk Endang sudah mengenakan
kembali pakaiannya.
Aku pun memasang kembali semua pakaianku. Jam sudah menujukan pukul emapt sore, cukup lama kami bercinta mengingat aku check in tadi jam 10 pagi. Setelah mengenakan pakaian aku duduk sejenak di kursi dan minum susu yang tersedia disana
Tampak Buk Endang menatap ku dengan raut wajah girang
“Makasih telah memuaskan aku ya Bry…” kata Buk Endang dengan membimbingku berdiri dan menggandengku keluar kamar
“Anal seks yuk?” godaku
“Ogaaaaaaaah.. aku paling benci… nggak mau.. “sungut Buk Endang dengan mencubitku lalu memberikan ciuman di pipi kiriku.
“Aku juga suka susumu say…“pujiku sambil meletakan tanganku buah dada sebelah kanan dan meremasnya lalu kulepaskan lagi
“Aku juga suka sama manuk mu.. gedhe dan panjang hihihihi” ujarnya nakal
Melihat kenakalannya aku remas bokong nya hingga Buk Endang kaget dan melotot
“Sudah cukup.. kamu ini.. mancing mincing saja.. aku mau pulang ke rumah dulu.. besok pagi saya kabari kita mau kemana, ada urusan yang harus kuselesaikan” ujar Buk Endang menggandengku untuk keluar dari kamar.
“bentar lagi lah buu… masih jam 4 lewat… santai aja dulu… aku masih menghabiskan waktu dengan kamu..” bujuku
“Bryaaan… besok saja… nanti suami ku curiga kalau aku pulang larut”
“Iyaaa… tapi besok Ibu pake celana dalam lingering ya” ujarku nakal
“Ih.. nakal sekali kamu, Bryan. “semprot Buk Endang mencubit pipiku.
“tunggu tunggu.. coba buk endang duduk dulu.. singkapkan rok anda.. perlihatkan pahamu mu dulu say..” kataku
“Ihh… kamu ini.. apalagi siihhh..” ujarnya dengan wajah kesal
“Bentaaarr aja.. aku mau motret ini mu.. lumayan buat bahan coli..” ujarku terkekeh
“coli coli… kamu tu ya… nggak ada puas puas nya…” sungutnya
“Pleasee.. “bujuku dengan wajah memelas
Buk Endang nurut juga walau dengan terpaksa. Beliau meletakan satu kakinya diatas kursi dengan malu-malu buk endang pun menyingkapkan rok blouse pendeknya lalu berpose dengan tersenyum mengerling nakal dan genit.
Dengan segera kukeluarkan smart phone ku dan menjepret beberapa kali Buk Endang yang mengangkang kan pahanya. rok nya ditariknya keatas dan terlihat satu tungkai paha puithnya.
“terus keatas say..” perintahku
Buk Endang pun mengangkat rok nya keatas sampai menampakan celana dalam hitam berendanya. Aku menjepret nya beberapa kali. Sungguh nakal dan binal memang dosenku yang satu ini. Usia tidak mempengaruhi fantasi dan libido nya
Lalu aku menyudahi dan memberikan pagutan mesra pada bibir Buk Endang dan juga mengelus pahanya.
Kami pun keluar dari hotel, Buk Endang duluan lalu aku menyusul karena tadi pagi check in atas namaku.
Sesampai di parkiran kami menuju mobil masing masing. Buk endang memberi aba aba agar aku masuk ke dalam mobilnya. Sesampai di dalam mobilnya kuberikan pagutan yang mesra dan lama, Buk Endang menikmati pagutan dan tersenyum dengan berbinar
“Trims.. mau melayani aku.. aku kangeeen sama manuk mu itu.. besok aku mau menikmati lagi sodokanmu, puaskan lagi aku seperti hari ini ya Bry…” ujar Buk Endang dengan memberikan amplop.
“Apa ini?” tanyaku
“Bawa saja.. nanti aku beri lagi.. kudu diterima” ujar Buk Endang enggan memegang tanganku.
Aku tak berkata apa apa, lalu Buk Endang memegang kepalaku dan memberikan pagutan sangat mesra, lama kami berpagut dan akhirnya berhenti juga dan aku keluar dari mobilnya dan melepas kepergian mobil Buk Endang
“oww. How luck me..” bathinku puas.
Next: 3Some dengan 2 dosen