31 Oktober 2020
Penulis — needlenbitch
“Terima kasih sayang… terima kasih. Doakan mama bunting dan anakmu akan lahir semibilan bula kemudian,” kata Wiwiek.
Sejaksat itu, jika hanyamerekaberduadi Villa, keduanyabukan seperti ibu dan anak, melainkan sebagai sepadang kekasih. Setiap hari mereka berpelukan, berciuman, bermesraan dan saling membelai.
Setiap sabtu, suami Wiwiek pulang ke villa. Mereka pastimelakukan persetubuhan. Ya.. hanya sekali dealam seminggu. Biasanya Wiwiek akan selalu dingin, walau nafas suaminya sudah ngos-ngosan.
Sabtupagi, biasanya suaminya pulang ke kota dan Surya berangpat senin pagi, karean dia pada senin kuliah siang. Saat itu, mereka lakukan dengan penuh kemesraan dan penuh kenikmatan.
“Sayang… rabalah perut Mama syang. Bayimu sudah ada didalam.
Sudah tiga minggu menurut dokter,” kata Wiwiek senang. Surya senang sekali. Bayinya sudah tumbuh dalam rahim ibunya.
“Bayi ini, hasil kontolmu sayang,”
kata Wiwiek.
“Ya Ma. Mama harusmenjaga anakku dengan baik,” kata Suryua.
“Anak kita sayang. Anak kita berdua. Ingat itu. Dan ini rahasia kita.”
“Ya Ma.”
“Kamu mau punya anak berapa dari mama sayang?”
“Dua Ma. Bila aku sudah tmat kuliah, mereka sudah masuk TK dan play grup. Saat aku belum berusia 40 tahun, mereka sudah sarjana, Ma.”
“Ya sayang. Tapi Mama mau dientitilagi sayang. Puasi mama sayang. Mama tak pernah puas akan kontolmu sayang.”
“Ya, Ma. Kontolku akan memuaskan Mama”
Merekabergumuldan saling memeluk, memeblai, menjilat dan memberikan yang terbaik pada lawannya. Keduanyapuas dan sangat menikmati hari-harimereka.
Papa Suryajuga senang, karean sebentar lagi, diamengira anaknya akan lahir. Setiap kali dia mengelus perut Wiwiek, Wiwiek tersenyum dan dari beberapa meter, Surya mencibirkan bibirnya.
Wieik melihat itu.
Dua tahu kemudian, Wiwiek bunting lagi. Surya senang bukan main. Tapi kali ini, ini diapunya rencana. Diamembubuhi beberapatetes racun ke dalam gelas papanya. Itu disaksikan oleh Wiwiek dan Wiwiek tersenyum.
Setiap pulang ke Villa, Papanya ditetesi dua tiga tetes ke gelas minumnya. Terkadang bahkan dua sampai tiga akli.
Saat kandungan Wiwiek sudah tujuh bulan, Suami Wiwiek terjatuh di kantornya dan harus dibawa ke rumahsakit. Tiga hari di rumahsakit, suaminya mati.
“Ma… suami mu swudah mati,”
kataSurya melaluio telepon saat menyetir mobilnya menuju Jakarta.
“Hahahaha… baguslah. Kamu urus kuburannya. Malam ini Mama ke Jakarta,” kata Wiwiek. Wiwiek menangis sejadi-jadinya di hadapan jenazah suaminy. Semua orang terharu.
Semuanyamengucapkan rasa belasungkawa. Esoknya jenazah suaminya di makamkan. Malam itu juga mereka pulang ke villa, karean dia akan tahlilbersama para karyawan di villa. Semua orang dapat mahfum.
Setiap malam seusai tahlil, Surya dan Wieiek tidur sekaramar dan berpelukan dengan mesra.
“Semua orang tau, Mama sudh bunting sayang. Sekarang tak ada lagi yang menghalangi kita. Kita bebas,” kara Wiwiek. Surya tersenyum.
“Kalau bayi ini sudah lahir, rahim mama harus ditutup agar takbunting lagi,” kata Surya.
“Ok sayang. Mama juga berpikiran seperti itu.”
Mereka tersenyum dan sama-sama menelanjangidirinya dan mengunci kamar tidur mereka.