31 Oktober 2020
Penulis — needlenbitch
Iya-iya.. sini deh, dasar anak mama satu ini nakal sama mamanya kata mamaku.
Mamaku mulai membuka kancing bajunya, dimulai dari yang paling atas, lalu kancing kedua.
Cepetan mah.. pintaku gak sabaran dengan dada yang semakin berdebar, mamaku hanya tersenyum manis saja kepadaku. Baru kali ini mama membuka bajunya yang hanya ada aku di depannya, biasanya harus ada adik bayi dahulu supaya aku dapat melihatnya. Mamapun membuka kancingnya yang ketiga dan menyisakan kancing ke empat yang masih melekat. Aku kini dapat melihat bra warna hitamnya yang tampak kontras dengan kulit payudaranya yang putih mulus dengan urat-urat biru disekitarnya. Mamaku mulai membuka branya yang mempunyai kait di depan supaya mempermudahnya menyusui adikku. Akhirnya kedua payudara mama yang mengkal padat berisi terpampang bebas di hadapan anak laki-laki sulungnya tanpa ada kepala bayi lagi menghalangi, membuat penisku langsung tegang di balik celanaku.
Ma, kancing bajunya dibuka semua dong.. pintaku lagi.
Iya-iya, dasar kamu abg mesum setuju mamaku.
Akhirnya mama membuka seluruh kancing kemejanya sehingga kini kemejanya menggantung di tubuhnya memperlihatkan belahan payudara hingga pusarnya untuk bebas aku nikmati.
Udah? Puas? Dasar kamu..
terus mau ngapain lagi? tanya mamaku menggoda sambil tersenyum. Aku yang tidak tahan segera memasukkan tanganku ke dalam celanaku dan mengelus-ngelus penisku, mamaku hanya tersenyum melihat tingkahku dan membiarkanku menikmati pemandangan yang ada di depan mataku.
Ma.. boleh Dio peluk mama? pintaku kali ini.
Ya boleh dong.. masa anak sendiri gak boleh meluk mamanya jawab mamaku.
Aku senang sekali, aku segera mendekatinya dan merangkul tanganku memeluk tubuh mamaku dari depan sehingga payudaranya yang padat tanpa halangan berhimpitan dengan dadaku. Nikmat sekali rasanya merasakan himpitan payudara mamaku yang menekan dadaku. Aku memeluknya sambil membelai punggung dan rambutnya begitu juga mamaku. Cukup lama kami berpelukan seperti itu, hingga aku melepaskan pelukanku. Mamaku tersenyum kepadaku sambil melepaskan pula pelukanku.
Kenapa sayang? Berdebar gitu dadanya? Hihi tanya mamaku menggoda.
hehe, iya mah.. gimana gak berdebar mah, pemandangannya enak gini, terus susu mama tadi nekan- nekan dada Dio lagi. Jawabku cengengesan.
Ma, boleh gak Dio lepasin baju sama celana Dio juga? Pintaku.
mau apa sih kamu emangnya? Iya deh, buka aja..
sekalian aja dengan celana dalammu, bebasin aja tuh burungmu.. tegang gitu, nafsu ya? jawab mamaku. Aku yang senang mendangar jawaban mamaku segera berdiri dan membuka baju dan celanaku menyisakan celana dalamku.
Itu kolornya mau mama yang bukain? tawar mamaku.
hehe, boleh mah.. kataku sambil memajukan pinggulku ke arah mamaku. Dia segera menyeipkan jari lentiknya di sela celana dalamku dan menariknya perlahan ke bawah, memperlihatkan penisku yang telah mengacung tegak dihadapannya.
wah.. udah tegang yah penisnya, gitu amat nafsunya ke ibu kandung kamu sendiri.. ujarnya menggoda.
Aku cengengesan sendiri.
Mau nyusu lagi gak seperti waktu kamu kecil dulu? goda mamaku.