1 November 2020
Penulis — needlenbitch
“Kamu sudah pulang sekolah..?
Mama pikir siapa…” Sri menegur Adi dengan nada yang sama sekali tidak terlihat marah.
Mendengar nada bicara ibunya, Adi yakin bahwa ibunya tidak marah kepadanya, Adi hanya mengangguk menjawab pertanyaan ibunya.
“Kamu sudah makan..?” tanya Sri.
“Belon nih Ma.. Tapi Adi sudah jajan Mie Ayam disekolahan, jadi masih kenyang…” jawab Adi sambil mengambil posisi duduk di pinggiran tempat tidur.
Adi duduk sambil memandang ke arah dada Sri yang memang tidak memakai bra. Sri menyadari bahwa anak sebaya Adi memang sedang terobsesi dengan lawan jenis.
Dengan tersenyum dan mengusap pipi Adi, Sri berkata, “Kamu liat apa sih, ko sampe bengong gitu..?”
“Ah nggak Ma..” jawab Adi grogi.
“Wajar ko, kalo seusia kamu berbuat seperti itu, tapi jangan ke Mama, soalnya Mama kan ibu kamu..”
“Adi kan cuma liat Ma..”
“Apa yang kamu liat..? Waktu kecil kamu minum susu dari sini.”
kata Sri sambil memegang tete sebelah kiri dengan tangan kanannya.
“Kalo sekarang susunya masih ada nggak Ma..?” Adi bertanya dengan lugu dan manjanya.
“Ya.. enggak lah..”
“Boleh nggak Adi cobain nyusu lagi..? Kan Adi udah lupa rasanya..”
“Ih.. kamu ini apa sih, udah gede ko masih kolokan..”
“Ya Mama.. sebentar.. ajaa.. Ya Ma.. Yaa..?”
Sri berpikir sejenak sebelum memberi keputusan, Sri memang berpikir bahwa permintaan Adi menyalahi aturan, tapi ia tidak ingin mengecewakan Adi, toh tidak ada salahnya kalau cuma sebentar pikir Sri.
Sri lalu mengangguk tanda setuju dan membuka bagian atas dasternya, dan mengeluarkan payudaranya sambil berkata, “Tapi kamu janji cuman sebentar yaa..”
Adi tersenyum dan mendekatkan mulutnya ke arah puting susu Sri.
Saat mulut Adi mengulum, Sri merasakan seluruh tubuhnya bagai tersengat aliran listrik, karena memang sudah empat tahun ia tidak merasakan bagian-bagian sensitif di tubuhnya disentuh oleh laki-laki. Adi bukan cuma mengulum, tetapi juga memainkan lidahnya di sekitar puting susu Sri, Sri menikmatinya untuk sesaat dan dia berusaha mendorong Adi yang mulai keasikan. Adi menahan dorongan Sri dan tetap pada posisi mengulum puting Sri.
“Adi.. cukup sayang… udahan yaa..!”
Adi tidak menjawab dan tetap pada aksinya, malah Adi memberanikan diri menambah aksinya dengan mengelus paha ibunya. Sri mendorong Adi dengan sekuat tenaga sampai Adi terjatuh ke lantai. Sri membalikkan badan dan tidur telungkup sambil membenamkan wajahnya ke bantal. Adi berdiri dan berjalan ke arah lain sisi tempat tidur, dan duduk di tepian tempat tidur. Kini posisi Adi dan Sri saling membelakangi.
Adi berusaha memecahkan keheningan di dalam kamar itu dengan bertanya, “Mama marah sama Adi Ya..? Maafin Adi ya Maa.. Adi janji nggak lagi-lagi deh Ma..”
“Mama nggak marah ko Di.. Mama cuma inget sama Papa, dan Mama takut.. keterusan, lagipula apa yang kita lakukan tadi tidak dibenarkan.”
Adi lalu naik ke tempat tidur dan berbaring di sebelah Sri yang masih membelakanginya, lalu Adi memeluk Sri dari belakang sambil mencium pipi Sri.