3 November 2020
Penulis —  Kaskusman

Adik tiriku yang cantik. TAMAT

“Jim. Apaan sih? Aahhh ohhh ahhh geli… enak… apaain sih… kamu ngapain Jim.? Enak!!!” Teriaknya. Aku jujur mau ketawa tapi nanti malah merusak suasana, jadi ku tahan saja tawa ku untuk nanti. Aku kembali fokus dengan permainan lidahku di bagian tubuhnya yang paling intim itu. Dia merasakan sensasi luar biasa.

“Ohhh ohh ooohhh ahhh AHHH oooh ohhh Jim.” Teriaknya. Lidah aku mulai pegal dan kini jari jari ku memainkan klitoris nya. “Buset! Jim.! Ahhhhh ahhh AHHH oooh ohhh ahhh AHHH oooh ohhh apa lagi ini… ahhhhhh” teriaknya. Aku diam saja. Kedua tangan nya mulai memukul ranjang seperti sudah mau menyerah.

Tubuhnya bergetar hebat seperti baru tersambar petir. Aku mendiamkan nya sesaat untuk memberinya waktu istirahat. Setelah dia mulai tenang, aku kembali mencium bibir nya dan wajahnya yang cantik itu. “I love you” bisik ku di telinga nya. Aku Kemudian juga mulai menjilati telinga nya. Dia merasakan sensasi yang geli tapi juga mendesah.

Setelah selesai, aku memberanikan diri untuk memasukan penis ku ke dalam vagina nya. Dia yang sudah terangsang berat itu, dengan insting nya, memegang penis ku dan memainkan nya di vagina nya. Dengan sistem pelan tapi pasti, kepala penis itu pelan pelan masuk ke dalam vagina nya. Beberapa menit setelah mencoba akhirnya penis itu berhasil masuk ke vagina adik ku.

Dia berteriak dengan kencang saat vagina nya ditusuk oleh kemaluan ku. Suara gemuruh petir di luar sana tidak mampu meredam teriakan nya. Dengan pelan aku memompa vagina adik ku. Suara dan isak tangis nya pelan pelan berubah menjadi desahan. “Auhhhh ahhh… ahhh AHHH… aduh arghhh sakit… ahhh …

Desahan nya semakin kencang. Kedua tangannya mulai memeluk punggungku. Aku mendekatkan wajahku dan kami berciuman. Aku bisa melihat jelas air mata yang membasahi wajah nya. “Jim. Aku… ahhh… enak banget… ohhhhh… mau sampe…” teriaknya. “Sabar Dek.. aku juga mau keluar” kataku. Dia akhirnya mendapatkan orgasme nya untuk kedua kalinya dan aku menyusul beberapa detik kemudian.

Aku menjatuhkan tubuhku di atas tubuhnya. Dia mencium dan membelai rambutku. “Jim. Tadi enak. Makasih Jim. Tapi Aku takut. Aku dah gak perawan lagi sekarang. Gimana dong?” Katanya mulai menangis. “Tenang saja sayang. Jangan takut ya dek. Itu bisa diatur.” Kataku sambil mengelus wajah cantiknya. “Aku gak pernah membuat mu kecewa kan dek?

“Jim. Kamu tu. Lagi tegang. Kamu malah usil…” katanya ketus. Aku langsung memeluknya. “Jangan takut. Dedek sayang. Aku sayang kamu.” Kataku. Dia akhirnya berhenti menangis dan kini kedua matanya melirik ke penisku. “Oh jadi ini yang tadi bikin aku kesakitan.” Katanya yang mulai tersenyum. Dia langsung memegang kemaluanku.

Aku membaringkan diriku dan membiarkan dia bermain main dengan penis ku. Dia mengamati nya dengan seksama dan senyum. Penis ku di elus elus dengan lembut. “Enak ya Jim dielus kayak gini? Punya kamu besar… ini tempat buat menampung sperma kan? Ini 2 bola nya itu kan? Heheheh” kata dia seolah sudah tahu banyak tentang penis ku layaknya dokter.

“Dek. Enak lah dielus dengan tangan dedek yang halus dah lembut itu.” Kataku manja. Dia kemudian mendekati wajahnya ke penis ku dan mencium nya sebagai ucapan terima kasih sudah memberikan kenikmatan yang sangat nikmat. Aku tersenyum dan kami berdua saling berpelukan layaknya pengantin baru yang baru saja belah duren di malam pertama.

Kami berdua kemudian mandi bersama untuk pertama kalinya. Aku dan adik ku saling menyabuni. “Nah gitu Dek. Harus bisa mandiin aku. Hehehe.” Kataku meledek. Kami berdua saling berciuman lagi di bawah pancuran air hangat di malam hari yang masih hujan deras. Setelah mandi.. kami berdua kembali tidur.

Sejak kejadian Itu, kami mulai sering berhubungan badan. Adikku ternyata juga suka menonton film porno dan dia juga sering mempraktekkan semua gaya yang dia lihat di film film itu saat kami berdua bercinta. Kejadian ini malah membuat dia menjadi semakin semangat untuk kuliah dan ingin segera cepat diwisuda.

Tak terasa 2 tahun sudah berlalu dan adikku kini sudah diwisuda dengan nilai yang sangat memuaskan. Aku menepati janji ku dengan mengajaknya keliling eropa dulu. Dia sangat senang sekali. Ibu kami? Sudah jarang di rumah. Bahkan belum tentu sebulan sekali kembali. Kami sudah tidak aneh dengan absen nya ibu kami.

Kami tidak ikut tour, jadi ya kami bebas mau pergi kapan saja. Setelah beristirahat, kami langsung cari makan dan keliling kebun bunga tulip. “Gimana dek? Indah kan tempatnya? Hehehe. Senang gak dek?” kataku sambil memeluknya dari belakang. “Senang Jim. Eh makasih loh… dah diajak jalan jalan… makin sayang sama kamu Jim.

Kami berdua kemudian berjalan jalan ke daerah red district. Dia tertawa tawa dan kaget saat melewati daerah sana. Kami berdua memutuskan untuk masuk ke dalam toko sex dan melihat lihat. Dia tertawa dan merasa geli. Aku Kemudian membawanya keluar dari sana. Dia tertawa tawa seperti anak kecil. Tak terasa sudah sore dan kami langsung kembali ke hotel untuk mandi.

“Gimana Dek? Seru kan? Hehehe.” Tanyaku. “Seru sih tapi yang tadi itu.. geli ih” katanya. “Ya udah. Heheheeh. Tapi sama Aku gak geli tuh. Hehehe.” Kataku meledek. “Yeeee… sama kamu beda Jim. Kan ada rasa tersendiri.” Katanya genit. “Dek. Sini. Aku mau mangku kamu.” Kataku. Dia mendekat dan duduk di pangkuan ku.

Dia memalingkan wajah cantiknya dan mencium bibirku di atas pangkuan ku. Kedua tangan nya merangkul leherku dan aku memegang pinggang nya. Kami akhirnya berbaring dengan bibir bibir kami yang saling bersentuhan. Ciuman kami berhenti dan kami saling tatap dengan pandangan penuh cinta dan kasih selayaknya suami istri.

Di kamar hotel inilah kami melakukan hubungan terlarang, kamar yang menjadi saksi bisa hubungan yang seharusnya tak dilakukan dan juga pertama kali nya kami berhubungan di luar selain di kamarnya. Tangan kami mulai saling meraba dan tanganku masuk ke pakaiannya untuk langsung melepas kait bra nya. Dia semakin bernafsu dan mulai mencium leherku.

Kini kedua tanganku melepas semua pakaiannya juga bra nya. Payudara indah itu sudah telihat jelas. Dia dengan semangat penuh melepas semua pakaian ku dan ikat pinggangku. Celana ku beserta celana dalam ku juga dilepas olehnya. Aku kini sudah telanjang di depan nya. “Jim. I love you” katanya dan dia langsung mengoral kemaluanku.

Setelah Aku dibuat mabuk oleh permainan lidah dan mulutnya, dia kembali menciumi aku. Tanganku memeluk punggung nya yang halus dan putih itu. Aku kemudian langsung melepaskan semua celana yang dia pakai. Kami sudah telanjang bulat dan tangan kanan nya meraih kemaluanku untuk dimainkan di vagina nya.

Dia berteriak juga mendesah ketika batang kemaluan ku memasuki vagina nya. Tangan kami saling berpegangan dan dia mulai bergoyang goyang di atas tubuhku. “Ohhh ohh ooohhh ahhh AHHH oooh ohhh Jim… ohhh ahhh AHHH oooh enak banget…” tidak nya. Dia melepaskan pegangan tanganku dan dia mulai beraksi dengan meletakan kedua tangannya di belakang kepalanya.

Posisi dia sangat menantang dan menggairahkan. Aku serta merta memainkan dan meremas payudara nya yang indah itu. Puting susu itu diputar putar oleh ku dan sesekali Aku meremas remas payudaranya. “Oh Jim. Enak… mainin terus nenen nya.. enak tuh… ohhhh… enak…” kata dua sambil mendesah. Aku mainkan terus puting susunya dan tangan ku 1 lagi meraba raba ketiak putih mulus itu.

Aku kemudian membalikan tubuh adikku dan sekarang aku sudah berada di atas tubuhnya. Penisku masih berada di dalam vagina nya. “Arghhh ahhh AHHH oooh ohhh ahhh AHHH nikmat banget… enak… arghhh ohhh ahhh terus Jim. Jangan… arghhh. Berhenti…” desah nya. Aku terus memompa vagina adik tiriku yang sangat cantik ini.

Orgasme nya sudah mulai sangat dekat. Kini kedua tangannya malah sibuk mengacak acak rambutnya seperti baru saja diperkosa dan meraba raba lehernya sendiri. “Uhhhh… Jim. Enak gila… ohhh… terus… tahan Jim… aku sudah mau… ahhh… keluar… arghhh!!” Teriaknya. Ah orgasme nya tiba. Dia terjatuh di tubuhku.

“Enak sih enak. Aku gimana? Hehehe.” Tanyaku genit. “Eh… aku kecapekan. Make tangan aja ya sayang.” Katanya. Aku setuju. Dia akhirnya melepas vagina nya dari penisku dan duduk tepat di depan penis ku yang masih berdiri tegak. “Jim. Sudah gak tahan ya?” Tanya dia sambil tersenyum genit. Aku mengangguk.

Kedua Tangan dia mulai meraba raba dan mengelus elus kemaluan ku sambil tersenyum mesum. “Ini kan yang kamu suka?” Tanya dia sambil mulai mengocok penis ku. Tangan kanan dia mulai bekerja. Penis ku dikocok sampai aku tak tahan lagi. Cairan sperma itu berhamburan. Dia tersenyum puas dengan pekerjaan nya.

Kami berdua kemudian mandi bersama di bathub. Di dalam sana, dia duduk membelakangi aku. Aku meraba raba payudara nya. Dia hanya tersenyum saja… “awas nanti kamu minta lagi loh Jim.” Kata dia menggoda. “Ah kalau sama dedek mah selalu mau” kataku sambil mencium lehernya. “Jim. Gantian yuk. Aku di belakang dan kamu di depan.

Tangan dia mulai meraba penis ku. Dia mengurut dan mengocoknya dengan pelan. “Dek. Kamu nakal.. uhhh… ahhh…” desah ku. Lidahnya kini menjilati leherku. “Nakal kamu ya… ahhh.. enak dek.” Desah ku. Sensasi yang kurasakan sungguh berbeda. Tangan kiri nya kini memeluk dadaku. Yang kanan sibuk mengocok penis ku.

Dia tertawa. “Cepet bener tumben. Hehehe.” Dia tertawa meledek ku. “Habis Dek.. sensasi nya itu. Beda banget bek. “Oh di situ kelemahannya. Hehehe. Lain kali dikerjain aja ah… Hehehe.” Kata dia sambil tertawa. Aku tersenyum aja. “Sesuka dedek saja dah. Asal dedek ku tersayang puas.” Kataku sambil mencium bibirnya.

Kami menghabiskan 2 minggu di eropa. Adikku sangat bahagia sekali. Dia berkata kalau dia sangat mencintai aku. Aku juga sangat mencintai dirinya. Karena dia juga, aku masih belum memiliki kekasih dan pasangan hidup. Aku sendiri mulai berpikir, entah sampai kapan ini akan berakhir? Apa mungkin aku menikahi adik tiriku sendiri?

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan