3 November 2020
Penulis — Kaskusman
Aku masih tertidur dan dia sudah terbangun. Aku sebetulnya sudah bangun tapi pura pura tidur. Dia mendekatkan wajahnya dan dia tersenyum. Tak lama kemudian, bibirnya mendarat di pipiku. Aku diam saja. Aku bukannya tidak pernah dicium wanita. Setelah itu dia mendaratkan bibirnya di bibirku. Aku juga diam saja.
“Dor!!!” Aku berteriak. Dia? Berteriak juga. “Aaaaaaaa” Teriak nya terkejut. “Hahaha. Tuh bibir mendarat ke mana dek?” Tanyaku meledek. “Aku tahu Kok dari tadi kamu ngapain aja dek” kata ku dengan senyum penuh kemenangan. “Ihhhh reseh! Malu tauk!!” Katanya sambil marah dan tersenyum. Aku kemudian memeluknya dari belakang.
“Gantian dong. Aku yang cium kamu dek. Muach… dah lama gak cium dedek tersayang.” Kataku dengan lembut. Dia tersenyum saja. “Uh Jim. Maaf ya kalau tadi kamu tidak suka. Aku benar benar ingin mempunyai kekasih seperti kamu. Tapi kamu hanya ada 1 orang.” Katanya sedih. Aku yang tadi senyum senyum saja mulai ikut sedih juga.
“Aku paham dek. Gak semua yang kita mau selalu terkabulkan di dunia ini. Menurut dedek, aku ini sempurna tapi tidak menjamin aku bisa menjadi suami yang baik. Mungkin aku bisa menjadi kakak yang baik tapi belum tentu bisa jadi suami yang baik. Semua ada peranan nya masing masing dek. Itulah hidup. Penuh kepahitan.
Dia tersenyum saja dan kembali merebahkan kepalanya di dadaku. Aku hanya membelai wajah cantiknya dan rambutnya. “Dek. Sudah sore. Aku mau mandi dulu ya dek.” Kataku. Dia hanya mengangguk saja. Aku mandi dan dia juga mandi di kamar mandi yang berbeda. “Dek. Sudah malam. Dedek bobok ya. Mau aku temani lagi?
“Jim. Temani Aku ya tiap malam. Aku sedih dan sering merasa kesepian. Aku senang ada kamu di samping aku.” Katanya Sambil menangis. “Tenang dek. 2 tahun lagi kan dedek sudah selesai kuliah. Habis itu kita jalan jalan.” Kataku. Doa hanya tersenyum dan mencium pipi dan bibirku. Aku juga membalas ciuman nya.
Besoknya kami kembali menjalani aktivitas kami sehari hari tanpa masalah. Sejak kejadian Itu, hubungan aku dengan Samantha jadi semakin dekat. Kami tak jarang bertingkah seperti sepasang kekasih. Banyak yang tak tahu kalau kami adalah kakak adik (tiri). Kalau ibu kami kembali, kami bertingkah sewajarnya saja tapi kalau ibu kami sudah tak ada di tempat ya…
Aku dan adikku, suatu hari sedang berjalan jalan di taman bunga di hari minggu. Aku memetik sekuntum bunga dan meletakkannya dj telinga nya. “Untuk dedek tersayang.” Kataku. Dia tersenyum manis dan malu. Dia Kemudian mencium pipiku dan memeluk aku dengan erat. “Dek. Aku merasa sangat nyaman berada di dekat kamu.
Dia tersenyum malu dan dia juga berkata kalau aku selalu membuat jantungnya deg deg an kalau bersamaku. Karena Kami berdua sudah semakin akrab, dia selalu ingin duduk di pangkuanku kalau sedang menonton tv di ruang tengah. Tidur bersama sudah jadi kewajiban. Sejak dia putus dengan mantan pacarnya…
Aku juga semakin giat bekerja dan posisi pekerjaan aku sudah semakin tinggi. Gaji? Sudah 100 jt per bulan. Tanggung jawabku juga semakin besar namun itu bukan masalah karena aku tahu apa yang aku kerjakan. Adik ku sendiri juga sudah semakin sukses dengan kuliahnya dan dia juga sudah diangkat menjadi asisten dosen di kampus nya.
Hubungan kami yang sudah semakin dekat menjadi berubah. Suatu ketika di musim hujan di malam hari saat kami sedang berduaan di kamar nya, ada petir kencang tiba tiba datang. Dia ketakutan dan memeluk ku. Aku juga memeluknya dan memberikan rasa nyaman bagi nya. Sadar tidak sadar, kami saling tatap dan bibir kami berdua semakin mendekat.
Kami berciuman dengan penuh rasa kasih sayang malam itu. Tangan Kami saling meraba dan akhirnya ciuman yang tadi seharusnya dipenuhi rasa cinta berakhir menjadi penuh nafsu. Setelah saling meraba, aku membuka pakaian nya dan bra nya kini terlihat jelas olehku. Dia hanya malu saat aku menatap payudaranya yang masih tertutup itu.
Aku jelas saja sangat senang. Dia masih perawan dan ini adalah pertama kali dia bercinta dan menunjukan keindahan tubuhnya ke laki laki dan Aku lah laki laki yang beruntung itu. Dia malu dan hanya bisa menatap ke bawah. Wajah nya merah karena malu. Sesekali dia memberanikan diri menatapku. Aku kemudian mendekati dirinya yang sudah siap dan rela untuk diperawani.
Aku Kemudian membuka pakaiannku juga dan kami kembali berciuman. Tanganku kali ini meraba raba pantatnya. Dia sudah pasrah dan membiarkan aku melepaskan celana nya dan juga celana dalamnya. Tangan dia juga ikut melepas celana ku dan aku kini meraba punggung nya dan melepaskan bra nya. Kami berdua kini sudah telanjang saat ini.
Ciuman kami akhirnya berakhir dan kami berdua saling bertatapan dan tersenyum. Kedua tangannya kini memegang wajahku dan aku memegang pinggang nya yang ramping. Kami berdua kini saling berbaring dan menatap di atas ranjang. Tanganku mulai meraba raba payudara nya yang indah itu. Payudara adik ku memang tak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
Kegilaan kami berdua terus berlanjut. Kami berciuman lagi dan lidah kami mulai bermain kali ini. Setelah selesai, aku yang berada di atas tubuh nya mulai mencium lehernya. Dia mulai mendesah. “Jim. Ah.. enak… ahhh… geli.” Aku semakin bersemangat dan mulai turun ke payudara nya yang indah itu. Aku mulai menyusu di payudaranya dan tanganku juga mulai meraba raba payudaranya yang halus dan kencang itu.
“Jim. Geli. Ahhh ohh ya enak Jim. Teruskan.. ohhh.. geli. 😆 lanjutkan… ahhh AHHH oooh ohhh ahhh AHHH oooh.” Desah nya. Aku sangat menikmati keindahan payudara adik ku. Setelah puas bermain main di payudara indahnya yang sudah basah oleh mulutku, aku langsung menuju ke vagina nya yang mulus tanpa rambut yang tumbuh di sana sehingga belahan vagina nya terlihat jelas.