2 November 2020
Penulis —  Kaskusman

Cinta terlarang di Canada - TAMAT

Lina

Aku, Salim 22 tahun, memiliki seorang tante yang berusia 21 tahun. Kok bisa? begini cerita nya. Saat aku berusia 1 tahun, tante aku baru lahir (Teman ts juga ada yang seperti itu soalnya). Ini membuat tante aku terlihat seperti dia adikku padahal dia faktanya adalah tanteku yang tak lain adalah… adik dari ibuku.

Keluarga kami bukan keluarga yang… betul betul harmonis. Ayah ibuku lebih seperti diktator dan mereka juga tak jarang menindas yang lebih muda. Tanteku? Senasib. Dia sering dimarahi oleh nenek ku dan ibuku juga. Kami berdua senantiasa dikekang, tidak boleh ini itu sampai sma semua mulai dilonggarkan.

Untuk mencegah hal hal aneh juga bahan omongan orang orang reseh, kami berdua mengaku sepupu meski kenyataan tidak demikian. Dia cantik dan tentunya… masih sangat muda namun… dia dipaksa menikah oleh nenek ku di usia 18 tahun saat baru lulus sma. Dia sebenarnya sangat sedih karena dia ingin kuliah juga.

Aku sudah tahu itu akan terjadi karena tanteku tidak memiliki rasa cinta terhadap suaminya. Dia beruntung dia belum sempat hamil. Aku melanjutkan kuliah ku di Vancouver, Canada mengambil jurusan teknik sipil. Aku tinggal di apartemen seorang diri di sana. Apartement ini masih memiliki 1 kamar kosong dan 1 kamar mandi juga, tapi karena yang tinggal hanya Aku Seorang, jadi kamar itu dibiarkan terbengkalai tapi tetap sering aku bersihkan.

Suatu pagi, saat aku baru selesai sarapan, ada seseorang yang mengetuk pintu ku. Aku buka pintu itu dan… tanteku di depan sana seorang diri membawa koper nya. “Lah tante. Kok bisa di sini? Kenapa ya? Tumben dadakan.” Tanyaku yang sangat terkejut. “Tante menyusul kamu lah. Kuliah. Gak banget deh menikah di usia segitu muda.

Setelah dia masuk, dia tiba tiba memeluku aku dan menangis. “Tante senang banget sekarang, Lim. Merdeka. Dah cerai sama dia.” Tangis nya. “Mama kamu yang membantu tante nanti kuliah di sini. Hiks…” tangis nya. Aku membelai Rambut tante ku. Sungguh, meski dia tanteku, aku merasa… aneh… karena ada dentuman cinta di hatiku.

Suatu perasaan di mana aku ingin melindungi dia dan menjaganya seperti seorang kekasih. Dia sangat cantik dan tubuhnya juga sangat indah. Tinggi 165 cm berat 45 kg. Tubuhnya sangat bagus dan langsing. Rambut panjang lurus dan kadang dia masih memakai bando yang ada pita nya membuat dia terlihat seperti anak anak.

Aku yang menghabiskan banyak waktu bersama dia sejak kecil, tentu saja sangat akrab dengan nya. Dia seperti seorang adik bagiku. Meski dia tanteku, dia lebih muda dan tentu saja sikap dia ya sama saja dengan perempuan seusia nya. Tanpa basa basi, dia melepaskan pelukan nya dan segera membereskan barang barang nya.

Untungnya aku sedang libur kuliah saat itu dan dia akan mulai kuliahnya di fakultas hukum. Awalnya dia ingin menjadi seorang dokter tapi sejak kasus kdrt yang sering dia alami, dia berubah haluan ke hukum. Ya itu hak asasi dia. Bukan urusanku. Dia ini yang kuliah, pikirku. Setelah dia membereskan semua barang nya di kamar besar yang terbengkalai tapi tetap bersih itu, aku mengajaknya ke bank untuk membuka rekening bank dan segala macam urusan agar mempermudah hidupnya di Canada.

Setelah seharian penuh menelusuri kota itu dan mengurus segala hal administrasi, kami pergi makan malam dan pulang kembali ke apartemen untuk beristirahat. Setelah mandi, kami berdua nonton tv. Usut punya usut, tanteku ternyata fasih berbahasa inggris dan saat aku tanya dari mana dia mempelajari bahasa itu dalam waktu singkat, jawabannya…

Dia menyukai teori konspirasi yang berbau alien, UFO dsb. Itu sebab dia mempelajari bahasa itu dalam waktu singkat. YouTube nya dia sendiri juga tidak ada bahasa indo nya. Jelas saja dia fasih dalam waktu singkat. Kami berdua sedang menonton drama kung flu parodi berjudul “kisah Li Jun” yang tentunya ada subtitles bahasa inggris.

Kami berdua tertawa dan aku sendiri jujur saja belum pernah melihat dia begitu bahagia, seperti seseorang yang baru keluar dari penjara. Senyumnya asli tidak dibuat buat dan tak lama kemudian, dia menangis dan memelukku. “Tante, kenapa lagi? Film lucu gitu kok malah menangis?” Tanyaku heran.

“Tante Sudah lama tidak tertawa dan bahagia seperti ini, Lim. Hiks.” Jawabnya sambil menangis. “Pernikahan Tante itu juga didukung oleh mama mu. Dia merasa bersalah dan sebagai ‘kompensasinya’, dia akan membiayai kuliah tante.” Jawab tanteku. Aku Kemudian merangkul nya dan memeluk dia sambil mencium keningnya.

Aku berkata pada Tanteku. “Kompensasi? Hati orang sudah terluka segitu parahnya dibilang kompensasi? Uang bisa dicari tapi waktu tak akan kembali”. “Betul Lim. Susah dah ngomong sama mereka. Tante sih mending tinggal di sini saja dah. Ogah balik lagi. Ketemu mereka mereka lagi. Mulut sampah semua. Gak paman kamu, tante tante kamu yang lainnya, bahkan om om kamu juga.

Sedikit background saja, aku anak tunggal dan orang tua ku juga pengusaha sukses di bidang kuliner dan distributor bahan elektronik. Dengan uang yang dimiliki oleh ibu ku, tentu saja biaya kuliah untuk tanteku bukan masalah. Mantan Suami tanteku menghilang tanpa jejak dan tak berkabar lagi.

Tante ku kemudian tertidur. Aku kemudian membaringkan dia di sofa tempat kami menonton tadi dan menyelimuti dia tengan selimut agar tidak kedinginan. Setelah itu, aku kembali ke kamarku dan tidur. Besok paginya saat aku bangun, sarapan sudah tersedia di meja. Siapa lagi kalau bukan tanteku yang cantik itu.

“Halo Lim. Met pagi. Dah bangun kamu? Gih sarapan. Kuliah jam berapa kamu nanti Lim?” Tanya tanteku yang sedang mencuci perabotan kotor. Dari belakang, aku mendaratkan daguku di bahunya. “Hai tante cantik. Jam 2 siang aku kuliah sampai jam 5. Tante nanti mau ke mana?” Tanyaku.

Dia tersenyum saja saat aku mendaratkan daguku di bahunya bahkan tangan kanannya mengusap wajahku. “Eh tante mah bebas. Kan belum kuliah. Dek. Nanti siang makan apa ya? Makan di luar yuk dek. Yang enak. Makanan barat aja.” kata nya. “Ok tante cantik. Dengan senang hati.” Jawabku dengan semangat dan langsung menyantap sarapanku dengan lahap.

Beberapa jam kemudian, setelah kami beres beres dan mandi, kami berdua bersantai dulu sejenak. Tanteku senantiasa menceritakan penderitaan nya selama dia menikah dengan suaminya. Dia dengan jujur berkata kalau ibuku dan nenek ku malah membela mantan suami nya yang kerap melakukan kekerasan. Tanteku sempat depresi dan hampir bunuh diri.

Aku jujur saja menjadi kesal dengan nenek dan ibuku. Sungguh kenapa mereka berdua begitu tega terhadap tanteku? “Sudah lah Tante. Sudah berakhir masa masa kelam itu. Sekarang kan tante sudah bebas. Santai aja tante. Oh iya… nanti di luar, seperti biasa ya… Aku panggil tante, dedek. Jadi biar gak pada heboh.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan