1 November 2020
Penulis — asiakontie
Ting.. tong..!!!… Ting tong…!!!
Suara bel mengagetkanku saat sedang santai nonton TV dirumah paman dan bibiku.
Ini adalah hari keduaku di Yogya dalam rangka persiapan test masuk perguruan tinggi di kota tsb.
Dengan malas2an akupun membukakan pintu,
“Woyyy… Ray!! kok gak ngomong2 sih dateng ke Yogya, aku juga kangen tau..!!” sosok cantik yang memberondongku dengan kata2nya yang bawel itu adalah Dewi, anak dari salah satu pamanku di Yogya. Dewi ini memiliki wajah yang cantik agak oval.
dengan hidung mancung dan kulit putih bersih. Tingginya sekitar 165cm dengan body proporsional aduhai dan ukuran bemper depan lumayan… yaaahhh 34B deh kira2. Dibelakang Dewi ada 2 lagi sepupuku yang juga gk kalah cantik yaitu Rani 160cm / 34B
.. dan Anis adiknya yang memiliki tubuh lebih tinggi mungkin hampir 170cm dengan payudara kira2 seukuran lah dengan kakaknya.
“Iya nih Ray, kenapa juga kamu gak ngabarin kita2? mang kamu cuma kangen sama Wati saja ya? Awas ya kamu..” Rani menimpali ocehan Dewi padaku.
“Iya, rencananya aku hari ini mo jalan ke tempat kalian bareng Wati, tapi tadi pagi kata Wati kalian ber 3 malah mo kesini. Ya sudah tak tunggu saja disini. Sama aja toh… weeekk” sahutku cuek.
“Hayo buruan masuk, Wati masih tidur tuh kayaknya..” ajakku kepada mereka.
Dewi dan Rani saat itu seusia denganku (18 tahun) dan sama2 baru lulus SMU, sementara Anis 2 tahun lebih muda dan baru naik ke kelas 2 SMU.
Biar gak bingung, silahkan baca Ray dan pengalaman pertama (wati).
Ketiga sepupuku inipun kemudian masuk ke dalam rumah. Aku mengikuti mereka dari belakang sambil senyum2 sendiri melihat kecantikan ke 3 sepupuku yang sudah 3 tahun tak bertemu ini. Ternyata watu 3 tahun sudah lebih dari cukup untuk membentuk 3 remaja ingusan menjadi sosok2 wanita yang cantik dan sangat menawan seperti mereka.
Dewi, dengan rambut lurus sebahu dan mengenakan kaos santai dan rok mini benar2 sangat membuatku penasaran, apakah dia senakal Wati sang empunya rumah ini yang semalam baru saja bercinta denganku. Sementara Rani dan Anis berpakaian lebih sopan dengan kemeja dan celana jeans panjang tapi tetap saja lekuk2 tubuh mereka membuat Ray juniorku bangun diam2 dalam sangkarnya.
Tak lama kemudian, Wati keluar dari kamarnya. Nampaknya dia baru saja mandi. Dengan hanya memakai kaos model U Can See
(my body).. dan celana batik kondor yang pendek banget. Dengan gaya cueknya dia menyapa ketiga bidadari lainnya ini…
“Weyy… wess do theko toh? sorry, aku bar adhus.. hehe” (Weyy… dah pada dateng ya? Sorry, aku baru aja selesai mandi)… gitu kira2 translasinya.
Pagi menjelang siang itupun kami habiskan dengan bercanda ria sambil mengenang hal-hal konyol yang dulu sering kami lakukan bersama-sama saat masih kecil. Kami berlima ini memang dari kecil akrab sekali mungkin karena kami semua seumuran.
Sementara sepupu-sepupuku yang lain rata2 berusia 4-5 tahun lebih tua, bahkan ada yang berusia 15 tahun lebih tua dariku.
Sekitar pukul 15.00 Rani dan Anis pamit karena mereka katanya ada acara lagi dengan kawan2nya.
Tinggalah aku, Dewi dan Wati.
“Hehh… Wat, kamu tu semalam cuma berdua sama si Ray? Pakde budhe lagi ke Magelang kan? tanya Dewi menyelidik.
“Ho oh… untung ada Ray, kalo nggak malah sendirian toh aku?” jawab Wati.
“hehehe… Ray, kamu ngaku aja deh semalam ngapain aja sama si Wati?” duuuhhhhhh… aku benar2 terkejut tiba2 dapat pertanyaan yang to the point seperti itu.
“yeee… kamu mau tauuuu aja. Rahasia dong ah..” sahutku sambil coba2 memancing di air keruh. Karena kalau dari gaya bicara dan bahasa tubuhnya, sepertinya Dewi ini juga gak kalah berpengalaman dibanding Wati dalam urusan Sex.
“Heee… kamu nih yaa… sok rahasia-rahasiaan sama aku…” katanya sambil mencubit genit perutku.
Aku bukannya menghindar, malah kutarik aja Dewi dalam pelukanku. Kemudian kucium dengan cuek pipinya..
“Hehhh… kok malah ngesun aku toh? dasar ya kamu ini..” katanya manja.
Tapi Dewi gak marah sama sekali, malahan tangan kirinya melingkari pinggangku.
“Wat… pasti kamu semalam ehem.. ehem yaaa… aku kan tau kamu… dah deh ngaku aja” tanya Dewi semakin menyelidik.
“hihihi… yo takonen si Ray wae tho Wi.” Wati menjawab dengan sangat cuek.
Aku semakin menangkap sinyal2 positif nih. Jangan2 Dewi dan Wati ini memang saling terbuka masalah sex.
“tuh kan..!!! Ray, kamu semalam ML ya sama Wati” Deg..!!! kali ini aku beneran kaget dengan pertanyaan Dewi yang vulgar itu.
terutama untuk seorang wanita Yogya seperti dia.
“hehehe…” aku hanya menjawab dengan terkekeh.
“Iiiihhh… kamu nih ya, udah deh kalo sama aku cuek aja. Rahasia terjamin kok… asal… hihihi”
“Asal apa?” tanyaku…
“Asal aku juga boleh ikutan nyobain ini…” Sambil tangannya tiba2 memegang kontolku dari luar celana.
“Tuh kan… belum apa2 aja kamu dah konak begini… hahahhaa”
“hahaha… Iya Ray, kalo sama Dewi kita cuek aja kok. Aku sama dia selalu saling terbuka masalah sex, yang belum pernah kita lakukan cuma… main ber 3.. hahhaa” fiuwww… aku terkejut sekaligus gembira dan horny meningkat mendengar penjelasan singkat kakak sepupuku ini.
“Ray… kontolmu gede banget sih? kamu ke mak Erot yah?” Tanya Dewi dengan mimik serius tapi seperti bercanda begitu dengan cueknya dia membuka celana pendekku yang kebetulan memang gk pake retsleting tapi cuma karet saja.
“Enak aja… ini asli dong… uuhhh, enak banget sih Wi” sahutku sambil melenguh keenakan karena Dewi dengan santainya langsung mengemut kepala bajaku.
“Ssssttt… terus Wi… uhhh sedotan kamu lebih mantep dari vacum cleaner deh…”
Dewi semakin bersemangat mengemut, menjilat dan menyedot2 kontolku.
Posisi dia pun saat ini menungging sambil terus mengoralku. Posisi ini semakin memudahkanku meremas2 susunya yang kenceng banget itu.
Kemudian kulihat Wati mendekati Dewi dari belakang. Dengan santainya dia meloloskan Rok dan Celana dalam Dewi. Sementara aku meloloskan kaosnya. Hingga saat itu Dewi pun sudah telanjang bulat di hadapanku dan Wati. Kemudian tanpa kusangka-sangka, tiba2 wati berjongkok di belakang Dewi, Watipun mulai menjilati memek Dewi yang membuat Dewi semakin menggila mengoralku. Melihat kejadian ini membuatku semakin bernapsu hingga hampir meledak orgasmeku yang pertama. Menyadari ini aku segera menyetop Dewi dari sepongan mautnya.
Kemudian aku pun mulai menghisap-hisap putingnya. Dewi pun tiduran terlentang di Sofa. Aku mulai mengerjai payudaranya kiri dan kanan. Putingnya benar2 sempurna… mungil tapi sangat keras dan berwarna pink muda. Payudaranya sangat kenyal dan bahkan sedikit lebih kencang dibanding payudara Wati. Kemudian jilatankupun mulai bergerak ke arah pusar dan kemaluannya.
Sebelum kujilat kemaluan Dewi, sebelumnya kucium dulu bibir wati dengan ganas dan dia pun menyambut dengan tidak kalah liarnya.
Kemudian Wati berdiri dan melucuti semua pakaiannya. Kemudia dia berjalan ke arah wajah Dewi dan mengangkangi Dewi hingga memeknya tepat berada didepan mulut Dewi. Sementara aku mulai mengorek2 dan menjilat2 kemaluan Dewi.
Bau kemaluan Dewi ini sungguh harum. Selain itu bulunya benar2 dicukur habis hingga memek tembem itu kelihatan begitu merah merona. Mendapat serangan dariku Dewi semakin blingsatan, sementara Wati juga tidak kalah liar sambil terus menekan-nekan memeknya ke wajah Dewi…
“Sssttt… ooohhh.. Wi… lidahmu penak Wi… terus sedot itilku Wi…” erang wati..
Kemudian akupun meminta Dewi untuk menungging.
Sementara Wati beringsut dan berdiri dihadapan Dewi.
Akupun mulai memasukkan kontolku ke dalam memek Dewi yang masih sempit banget…
“Aaahhhh… Rayyy.. Edaaannn, pelan-pelang Ray.. kontolmu gede banget..” Dewi agak terkejut ketika kepala kontolku mulai memasuki liang surganya.
Akupun mulai menggenjotnya pelan-pelan…
“ooohhh… Wii… memekmu sesek banget.. hhuufffftt… ooohhh.. oohhhh…” erangku keenakan
“Rayy… ooohhh penuh banget Ray… ooohh… ssstt… genjot terus Ray… aahh… ahhh”
Aku semakin bersemangat menggenjot Dewi, sementara Wati aku lihat mengocok-ngocok memeknya dengan jari-jarinya.
Setelah sekitar 10 menit…
“OOOhhh… Raayyyy… aku keluaarr… oohh…” Dewi pun terkulai setelah mengalami orgasme yang Dahsyat.
sementara kontolku seperti tersiram air hangat didalam memeknya… uuhhhh nikmatnya benar2 super duper dahsyat.
Kemudian perlahan2 aku mencabut kontolku. Dan berjalan mendekati Wati yang kelihatan sudah sangat menanti kehadiran kontol kesayangannya ini. Watipun bersandar di dinding, sementara kakinya yang sebelah kanan dinaikkan ke sandaran kursi. Akupun sambil memeluknya lalu mulai menancapkan Kontolku ke memek Dewi dalam keadaan berdiri.
“Ahhh… Rayy… mantep banget sayangg…” erang Wati keenakan sambil mulai menggoyang pinggulnya. Goyangannya ini ternyata memiliki efek yang sangat dahsyat. Memeknya terasa seperti menyedot kontolku semakin dalam ke dalam rongga-rongga memeknya.
“Ssttt… memekmu legit banget sayang… aku pengen entotin kamu terus2an kalo begini” ucapku sambil mengulum dan menjilat daun telinga Wati.
“Ahh… iya Ray, entotin aja aku terus Ray… oohhh, kapan aja kamu mau kamu tinggal ngomong ke aku… oohhaahhh… sstt… oohhh”
Wati semakin menikmati genjotan-genjotanku dalam memeknya.
Kemudian Wati memintaku berbaring di karpet.. Rupanya dia sudah tidak sabar untuk posisi favoritnya waktu ngentot yaitu
Woman on Top.
Wati pun mengangkangi kontolku… kemudian menancapkan Kontolku ke dalam memeknya…
Blezzz… “Ohhh… Wat, anjritttt… memekmu sempit bangettt” erangku keeanakan.
Dewi yang sudah mulai segarpun mendekati kami. Kemudian dia mencium bibirku dengan sangat liar. Tangankupun gak mau kalah meremasi payudara Dewi. Gak cukup dengan itu, Dewi kemudian mencium Wati dengan sangat liar, Wati pun mengimbangi ciuman Dewi sambil pinggulnya terus menggoyang kadang seperti goyang ngebor Inul, kadang goyang patah2 annisa bahar, dan masih banyak lagi deh.
Tangan kiriku kumanfaatkan untuk meremas payudara kanan Dewi, sementara tangan kanan meremas payudara kiri wati. Dua wanita gila sex inipun semakin menggila. Kemudian Dewi memberikan payudaranya ke mulutku minta dihisap. Akupub menghisap pentil merahnya itu tanpa ampun membuatnya semakin terengah2. Sekarang tangan kiriku mulai mengocok memek
Dewi, sehingga posisi kami saat itu betul2 saling memberikan kenikmatan satu sama lain. Kontolku menancap di memek Wati.
Jariku bermain di klitoris Dewi, Mulutku mengenyot payudara Dewi, sementara Dewi dan Wati masih terus berciuman dengan sangat liar dan saling memberikan Rangsangan.
Tiba2 Wati berteriak…
“Rayy… aku mau keluar Ray… ooohhh…”
“Aku juga Ray… sstt… terus Kocok Ray… ahhh.. enak banget…”
Sementara akupun sudah hampir sampai…
dan mereka berduapun akhirnya orgasme bersamaan…
“Raayyyyy… ooohhhhhhh…” teriak mereka bersamaan…
Akupun segera mencabut kontolku kemudia berdiri dihadapan mereka berdua.. Kemudian ku kocok dengan kecepatan tinggi karena aku sendiri juga sudah hampir orgasme.
Dewi dan Wati sama2 membuka mulutnya menunggu tembakan2 liar dari kontolku…
dan… “Aaahhhh… ahhhh… ahhhh… aku keluaaaaaarrr…” erangku keenakan sambil menembakkan pejuku ke mulut mereka berdua.
Dewi dan Wati seperti tidak ada puasnya dan seperti berlomba menelan pejuku sebanyak-banyaknya.
Kemudian mereka berdua segera menjilati dan menghisap kontolku secara bergantian. Semua bagian kontolku mulai dari kepalanya, batangnya sampai bijinya benar2 diusap habis dua lidah betina-betina muda dan sexy dari yogya ini.
“Heee… gila banget kamu Ray… nyesel aku baru tau kalo kontol kamu segede dan sekuat ini” kata Dewi sambil tangannya terus mengelus-elus batang dan kepala kontolku.
“hehehe… kamu sih gak pernah mau tanya-tanya ke aku… hahaha” sahutku bangga.
Tak terasa ternyata saat itu sudah pukul 17.30
Kemudian kami pun mandi bersama-sama dan kembali melakukan 3some yang luarbiasa sampai pagi.
Saat ini Dewi berumur 32 tahun, memiliki 1 orang putri namun tubuhnya masih sangat terawat dan kami kadang2 masih melakukan hubungan sex saat aku sedang berkunjung ke Yogya, tentu saja tanpa sepengetahuan suaminya dong.
Sementara Wati saat ini berumur 33 tahun, memiliki 2 orang anak. Wati tinggal di Kalimantan sekarang karena ikut dengan suaminya.
END…