1 November 2020
Penulis — asiakontie
Perkenalkan namaku Ray, 178cm - 75kg, kulit sawo matang dan rajin olahraga.
Kisah ini terjadi sudah cukup lama tepatnya bulan Juni 1996 di kota pendidikan Yogyakarta. Saat itu umurku masih 18 tahun.
Awalnya tanpa sengaja dan tanpa rencana sama sekali, karena tujuanku ke kota gudeg ini sebenarnya untuk ambil formulir
pendaftaran sebuah perguruan tinggi negeri di kota tersebut. Kebetulan saat itu memang aku baru menyelesaikan pendidikanku
di sebuah SMK yang cukup elit di selatan Jakarta.
Hasrat yang besar untuk melanjutkan kuliah di kota gudeg semakin besar karena kebetulan beberapa teman sekelasku juga ingin
melanjutkan studi disana. Maka dengan semangat 45 setelah mendapat izin dari orangtua, akupun berangkat ke YK dengan naik
kereta senja utama. Aku tiba di kota gudeg tersebut kira2 pukul 04.00 dinihari, kebetulan rumah pamanku tidak jauh dari stasiun
tugu dan bisa dicapai hanya dengan berjalan kaki saja. Maka setiba disana, dengan langkah santai tapi tetap bersemangat, aku pun
berjalan kaki ke rumah pamanku.
Kira2 30 menit kemudian akupun tiba dirumah pamanku yang cukup megah. Ternyata paman dan bibiku sudah menunggu di teras
rumah, mereka sedang santai ngobrol sambil menyantap pisang goreng setelah sholat subuh. Akupun disambut dengan hangat
karena sudah cukup lama juga aku tidak berkunjung kesini. Saat sedang bercengkerama dengan santai, tiba2 muncul makhluk
manis berdaster batik biru dengan potongan yang lumayan menggoda iman jiwa mudaku dan terutama jiwa muda roy junior
dalam celanaku.
“Weiyyyy… tamu adoh wis teko tho..” (heyy.. tamu jauh dah sampe toh…), bgitu sapaan pertamanya padaku…
Makhluk manis ini adalah Wati, putri tunggal paman dan bibiku yang memang sangat akrab denganku. Usianya hanya setahun
lebih tua dariku. Wajahnya sangat cantik, mirip2 dengan Mikha Tambayong gitu deh, dengan tinggi hampir 170cm, ternyata saat ini
dia sudah memiliki sepasang bukit kembar yang sangat menantang dengan ukuran paling tidak 38B. Kulitnya putih mulus dengan
rambut lurus sebahu. Benar2 seperti bidadari baru mekar deh. Selain itu, sepupuku yang satu ini orangnya manja banget, mungkin
karena dia anak tunggal.
Setelah menyapa, dia langsung memelukku. Aku hanya tergagap saja dipeluk wanita baru mekar ini. Harum tubuhnya terasa sekali
dan karena dia memelukku dengan tiba2 seperti itu, tanpa sengaja buah dadanya menekan dada bidangku dengan lembutnya
yang membuat si Ray junior segera mengulet seperti ular bangun tidur. Untunglah aku pakai celana jeans yang agak longgar, kalo
nggak bisa malu habis aku kalo ketahuan konak didepan paman dan bibiku.
Setelah berbasa-basi sebentar, kemudian aku diajak masuk oleh mereka dan diantar Wati menuju kamar tamu untuk menaruh tas
bawaanku. Didalam kamar, si Wati nyerocos lagi
“Ray, kamu kok jadi keren bgini sih sekarang? perasaan dulu badan kamu gk seatletis ini deh?”
Memang aku sudah sekitar 3 tahun tidak bertemu dengan Wati, dan justru di waktu 3 tahun inilah aku aktif olahraga mulai dari
Renang, Basket, Volley dan Sepakbola.
“Yah… siapa dulu dong, Ray gitu” jawabku sekenanya sambil aku iseng nyium keningnya.
Dicium keningnya Wati nampak senang sekali, “Uh, pagi2 di sun orang ganteng, mimpi apa aku semalam yah?… hahaha”
ujarnya sambil bercanda. Setelah itu sambil merangkul pinggangku Wati menarikku ke ruang makan, karena ternyata di meja
makan sudah tersaji makanan-makanan lezat untuk sarapan.
Saat makan, tidak henti-hentinya aku dan Wati saling melemparkan joke-joke khas anak muda. Paman dan bibiku juga orangnya
asik-asik diajak bercanda, hingga tanpa terasa jam sudah menunjukkan pukul 07.30. Lalu aku pun pamit ke mereka untuk istirahat
dulu, karena semalam tidurku sangat tidak nyaman di kereta karena banyaknya pedagang yang lalu lalang.
“Hoyyyy… bangun dong…!!!” Tiba2 ada suara lembut yang mengagetkanku dan membangunkanku dari tidur yang lelap sekali
karena kelelahan. Ternyata Wati yang membangunkanku.
“Jam berapa sekarang Wat?” tanyaku… “Sudah jam setengah 6 sore tau… tidur kok kayak orang pingsan… hehehe” jawabnya
dengan gaya centil dan manjanya.
“Sudah mandi dulu sana, bau tau… biar ganteng juga aku gk napsu ah kalo kamu bau.. wekkk..” lanjutnya sambil bercanda dan
berjalan keluar kamar.
Tapi karena kata-katanya itu, tiba2 keisenganku muncul kembali..
“Emang kalo aku dah wangi, nanti kamu napsu yahh sama aku..?” tanyaku asal-asalan sambil mencoba menggali lebih jauh lagi
maksud kata2nya tadi…
“hahaha… lihat aja nanti yahhh…” sahutnya sambil cuek berlalu keluar dari kamarku.
Kemudian akupun masuk ke kamar mandi. Saat air dingin mengguyur tubuhku, fiuuuhhhhh… seger banget euyyy.. Tapi fikiranku
gak bisa lepas dari kata2 Wati yang menantang tadi, dan itu membuat juniorku menggeliat dengan liarnya. Sambil membayangkan
tubuh Wati yang sangat ranum itu, akupun mulai mengocok kontolku dengan nikmatnya. Setelah kira2 10-15menit kemudian.
crottttt… ada mungkin sekitar 7-10 kali lava peju menyembur dari barang pusakaku yang berukuran 18cm dan diameter 5cm lebih
itu. Fiuwww… langsung lega sekali rasanya. Setelah itu akupun melanjutkan mandiku sekalian keramas dan sekalian buang hajat
dehh. hehehe…
Setelah mandi aku hanya mengenakan celana pendek santai dan kaos tanpa lengan yang otomatis semakin memperlihatkan
lekuk-lekuk dan tonjolan otot-ototku. Lalu akupun keluar kamar dan menuju ruang keluarga untuk menonton TV. Kira2 15 menit
kemudian Wati pun keluar dan menemaniku menonton TV.
“Wat, paman dan bibi kemana? kok sepi banget?” tanyaku padanya.
“Oww… iya mereka lagi ke Magelang, nginep katanya. Lusa baru balik lagi” jawabnya sambil tetap menonton TV.
Saat itu Wati mengenakan kaos putih tipis berleher rendah dan celana pendek bahkan bisa dibilang pendek banget, karena paling
hanya 15cm dari pertigaan nikmatnya. Dengan bahan dari batik lembut.
“Makanya, kamu jagain aku yah 2 hari ini, jarang2 loh aku punya pengawal pribadi, ganteng dan keren pula… xixixi” sambungnya.
“Siap tuan puteri… muacchhhh” sahutku sambil mengecup mesra pipinya.
“Ih, kamu genit deh… tar kalo aku pengen mang mau tanggung jawab?” sahutnya sambil tangannya mencubit lembut perutku.
Jawabannya itu kontan saja membuat aku semakin penasaran, tapi aku masih berfikir, masa sih aku nafsu sama sepupuku sendiri?
anak tunggal dari salah satu kakak ibuku?..
“hehehe… tampangku memang masih perlu diragukan yah pertanggungjawabannya? jawabku asal2an.
“Huuu… dasar kamu tuh..” katanya sambil tetep cuek menonton TV.
Setelah itu kamipun sempat terdiam beberapa saat. Hari itu kebetulan malam minggu dan acara-acara TV ya isinya paling berita
dan sinetron. Kemudian aku bertanya “Wat, kok gak ada yang ngapelin kamu? Ini kan malam minggu”
“Hehehe… lagi kosong aku, terakhir pacaran ya 3 bulan yang deh kira2” jawabnya.
Kemudian dia pun bercerita kalo cowoknya ternyata selingkuh dengan salah satu teman kampusnya. Dalam hatiku, cewek
secantik dan seranum Wati masih diselingkuhi? kayak apa cantiknya tuh selingkuhan cowoknya? Lalu obrolan kami pun berlanjut
dan semakin cair sampai akhirnya aku iseng tanya2 ke dia kalo pacaran tuh ngapain aja?
Jawabannya sungguh mengejutkanku “Jyahh, kamu tuh… jaman sekarang pacaran kalo gk sampe ML mana ada sih cowok yang
mau, cowok kan nafsunya aja yg digedein sama gombalnya deh” jawabnya dengan cuek…
“Tapi awas ya.. kamu jangan bilang ke bapak ibuku… bisa mati aku…” lanjutnya dengan mimik serius seperti menyesal karena
kelepasan omong.
“Tenang aja tuan puteri, rahasia aman terjaga deh sama aku” sahutku.
“Jadi, sekarang kamu dah gak virgin dong?” Tanyaku lagi (sambil mengelus kontol diem2… hehehe).
“Ya… gitu dehh. Lagian kayak kamu masih perjaka aja” tanyanya balik.
“Loh, kalo aku beneran asli masih perjaka dong. Paling self service… hehehe” jawabku lagi.
“Beneran? kamu belum pernah ML Ray? Gak usah bohong deh, aku aja jujur sama kamu” selidiknya.
“Sumpah non… aku masih perjaka.” jawabku. “Paling jauh juga aku onani, kayak tadi… hehehe”
“Heh??? kamu onani tadi? hahahaha… hayooo kamu ngebayangin cewekmu yaa??” sahutnya.
“hehehe… iya, tapi bukan ngebayangin cewekku, aku ngebayangin kamu” sahutku sambil memeluknya dan mengecup bibirnya
dengan lembut. Wati pun membalas kecupanku. “Ray, ini salah kan? aku kakak sepupumu” katanya sambil menunduk.
Kemudian aku angkat dagunya, “Iya, ini memang salah. Tapi please… aku benar2 gk tahan ngelihat kamu, kamu tuh sempurna
banget deh sebagai wanita” lanjutku sambil mulai menggombal.
“Uhhh… Ray, aku juga sebenernya dari tadi pertama lihat kamu dah pingin melakukannya denganmu”
Akupun kembali mengecup bibirnya dan mengulum bibir mungil indah itu. Kemudian tanganku mulai bergerilnya dibalik kaosnya
dan menerobos BH-nya. Bgitu ketemu putingnya, Wati langsung menggeliat..” Ray… enak bangettthhh”…
Kemudian aku loloskan kaosnya… dan Wowwww… pemandangan yang super indah terpampang dihadapanku.
Dua bukit putih mulus dan sangat kencang seperti menantang untuk segera didaki.
Rangsangankupun kembali aku lanjutkan, aku mulai mengecup dan menjilati leher jenjangnya. Wangi tubuhnya benar2
membangkitkan kelelakianku. Setelah itu kubuka pengait BH-nya. Dan… OMG… putingnya benar2 indah, berwarna pink dengan
ukuran yang masih mungil. Segera saja aku hisap dan jilat mengitari putingnya. Wati semakin blingsatan… “Rayyyy… terusin
Ray… enaakk bangettt”… desahannya itu semakin membangkitkan birahiku.
Puas dengan dadanya, ciumanku pun mulai turun menuju pusarnya. Wati pun berbaring di sofa. Kemudian Celana pendek
batiknya aku loloskan sekaligus celana dalamnya. Kembali aku terpesona karena keindahan yang luar biasa dari kemaluan Wati.
Bulu-bulunya halus dan jarang, kelentitnya merah merona. Saking terpesonanya aku, sampai2 aku hanya memandang kagum ke
memek Wati.
“Ihhh… Ray, kamu ngapain sih?” protes wati karena aku hanya memandangi memek indahnya itu.
“Memekmu keren banget Wat… di film2 gk pernah aku lihat yang begini” jawabku jujur.
“Uhhhh… Ayo dong Ray, jangan diliatin aja memekku…” rintihnya manja.
Aku pun mengecup memek Wati, sambil kuhirup wangi kewanitaan yang segar sekali. Wati pasti rajin sekali merawat barang
kesukaan semua lelaki itu.
Aku semakin buas menjilati dinding memek wati sambil jari tengahku mengorek2 isinya. Bgitu kena tonjolan di bagian agak ke
dalam bagian atas memeknya, Wati terpekik…” Ahhhh… ia disitu Ray… terusin sayang..” aku semakin bersemangat. Kemudian
kusedot2 klitorisnya yang semakin mengeras itu, hingga tak sampai 5 menit Wati berteriak sambil tangannya menarik rambutku
dan membenamkan wajah dan mulutku di memeknya “Ray… aku keluarrr…” crootttt… ada sekitar 5-6 kali Wati menyemburkan
cairan nikmat dari memek indahnya, sepertinya ia mengalami orgasme yang dahsyat sekali sampai2 squirt.
“Ray… sayang, kamu hebat banget sih. Baru sama lidah dan satu jarimu aja aku sampe nyaris KO. gimana kalo pake ini..?” Sambil
tangannya dengan lincah menurunkan celana pendekku sekaligus CD ku sehingga sang Garudaku segera mendongak dengan
sombong.
“Wuihhh… Ray… iki kontol opo pentungan? guede banget… muat gak yahh di memekku?” kata wati sambil mengerling kepadaku.
Belum sempat aku menjawab, Lidah wati tiba2 dengan lihainya mulai menyapu kepala baja dari kontolku yang sudah berkilat2.
Kelihatan sekali kalau dia sudah sangat ahli melakukan tehnik sepong tersebut.
Mulai dari kepala baja, batang kontolku, biji hingga anusku dia jilat2 dengan rakusnya.
aku hanya bisa merem melek menikmati pengalaman pertama melakukan hubungan sex ini.
“Ooohhh… Wat… gilaaaa… enak bangettttt…” sahutku sambil meremasi dada montok Wati.
Setelah sekitar 15 menit, belum ada tanda2 lahar panasku akan meletus. Wati tiba2 menungging dihadapanku sambil tangannya
bertumpu di Sofa. Pantat bohaynya menantang dengan sexynya.
“Hayuk… masukin sayang. Biar kontolmu paham fungsi dia sebenarnya…” katanya sambil tetap bercanda.
Akupun menuntun kontolku yang tegang sempurna itu memasuki lubang surga Wati.
“Ahhhh… pelan2 Ray, kontolmu gede banget… Memekku belum pernah kemasukan yang segede ini…”
mendengar kata2nya aku jadi bangga banget… “apa iya kontolku gede banget sayang?” bisikku pelan sambil memeluk dan
meremas payudara Wati dari belakang.
“Beneran Ray… itu kontolmu buat mentung maling juga KO… hehehe… Ahhhh.. Rayy… gilaaa penuh banget rasanya” jawab Wati
yang keenakan tapi tetap dengan gaya kocaknya.
Saat itu kontolku sudah masuk sekitar setengahnya. Kulihat Wati seperti megap2 keenakan. Sambil tangan kirinya meremas sendiri
susunya sementara tangan kanan tetap bertumpu menahan badannya di sofa.
Kemudian aku dorong lagi lebih dalam lagi… Zleeebbb… “UUhhhh… seret banget Wat memekmu…”…
“Iya dong… kontolmu edan Ray… huaahhh… mentok” sahutnya keenakan.
“Ray… tau begini dari dulu aku suruh kamu kesini ngentotin aku… ahhh… ahhh… enak banget…” Wati masih terus nyerocos sambil
keenakan karena aku mulai menggenjot dengan lebih cepat.
10 menit kemudian… “Rayyy… oohhh… aku keluar lagiii… ohhh.. ohh genjot terusss…” ternyata Wati sudah orgasme kembali yang
ke 2 kalinya.
Kemudian badannya aku balikkan tanpa melepaskan kontolku dari jepitan memeknya.
Kaki wati aku angkat ke bahuku, kemudia aku genjot kembali dengan irama yang lebih cepat lagi…
“Ahhh… Raayyy..!!! gilaaa kamuuu… enak bangettt..!!” Wati berteriak2 histeris. Untunglah rumah ini besar dan memiliki
pekarangan yang lumayan luas, sehinggal tetangga2 juga gk akan dengar teriakannya. Selain itu, dirumah ini pembantu ternyata
hanya datang siang sampai sore untuk bersih2 rumah, cuci dan setrika pakaian. Lalu sore hari sudah pulang lagi. Jadi saat ini
benar2 aku seperti sedang berbulan madu dengan Wati bebas gangguan dari siapapun.
Memeknya Wati walaupun sudah orgasme 2 kali, ternyata jepitannya tidak berkurang di kontolku. Rasanya malah semakin
menggila jepitannya, ditambah lagi pelumas dari pejunya membuat memeknya terasa legit sekali.
Genjotanku semakin cepat, dan sepertinya aku sudah hampir sampai juga…
“Wat… aku dah hampir… oohhh… ohhhh” sambil terus kugenjot kontolku dilubang surga Wati.
“Aku juga dah hampir… oohhh… Rayy… aaahhhhh…” Dan Wati pun orgasme yang ke 3 kalinya, hanya saja kali ini berbarengan dengan orgasmeku juga..
“Oooohhhhhh… gilaaa… gw juga keluarrr..!!!”
dan kamipun sama2 tergolek lemas.
Kemudian Wati mengecup bibirku dengan mesra sekali.
“Ray, makasih banget yahhh. Kamu benar-benar hebat sayang…” katanya sambil memelukku.
“Aku yang harusnya terima kasih sama kamu sayang. Kamu guru sex-ku yang benar2 luarbiasa” kataku sambil mengecup lembut
bibirnya.
Dan malam itu kami bertempur kembali sampai 3 kali.
Hingga tanpa terasa kami berdua terlelap tidur, dan tiba-tiba… KRIIINGG… KRIIINNN… KRRIIINNGGG… dering telepon itu
membangunkan aku dan Wati.
“Halooo… heiyyy… ho oh, yo wes tak enteni yo… daaaaahhh” Wati menutup kembali telepon itu sambil senyum2.
“Siapa Wat?” tanyaku penasaran
“Si Rani, katanya dia mau kesini sebentar lagi. Bareng sama Dewi dan Anis juga, penasaran pengen ketemu kamu juga kali..” jawabnya cuek.
Rani, Dewi dan Anis adalah sepupuku yang lain dari keluarga ibuku juga. Usia mereka semua sebaya dengan aku dan Wati. Dan
aku tau pasti kalau mereka semua itu cantik2, tapi apa mereka secantik dan sehebat Wati?
hmmm…