1 November 2020
Penulis — bramloser
*Cuma iseng / bukan bagian dari cerita*
Setelah kejadian itu, hampir tiap hari aku selalu menemukan ceceran sperma di dalam tas maupun di tempat minum Fara. Memang awalnya aku terkejut, namun anehnya aku tidak merasa marah sama sekali. Aku bahkan jadi horni membayangkannya, ada perasaan dan sensasi tersendiri ketika memikirkan putriku dicabuli orang seperti itu, hingga akupun membiarkan mereka mengulangi perbuatan bejat mereka pada putriku ini berkali-kali.
Tiap hari sesudah Fara pulang sekolah, terpaksa aku selalu membersihkan ceceran sperma itu dari tas dan tempat minumnya. Tanganku bersentuhan langsung dengan cairan-cairan kental tersebut. Suamiku masih belum tahu, akupun tidak berniat memberitahunya, aku takut dia malah ngamuk.
Hingga akhirnya suatu hari teman-teman Fara yang cowok itu main ke rumah, ada empat orang. Fara berbisik padaku kalau mereka itu orang-orang yang suka pejuin tasnya. Aku sih berharap mereka sedikit ganteng lha, tapi ternyata dari tampangnya jelas kalau mereka itu murid nakal dan bengal. Bahkan Fara juga mengatakan kalau mereka itu sebenarnya kakak-kakak kelasnya yang umurnya udah tua dan sering gak naik kelas.
Mereka yang biasanya hanya melihat Fara mengenakan seragam kini akhirnya dapat melihat Fara dengan tanktop dan hotpant. Mereka tampak sangat horni, Fara sendiri cuek-cuek saja. Akupun tetap berusaha ramah pada mereka dan tidak terlalu memperdulikan penampilan mereka yang amburadul itu. Mereka sering curi kesempatan gerepe-gerepein Fara di belakangku, tapi tentu saja si aku tau.
“Sayang, kamu udah mandi belum?” tanyaku pada Fara.
“Iya Ma, bentar lagi…”
“Ajak teman-temanmu mandi bareng gih sekalian” suruhku. Tentu saja mereka terkejut. Aku menyuruh mereka mandi seakan mereka semua masih anak-anak saja, padahal umur mereka sudah remaja semua. Terlebih mereka semua laki-laki dan putriku sendirian cewek.
“Mandi sama mereka Ma?” tanya Fara.
“Iya, Papa kan di luar kota beberapa hari, jadi biar ada yang temani kamu mandi”
“Hmm… Iya deh Ma”
Dan merekapun pergi, empat cowok dan satu cewek itu ke kamar mandi untuk mandi bersama. Aku melihat mereka menelanjangi Fara beramai-ramai sebelum akhirnya pintu kamar mandi tertutup dan aku tidak bisa melihat apa-apa lagi. Hanya tertawa cekikikan Fara yang terdengar. Dari cerita Fara ku tahu kalau mereka hanya mandi biasa saja, Fara bilang mereka takut macam-macam karena ada aku.
Merekapun lanjut ngobrol dan nonton film, tapi sorenya hujan turun dengan lebatnya. Akupun punya ide yang lebih gila lagi. Aku menyuruh mereka untuk nginap saja, lagian kan sekarang lagi libur sekolah.
“Beneran tante?” tanya mereka terkejut.
“Iya… Kalian tidurnya di kamar Fara saja, temani Fara. Mau kan?” tanyaku.
“Wah, aku sih mau tante”
“Iya tante, aku juga mau…” ujar mereka setuju dan tampak antusias. Tentu saja mereka mau.
“Tapi udah minta izin orangtua kalian belum?”
“Itu sih gampang tante, kita udah biasa kok gak pulang ke rumah, hehe” Gila, ternyata mereka cukup liar juga, dan aku membiarkan mereka bergaul dengan putriku!! Akupun ke kamar Fara untuk menyiapkan kasur tambahan untuk mereka.
Malamnya, aku terbangun tengah malam. Ku lihat lampu kamar Fara masih saja menyala. Akupun mencoba mengintip apa yang sedang mereka lakukan, dan ASTAGA!!! Putriku sedang dicabuli!! Mereka sedang mengocok penis mereka beramai-ramai mengellingi Fara yang sedang bersimpuh telanjang bulat!! Tangan mereka juga menggerepe-gerepa badan Fara, meremas-remas susunya, memainkan clirotis Fara, sampai menciumi Fara.
Hingga akhirnya mereka menumpahkan sperma mereka hampir bersamaan ke tubuh Fara. Tubuh Farapun penuh peju. Setelah itu mereka berpakaian kembali, tapi Fara lagi-lagi seenaknya tidur telanjang bulat dengan tubuh penuh peju. Gila banget.
“Kamu semalam ngapain aja sama mereka sampai malam?” tanyaku pada putriku esok paginya. Teman-teman Fara itu masih tidur dengan nyenyaknya di kamar Fara.
“Mama lihat?”
“Gak semua”
“Mmmh, mereka cuma ngocok aja kok Ma…”
“Beneran cuma ngocok?”
“Iya, awalnya sih mereka katanya pengen ngentotin Fara, tapi Fara cuma mau ngentot sama Papa. Jadi mereka ngocok aja Ma, gak apa kan Ma?”
“Iya gak apa… tapi jangan kamu kasih tau Papa ya kalau kamu sering dipejuin teman-temanmu itu”
“Iya Ma, nanti Papa marah yah Ma?”
“Iya…”
Beberapa saat kemudian aku ke kamar Fara, mereka ternyata sudah bangun. Tampak ceceran peju mereka di lantai.
“Waduh… peju siapa nih? Kecil-kecil kok udah main semprot-semprot peju sih? Emang udah bisa keluar pejunya? Jangan-jangan ini iler doang… Hihihi” godaku berlagak bloon tidak sengaja menginjak peju mereka. Fara yang juga ada di sana tertawa cekikikan. Mereka tampak pucat awalnya, tapi melihat aku yang malah senyum-senyum membuat mereka jadi santai kemudian.
“Udah bisa dong tante… Itu beneran peju kok… Kalau gak percaya pengen lihat? Hehehe” Gila, ternyata mereka beneran mesum. Pake nantangin aku segala. Hmm… Lihat gak yah?
***