1 November 2020
Penulis —  penyuka abg

Ngintip Sopir Sama Pembantu

Waktu SMA aku punya sahabat dekat bernama

Andika. Andika adalah anak seorang pejabat tinggi di Jakarta pindahan dari Solo. Ia tinggal di daerah elit. Tak heran rumahnya besar dan mentereng, berlantai 2 pula. Kamarnya ada di lantai 2. Sebagai sobat kental, aku biasa main ke rumahnya, bahkan kadang nginap di sana.

Suatu hari, Andika mengajakku untuk ke rumahnya usai bubaran sekolah. Katanya ada sesuatu yang sangat menarik yang ingin ia tunjukkan padaku. Kupikir ia punya mainan atau komik baru kiriman dari kakaknya yang tinggal di Amerika. Andika memang hobi mengoleksi mainan mobil model dan komik superhero.

Dugaanku salah.

Ketika tiba di rumahnya, ia langsung mengajakku ke gudang yang letaknya di bagian belakang lantai 2 rumahnya. Di gudang tempat menyimpan kardus-kardus bekas pembungkus barang eletronik itu ia menunjuk sebuah lubang bekas tempat memasang exhaust fan yang ada di salah satu dindingnya. Lubang itu saat itu ditutup dengan kawat kassa halus, sehingga keadaan di luarnya bisa terlihat meskipun agak samar. Lewat lubang itu siapapun bisa melihat halaman belakang rumah tetangga sebelah kiri rumah Andika.

Andika cerita kalau waktu tidak masuk sekolah kemarin ia mencari-cari sesuatu yang di simpan di gudang. Saat itulah sayup-sayup Andika mendengar suara yang mencurigakan. Karena penasaran, ia ambil kursi dan melongok lewat lubang udara. Ia kaget karena melihat pemandangan menakjubkan, di mana seorang laki-laki agak gemuk berbaju safari hitam dengan celana melorot sedang beradegan intim dengan seorang perempuan bertubuh kecil, tapi berdada besar. Si perempuan duduk mengangkang di atas mesin cuci, sementara si laki-laki berada di depannya sambil bergerak maju mundur sambil tangannya bergerilya di balik T-shirt si perempuan. Kejadiannya sekitar jam 3 sore.

Mendapat sharing cerita begitu tentu saja membuatku bersemangat. Aku langsung naik ke kursi untuk membuktikan cerita Andika.

Ternyata kawat kassanya sudah berlubang dengan diameter sekitar 5 cm hasil ulah Andika yang ingin melihat lebih jelas. Saat mengintip

Andika meninggalkanku untuk mengambil sesuatu di kamarnya.

Melalui lubang udara itu memang jelas terlihat suasana halaman belakang rumah tetangga

Andika. Halaman belakangnya lumayan luas. Ada

2 mesin cuci merapat di dinding belakang rumah.

Bila melihat situasinya, memang memungkinkan melakukan sesuatu secara sembunyi-sembunyi di sana karena terdapat titik-titik lokasi yang mendukung. Tapi adegan yang kuharapkan terlihat tidak terjadi. Tak ada siapapun di sana,

tapi sayup-sayup aku bisa mendengar suara obrolan wanita dari salah satu ruangan yang ada di belakang rumah mewah itu.

Andika kembali dengan membawa sebuah teropong, tapi aku katakan padanya kalau tidak apa-apa di sana. Dan sampai sore kami nongkrong di gudang itu tak terjadi sesuatupun seperti yang diceritakan Andika. Mungkin kedua orang itu tidak punya kesempatan untuk melakukan lagi.

Hari-hari berikutnya, setiap bubaran sekolah aku rutin ikut Andika pulang ke rumahnya dengan harap-harap cemas dan harus berbohong kepada mama kalau aku belajar kelompok.

Meskipun selama beberapa hari berada di rumah

Andika aku belum berhasil mendapatkan yang kuinginkan, tapi setidaknya aku bisa selalu makan enak, he he he.

Hingga akhirnya keberuntungan pun datang padaku. Dengan menggunakan teropong aku bisa melihat jelas kedua orang berlainan jenis itu mengumbar birahi mereka. Kali ini mereka tidak beraksi di atas mesin cuci, tapi agak ke pojok dekat tanaman. Meskipun agak terhalang tanaman dan jemuran, adegan oral yang dilakukan si perempuan terhadap si laki-laki terlihat cukup jelas. Si perempuan jongkok di depan si laki-laki yang sesekali celingak-celinguk mengawasi keadaan sekitar dan sekali-sekali merem-melek merasakan hisapan si perempuan.

Andika tampaknya tak sabar menunggu giliran untuk ngintip. Ia mengambil satu kursi lagi dan kami pun berbagi lubang udara untuk menyaksikan adegan dewasa tersebut.

Setelah beroral ria, si laki-laki menyuruh si perempuan membungkukkan tubuh dan menyingkap roknya sementara si laki-laki mulai melakukan serangan dari belakang. Kutaksir si laki-laki berusia sekitar 40 tahunan, dan melihat seragam safari yang dikenakannya, ia mungkin seorang sopir di rumah itu. Sementara si wanita, usianya kira-kira 25 tahunan,

berkulit putih bersih dan dari gayanya berbusana, mungkin ia seorang pembantu rumah tangga.

Adegan selanjutnya, si laki-laki tampaknya menyuruh si perempuan berbaring di celana panjang si laki-laki yang digelar di rumput lalu mulai lagi menyerang. Tapi adegan ini tidak berlangsung lama. Baru beberapa goyangan si laki-laki sudah mencabut miliknya dan menyemprot rerumputan dengan cairannya.

Tanpa banyak cakap keduanya langsung membenahi pakaian mereka dan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa.

Sebenarnya Andika punya handycam, tapi disimpan orang tuanya. Handycam baru digunakan saat mereka pergi berlibur ke luar kota atau ada acara keluarga. Andai Andika sempat merekam adegan itu, mungkin sekarang sudah beredar di youtube.

Acara ngintip menjadi agenda tetapku setiap kali aku main ke rumah Andika. Cuma sayangnya, sulit memprediksi kapan adegan syur itu terjadi, sehingga lama-lama kami bosan menunggu. Sampai kami lulus SMA, hanya 3 kali aku ketiban rejeki nonton adegan mesum mereka di halaman belakang rumah sang majikan.

Entah bagaimana kelanjutan hubungan sopir dan pembantu itu, Andika sendiri pun tak tahu dan tak mau tahu. Hal ini wajar, karena di lingkungan elit seperti itu, meski bersebelahan rumah sekalipun, penghuninya tak saling peduli.

(*)

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan