1 November 2020
Penulis —  dudahott

Mbak Vivi, WP langganan

“Mas… owh… jangan ditusuk Pake tangan terus… tambah basahh… owh… masShhh ayo cuci dulu”

Akhirnya aku lepaskan jari kiriku yang ngobel veggy nya Vivi dari celah CD mininya dan pelukanku.

Vivi kemudian buka baju terusan mininya, owh… terpampanglah body Vivi yang bohay tapi putih mulus, hmm kemudian meloloskan BH nya, dan shittt… itu toket menantang banget, aneh memang untuk cwek 35an ini punya toket dengan posisi masih tegak, areola coklat muda dan puting kecil berwarna pink kemerahan.

“Mas, koq bengong sih?, ayoo buka bajunya… cuci bareng vivi…”

“Cuci apa sih Vi…” aku tersenyum denger suara manjanya. “Cuci itunya mas…”

“Apanya sih say…” godaku sambil membuka kaos+jeansku.

“Kontol nya mas Jarwo Sayang…” sambil tangannya memelorotkan CD ku. “Mass… ihh… kontolnya gemesin bangettthh…” katanya sambil memegang dengan kedua tangannya, diciuminya, kemudian sambil berjongkok, ditaruhnya kontolku yang sudah setengah tiang, dimukanya, sambil mulutnya menciumi kantong zakarku.

Dia masih asik dengan kontolku sambil mendesah, “Mass, bisa sampe tenggorokan nih…” anjrit ni cwek bener2 prof, sambil ngedipin matanya dia jilat dari kantong peler sampe kepalanya, atas bawah berulang ulang.

Aku tak tinggal diam, jari jempolku iseng ku sodokan ke samping CD nya, menuju lubang veggy nya, owh sudah begitu basah disana, Teori para suhu benar, kalu cwek bohay+putih memeknya cenderung basah. Beberapa kali aku gesek, jempol kakiku rasanya sudah berlumuran cairan memeknya Vivi.

Aku coba naikan jari jempolku ke arah clitnya, jilatan vivi makin garang, palkonku mulai diemut2 gemas, Veggy nya vivi seperti mencari posisi sendiri supaya clitnya tertekan sempurna, aku yang mulai iseng mengendalikan permainan, menggeser jempolku ke ke bagian bawah menuju permatasan vagina dan anusnya, Vivi tambah Menggelinjang, isepannya makin keras…

well Vivi rupanya tipe yg cepet panas, mungkin model mesin VVTI 1500 CC yang hanya butuh start bisa langsung tancap. Tapi aku gak mau cepat2, apalagi dengan kamar 85rb/jam rasanya worthed lah dapet mainan model Vivi ini, meski resiko ada juga, karena tanpa deal apa2 sudah mulai cranking engine, hehehe.

Vivi yang sudah bener2 terangsang sepertinya sudah lupa diri, lupa dengan klausul rental yang belum ditandatangani ataupun rate yang akan didapat, dia Malah asik menduduki atau tepatnya menggagahi jempol kaki ku dengan veggy nya. Aku yang terbawa suasana mulai memaju mundurkan kontolku di mulut vivi,3/4 kontolku rasanya sudah mentok kena langit2 tenggorokan vivi, dia kelihatan professional melakukan blow job nya, tanpa kesulitan mengambil nafas diantara ritmeku mengentoti mulutnya.

Tanganku mulai menjambak rambutnya, sementara tangan satunya membelai hidung dan pipinya, sexy sekali Ketika dia berusaha untuk menyedot dengan maksimal. Aku mulai limbung dengan posisiku, krn mulai gemetar merasakan sensasi hisapan Vivi yang seperti vacuum cleaner 2. 5 KW ini. Tapi juga gak ingin mengecewakan veggynya yg terasa mulai mendekati ledakan Orgasme pertamanya.

Vivi terengah2 sambil tersenyum, kemudian aku bantu berdiri.

“Sorry ya mas, Vivi horny banget krn udah mau dapet bulanan, terus seminGgu ini tamunya gak ada yg asik” terangnya.

“Mas mau dikeluarin dlu 1x atau nanti aja pas main” Iseng aku pingin nyoba deep throat, melihat asiknya isapan Vivi tadi.

“Vi, bisa lebih dalam gak di mulutnya?”

“Dicoba ya mas?” kelihatan sekali kalo dia prof, gak mau mengecewakan customernya.

“Vivi sambil telentang gih, kepalanya di pinggiran ranjang” kutminta kepalanya ada dipinggiran ranjang sementara badannya diranjang telentang.

Vivi menuruti, sekarang kepalanya terjuntai dipinggiran ranjang, kubantu sangga kepalanya dengan satu tanganku, sambil memposisikan kontolku diatas mukanya, vivi mengulangi ritual seperti yang tadi menciumi mulai zakarku sampe palkonku, tangan kananku kuarahkan ke toketnya yang ngannggur, sehingga badanku lebih maju+membungkuk.

Vivi makin basah menjilati kantong pelerku, mantapp sekali rasanya. Lidahnya makin ke belakang, ke arah kulit antara kantong peler dan anusku, diulek2 disitu+basahnya ludah, shitt pinter banget nih cwek servicenya, aku yang gemes dengan toketnya, sambil membungkuk kujilat putingnya yang tegak menantang, sambil kuplintir yang sebelah kanan, Vivi mengerang melepaskan jilatannya sebentar, “Masshhhh…

Sebagai imbalannya, lidah vivi menjilati anusku, woww best sunhole licker juga rupanya, makin keras isapanku di putingnya, makin dalam lidahnya main di anusku… Gila, bisa gawat nih, aku agak mundur, kumasukan kontolku ke mulutnya, oke Vi, giliran aku yang Pegang kendali, batinku.

Kugenjot pelan, maju mundur mulutnya, muka vivi sudah mulai memerah lagi karena birahinya, tangannya memelintir putingnya sendiri.

Pelan 2 makin kumajukan kontolku lebih dalam di mulutnya, posisi kepalanya kuatur suapaya makin sejajar mulut dan tenggorokannya, sudah 90 persen kontolku masuk, vivi mulai kelihatan agak kesulitan mengatur pernafasannya, aku makin horni liat mukanya yang tambah kelihatan memerah karena birahi dan posisi nya yang kekurangan nafas, otot2ku mulai berkontraksi, mengumpulkan satu kekuatan di satu titik, kuayun kontolku lambat tapi dalam, kucenkram leher vivi yang jenjang,” Vi, siap ya…

Aku hampir ambruk, berpegangan di pinggiran ranjang, sambil mengatur nafasku. Orgasme yang cukup hebat baru saja kudapat.

“Mas Jarwo… masih sisa nggak spermanya”

Dengan manja dan binal, Vivi membersihkan pinggiran bibirnya dengan telunjuknya kemudian menjilati+menelan spermaku.

“Masih ada koq Vi… istirahat dlu ya sayang, kasihan yang baca udah pada nyemprot juga, dan masih lemes…”

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Pilihan