2 November 2020
Penulis — Neena
**Part 02
Setelah selesai makan malam, aku ngobrol dulu dengan Mama di ruang keluarga, sambil nonton televisi.
Setelah aku mulai menguap -nguap, Mama mengajakku tidur di kamarnya.
Di dalam kamar Mama itulah aku membicarakan hal yang belum selesai di kamar mandi tadi.
“Mam… kenapa ya waktu melihat Mama telanjang di kamar mandi tadi, kontolku jadi ngaceng?” tanyaku blak - blakan.
“Masa?! Sekarang lagi ngaceng nggak?” Mama balik bertanya.
“Nggak,” sahutku sambil memegang penisku di balik celana piyamaku.
Lalu Mama menanggalkan kimono dan celana dalamnya, jadi telanjang bulat, karena Mama biasanya tak pernah mengenakan bra kalau mau tidur. “Nah… sekarang Mama telanjang lagi… kontolmu ngaceng lagi nggak?”
“Ngaceng lagi Mam… lihat tuh…” sahutku sambil menurunkan celana piyamaku dan langsung memamerkan penisku yang langsung ngaceng setelah melihat Mama telanjang.
Mama yang masih telanjang tampak serius memperhatikan penisku yang sudah ngaceng ini. Lalu meraih tanganku ke atas bed.
“Ini normal - normal aja Don,” kata Mama mendorong dadaku agar celentang. Kemudian Mama menarik celana piyamaku sampai terlepas dari kedua kakiku.
Tangan Mama beralih ke penisku. Menggenggamnya dengan tangan kiri dan mengelus - elus moncongnya dengan tangan kanan. “Kamu sudah pernah merasakan ejakulasi nggak?”
“Mmm… pernah. Tapi waktu tidur. Waktu itu aku bermimpi yang aneh, sampai akhirnya aku terbangun dan ternyata celanaku basah Mam.”
“Waktu itu kamu mimpi apa?”
“Mimpi diajak bersetubuh sama Mama.”
“Ohya?! Serius?”
“Iya Mam.”
“Berarti kamu ngefans berat sama mama, sampai kebawa - bawa mimpi segala.”
“Ya iyalah. Di dunia ini Mamalah yang paling kucintai dan kusayangi.”
“Sering kamu mimpi bersetubuh sama mama?”
“Mmm… tiga atau empat kali gitu.”
“Lalu kamu ejakulasi terus setiap dapet mimpi seperti itu?”
“Iya Mam.”
“Kasian anak mama ini… rupanya diam - diam kamu mengagumi mama ya?”
“Iya Mam.”
“Mmm… emangnya mama ini cantik di matamu?”
“Di mataku, Mama paling cantik di dunia ini.”
Lalu Mama menghimpitku. Mencium bibirku dengan hangatnya, disusul dengan bisikan, “Di mata mama, kamu juga cowok yang paling tampan di dunia ini.”
Aku agak bingung pada mulanya. Karena ini pertama kalinya Mama mencium bibirku, dengan sikap yang lain dari biasanya pula. Tapi jujur, aku suka dengan sikap dan perilaku Mama seperti ini.
“Kamu ingin agar mimpi - mimpimu itu diwujudkan dalam kenyataan?” tanya Mama yang sudah melorot turun dan memegangi penis ngacengku lagi.
“Mau Mam… mauuu… !” sahutku spontan.
“Mimpi - mimpimu akan mama wujudkan. Tapi ingat… ini sangat rahasia ya. Orang lain jangan sampai tau. Papa juga jangan sampai tau.”
“Iya Mam. Aku janji akan merahasiakannya kepada siapa pun.”
“Sekarang kamu diam aja ya. Mama akan melakukan sesuatu untukmu. Jangan bersuara keras - keras, takut kedengaran sama orang di luar.”
“Iya Mam,” sahutku dengan suara dipelankan.
Mama pun mulai menjilati moncong dan leher penisku. Membuat nafasku tertahan - tahan karena merasakan geli - geli enak. Terlebih lagi ketika Mama mengulum penisku, sambil mengurut - urut batangnya yang tidak terkulum olehnya.
Aku pun merintih perlahan, “Mama… aaaaa… aaaaah… Mamaaa… iii… ini renak sekali Mam… ooooooooh… Mamaaa… aku sayang Mamaaa… aku makin sayang sama Mamaaa… oooooooh…”
“Mama juga sangat sayang sama kamu, makanya mama mau menyerahkan kehormatan mama padamu, saking sayangnya mama padamu,” sahut Mama sambil berjongkok di atas penisku, sementara sepasang kakinya berada di kanan kiri pinggulku.
Aku tetap celentang sambil memperhatikan semuanya. Bahwa Mama memegang penisku yang moncongnya ditempelkan ke mulut kemaluan Mama yang berjembut sangat tipis itu (sehingga bentuk kemaluannya tetap jelas di mataku).
Kemudian Mama menurunkan pinggulnya, sehingga moncong penisku mulai membenam ke dalam liang kewanitaan Mama.
Begitu jelas di mataku. Bahwa memek Mama menurun terus, sementara penisku makin dalam “tenggelam” ke dalam liang memek Mama. Srrrr… blesssssss… batang kemaluanku amblas semua ke dalam liang kemaluan Mama.
Kemudian Mama mulai menaik turunkan memeknya, sehingga batang kemaluanku digesek - gesek oleh dinding liang memek Mama yang empuk, licin dan hangat.
Aku pun mulai merintih keenakan, “Mama… ooooh… ini enak banget Maaaam…”
Sementara Mama pun memejamkan matanya sambil mendesah - desah, “Aaaaahhhh… aaaahhh… aaaaaahhh… aaaaaaahhhhhhhh… aaaaahhhhh… aaaaah… aaaaah… Dooon… mama sayang kamu Dooon… sayang kamuuuuu… Doooon… aaaaah… Dooon… mama sayang kamuuuu Dooon… Doooon… aaaaaahhhh …
Namun pada suatu saat Mama menarik jauh - jauh memeknya, sehingga penisku terlepas dari liang memeknya. Kemjudian Mama menelentang sambil berkata, “Ayo lanjutkan lagi. Masukkan kontolmu ke sini,” kata mama sambil mengusap - usap memeknya.
Aku pun mengikuti apa yang Mama suruh. Kuletakkan penisku di mulut kemaluan Mama. Dan Mama memegang leher penisku sambil meletakkan moncongnya pada arah yang tepat. Lalu mama memberi isyarat, “Ayo dorong… yang kuat…”
Aku pun mendorong penisku sekuatnya seperti yang Mama suruh. Dan… penisku membenam amblas ke dalam liang memek Mama… blesssssskkkkkkk…!
“Nah sekarang entotin kontolnya… tapi pelan - pelan dulu… jangan sampai lepas dari memek mama… ayo test dulu…” kata Mama sambil merenggangkan sepasang pahanya yang putih mulus itu.
Aku memang baru sekali ini merasakan penis dimainkan di dalam liang vagina. Tapi aku sudah sering melihat film/video dewasa. Karena itu, ketika aku “ditugaskan” untuk beraksi, hanya beberapa detik saja aku sudah mengerti apa yang harus kulakukan.
Ya, aku langsung lancar mengentot Mama. Sehingga Mama pun membisiki telingaku, “Kamu pinter Sayang… ayo entot terus memek mama… entot terusssss… jangan brenti - brenti… oooo… ooooh… Dooon… entot teruuuussssss… entoooottttt… entoooootttt… kontolmu enak sekali Dooon…
Sebenarnya aku pun sedang merasakan enaknya liang memek Mama, yang membuat penisku geli - geli enak. Tapi aku lebih suka mendengar rintihan Mama, yang tampak begitu keenakan merasakan entotan batang kemaluanku.
Mama pun mulai menjilati leherku disertai dengan gigitan - gigitan kecil. Membuatku serasa makin melayang - layang di langit tinggi… langit ketujuh yang biasa disebut langit surgawi juga.
Pada saat lain Mama minta agar aku meniru apa yang dilakukannya barusan. Dengan senang hati aku pun mulai menjilati leher Mama yang senantiasa harum parfum mahal, juga disertai dengan gigitan - gigitan kecil seperti yang Mama lakukan padaku tadi.
Namun pada suatu saat aku merasakan sesuatu yang “lain”… liang memek Mama begitu nikmatnya… bahkan terlalu nikmat bagiku, sehingga akhirnya aku menggelepar, lalu membenamkan penisku sedalam mungkin di dalam liang memek Mama.
Crooootttt… croooottttttt… crottt… croooottttt… crottt… crooootttt…!
Spermaku pun bermuncratan dari moncong penisku. Lalu aku terkulai di dalam pelukan Mama.