3 November 2020
Penulis —  bobyanggara

Kepedulian Pegawai Terhadap Atasannya

Sales Call yang merupakan awal mula nubie berani untuk memberikan Atasan nubie kenikmatan ini datang, seperti biasa, Atasan nubie pasti datang ke ruangan dan seperti yang sudah-sudah saat Beliau membutuhkan staff. Singkat cerita, kami berada di perjalanan dan tidak seperti biasanya kita berdua lebih banyak diam namun akhirnya nubie membuka pembicaraan.

N: “Bu, maaf kalau saya banyak merepotkan Ibu, Saya mau berterima kasih Bu, Ibu sangat baik kepada Saya..”

A: “Ahh.. kamu Dik, Ibu ikhlas kok, beneran, kamu baik, jujur, rajin, dan bisa dipercaya”

N: (ane bingung, kenapa Atasan ane bilang begitu, ane tanya) “Darimana Ibu tau kalau saya baik, jujur, dan bisa dipercaya, kalau rajin kan bisa dilihat, tapi tidak dengan 3 karakter itu Bu?” (sambil penasaran)

A: “Ohh, itu… Gini, saya sering traktir De (De/Dik/Adik = panggilan saya) bahkan beberapa kali, namun orang-orang dikantor tidak mengetahuinya, biasanya kalau ada kejadian begitu pasti ada aja yang minta traktir, karena pernah mendengar cerita itu, sehingga kesimpulannya Adik bisa dipercaya”

… ane tidak menyangka analisa Ibu begitu jauh, apakah ini sebuah test??… hmm…

N: “Hehehe (ane nyengir kuda), Saya tidak sampai berpikir sejauh itu Bu, Bagi saya Atasan saya adalah orang yang harus saya hormati dan jaga nama baiknya, sehingga Saya tau mana yg pantas dan mana yg tidak untuk di share e temen2”

A: “Naaaah… ini membuktikan karakter lainnya, kamu Baik..” (tersenyum, tapi senyumnya berbeda, lebih ke arah senyum menggoda, dengan sedikit sorotan mata yg penuh arti)

N: “Oooh, kalau Jujur Bu, Ibu bisa nilai dari mana?”

A: “kalo itu sekarang test nya…” (Atasan ane menghadap ke arah ane)

N: (aku kikuk) “Ennghh.. hmm test apa Bu.. kalo gagal, saya jangan dipecat ya Bu” (sambil nada bercanda)

A: “Bukaaan, ini bukan masalah kantor, Saya mau tanya dulu, kamu harus jawab jujur..”

N: (nah ini nubie mulai bingung, takut, penasaran, teringat kejadian lalu, “Senggolan Maut”) “Saya akan berusaha menjawab sejujur-jujurnya Bu” (grogi ane)

… tiba-tiba, Atasan Nubie menaruh tangannya di atas paha, lalu memandang penuh arti, sembari berkata…

A: “Waktu kemarin kena senggol, lagitegangya?”

N: (ane salah tingkah, dan malah jawab gapake logika) “Tegang Bu, soalnya hampir nabrak” (ane berusaha positif thinking-anjeer bgt emg)

A: “Ohh, bukaan perasaanmu yg Ibu tanya, yg ini…” (tangan Atasan ane megang TITID nubie)

N: (Seketika ane merasa dingin, grogi, gg terasa malah perlahan makin mengeras TITID ane) “Maaf Bu, iaa Tegang…” (ane jawab seadanya)

A: (Lalu atasan ane pindahin tangannya, dan mengelus kepala belakang ane dengan lembut) “Ga apa apa De, Normal itu, Bagus kan bisa tegang, dan Ibu baru kali ini nyenggol

ITU, kerasnya kayak batu, kaget Ibu”

N: “Maaf Bu, bukan maksud saya tidak sopan, maaf Bu… kadang saya memang sukategangmendadak” (nubie agak malu-malu)

A: “Wah bisa gitu ya, ketahuan nih yang punya nafsu besar” (Atasan ane pake becandaan kondisi nubie yang sudah gag karuan)

N: (aku kikuk) “Ennghh.. Ia Bu.. sepertinya begitu, apa semua begitu, saya juga kurang tau, karena saya jarang juga bertanya hal-hal intim kepada temen-temen kantor atau yang lainnya, apalagi sama Ibu, saya malu, saya hormat sama Ibu”

A: “Sudahlah, saya sekarang memandang kamu bukan sebagai staff biasa, kamu orang kepercayaan Ibu, kalau di kantor yaa layaknya staff, tapi diluar seperti ini, kamu Ibu anggap seperti Adik, orang yg bisa Ibu percaya, karena kamu sudah membuktika kalau dirimu Baik, Bisa Dipercaya, dan sekarang Kejujuranmu terbukti”

N: (ini nubie kebingungan, antara sange, seneng, takut, malu) “Terima Kasih Bu… saya akan menuruti perintah Ibu dan menjaga apapun itu yang Ibu ceritakan, masalag kantor atau apapun itu, dan bersedia apabila Ibu memerlukan sesuatu” (ane melihat beliau dan berkata seperti meyakinkan)

A: “Ibu butuh itu De, mulai hari ini Ibu akan berbagi hal-hal yang belum pernah Ibu bagi pada org lain, dan Adik akan mengetahui sisi lain dari Ibu, jadi Ibu harap De bijaksana menjaga ini semua, dan Ibu yakinkan selama Ibu di kantor ini, karir De dan pendapatan De selalu dibawah kendali Ibu dan pasti Ibu Jamin”

Mendengar hal itu, nubie berpikir keras, apa ini Anugrah atau Kutukan, disini yang baca cerita nubie akan memperoleh jawaban, kenapa jarang update, kenapa gambarnya sedikit, kenapa tidak ada gamger, kenapa gabisa request, ini yang dipertaruhkan bukan hanya kenikmatan nubie saja, tapi karir, dan kelangsungan dapur nubie yang ttp harus ngebul.

… Nah hari itu berlalu dengan kejadian yang bener-bener tanggung, ane berharap ada momen yang bisa membuat TITID ane tambah ngaceng lagi, tetapi sepertinya hari itu belum, mungkin di Sales Call selanjutnya… apa mungkin??… Apa yg terjadi selanjunya?…

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Pilihan