3 November 2020
Penulis — bobyanggara
Semenjak Sales Call itu nubie menjadi bertanya-tanya, Bu Bos begitu akrab dan informal ketika hanya berdua dengan nubie. Meskipun dalam hati ini berusaha menyingkirkan hal2 negatif, karena kalo nubie kesengsem bisa bahaya, hilang logika, salah langkah, auto pengangguran ane…
Suasana di kantor juga masih normal saja, setelah percakapan informal nubie dg atasan di kantor malah kebalikannya, masih tetap dg karakter Ibu yang tegas wibawa dan selalu datar dg bawahan. Sehingga nubie merasa biasa saja, tidak ada angin nih, pikir nubie. Namun ketika suatu momen nubie berbelanja di dekat kantor, maklum jam makan siang pegawai, nubie makan satu tempat makan dg Ibu Bos, tapi beda meja.
Ibu hanya melayangkan senyuman kecil saja kepada nubie, nah hal aneh yang muncul adalah ketika nubie akan membayar, kasir mengatakan jika makanan dan minuman nubie sudah ada yg membayar, dan kasir tsb menjelaskan ciri2 yang sudah mentraktir ane, ane berkesimpulan jika itu adalah Ibu Bos, tidak biasa hal itu terjadi di kantor, karena sampai sekarang nubie belum pernah dengar ada staff cwo yang diraktir oleh Ibu, hmm…
Berhari2 nubie menyimpan rasa penasaran dan tentunya ucapan terima kasih nubie, kenapa? Karena jika mengucapkan terima kasih di kantor akan menimbulkan kecurigaan tentunya, jadi nubie menunggu sampai ada momen sales call bersama beliau, mungkin saat itu saat yang tepat menanyakan dan berterima kasih soal ini semua.
Nah, hari yang ditunggu pun tiba, dengan cara yang sama, Ibu kembali membutuhkan staff yang bisa mengantar beliau bertemu dg nasabah prioritas. Tentunya kali ini tanpa bertanya, justru langsung meminta ane untuk mengantar. Rekan di kantor tidak curiga karena sudah mengetahui jika ane sebelumnya yang mengantar Ibu.
… Ketika sudah diperjalanan, ane memberanikan diri untuk memulai percakapan…
N: “Bu, maaf saya mau berterima kasih..”
A: “Loh, terima kasih apa, soal apa dik ****”
N: (ane jadi agak keder, takut salah) “Anu Bu, soal dirumah makan, Terima Kasih banyak he hee” (sambil cengengesan)
A: “Ohh, sudahlah adik jangan pikirkan, Ibu pernah kok jadi staff spt kamu, Ibu tau rasanya bagaimana makan siang dg lauk pilihan dompet, bukan pilihan perut”
N: “Hehehe (ane ketawa, ternyata beliau humoris juga), bener Bu.. Pilihan dompet saya itu..”
A: “Adik bilang di kantor kalo ditraktir Saya?”
N: “Tidak Bu, justru saya memendam utk mengucapkan terima kasih sampai hari ini, karena tidak berani kalo dikantor, saya menghormati Ibu..”
A: “Yasudah, jangan bilang sm orang2 kantor, siapa tau ketemu Ibu lagi kan Ibu traktir..”
N: (aku kikuk) “Ennghh.. Ia Bu.. Ibu repot2 dan begitu baik sekali dg saya, terima kasih Bu”
A: “Sudahlah, saya tau prestasi kerja kamu, dan tau kamu org baik jujur serta bisa dipercaya”
N: (nah ini nubie bingung, darimana Ibu bisa menyimpulkan hal itu?) “Terima Kasih Bu..” (ane melihat beliau sambil tersenyum)
di momen itu ane ngerasa kayak apa ya, seperti ada rasa ketertarikan, Ibu Bos ini begitu halus, baik, dan pengertian, di sana nubie baru merasakan tertarik melihat bagaimana Ibu Bos seutuhnya, cara berpakaian, sampai menuju ke lekuk2 tbuhnya yang terbalut seragam kantor, dengan rok pendek ketat, nubie bergetar.
A: “Awas Dik…” (tangan Ibu berusaha menggapaiku bermaksud menghalangi dadaku agar tidak kepentok stir mobil)
N: “Duh…!!!” (sedikit kesal dengan mobil di depan, bersiap memaki tapi teringat ada Ibu Bos disampingku)
tidak kusangka karena kondisi tiba2, tangan ibu terlewat dan malah tak sengaja melewati bagian bawah perutku, dan tidak sengaja posisi TITID ane lagi ngaceng akibat lamunan tadi., nah terjadilah peristiwa senggolan maut itu antara tangan Ibu dengan TITID ane yang mengeras dibalik celana., Ibu kaget.
Setelah beberapa kali, ane bertemu di tempat makan dan kejadian traktir mentraktir terjadi, serta rasa terima kasih ane yang sll ane pendam sampai tiba sales call lagi.., akhirnya berujung pada momen sales call yang merubah semua persepsi ane., yang membuat ane yakin. kalo atasan emang tertarik sm ane.
… Sales Call yang merupakan momen kentang (kena tanggung)… yang merupakan cikal bakal… dari pertempuran jarak dekat yang kelak akan kami lakukan… bersama Atasan yang paling nubie hormati… yang pada akhirnya… ketagihan dengan semprotan2 kehangatan menuju rahimnya yang lama kering…