3 November 2020
Penulis — ndaskontol
Samar-samar saya dengar pintu tertutup dan, Klik suara anak kunci diputar, sebentar kemudian Mbak Citra sudah ada di belakang saya sambil berusaha menarik turun jeans yang sedang saya pakai.
Nggak usah dipakai lagi deh Pak, sambil memeluk dari belakang, tangannya meraba dada saya yang berbulu halus, tentu saja dadanya menempel pada punggung saya dan terasa hangatnya kedua gunung kembar itu.
Kalo saya udah lama nggak dibor, mau nggak Bapak melakukan pengeboran di sumur saya? Mbak Citra seperti merajuk mengemukakan pertanyaan itu.
Saya langsung berbalik dan memeluk Mbak Citra erat-erat. Mbak Citra, nggak mungkin ada lelaki yang bisa nolak kalo diajak oleh Mbak.. lihat meski anak dua, pinggul masih berisi, dada membusung dan kemulusan Mbak.. cek.. cek.. Ustad aja mungkin bakalan luluh, mbak..
Mendapat angin dari saya, Mbak Citra berusaha membalas pelukan saya, sambil satu tangannya diturunkan untuk menarik CD saya ke bawah. Merasakan isyarat tubuh Mbak Citra yang bergetar dan hangat, saya segera melakukan rabaan, elusan di punggung yang terbungkus T-Shirt, yang dikenakan oleh Mbak Citra.
Saya ciumi telinga dan tengkuk Mbak Citra, saya dapat merasakan Mbak Citra menghentakkan kepalanya ke belakang, merasa fly dan kegelian yang amat sangat. Saya masukkan sebelah tangan saya untuk melepas pengait bra yang dipakai Mbak Citra, dan menariknya lepas dari tempatnya. Tangan saya terus bergerilya meraba ke arah ke dua gunung kembar milik Mbak Citra, memutar dan menyentuhnya dengan hati-hati, melakukan putaran telunjuk di sekitar bawah puting berganti-gantian, dan saya rasakan Mbak Citra semakin menggelinjang dan serasa tidak kuat menahan berat badannya sendiri.
Sambil membimbing Mbak Citra duduk di tempat tidur, saya terus mencium telinga dan kuduk Mbak Citra, saya tarik T-Shirt yang dipakainya ke atas, tersembullah pemandangan yang indah di depan saya, dua buah delima yang ranum tergantung indah, tanpa bisa menyembunyikan kekaguman, Mbak bener-bener sempurna. Saya kembali menciumi telinga dan kuduk kemudian ke dagu, dan saya lumat bibirnya yang ranum, saya mainkan lidah saya di dalam rongga mulut Mbak Citra, tangan saya juga bekerja untuk mengerjai kedua buah gunung kembar milik Mbak Citra. Mbak Citra semakin klimaks dan saya tidak memberi kesempatan lagi, saya tarik rok ketatnya, saya tarik turun CD-nya, maka tersembullah pemandangan yang luar biasa, belahan luar yang tertutup bulu tipis, semakin ke tengah dan mendekati sentral semakin menipis seolah-olah seperti diatur oleh salon. Saya ciumi gundukan tebal itu, saya gunakan jari telunjuk dan tengah untuk menguak gundukan tersebut, kemudian menjilatinya dengan perlahan-lahan sambil menyedot dan menggigit kecil. Mbak Citra tak tahan mengeluarkan erangan, Ah.. ahhh.. sambil menekan kepalaku dari atas. Terusin Pak, terusss.. sedoottt.. Saya naikkan kakinya ke tempat tidur, dan memutar tubuh saya di atas tubuh Mbak Citra dan melakukan oral 69, merem-melek yang saya rasakan. Aahhh.. ashhh.. suara saya bersaut-sautan dengan desahan Mbak Citra.