3 November 2020
Penulis — KardusYuriani
Aku terbangun di tengah malam. Dengan suara ranjang berdecit keras terdengar dari kamar bibiku ke kamarku. Ku dekatkan telingaku ke dinding pemisah antara kamarku dan kamar bibiku. Kudengar desahan yang sangat enak dan keras dari oaman dan bibiku. Rupanya mereka sedang ngewe batinku. Hasrat dan nafsuku pun terangsang kembali.
Aku menengok kamar Ivan yang kulihat ia sedang tertidur pulas. Dengan badan tegap posisi telentang. Kulihat tonjolan di tengah celananya. Yang membuatku semakin bergidik. Ingin segera menindihnya. Kau tau apa yang ingin kulakukan. Memasukkan kontolnya ke dalam memekku. Ku gesekkan itilku. Kedua kulit kita saling bersentuh, bau keringat kami bercampur, dadaku diremas, pantatku diraba, dan aku mengejang orgasme.
Aku semakin menderita menahan hasrat ini. Aku ingin saja masturbasi. Tapi dengan bahan tubuh Ivan didekatku ini. Aku tidak boleh menyia-nyiakannya. Aku demakin mendekati ranjangnya. Karena pintunya tak terkunci aku dengan mudah bisa sedekat ini lagi dengan tubuh pemuda yang sedang tumbuh-tumbuhnya. Aku menelan ludah.
Ivan tertidur dengan telanjang dada. Dan celananya bermodel boxer yang kuduga tak memakai celana dalam tambahan lagi di dalamnya. Penisnya menonjol ke permukaan. Ingin sekali kuhirup membayangkan baunya penis itu seperti apa. Dan sangat gemas sekali ingin memainkannya, dan merasakan rasanya dilidahku seperti apa.
Aku sangat berhati-hati dan pelan-pelan kudekatkan hidungku ke bagian menonjol itu. Kusibakkan rambutku. Semakin dekat hidungku dengan burungnya itu. Aku semakin banyak menelan ludah. Semakin menempel hidungku dengan tonjolan itu. Dan dengan seolah tidak terpercaya kuhirup keras-keras penisnya itu dari luar celana boxernya.
Kubuka mulutku seolah menggigit penisnya dengan bibirku. Semakin membesar penisnya. Aku kaget. Semakin lebar dimulutku. Bau khas penis semakin menyeruak kedalam hidungku. Seperti deterjen dan sedikit bau amis cumi, penis itu semakin membesar. Aku hati-hati menjilat dan menggigitnya dari luat boxernya.
Memekku semakin mengembung. Kusentuhkan pelan-pelan ke kakinya yang memanjang. Sambil mulutku menciumi penisnya yang sengaja masih tak kubuka dari celananya, tanganku memegang sprei kasurnya untuk menahan tubuhku. Ia bergerak dan berdehem. Aku terkejut dan tegang. Langsung kuhentikan semua kegiatanku.