3 November 2020
Penulis — Antingmama
POV Ratna
Sekitar jam 4 pagi, aku akhirnya terbangun dari tidurku. Saat bangun kulihat Andi masih tidur menindih tubuhku dan juga penisnya yang walaupun sudah terlepas namun masih menempel di bibir tempikku. Aku pun mengelus-elus dan mencoba mengangkat kepala anakku yang masih terlelap. Ketika kuangkat wajahnya terlihat dia masih terlelap dan “Ohh tidak dia keliatan sangat tampan sekali kalo sedang tidur”.
Tak berapa lama kemudian akhirnya Andi pun terbangun. Terlihat wajahnya yg lelah namun puas menatapku dengan tersenyum. Aku pun akhirnya mulai membuka pembicaraan dengannya.
“Gimana tidurnya sayang? Pules gak?”
“Pules banget Bu, aku puas banget rasanya”.
“Yaudah kalo gitu turun gih, badan kamu berat nih nindihin Ibu dari tadi malem jadi bikin pegel”. Perintahku padanya
“Bentar dulu Bu, aku masih mau ngeliat anting-anting Ibu dari deket kayak gini”. Rajuk Andi dengan manja.
“Aduh Andi, nanti kamu jadi ngeres lagi kalo ngeliatin anting-anting Ibu terus”. Kataku mengingatkannya.
“Kan aku ngeres sama Ibuku sendiri bukan sama orang lain”. Balasnya membela diri.
Karena tidak mau berdebat panjang akhirnya aku membiarkan Andi tetap menindihku. Saat dia menindih tubuhku kami pun mengobrol tentang banyak hal. Selama mengobrol dengannya Andi seringkali menciumi payudara, leher dan juga anting-antingku. Walaupun merasa geli namun aku membiarkan tingkahnya seperti itu karena aku sayang padanya.
Setelah 10 menit berada dalam posisi tersebut, rupanya penis Andi kembali mengeras di bibir tempikku. Karena aku sudah lelah aku pun memintanya untuk tidak melakukan hubungan intim denganku lagi.
“Tuh kan Andi punyamu keras lagi di tempik Ibu. Ini pasti gara-gara ngeliatin anting-anting Ibu terus dari tadi makanya kamu jadi
ngeres lagi sama Ibu.
“Bukan cuma anting-anting Ibu yang bikin aku ngeres tapi juga tetek Ibu montok banget terus leher Ibu juga putih mulus gini bikin aku jadi lepas kendali”.
Karena sudah sangat bernafsu, Andi pun kembali memasukkan penisnya ke dalam tempikku. BLESS BLESS SREET SREET! Begitulah gerakan penis Andi di dalam tempikku. Aku yg sudah kelelahan hanya bisa pasrah sambil terlentang dan membiarkan Andi “memperkosaku” dengan sisa-sisa tenaga yg dia miliki. Persetubuhan ini berlangsung selama kurang lebih 15 menit.
Setelah mencapai orgasme bersamaan, kulihat wajah Andi begitu memerah karena puas denganku. Aku pun tersenyum sambil mengelus wajahnya.
“Gimana sayang? Udah puas kan sekarang?” Kalo udah turun dong dari badan Ibu sayang. Ayahmu pagi ini pulang lho, bisa bahaya nanti kalo dia ngeliat kita lagi kayak gini”. Ujarku memberikan pengertian padanya.
“Bentar ya Bu, aku masih mau meluk Ibu”. Katanya manja sambil mengusel-uselkan kepalanya ke payudaraku yang montok.
“Ihh manja banget sih kamu sayang, yaudah tapi jangan lama-lama ya meluknya”. Kataku sambil mengusap-usap kepalanya dengan lembut.
Setelah 10 menit menindihku, akhirnya Andi pun bangkit dari tubuhku. Sebelum dia kembali ke kamarnya, dia kembali menciumi bibirku dengan mesra lalu pergi meninggalkan kamarku.