1 November 2020
Penulis —  lutherstickell

Tante Dewi Hot Mature Tetangga Apartemenku

Namaku Rendi. Aku bisa dibilang sukses sebagai perantau di Jakarta, umurku 28 tahun, aku punya pekerjaan dan income yang stabil, cicilan mobilku sudah lunas dan aku tinggal di apartemen di kawasan Kalibata (yeee ketebak kali ya) sendirian, lumayan kesepian. Dulu-dulu mungkin cewe-cewe pacarku sering tinggal di apartemenku.

Namun kali ini aku lagi gak punya pacar. Aku punya tetangga sebelah kamar, dia seorang wanita dewasa mungkin diumur-umur35 tahunan. Namanya Dewi, namun aku sering panggil dia Tante saja. Yang aku takjub dari wanita-wanita umur segini selain si Tante juga adalah mereka dalam masa dewasa-dewasanya. Mature dalam hal, berpakaian simple namun masih memancarkan aura keseksian tanpa berprilaku norak untuk memancing perhatian kayak ABG.

Aku dan Tante sebenarnya sudah cukup akrab. Setiap pagi aku sering satu lift bareng Tante menuju lobby. Yang kutahu, Tante ini punya toko DvD di ambasador hasil patunagn dia dengan keponakannya. Aku pun sering bertemu dengan Tante setipa kali berenang rutin hari Sabtu pagi. Namun begitu2 saja. Tidak ada yang istimewa dari pertemuan2 kami itu.

Saat aku lagi fresh-freshnya putus dengan pacar, tiba2 pertemuanku dengan Tante lebih sering, terlalu sering seperti bukan kebetulan seperti tiba2 ketemu di minimarket dibawah lalu aku naik ke atas bareng, atau tiba2 parkirannya sebelahan. Ge-erku merasa Tante ini ngikutin aku. Dari kedekatan kami ini, aku ambil kesempatan saja dengan meminta pin bbm Tante.

Semenjak itu kami mulai bbm-an dari yang hanya pura2 saling bertanya apakah berenang atau tidak hari sabtu, atau aku tanya DvD film apa saja yang sudah ori. Lama kelamaan chat kami semakin intim. Tante menanyakan kemana pacarku. “Aku kok gak pernah liat pacar kamu ya? biasanya kalian berenang bareng?

“Sudah putus dari kapan tau Tante…” “Oooo… ceritain dong ke Tante” “Tante nih kepo aja, hahahaha” tante membalasku dengan emoticon *not interested* dan icon ** “Hehehehe, iya Tan, makin ke sini makin gak sreg sama dia, kerjanya marah maraaaah mulu, cemburu ini itu, dianya kelewat manja, minta jemput sana sini, dikira saya gak kerja kali ya, sekali-kali okelah, lha ini hampir tiap hari minta dijemput.

Monyet nih si Tante ngatain gw, “Daripada Tante…” aku hentikan ketikanku, aku gak tau latar belakang si Tante ini apakah sudah punya pacar, kalo nggak kenapa sendiri dll. “Eh btw Tante tinggal sendirian aja?” “Iya, kenapa? Rendi mau temenin” wah? agresif juga nih, dipancing dikit kesamber. “Lah kan udah ditemenin terus Tan, tapi cuma kepisah tembok aja” dari chat2an kami, aku jadi tau Tante ini gak mau pacaran karena dulu pernah dikecewakan.

Hari demi hari, chatting kami semakin intim, kami jadi sering berenang bareng. Dan saat berenang ini kesempatanku untuk memanjakan mataku dengan memandangi tubuh tante di balut pakaian renang. Pakaian renang yang Tante pakai gak seberapa seksi, malah aku pikir sangat sopan karena model baju senam yang menutupi hingga paha.

Hingga suatu saat “Ren, cerita dong kamu udah ngapain aja sama pacar kamu” “Ah gak ngapa2in kok tante, kami saling menjaga” “Heuuuu boong amat, dikira gak kedengeran tiap malam kalian berdua kayak gimana?” Wah aku gak memperhatikan kalo ternyata permainan ku dengan mantanku sampai terdengar ke kamar Tante.

“ehhh, iya iya. Ya gimana Tante kepengen sih, cuma mau sama siapa? mau pake pelacur takut kena penyakit. Minta jatah2 mantan gak mungkin banget gengsi lah hahahaha.” Aku tekan enter dan menambahkan ketikanku “Tante mau bantu brangkali?” Chat bbm berubah dari centang menjadi *d* menjadi *r* artinya bbmku sudah kebaca sama Tante.

Tapi lama kumenunggu, Tante gak bales2. Duh, bego banget, tersinggung deh si Tante. 15 menit berasa 5 jam nungguin balesan Tante. Apa ku samperin aja ya ke kamar Tante minta maaf. “TINUNG” bunyi tanda bbm masuk menyalak dari BBku. AH! Tante membalas. “Saling bantu lah Ren, aku gini-gini juga butuh, kita sama-sama manusia” begitu bunyi bbm si Tante diikuti dengan emoticon kiss.

“Haiiiii…” begitulah Tante menyambutku sambil membuka pintu setelah ku mengetuk 2x. Tante hanya memunculkan kepalanya dari balik pintu. Sore itu sang tante terlihat fresh karena baru saja selesai mandi, tidak ada make up yang menempel di wajahnya sesuai permintaanku. Sang tante menggunakan lingerie warna hijau transparan.

Dari pandangan mata elang ini, terlihat tante gak make daleman. Makanya pas buka pintu dia ngumpet di belakang pintu terus. Tanganku ditarik masuk lalu cipika-cipiki, aku sosor saja karena gak tahan dengan wangi nafas tante, sepertinya baru saja sikat gigi. “Eiittttsss… sabar doooong” “Maaf tan, habis tante nafsuin banget”.

Aku meletakkan BB dan kunci kamarku di meja dapur kamar tante. “Maaf Tan, aku gak sopan, dateng cuma begini aja”. Aku menunjuk ke pakaianku. Karena kupikir hanya sebelah kamar jadi aku gak ganti baju, lagian ke kamar Tante mau ngentot, ngapain rapi2. Pakaian kebangsaan yang kupakai tiap ML, kaos oblong dan celana gombrong tanpa CD.

“Gakpapa, ntar Tante bongkar juga kan?” Tante sepikiran sama aku ternyata. Sang tante mengajakku ngobrol dulu di sofanya sambil nonton CNBC. Ha? CNBC? iya, saat itu beritanya lagi tentang Bom Boston yang baru-baru aja terjadi. Sang tante nanya-nanya soal ini itu, teori konspirasi, doktrin agama, sampe CIA/FBI.

Ngobrol lumayan lama kami pun mulai bergumul, kali ini nggak ada *entah siapa yang memulai* karena waktu itu aku duluan yang nyosor Tante. Kami ciuman hebat, tante selalu french kiss hot sekali, tapi sebenarnya aku gak suka, aku tenangkan tante untuk berciuman romantis. “Tangan kamu sopan ya” tante mengkomentari tanganku yang masih melingkar di belakang punggung tante, mendekap erat jangan sampe tumpah eh lepas.

“kenapa tan? udah mau di grepe2 emangnya?” “Euh kamu… bahasanya plis deh, di-sti-mu-la-si!” sambil tersenyum. Aku rebahkan badan tante membelakangiku sambil aku tetap menciumi pundak, tengkuk dan kuping tante, tanpa basahan tentunya. Aku baru saja tau kalau wanita tetap saja mau diperlakukan halus, mau bagaimanapun latar belakang dia.

“SSaaaaayyyyy…” tanganku mulai mengelus2 perutnya. Perutnya tante ini gak buncit tapi gak kenceng. Pas lah. Sesekali aku menyenggol toket tante yang ukurannya besar sekali. Benar2 besar!!! mungkin ini 38C, meskipun putingnya tidak pink lagi namun tidak lebar. Sungguh seksi sekali. Puting tante sudah mengeras, aku main-mainkan seperti tombol switch on/off gitar lembek.

Tante mulai mengerang dan badannya mulai belingsatan. Kedua tanganku menjamah kedua semangka lembek raksasa. Sambil menikmati kecupan demi kecupan di pundak punggung dan tengkuk, tante mulai terlihat tidak tahan, tangan kirikupun mulai turun ke bawah, Aku pernah lihat video di youtube, cara terbaik merangsang vagina wanita bukanlah langung dicolok tapi dibuat geli area sekitarnya dahulu (entahlah suhu suhu lebih tau nih hehehe)

Woooooow… begitu tanganku sampai di memeknya, ternyata liang surganya lagi banjir, oh Jokowi harus turun tangan nih, mencari tau banjirnya dari mana ahahahahaha… setelah merangsang2 sebentar, kumasukkan satu jariku kedalam memek si Tante. Terasa sentakan* di tubuh tante saat jari telunjukku masuk ke dalam.

“Hhhhh… kamuuuuuu, aku lupaa nama kamua” Yalah!!! sempet2nya nanya nama. Aku lanjutkan lagi sodokan dengan jari telunjuk ini. Terasa badan tante mulai meronta-ronta. Perlu diketahui, sang tante ini ukurannya gak kurus loh, tinggi tante ini hampir sedagu ku, dan beratnya mungkin 69-75kg jika ditelaah dari beban yang diterima badanku ini.

Tubuh tante makin menggelinjang hebat, dia berteriak “ML-in aku… ML-in akuuuuuu…” aku makin semangat meremas buah dadanya dan mengobel memeknye. Terasa tante mau beranjak merubah posisi, aku dengan sigap memindahkan tanganku dari toket kanan tante ke toket kiri tante (ingat aku posisinya di belakangi tante dan kami pangkuan di sofa).

Dengan posisi begitu, otomatis tanganku menahan badan tante dan tante makin mengerang mencoba keluar dari kuncianku. Tiba-tiba tangan tante mencakar tanganku yang sedang meremas toket ini. SSSSssssoooorrrrrr… si tante squirt, cairan hangat merembes dari lingerie tante, turun perlahan membasahai paha tante dan juga tanganku, untungnya sofa tante dari bahan kulit sintetis jadinya gak merembes.

Lalu berselang beberapa menit, tante merebut tangan kananku dan tante menarik badanku. Aku terjatuh diatas becekan squirtan tante, punggung kaos dalamku becek. tante menyusul menjatuhkan badannya ke atas badanku. Sepintas kami bergulat untuk mendapatkan posisi diatas satu sama lainnya. Namun aku seperti naluriah membiarkan tante menguasai badanku.

Kami bergumul dan berguling2 menjauhi becekan dan melanjutkan aksi kami di karpet bulu di lantai tidak jauh dari sofa, menghindari cairan squirt-an tante,* tante masih menyerangku dengan meniban badanku, menciumiku dengan brutal “Taaaannn… mmmm… mmmmmmpppelan-pelan ajaaa… mmmm” french kiss super sange.

Kami berciuman hebat, kontolku sudah mengeras sekali dan menggesek2an ke celana lingerie tante. Tante makin menggila, dia rebut kontolku dengan tangan kanannya dan dikocok2 sambil masih menciumi bibirku. Aku pun tak kalah sigap, kucoblos memek Tante dengan jari telunjuk. “AAAkkkkkkhhhhh… Bangsaaat!!!

Lalu sambil masih menindih badanku seperti tidak mau melepaskan badanku, Tante memutarbalikkan badannya, dan slubb!!! tiba2 mulutnya sudah ada di kontolku… dan sebagai balasannya, saya dihidangkan lembah gelap yang indah, aku jilat2in saja sampe Tante mulai mengerang2. kurang lebih dari sejak perciuman kamu di sofa hingga posisi 69 ini sudah hampir lebih dari setengah jam.

Tante mungkin mulai heran (dan takjub I don’t know) kenapa aku belum crot juga. “Kammmuuuu… beloom mau keluarrr???” “Belom taaant…” belom sempat aku menyelesaikan kalimatku, tante squirt untuk yang kedua kalinya, menyemprot tepat di mukaku. Aku gak tau squirt ini cairan apa, katanya yang pasti bukan cairan kencing.

“HHhhhh… gilllllaaa… permainan kamu hhhh hhhh hebat yah hhh hhhhhh aku mau kontol kamu sayyyyyy mmmm mmmmm” ujar sang tante sambil lanjut menyepong kontolku. “Aku udah boleh masukin ya tan, tapi gak enak nih masa di lantai?” tante beranjak dari tubuhku sambil tetap menyepong kontolku. Aku dengan susah payah berdiri dan tantepun berlutut melanjutkan emutannya.

“Taaaannn… katanya mau dimasukin?” aku yang tak tahan di sepong mulai blingsatan seperti mau crot. Tante mungkin melihat aku seperti mau crot, akhirnya melepaskan sepongannya dan secepat kilat menyambar bibirku, kami berdua bercumbu kembali. Cumbuan ini hebat sekali, seperti si tante ini benar2 lagi mengeluarkan pusing2 di kepalanya.

Terbukalah kamar tidur tante. Tempat tidur size 200 yang besar dan dengan bedcover yang masih tertata rapi. Aku angkat tubuh tante dengan memegang kedua paha tante, kedua kaki tante pun refleks melingkarin tubuhku, kontolku yang tegang masih tertutup celana mulai memaksa masuk ke memek tante yang juga masih tertutup lingerie.

Kemudian aku lemparkan sang tante ke kasur. Buuuuukkkkkk… setelah itu aku membuka celana dan kaosku segera. Tante juga bermaksud untuk membuka lingerienya namun aku hadang “Jangan tan, nanti aku bantuin…” Ku serang tante, mencumbunya dengan ganas, kami bergumul hebat dalam waktu singkat tempat tidur tante yang rapi sudah gak karuan.

Perlahan-lahan kumasukkan. Blessssss… “AaaaAAAAaaAAkkkkhhhh… ennnnaaak beeeeb… uuuuughhhh perrrasaaannnn tadi kontol kammmmmmu kecil deh, kok kalo udah masuk berasa tebel enaaaaak” WATDE??? sialan nih tante, sebagai hukuman, kuhentakkan keras2 hujamanku sekali, cukup sekali itu Tante langsung banjir dan mulai menggoyang2kan pantatnya sebagai reaksi genjotanku.

Mungkin tante sudah mulai bosan, tante pun mengambil kendali agar kami berubah posisi. Kami berguling kesamping, kontolku terlepas sebentar namun tante dengan sigap langsung memasukkan kembali kelubang memeknya. “Oooooouuuhhhhhh… mmmm… reeeeennn…” tante menggenjot si Joni perlahan2 hingga akhirnya dengan ritme konstan.

Sesekali tante menciumi bibirku dengan begitu basahnya. Tante juga sesekali menggigiti putingku, selama posisi ini tanganku tidak pernah lepas dari kedua belah dadanya, bergantian aku menjilati puting ranum tante. Seperti kubilang, puting tante sudah tidak pink lagi, namun aku tak peduli aku sangat menikmati menggoda tante dengan jilatan-jilatan ini.

Kemudian dia menarik kedua tanganku dari toketnya dan dengan satu tangan meletakkannya jauh di atas kepalaku sedangkan tangannya yang lain dengan erat menjambak rambutku, aku seperti tawanan yang disekap agar tidak kabur. Lalu masih dalam posisi woman on top kedua kaki tante mencoba melingkari badanku sampai2 aku harus mengangkat pantatku agar kaki tante ini bisa masuk ke bawah. Aku serasa dililit ular anakonda. Seperti sedang bergulat akupun berusaha keluar dari kuncian tante, kakinya memiting tubuhku sambil tetap menggenjot kontolku. Saat erangan tante semakin keras dan genjotannya semakin kencang, akhirnyaa… SRRRRrrrtttt aku merasakan dinding vagina tante berdenyut2 hebar memijat batang kontolkua. Tante sedang orgasme. “Oooouuuuhhhhhhh… hhhh… hhhh… hhhhhmmmmmhhhhh. hhhhh. hhh” Nafas tante yang tadinya gak karuan, perlahan seperti terbuang lega semua.

“Nikmat sekali bercinta dengan kamu Ren” “Enak sih enak, aku belum keluar nih Tan!” ujarku protes. “Iyaaa deh… cowo itu makin lama makin bagus? Istirahat sebentar ya, Tante janji pasti bikin kamu crot kok, kalo nggak juga berarti kamu ini hebat sekali, dan tante gak akan ngasi kamu pulang sebelum kamu crot.” Aku emang ada “kelainan”. Aku ini lama sekali crotnya, aku bisa 3 jam bercinta dan tidak crot juga. Apalagi kalau menggunakan kondom. Aku setengah bangga, kebanyakan wanita-wanita yang kuentotin malahan protes karena aku terlalu lama. Dan dikala si Joni otong lagi cape, bukannya cepet crot, yang ada malah ngambek total. Ah geblek.

GGggrrrrkkkkkkkkggrkkgrrrkkk… “Eh bunyi apa tuh?” tanya Tante. “Perut kamu ya? hahahaha, udah gembul, lagi tengah2 ML kok ya bisa2nya laper?” “Yah si tante, kepalaku, perutku sama tititku itu yang ngatur departemennya beda2, jadi bisa aja laper.” “Yaudah kita break dulu deh ya Ren, aku pesenin bakmi, abis makan kita lanjut gulat lagi, Tante mau ber-ronde-ronde sama kamu.” Wek! Kulihat jamku udah jam 7 malam. Bisa balik jam berapa nih?

Akhirnya setelah makan dan istirahat sebentar dengan ngobrol2, kami melanjutkan pertarungan kami. Malam itu hingga pagi, kami bercinta 4 ronde, aku ngecrot 2 kali jadi total dengan yang sore/siang 5 ronde dengan skor 2-5. Itu diluar squirt-an Tante. “Tante, makasih ya hari ini aku puas sekali” “Aku yang terima kasih Ren, kamu hebat sekali, kayaknya ini dendam 2 bulan gak ML ya? kapan-kapan kita lakuin lagi ya” “Pasti Tan, aku siap ngelayanin Tante kapanpun Tante mau.” “Aku juga Ren sebaliknya, kalo kamu yang perlu bilang aku aja.” Aku tersenyum dan kubilang “Aku balik ya Tan” jam di posisi 3 pagi. “Tanggung beb, nginep aja sampe besok, eh ini udah besok ya? Kalo pulangnya besok aku janji aku mandiin deh”. Siapa yang bisa nolak ditawarin begitu

TAMAT

Cerita Sex Pilihan