1 November 2020
Penulis — lucifercatofdemon
salam kenal nama gue Fadli, usia gue 24 tahun, dengan tinggi badan 172cm dan berat badan 60kg, ukuran penis gue 19cm dengan diameter 4,5cm. gue anak pertama dari 5 saudara. usia adik-adik gue tidak terlalu jauh, adik pertama gue Sarah (22 tahun), adik kedua gue bernama Azis (19 tahun), adik ketiga gue Ridwan (17 tahun) dan adik terakhir gue bernama Sheila (15 tahun).
gue mau berbagi pengalaman nyata dengan para pembaca yang gue hormati. kisah ini menceritakan percintaan sedarah dengan adik gue, Sarah.
kejadian ini sudah lebih dari 5 tahun lalu, ketika gue masih duduk dibangku kuliah. Sarah saat itu masih duduk di bangku sekolah (SMU). Sarah terbilang cukup populer di lingkungannya, entah di sekolahnya, di tempat lesnya maupun di lingkungan rumahnya. Wajah Sarah bisa dikatakan cukup cantik namun Sarah memiliki postur tubuh yang sangat seksi, dengan tinggi 164cm dan berat 52kg membuat tubuh Sarah terlihat sintal.
Dadanya berukuran 36C atau mungkin 36D, karena tangan gue tidak cukup besar untuk menggenggamnya. Lingkar pinggangnya pun sangat ramping seperti body gitar, dan yang membuat gue tidak pernah bosen melihatnya adalah bokongnya. Bokongnya yang gempal, berisi, seksi, bulat dan membentuk itu membuat gue tidak pernah bosen menikmatinya.
Kami tinggal di lingkungan yang cukup sederhana, dengan perekonomian yang juga cukup sederhana. Bokap & Nyokap gue kerja membuka usaha di daerah J**Sel. Setiap hari Sheila & Ridwan selepas sekolah, mereka ikut dengan bokap & nyokap untuk membantu mereka disana, sedangkan gw & Sarah diminta jaga rumah.
Saat itu, hari Kamis siang tepatnya hujan turun dengan derasnya dan gue hendak pulang dari kampus, memaksa gue harus berteduh. Sudah 2 jam berlalu gue berteduh namun hujan tak kunjung reda, membuat jalan tergenang air sedalam mata kaki. Mungkin gue sudah terlalu lama berteduh dan tak kunjung sampai dirumah, Sarah menelepon.
Sarah: “Kakak dimana? udah jam 4, dirumah banjir… cepetan pulang kak, Sarah takut sendirian..”
Gue: “Hah banjir? terus barang-barang dirumah gimana? Kakak masih neduh, kakak hajar aja deh.. sabar ya Sar!”
Sarah: “barang-barang udah Sarah pindahin sebagian, cepetan ya kak”
Setelah mendengar kabar bahwa dirumah kebanjiran gue langsung terobos hujan yang masih deras itu. “baru kali ini rumah kebanjiran,” gumam gue dalam hati. seiring perjalanan kerumah hujan mereda,30 menit perjalanan melawan hawa dingin diatas motor gue. Akhirnya tiba di depan rumah, melihat keadaan teras rumah yang kotor penuh dengan sampah-sampah, beruntung banjir sudah surut.
Gue langsung bergegas masuk ke dalam rumah ingin melihat keadaan di dalam seperti apa. Melihat barang-barang ditumpuk, sebagian barang elektronik mungkin sudah rusak karena terendam banjir tadi. Pekerjaan rapih-rapih pun gue pending sampai bokap dan yang lainnya tiba dirumah. Biasanya bokap dan yang lainnya selepas bekerja sampai dirumah pukul 9 atau pukul 10 malam.
Gue langsung masuk ke kamar gue di lantai 2, saat menuju ke kamar, gue mampir sebentar ke kamar Sarah, mau lihat keadaan adik gue. Begitu gue buka pintu kamarnya, gue lihat Sarah tertidur,“mungkin kecapean”, pikir gue. Saat gue baru mau tutup pintu dan bergegas menuju kamar gue, tanpa sengaja gue lihat belahan “2 gunung” yang besar.
Entah setan apa yang menghampiri gue saat itu, gue tergoda melihat dari dekat lagi, lama-lama penis gue mengeras. Gue iseng mencoba membelai “gundukan” itu, dengan halus ku belai sampai akhirnya gue mencoba meremasnya, tapi Sarah tetap tidak terbangun dari tidurnya,“bener-bener kecapean nih anak”, pikir gue.
Suara desahan halus yang terdengar pelan dari mulutnya,“mmm… Membuat gue hampir hilang konsentrasi agar tidak gegabah yang bisa membuat Sarah terbangun. “Permainan” gue berhenti, ketika Sarah merubag posisi tidurnya. dalam hati hanya bisa berkata,“siaaaal… lagi enak-enaknya, malah berubah posisi..
ketika hendak meninggalkan kamar Sarah, tanpa sengaja gue lihat lempengan CD atau mungkin itu DVD di dalam tasnya yang terbuka yang ditaruhnya di samping pintu. Begitu gue ambil lempengan CD itu, ternyata itu CD porno, entah bagaimana Sarah bisa mendapatkan barang seperti ini. Akhirnya gue bangunkan Sarah.
Gue: “Sar, bangun kakak mau ngomong”. (sambil ku tepuk-tepuk lengannya).
Setelah berkali-kali gue tepuk masih juga tidak terbangun, sampai akhirnya gue cipratin air ke matanya, barulah Sarah terbangun.
Sarah: “aduuuuhh.. siapa sih nih reseh banget ah!!”
Gue: “ini kakak”.
Sarah: “kenapa sih kak?! Sarah cape tau! jam berapa sekarang”. (sambil mengucek-ucek matanya)
Gue: “udah jam 5, ini CD apa Sar?”
Sarah terkejut dengan matanya melotot melihat gue memegang kepingan CD tersebut, dia bangun dari tidurnya dan lari menghampiri gue untuk mengambil CD itu, tapi gue menghindar.
Gue:” jawab ini punya siapa? dari siapa kamu dapet CD ini?”
Sarah: “itu bukan punya Sarah kak!”
Gue: “kalo bukan punya kamu, kenapa ada di dalam tas kamu?!” (dengan nada mengretak)
Sarah: “itu punya pacar Sarah! kakak, balikin donk, aku baru mau tanya ke dia kenapa dia nyimpen film kaya gini!” (Sarah berusaha mengambil CD tersebut)
Gue: “punya pacar kamu?! tapi kamu sempet nonton ini juga kan?!”
Sarah: ”…”
Tiba-tiba Sarah terdiam, dia tidak lagi mencoba mengambil CD ini.
Sarah: “Maafin Sarah kak. Sarah cuma mau tau film apa itu, jadi Sarah coba tonton itu di laptop..”. (sambil mengulurkan tangannya, mengemis untuk CD tersebut)
Gue: “bagus gak filmnya?!”
Kesempatan ini tidak gue sia-siakan. Gue lempar CD itu ke kasur di belakang Sarah berdiri. Saat itu Sarah mengenakan baju kaos biasa yang “ngepress body” dan celana hot pants. Begitu Sarah mengambil CD yang gue lempar tadi dengan cepat gue peluk Sarah dari belakang. Sontak Sarah kaget dan berontak.
Sarah: “kak Fadli, apa-apaan sih ini?”
Gue bisa merasakan detak jantung Sarah saat itu, berdetak cepat.
Gue: (sambil berbisik ditelinganya) “kamu udah diapain aja sama pacar kamu itu?!”
Sarah: “apaan sih kakak!! aku ga pernah ngapa-ngapain”. (sambil meronta, berusaha lepas dari pelukan gue)
Karena Sarah tak kunjung berkata jujur, tangan yang awalnya ini hanya memeluk pinggangnya, namun tangan kanan gue meluncur ke dadanya, gue remas sampai gue pilin putingnya yang masih tertutup baju dan bra-nya.
Sarah: “kakak! sakit kak.. uuuhh.. bener kak, aku ga pernah macem-macem dengan dion”.(Dion adalah nama pacar Sarah saat itu)
Gue: “masih aja bohong, kakak tadi lihat ada bekas cupang di dada kamu!”
Sarah: “cupang apa sih kak! lepasin Sarah kak!! kakak kenapa sih, Sarah kan adik kandung kakak…”
Sarah tetap meronta namun rontaannya semakin berkurang, mungkin karena kelelahan, sedangkan gue harus menunda rencana mandi karena kehujanan tadi.
Gue: “ohh ga tau cupang itu apa, ya?! ini apa??” (gue buka baju bagian depannya)
Terlihat begitu indah dadanya, begitu putih dan mulus. Dan ada bekas cupang di dada sebelah kirinya, Sarah hanya bisa membisu ketika gue bertanya tentang itu.
Gue: “kakak memang kakak kamu, kamu adalah adik kakak yang paling kakak sayang. kamu cantik, seksi dan cerdas. tapi kamu ga bisa bohongin kakak”. (tangan kiri gue pun menjamah bagian belakang tubuhnya)
Gue: “pantat kamu padet dan seksi, ga mungkin terbentuk dengan sendirinya kan?” (sambil kuremas pantatnya yang semok itu)
Sarah: “ini bukan dicupang Dion kak…”.
Gue: “lalu siapa? nakal ya ternyata kamu ini”
Sarah: “i.. ni… ini… dicupang ama temen sekolah Sarah…”.
Gue: “temen??? ada hubungan dan urusan apa sampe temen kamu bisa nyupang kamu?” (makin penasaran gue)
Sarah: “Sarah minjem duit ama temen Sarah itu, Sarah janji balikin duitnya bulan depan, tapi udah 2 bulan Sarah belum dapet duitnya…”. (wajahnya hanya bisa menunduk ketika menjawab pertanyaan dari gue)
Gue: “emangnya minjem berapa? terus buat apa?”
Sarah: “400 ribu, buat tambahan beli handphone baru, tapi Sarah takut kalo minta duit ama papa…”.
Gue: “terus kamu di apain aja? kenapa ga minta pinjem ama kakak aja?” (semakin gemas gue mence