1 November 2020
Penulis — hydetrisna
Namaku Dianah, suami ku bernama Mas Egi, bertahun-tahun aku mengarungi mahligai rumah tangga yang bahagia. Sampai akhirnya kebahagiaanku itu musnah setelah dihancurkan oleh suamiku sendiri yang berselingkuh dengan tetangga sebelah rumah. Ya, Mas Egi suamiku kedapatan tidur dengan Tante Sri. kami pun bertengkar hebat, akan tetapi aku masih menahan rasa ingin bercerai karena selalu terbayang wajah Bayu anakku
Tetapi satu tekadku yang bulat yaitu pembalasan dendam. Aku ingin membalaskan dendam dengan cara yang sama suamiku lakukan terhadapku. Dan caranya yaitu tidur dengan Oom Rohman suami dari Tante Sri. Dan aku ingin melakukannya dengan sepengetahuan suamiku sendiri. Aku ingin dia pun ikut merasakan apa yang kurasakan pada saat dia tidur dengan orang lain.
Dan hari yang kutunggu pun tiba. Setelah sebelumnya aku merencanakan hal ini dengan Oom Rohman. Kami sepakat untuk melakukannya di hotel. Dan berniat akan merekam segala perbuatan kami dan memberikan rakaman itu kepada pasangan kami masing-masing. Dan memang Oom Rohman kali ini sudah kembali menjadi pria yang normal setelah menjalani terapi sekian lamanya.
Di hadapanku, Oom Rohman menyiapkan segala kebutuhan untuk merekam kegiatan bercinta kami. Dipasangnya DVDcam di atas Tripod. Tak hanya 1 DVDcam, tetapi 3 buah dia pasang. Sehingga mendapatkan 3 sudut pandang kamera yang berbeda. Kami juga tak lupa menyewa kamar hotel di bilangan utara Jakarta. Sebuah penginapan khusus yang dikelilingi oleh cermin, sehingga sensasi yang didapatkan akan berbeda.
Tak lama kemudian, kulihat Oom Rohman telah selesai dengan kamera nya. Dik Dian, sekarang bagaimana? Mau mandi dulu? tanya Oom Rohman kepadaku. Aku pun menjawab, Oom saja duluan mandi, nanti saya belakangan… Oom Rohman pun melangkahkan kakinya ke kamar mandi, dan tak lama kudengar suara air mengalir dari shower kamar mandi.
Tiba-tiba muncul perasaan enggan melakukan hal ini. Terbersit kembali wajah Bayu anakku. Dan tanpa sadar aku meneteskan air mataku. Akan tetapi ketika muncul bayangan wajah Mas Egi di pikiranku, kembali hatiku diselimuti amarah dan dendam. Dan pada akhirnya setelah mengumpulkan keberanian ku, aku pun bertekad tetap akan melakukannya.
Kudengar suara shower telah berhenti dan kemudian munculah Oom Rohman yang hanya memakai handuk yang dililitkan di pinggangnya. Aku pun beranjak menuju kamar mandi. Ku basahi tubuhku dengan siraman air hangat. Kugosok pelan setiap inci dari tubuhku. Dan kubersihkan memekku dengan sabun sehingga tercium aroma harum dari memekku.
Kulihat di ranjang Oom Rohman telah berbaring di bawah selimut. Dan kulihat dia tersenyum kepadaku. Aku pun berjalan mendekatinya. Kemudian kulepaskan handukku. Dan terpampanglah keindahan dan kemolekan tubuhku di hadapan Oom Rohman. Dan tanpa basa basi Oom Rohman pun membuka selimutnya sehingga tubuh telanjangnya tampak jelas di mataku.
Oom Rohman pun bangkit dari ranjang dan berjalan mendekati DVDCam dan mulai merekam. Dan Oom Rohman pun mendekatiku hingga dia berdiri tepat di belakangku. Tangannya mendekapku dengan lembut, mengelus bahuku, kemudian turun ke arah lenganku hingga sampai ke telapak tanganku. Den dengan lembut membimbing tanganku sampai akhrinya kurasakan tanganku menyentuh batang kejantanannya yang masih tertidur.
Dengan perlahan aku pun mengelus-elus kontol Oom Rohman yang menempel tepat di belahan pantatku. Hhhmmpphhh… ssshhhhh… ddiiikk… Oom Rohman pun mendesah dengan lembut. Tak lama kemudian kurasakan kontolnya mulai mengeras hingga akhirnya berdiri dengan tegak. Aku pun membalikan badanku, dan astaga ternyata benar apa yang kubayangkan.
Ketika aku masih tertegun melihat kontol Oom Rohman yang besar itu, tiba-tiba Oom Rohman menekan tubuhku sehingga aku pun berlutut dan wajahku tepat berada di depan kontolnya. Kemudian Oom Rohman sedikit menekan kepalaku hingga wajahku menempel di kontolnya. Aku pun mengerti keinginannya, dan tanpa disuruh lagi aku pun membuka mulutku dan perlahan memasukan kontolnya ke dalam mulutku.
Tak lama kemudian Oom Rohman menarik tubuhku dan menidurkan ku di atas ranjang. Kemudian dengan kedua tangan kekarnya di bukalah kedua pahaku sehingga memekku terpampang denga jelas di depan wajahnya. Oom Rohman pun berlutut, kemudian kulihat tangan kirinya mengusap-usap memeku dengan lembut. Ooouuhhh…
Dan tanpa sadar aku pun menjambak rambut Oom Rohman karena kenikmatan yang kurasakan bertambah dengan sapuan lidahnya. Aaaaaahhhh… mmmffppppphhh… Oooommmmhh… eranganku keluar begitu saja dari mulutku. Titik-titik syaraf dalam tubuhku serasa dibangunkan dan disengat oleh aliran kenikmatan yang tiada tara.
Ooommmhh… sssuuddahhh… saaayyyaaa… gaakk.. taaahhhaannn… Aaaaahhhhhh…!!! aku pun berteriak dengan keras dan menjambak rambut Oom Rohman dengan lebih kuat lagi. Ya, aku mendapatkan orgasme pertamaku. Dan rasanya bagaikan diterbangkan ke atas langit ke tujuh dan dijatuhkan ke dalam kolam kenikmatan yang tiada tara.
Kemudian Oom Rohman pun tersenyum dan berdiri di antara kedua pahaku yang masih terbuka dengan lebar. Tangan kanannya menggenggam kontol besarnya itu, kemudian dia mulai menggosok-gosokannya di bibir memekku. Sesekali kontolnya dipukul-pukulkan ke memekku. Tak lama kemudian dengan perlahan kontolnya pun ditekan.
Terasa sekali pada saat kepala jamurnya yang besar itu menyeruak masuk ke dalam memekku. Hhhmmmmppphhh… ooouuhhh…!!! hanya erangan kenikmatan yang keluar dari mulutku. Akan tetapi pada saat kontolnya mulai masuk terus kedalam memekku terasa agak perih, mungkin kontolnya memang terlalu besar untuk ukuran memekku.
Aaacchhh… sssaakkkiittt… ooommm… ppeelllaannnn… sssshhhhh… Jeritku pelan. Oom Rohman hanya tersenyum, kemudian perlahan mencabut kembali kontolnya sampai hanya tersisa kepala kontolnya saja. Dan kembali menekan kontolnyan lagi hingga masuk sekitar sepertiga nya. Terus menerus dengan hati-hati Oom Rohman melakukannya, hingga akhirnya rasa perih dan sakit itu hilang dan berganti rasa nikmat yang kurasakan sekarang.
Ooouuhhhh… aaaaahhh… ooommm… eennnaaakkkkhhh… ssshhhhhh… aaahhhhh…!!! erangan ku semakin keras dan liar keluar dari mulutku. Mendengar erangan ku yang berubah dari erangan menahan sakit menjadi erangan menahan kenikmatan, tanpa menunggu lama Oom Rohman tiba-tiba menekan kontolnya kuat-kuat sehingga habislah seluruh kontolnya masuk kedalam memekku.
Aaaaaahhhhhh…!!!!! jeritku menahan sakit, nikmat dan kaget sekaligus pada saat yang bersamaan. Oom… saakiittt… jaangann llaanggssuungg ggittuuu… hhhmmmppphhh…!! kataku pada Oom Rohman. Oom Rohman tersenyum dan berkata, Sorry dik, habis memek kamu enak banget… sempit banget, padahal kan dah punya anak…
Aku pun berpura-pura cemberut dan marah, Tapi kan sakit Oom, punya Oom kegedean… Oom Rohman berkata, Ya deh… sorry ya… tar Oom kasih hadiah buat gantiin sakitnya… dan begitu selesai berbicara Oom Rohman pun melumat bibirku. Lidahnya bermain liar di dalam mulutku. Sesekali menghisap dan menggigit kecil bibir dan lidah ku.
Sementara itu kontol Oom Rohman yang telah masuk seluruhnya masih terbenam di dalam memekku. Hingga lama-lama rasa perih dan sakit itu hilang kembali. Aku pun menurunkan tanganku dari leher Oom Rohman. Dan memegang pinggangnya dan memberikan isyarat supaya Oom Rohman kembali menggerakan kontolnya. Oom Rohman pun mulai menarik kontolnya keluar dengan perlahan dan menekannya kembali.
Terus menerus, terkadang menggoyangkan kontolnya ke kiri dan kanan. Ooouuuhhh… ooomm… eennnaaakkkkhhh… sshhhhh..!!! eranganku sambil kembali mengimbangi permainan lidah Oom Rohman. Tangan kiri Oom Rohman pun tak tinggal diam, dan mulai meremas-remas susuku dan terkadang memelintir putingku, sehingga kurasakan nikmat nya bertambah.
Diiikk… me… meeemmeekkk… mmuuuhhh… eennaakkk… bbaanngeett… oooohhhh…!! Oom Rohman mengerang dan kulihat kepalanya mendongak ke belakang menandakan dia merasakan nikmat yang luar biasa. Aku pun menggoyangkan pinggulku untuk mengimbangi gerakan Oom Rohman. Gerakan pinggangku membuat Oom Rohman terlihat menahan rasa nikmat.
Dan kurasakan genjotannya semakin cepat dan semakin kuat. Akan tetapi aku tidak lagi merasakan sakit atau perih. Entah mungkin memekku sudah beradaptasi dengan ukuran kontolnya yang besar itu. Sesekali kugerakan otot memekku sehingga menjepit kontolnya. Dan memang Oom Rohman tampak sangat menyukai permainan memekku.
Tak lama kemudian Oom Rohman mencabut kontolnya dan menarik tubuhku. Dia pun membaringkan tubuhnya di kasur. Aku pun mengerti kalau dia ingin agar aku menaiki kontolnya. Maka tanpa basa-basi, kugenggam kontolnya dan kubimbing tepat di bibir memekku. Kugesek-gesekan sebentar kontolnya di beber memekku.
Ooooohhhhh… ssshhhhhhh… Ooommmm…!! erangku. Dan ketika kontolnya telah masuk dua pertiganya kuangkat kembali tubuhku. Dan terus berulang-ulang hingga tanpa terasa genjotan dan goyanganku pun semakin cepat. Tangan Oom Rohman pun tak tinggal diam. Kedua tangannya meremas-remas susuku dengan kuat.
Sakit dan enak kurasan bersamaan disaat Oom Rohman meremas susuku. Kadang sesekali kedua tangannya memegang pinggangku dan membantu menaik turunkan tubuhku di atas kontolnya. Diiikkkk… tteeerruuussshhhh… aaahhhhh… hhhmmmppp… erang Oom Rohman. Eranganku pun tak kalah hebat. Aaaaaaahhhhh…
Keringat kami pun membasahi seluruh tubuh kami berdua. Dan memang tak lama dari itu aku merasakan kalau aku akan segera mencapai orgasme. Dan kupercepat goyanganku hingga akhirnya aku pun mencapai orgasme. Aaaaahhhhh… sssshhhhhh… oooommmm… ssayyyyyaaa… kkkee… llluuuaaarrrrhhhh… aaaaaahhhhhhh…!!!!!
jeritku dengan kuat bersamaan dengan orgasme ku yang kedua. Kutekan sekuat-kuatnya pantatku hingga kontol besar Oom Rohman pun hilang ditelan memekku. dan kurasakan tubuhku bergetar hebat dan seluruh bulu di tubuhku merinding menahan nikmat yang tiada duanya. Dan tak lama kemudian aku pun ambruk di atas tubuh Oom Rohman.
Tanpa menunggu lama, Oom Rohman membalikan tubuhku tanpa mencabut kontolnya dari memekku. Kemudian kaki kananku diangkat tinggi dan diletakan di dadanya. Sedangkan kaki kiriku diletakan di antara kedua kakinya. Oom Rohman mulai menggenjot kontolnya keluar masuk dari memekku. Dan tangan kirinya meremas susuku sedang tangan kanannya memegang kakiku yang bersandar di dadanya.
Sesekali Oom Rohman menjilat dan mengulum jemari kakiku. Geli, nikmat kurasakan bersamaan dengan genjotan dan hisapan Oom Rohman. Aaahhhh… Oooommm… ooouuhhhh… ooouuuuhhhh… sssshhhhh…!!!!! erangku dengan kencang terdengar memenuhi ruangan kamar hotel yang mulai kurasakan suhunya memanas.
Cukup lama Oom Rohman menggenjotku dengan posisi seperti itu. Akan teapi tidak kulihat tanda-tanda Oom Rohman akan mencapai puncaknya. Mungkin ini akibat dari terapi kelamin yang dijalani Oom Rohman selama ini. Pikiran ku pun buyar karena tiba-tiba Oom Rohman membalikan tubuhku dan menarik pantatku sehingga posisiku kini menungging.
Dan tanpa menunggu lama Oom Rohman kembali menusuk memekku dengan kontolnya. Akan tetapi kali ini kurasakan kontolnya lebih menyesakan memekku. Dan ku buka kedua kaki ku lebih lebar supaya tidak terlalu sesak. Akan tetapi ditahan oleh Oom Rohman. Jangan Dik… lebih enak begini… kata Oom Rohman sembari mulai menggenjot kontolnya.
Akupun mengikuti keinginan Oom Rohman, walau kurasakan sesaknya memekku hingga terasa sampai ke ulu hati. akan tetapi aku tidak merasakan sakit sama sekali, bahkan bisa dibilang jauh lebih nikmat dari posisi sebelumnya. Dan memang dengan posisi seperti ini aku pun mulai merasakan akan mencapai orgasme kembali.
oooommmm… yyyaannnggg… kennnceeennggg… aaaahhhhh… ooouuuhhhh… saaayyyaaahhh… mmmaauuu… kkkeellluuaaarrr… sssshhhh…!!! jeritku sembari menggenggam sprei dengan kuat. Dan memang akhirnya aku pun mencapai orgasme ku kembali. Aaaaahhhhh… saaayyyaaa… kkeellluuaaarrrr…
Tubuhku terasa lemas dan lunglai, tetapi disaat yang sama kurasakan pula kenikmatan yang sangat luar biasa. Bisa dibilang melebihi kenikmatan yang kudapatkan dari mas Egi. Belum lagi aku bernafas dengan tenang, Oom Rohman menggenjotku kembali dengan kuat dan cepat. Aaaaahhhh… Oooommm… uuudddahhhh…
Rasa letih yang kurasakan bertambah kuat kuarasakan. Akan tetapi ada kenikmatan pula yang kurasakan dari sodokan kontol Oom Rohman. Dan genjotan Oom Rohman kurasakan semakin kuat dan semakin kuat lagi. Dan Oom Rohman pun mengerang dengan hebat, Diiikkkk… aaaahhhhh… mmaauuuu… kkkeellluuuaarrr…
Tak lama berselang Oom Rohman menjerit dan menekan kontolnya sekuat tenaganya sehingga tubuhku terhenyak. Aaaaaaahhhhhhhhh… ccroooottt… cccrrroooottttt… cccrrooootttt…!! aku pun menjerit dengan kuat saaat orgasme ku kembali datang bersamaan dengan hentakan kontol Oom Rohman di dalam memekku.
Ooooooooommmmmm… aaaaahhhhhhhh…!!!! dan kurasakan semprotan air mani Oom Rohman di dalam memekku begitu kuat dan banyak. Tubuhku langsung ambruk tak berdaya, kurasakan seluruh tubuhku seperti tak bertulang lagi. Lemas dan tak bertenaga. Tetapi nikmat yang sungguh tak terkira kurasakan pada saat yang bersamaan.
Oom Rohman pun bangkit dengan sedikit lunglai, tubuhnya yang kekar tampak basah kuyup oleh keringatnya. Oom Rohman mendekati ku dan mengarahkan kontolnya yang masih sedikit berdiri ke arah mulutku. Meski sedikit enggan, entah kenapa aku membuka mulutku dan membiarkan kontolnya masuk kedalam mulutku.
Kulihat Oom Rohman tersenyum puas dan dia pun mengecup kening ku seraya berkata, Hebat kamu Dik… memek kamu memang ga ada duanya… aku pun membalas senyumannnya dan berkata, Ya Oom, punya Oom juga hebat… saya sampai ga punya tenaga lagi untuk bangun… Kulihat Oom Rohman berjalan menuju DVDcam dan mematikannya.
Dan tak lama kemudian terdengar suara ketukan dari pintu hotel. Oom Rohman mengambil handuk dan melilitkannya ke pinggangnya kemudian berjalan menuju pintu. Dan ternyata pegawai hotel yang mengetuk pintu bermaksud memberitahukan bahwa jam sewa kamar telah habis. Kulihat Oom Rohman kembali berjalan mendekatiku.
Aku pun segera berpakaian walau badan masih terasa lemas. Dan selesai berpakaian kami pun bergegas meninggalkan hotel. Dalam hatiku masih ada rasa tak percaya kalau aku mempunyai keberanian untuk membalaskan dendamku terhadap Mas Egi dan Tante Sri. Tapi ada sebagian rasa bersalah muncul apabila wajah Bayu muncul dipikiranku.
Sudahlah Dik, yang penting kamu sudah bisa balas perbuatan suamimu dan istriku… disamping itu kita juga sudah terpuaskan… betul tidak.. kata Oom Rohman memecah keheningan dalam mobil. Tangan kiri Oom Rohman mengelus pahaku dan sesekali naik ke atas rok ku. Aku pun tersenyum dan berkata, Ya Oom, saya sudah merasa dendam saya terbalaskan…
tapi… Oom Rohman kembali berkata, tapi kenapa Dik…? masih kurang yang tadi? Hehehe… Canda Oom Rohman. Ah, Oom Rohman bisa saja… tapi kalau memang mau kita atur saja waktunya, Oom… balasku. Jujur, aku merasa mendapatkan kepuasan yang tidak aku dapatkan dari Mas Egi. Dan mobil kami pun melaju dan meninggalkan kenangan yang tidak akan kulupakan.