1 November 2020
Penulis —  juiced

Perjakaku hilang di tangan Bibiku

Ini adalah kisahku pada waktu aku masih SMP kelas tiga di kota kembang, waktu itu aku ada liburan di rumah kakekku di daerah lembang, disana tinggal kakek dan keluarga bibi ku. Bibiku adalah kasir sebuah bank karena menikah dengan pamanku yang satu kantor dia mengundurkan diri dan hanya sebagai ibu rumah tangga, orangnya ayu, putih berlesung pipit dengan usia sekitar 27 tahunan.

Aku dan bibiku sangat akrab karena dia memang sering main kerumahku sewaktu belum berkeluarga dan waktu kecil sering tidur di kamarku bahkan waktu kuliah dia lebih banyak tidur dirumahku dari pada ditempat kostnya. Anaknya masih kecil berumur sekitar 1 tahun.

Suatu pagi aku kaget ketika seseorang membangunkanku dengan membawa segelas teh hangat, Bangun. Males amat kamu disini biasanya kan sudah nyiramin taneman sama nyuci mobil

Males ah, liburan masak suruh kerja juga.

Lha masak kakekmu yang sudah tua itu suruh nyiramin bunga sendiri dan mobilku siapa yang nyuci

Kan ada bi ijah

Bi ijah lagi sakit dia gak sempet, bangun bangun ah males ya dicubitnya pinggangku

Udah udah geli ampun. Kataku bangun sambil mendorong mukanya.

Kakekku pulang dari jalan paginya dan asik berbincang dengan temannya diruang tamu. Aku kemudian beranjak ke kamar mandi baru membuka baju bibiku mengetuk pintu Rik mandinya di sungai sekalian temenin aku nyuci, lagi mati lampu nih.. andi biar di jaga kakek

Ya siap boss ku buka pintu dan membawa cucian seember besar ke belakang rumah, bibiku mengikutiku sambil membawa handuk, pakaian ganti dan sabun cuci. Di belakang rumah ada jalan kecil yang tembus ke sungai di pinggir kampung sungai itu dulu sangat ramai oleh penduduk yang mandi atau mencuci tapi sekarang sudah jarang yang memakai, hanya sesekali mereka mandi disungai.

Sana di belakang batu itu aja, tempatnya adem enak dibelakang batu itu terdapat aliran kecil dan batu batu pipih disekelilingnya tumbuh-tumbuhan lebat itu kami bermaksud mencuci.. ternyata sudah ada seorang wanita muda yang sedang mandi mengenakan kain batik ternyata wulan tetangga sebelah rumahku

eh rik tumben mau ke sungai. Katanya ramah

Ya nih di paksa bos

Wah kalah duluan nih, nyuci juga kamu wul

Aku dah dari tadi.. kalo listrik mati gini baru pada ke kali, kalo gak pakaian bayiku siapa kapan keringnya

katanya sambil keluar dari sungai dan mengambil handuk di tepi sungai.

Selendang batik itu membentuk lekuk tubuhnya dibagian depan terlihat dengan jelas sembulan dua buah dada yang sangat besar, sedang ditengah leher putihya terdapat sebuah kalung tipis yang membuat dirinya terlihat ramping, ia kemudian membelakangi kami dan melepas selendang itu kemudian mengusapkan handuk ke sekujur tubuhnya.

Kontan saja aku kaget melihat pemandangan itu, walaupun membelakangiku tapi aku dengan jelas dapat melihat seluruh tubuh putihnya itu tanpa sehelai benangpun, bokongnya yang berisi telihat jelas setelah dia mengusap tubuhnya kini ia mulai membasuh rambutnya yang panjang sehingga seluruh tubunya bisa kulihat, ketika aku membasahi cucian kemudian duduk

Kapan kamu kesini rik.. sambil memiringkan tubuhnya karuan saja tetek gedhenya terlihat, aku kaget dengan pertanyaannya.

Apa wul aku lagi gak konsen.. ia memalingkan badan kearahku

Ati-ati disungai jangan ngelamun, kamu kapan datang..

Oh aku baru kemarin.. kataku sambil mencelupkan baju-baju ke air sedang mataku tentu saja mengarah ke kedua teteknya yang tanpa sengaja diperlihatkan.

Bibiku bergerak menjauhi kami, mencari tempat untuk buang air karena dari tadi dia kebelet beol.

Anakmu umur berapa teh.. kok gak diajak kataku

Masih 1 tahun setengah, tadi sama adikku jadi aku tinggal nyuci setelah rambutnya agak kering ia kemudian memasang

handuknya dipinggangnya dan membalikkan tubuhnya tangan kanannya menutupi mencoba menutupi teteknya yang berukuran wah itu walaupun akhirnya yang tertutupi cuma kedua putingnya sedang tangan kirinya mencari celana dalam di atas batu itu setelah menemukannya, dia kemudian membalikkan badannya dan menaikkan handuknya, celana dalam

berwarna putih itu terlihat cukup tipis dan seksi di pinggir-pinggirnya ada bordir kecil bermotif bunga.

Anakmu siapa namanya?

Intan.. cantikkan ia berbalik, pakaian dalam tipis sudah menutupi memek dan pinggangnya itu sejenak dia melihatku dan kemudian melepaskan tangan kanannya dari teteknya sepertinya dia nyaman memperlihatkan teteknya padaku karena dari tadi aku pura-pura cuek dan pura-pura membasuhi baju kotor padahal adikku sedari tadi gelisah.

Ia kemudian duduk dan membilas selendang batiknya

Cantik sih namanya.. tapi belum lihat wajahnya secantik emaknya gak ya..

Ya pasti.. emaknya aja cantik anaknya ikut donk katanya sombong, kusiramkan air ke arahnya segera ia berdiri dan

membalas siramanku

Maaf salah cetak harusnya, maknya aja jelek apalagi anaknya kami pun akhirnya saling menyiramkan air setelah beberapa saat dia kewalahan menahan seranganku.

Ampun ampun katanya sambil ketawa cengengesan, akupun menghentikan seranganku tapi kemudian dia malah berdiri mengambil ember dan menghampiriku menyiramku sehingga seluruh bajuku basah kuyup, aku kaget dan reflek mengambil ember ditangannya dia kemudian membalikkan badan untuk menjauhkan darinya, tanpa sadar tubuhku memeluknya dan satu tanganku ada pada dadanya yang terbuka.

Ampun ri, aku dah mandi.. awas lo ntar tak bilangin kakekmu aku tetap saja memegang badannya dan mengancam, akhirnya ia berbalik dan dengan leluasa aku menyiram ke sekujurtubuhnya kemudian tanganku mengelus elus tubuhnya

nih aku mandiin lagi hehehhe, sekujur tubuhnya basah termasuk celana dalamnya sehingga isi didalamnya samar

samar terlihat, kami tertawa geli dicubitnya pinggangku hingga agak lama aduh ampun sakit kataku sambil menarik

tangannya, untuk beberapa saat kami saling memandang sambil tertawa geli, kami kemudian ke tepi sungai untuk

mengambil handuk, ia kemudian kembali menyeka air ditubuhnya sementara aku sambil duduk disampingnya sembari

menyeka air di kepalaku.

Wajahnya tampak cemberut di usapkannya handuk ke muka dan rambutnya kemudian mulai turun ke dua buah dadanya kemudian turun ke perutnya yang kecil kemudian turun ke selangkangannya kemudian dia merunduk dan menyeka kakinya, kemudian melemparkan handuknya yang basah ke mukaku, aku kemudian menggunakan handuknya itu untuk mengusap muka (lumayan aroma tubuhnya masih nempel nih) aku kemudian mengembalikan padanya.

Eit katanya sambil tangan kanannya menutupi memeknya, aku tersenyum

Kelihatan nih ye kataku sambil memalingkan muka, kakinya menendang tubuhku, kemudian di usapkannya handuk

itu ke tengah selakangannya yang masih lumayan basah karena mengenakan celana dalam basah. Aku kemudian memandang kembali kearahnya nampaknya dia merasa nyaman saja mengetahui memeknya dilihat aku, diusapkannya ke arah rambut-rambut pubis tipisnya kemudian ia mengusap bibir-bibir coklatnya bawahnya yang masih kencang sambil

tersenyum sendiri

Awas bisa gila lho tersenyum sendiri ia menghentikan usapannya sambil membetulkan posisinya

Ia kalo lama-lama deket sama kamu bisa gila katanya sambil berdiri

Eh, bau sambil kututup hidungku yang tepat berada didepan memeknya

Seger lagi coba cium, katanya sambil menarik mukaku dan menempelkannya pada memeknya yang telah ditutupi salah

satu tangannya. Tanganku mengambil tangan yang menutupinya

Rambutnya kok gak rapi gak pernah dicukur ya… kubelai rambut bawahnya kemudian bergerak membuka kedua

bibir bawahnya Dah punya anak masih kenceng aja nih kulit.. kataku sambil megelus elus memeknya dengan handuk

sementara dia membalut tubuhnya dengan handuk sehingga kepalaku berada didalamnya.

Aku kaget dan membuka handuk sambil mencari bibiku takut ketahuan, kepala bibiku tampak masih ada dibelakang batu

besar disamping sungai itu lagi asik membuang hajat..

Berani cium gak 5 Ribu deh dibukanya kembali handuknya sambil tersenyum menantang, memeknya tampak begitu

menggairkan

Gak ah bau tuh.. tambah deh 10 kataku cengengesan

Deal Katanya sambil duduk jongok Mukaku kumajukan untuk dapat mencium memeknya, pelan-pelan kubuka bibirnya dan ku elus elus seluruh memeknya sambil pura-pura menutup hidung seperti mau minum jamu. Kemudian ku buka mulut dan mulai mengeluarkan lidah, wulan nampak melihat kesekeliling kemudian aku mulai menjilat dengan pelan ke paha kanan kemudian kiri dan akhirnya menjilati memeknya ia tampak mengerang geli.

Ih katanya pelan, lidahku yang masih menempel kemudian kumasukkan kedalam memeknya dan menggerak gerakkan memutar sehingga ia tambah geli. Setelah kurang lebih 5 detik ku tarik mukaku

Memek lo bau juga ya mana 10 ribunya..? ia menutupi kembali memeknya dengan handuk dan berdiri

Ntar ya dirumah, mang aku bawa dompet apa? daa sumpret belum puas ngotak-atik mesin bmw (bulu memek wanita) ia sudah pergi, yah akhirnya aku hanya bisa kembali swalayan sambil melihat ia berlalu.

* * *

bibiku akhirnya menyelesaikan BAB nya aku masih berendam bermain main di sungai sambil mengembalikan tenaga setelah swalayan. Kami kemudian asyik mencuci sambil ngobrol seru-seruan, bibi mencuci sedang aku membilasnya, sesekali kami saling menyiramkan air sehingga baju kami basah semua akhirnya baju yang kami selesai semua aku mulai membuka semua bajuku sehingga hanya menyisakan celana kolorku saja, sementara bibiku yang dari tadi berhadapan denganku menggeser duduknya menyamping, kemudian menaikkan dasternya kemudian celana dalam putih pelan pelan turun dari pahanya mulus bibiku kemudian dia menghadap kembali padaku dengan posisi kaki lebih rapat, tidak seperti tadi dimana kadang aku bisa melihat celana dalamnya.

Ih celana dalamnya dah pada bolong nih kuangkat celana dalamnya, bibiku segera menyambarnya

Mana? Masih baru nih.. katanya sambil melemparkannya kepadaku. Dia kemudian menurunkan dasternya dan mencopot kutang dari tempatnya dan kemudian menaikkan kembali dasternya, tanpa segaja dia membuka kakinya sehingga bulu bulu tipis samar-samar terlihat diantara pahanya terlihat jelas didepanku, dia menunduk mencuci bhnya sehingga teteknya menyembul diantara belahan dasternya.

Sini kolormu dicuci sekalian aku bengong mendengarnya,

Copot sekalian gih kolormu..

Wah gak bawa celana dalam bi. Bibiku tidak menjawab dan memegang kolorku, akhirnya aku berdiri dan membuka

pelan-pelan kolorku sehingga adikku menampakkan diri.

Lho dah sunat to kamu? dilihatnya burungku yang masih imut-imut plus rambut yang baru pada keluar, ku pegang

burungku sambil melirik kaki bibi yang sedikit terbuka.

Dah lama ya kita gak mandi bareng ia tersenyum

Ia dulu waktu masih SD kamu hanya mau mandi bareng aku mang kenapa sih?

Ya milih yang cantik donk, masak sama mak ijah kan dah pada keriput semua, ia kemudian membuka dasternya

sehingga seluruh tubuhnya terbuka dan menggeser duduknya menyamping.

Sana taruh di pinggir

aku kemudian meletakkan cucian kemudian kembali ke tempatnya. Teteknya yang bersih dan putih walaupun tak sebesar punya wulan terlihat masih sama seperti dulu, tubuhnya yang putih sintal dan rambut yang tergerai membuat semua orang pasti mengakui dia wanita ayu.

Ssst lihat memeknya donk bi ia melengos dan menutupi pangkal pahanya dengan tangan, aku menarik tangannya terlihat rambut-rambut tipis berada di tengah

Hiii bulunya habis dicukur ya ia tersenyum geli, ia kemudian menggeser duduknya sehinga tepat didepanku

Kok tahu. bagus kan dibelai nya rambut pubis itu bangga

Ya tahu lah dulu kan lebih tebal dari ini. mang napa dicukur

Nggak lagi pingin aja kalo mau dateng bulan aku biasa potong, kalo gak tak cabut pake lilin, kalo rapi kan sehat.

Kakinya yang rapat membuat aku hanya kebagian melihat rambutnya saja.

Lihatin donk. Kataku sambil mengelus elus pahanya tangannya menghela tanganku dari pahanya tapi kemudian aku kembali mengelusnya setelah itu dia melihat tajam kepadaku, pelan-pelan tanganku berhasil menggeser satu kakinya sehingga memeknya sedikit terlihat.

Wah masih sama kaya dulu ya.. walaupun dah punya anak masih terlihat kenceng punyamu ia tersenyum mendengar

bualanku dan membiarkan aku melihat seluruh isi memeknya, tanganku mulai membelai memeknya pelan kemudian

mengusap-usapnya

Jangan nakal ah.. geli.. aku tetap saja mengelus elusnya

Mandi sana. Tangannya mendorong mukaku sehingga aku terjatuh, dia kemudian berjalan kearah air yang lebih dalam kemudian berenang renang kecil

Ri ambilin sabun donk aku duduk mendekatinya dan mengacungkan sabun, ditariknya tanganku sehingga aku jatuh

dia tersenyum aku kemudian membalas dengan menyiramkan air kemukanya setelah beberapa saat bercanda di dalam air ia kemudian naik ke sebuah batu untuk membersihkan diri dengan sabun. Dengan menghadap kepadaku ia mulai

meletakkan sabunnya dileher jenjangnya, pelan pelan turun ke teteknya, kemudian ke tangan dan kakinya dan berahir

pada memeknya setelah itu dia kemudian menggosok badannya untuk memperbanyak busa. Aku keluar dari air dan duduk di sampingnya dia langsung menggosokkan sabun keseluruh tubuhku dari muka sampai ke kaki, dengan santai ia

menggosokkan sabun pada penisku.

Dah gede kamu ri, burungmu dah ada rambutnya..

Ya donk masak mau kecil terus ia kemudian membalikkan badannya dan berdiri sambil memintaku menggosok punggung dan bokongnya yang belum kena sabun, waktu mengosok bokongnya pelan-pelan tanganku ku senggolkan ke memeknya nampaknya dia cuek saja dengan terus asik menggosok tubuhnya dengan sabun, aku mulai memberanikan diri

mengelus dari belakang kedua payudaranya. Ia membalikkan badan, membiarkan aku mengelus elus payudaranya dan

seluruh tubuhnya sementara dia mengelus kakiku dan sesekali mengelus penisku.

Ia kemudian terduduk, seperti biasanya kalo mandi dia selalu terdiam beberapa saat membiarkan sabun meresap ditubuhnya. Aku yang masih berdiri didepannya dengan penis tepat di mukanya, ia kemudian memain-mainkan penis itu.

Di bersihin donk ri burungnya, nih masih ada kotorannya katanya sambil mengelus penisku mesra aku hanya diam keenakan. Kemudian dia berbaring di atas batu, aku duduk disamping kakinya sambil mengelus memeknya dan menyiramkan air sehingga seluruh memeknya kelihatan.

Dah jangan main itu terus ah geli ia tersenyum menutupkan kakinya aku kemudian menarik kakinya sehingga kini tubuhku berada diantara kakinya. tanganku mulai menggosok-gosok lagi kali ini jariku mulai masuk ke memeknya, dia bangun

Geli ah li.. tanganku kali ini berhasil diusirnya, tanpa sadar dia mulai melihat burungku yang mulai berkembang dan

menggantung

Burungmu dah mulai bisa berdiri ri dielusnya burungku pelan mesra, semakin lama burungku makin besar karena tak tahan akan elusannya.

Kamu dah pernah ngimpi basah ya.. aku mengangguk kemudian Bi.. kamu gak lagi mens kan? ia tersenyum kemudian membimbing tanganku pada dadanya

Sini bibi ajarin ngelonin cewek aku mengikuti saja bimbingan tangannya mengelus pelan teteknya kemudian melintir

putingnya

yang mesra donk ri anggep aja aku cewekmu dia kemudian mencium pipiku dan mendorong mukaku ke teteknya.

aku ciumi semua bagian teteknya kemudian menghisap pelan putingnya, ada air keluar dari susunya aku makin keras

menyedotnya sementara bibi mengusap kepalaku sambil merem menikmatinya. Kemudian aku menjilati perut dan turun ke rambut memeknya, ke paha kemudian menengelamkan mukaku ke memeknya, namun tangan bibiku mencegahnya

Kamu gak papa ri? katanya pelan Gak papa bi, sekalian buat pengalaman

ia kemudian menyiramkan air ke memeknya setelah itu kucium dan kujilati memeknya beberapa saat, sementara tanganku dibimbing untuk tetap mengelus dadanya. dia rupanya terangsang dengan jilatanku, erangan-erangan kecil

dan tekanan tangannya pada rambutku mengisyaratkan dia sudah mulai terangsang. Merasa cukup ku hentikan jilatanku

kemudian duduk di depannya dia kemudian melek sambil mengelus dan memutar mutan burungku

Enak kan? ucapnya manja, aku kemudian berdiri, penisku tepat berada di mukanya, beberapa saat dia diam kemudian ia menutup mata dan mencium penisku

Kalo jijik gak usah di emut ia melepaskan mukanya dan kembali mengocok dengan tangannya.

Ia kemudian duduk diatas batu sambil mengangkan meminta aku memasukkan penis ke memeknya Di gesek aja ya, jangan dimasukkan.. punya pamanmu nih.. aku kemudian menggesekkan penis ke memeknya sementara tanganku menggoda teteknya.

Bi sekalian masukkin ya.. biar ngajarinnya komplit.. ku masukkan tanganku ke memeknya,

Jangan sama pacarmu saja, kasihan perjakamu aku kemudian mencoba memasukkannya pada memeknya dua kali mencoba ternyata penisku belum bisa tembus juga, bibiku tersenyum geli

Tuh kan gak bisa, sini ditariknya penisku, di elus kemudian dimasukkan dalam memeknya, rasanya sempit sekali memeknya, baru setengah penis masuk bibiku mengeluarkan kembali

Susah kan makanya pelan pelan ia kembali memasukkan, kali ini lebih dalam, ia kembali menarik tubuhnya sehingga

penisku lepas. Tanganya lepas dari penisku, tanganku yang mau mengarahkan penisku di tariknya menandakan dia pingin aku memasukkan tanpa bantuan.

Dua kali mencoba tidak berhasil lagi akhirnya bibiku yang memajukan memeknya, sekali maju langsung masuk,

uh. Enak bi ia kemudian menggoyang pinggulnya memberikan tekanan keluar masuk pada penisku, aku merem melek menahan enak sambil membantunya mengelus tubuhnya.

Ayo bagianmu ia kemudian pasif membiarkan aku melakukan keinginanku ku. Aku masukkan sampai semua penisku masuk kemudian bergerak pelan semakin lama semakin cepat menggoyang maju mundur.

Bagus ri.. ayo.. ah. ah terus sayang. aku menurutinya beberapa saat dia meminta aku mengganti posisi kini dia menungging di depanku dengan sigap kumasukkan penisku berulang ulang oh yes enak bi enak.

Lima menit kemudian ia memintaku duduk dia berdiri dihadapanku memeknya kuciumi sebentar kemudian dia menduduki kakiku,

ayo aku dah mau nyampe kamu mau nemenin kan dia kemudian memasukkan memeknya dan bergerak turun naik sementara muka dan tanganku memegang teteknya

bii. Jangan cepet-cepet aku gak kuat nanti

Ayo sayang bibi juga gak lama lagi.. aku melepas tangan dari susunya dan berkonsentrasi menahan goyangan maut memek bibiku..

uh.. ah bergantian kami mengucapkannya

Stop bi aku mau keluar aliran-aliran listrik seakan menjalar ditubuhku.. bibi melepaskan memeknya, kemudian mengocok penisku dalam hitungan ke lima air maniku benar benar keluar crot… mengarah pada tubuhnya.. Aku lemas sambil menyedot tetek bibiku aku mengatur nafas setelah berhasil mencapai puncak

Wiih enak banget bi. Yes kataku pelan, ia tersenyum dan mencium pipiku sambil mengelus-elus teteknya, setelah beberapa istirahat bibiku menuangkan air ke mukaku

udah mandi yuk aku menarik tangannya

Makasih ya bi maaf kebablasan ia tersenyum

Ayo tak bantu nyampe puncak.. kataku sambil mengelus memeknya, aku kemudian mencium tetek kemudian memeknya, aku kemudian memasukkan jariku pada memeknya ia merem melek kemudian aku memasukkan berkali-kali dan menggelitik memeknya, ia benar-benar terangsang. Tangannya memegang penisku yang sudah tidak kencang lagi kemudian mengarahkan mukanya pada penisku, semakin lama goyangan tangan ku makin kencang, sampai akhirnya bibiku mengerang ngerang kemudian memasukkan penis pada mulutnya..

Kemudian kami berdua masuk kembali ke air membersihkan sisa sabun Jangan diulang ya sekali aja katanya sambil mencubit paha depanku

Ya deh bi, kalo kuat ya.. tapi kalo lihat tubuh bahenol ini kayaknya aku gak tahan kucium tengkuk bibi sambil mengelusnya, dia membalas

Janji ya, jangan goda aku lagi aku diam sambil memeluknya.

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan