1 November 2020
Penulis — zxcqwer
Kisah ini aku alami beberapa tahun yang lalu. Namaku Joni, umurku baru 20 tahun. Aku mempunyai tubuh yg lumayan besar. Sejak almarhum ibuku meninggal, aku tinggal di rumah nenek ku. Namun aku tinggal sendiri, sementara sang nenek tinggal dirumah kakak dari ibuku, yaitu tante Lili. Tante Lili yg membiayai hampir semua biaya hidupku hingga aku kuliah saat ini.
Ia sudah kuanggap seperti ibuku sendiri. Ia pun sering meminta ku untik memanggilnya Ibu. Namun aku masih malu untuk memanggilnya Ibu. Umur Tante Lili terhitung berumur, umurnya 47, namun ia sangat pandai merawat diri. Hingga terlihat sangat awet muda, wajahnya tampak cantik, tubuhnya pun sangat sempurna di dukung payudara yang berukuran besar.
Suatu ketika Tante Lili datang, ketika itu dirumah sedang banyak teman-temanku yang biasa nongkrong. Tante Lili sengaja datang untuk menengok keadaanku dan rumah nenek ku.
Ia pun ingin sekaligus numpang mandi karena dia saat itu baru saja pulang dari kantor. Pikiran kotorku pun bekerja. Aku sengaja minta mandi duluan untuk sekalian menaruh sebuah camcorder di pojok kamar mandi dan aku tutup dengan sebuah handuk.
“Tante, Joni mandi duluan ya. Belum mandi dari kemarin nih. Hehe. Tante nyantai aja dulu.”
“Kok nggak dari tadi? Yaudah deh. Tante sekalian tiduran dulu, pegel2 nih.”
Setelah rencana selesai, aku pun ke kamar lagi. Hingga satu jam kemudian, tante ku selesai mandi dan beranjak pulang.
“Jon, tante pulang dulu ya? Kasian nenek sendiri di rumah. Nih ada sedikit jajan buat nanti.”
“Oh iya, makasih tante.”
Dengan perasaan penasaran, aku segera ke kamar mandi dan mengambil camcorder tadi. Dan langsung aku tonton lewat komputer.
Di video itu, aku lihat tante ku mulai melepas helai demi helai pakaian yg ia kenakan. Tubuhnya sangat indah dan seksi. Ingin ku meremas-remas payudaranya itu. Namun, aku kaget ketika di video itu, tante mengeluarkan seuatu dari tasnya. Yang ternyata sebuah dildo. Wah! Tante Lili ternyata seperti itu.
Ia mulai memasuk-masukkan dildo itu kedala vaginanya, perlahan namun gerakannya terlihat, ia sangat menikmatinya. Aku lihat wajah hornynya. Sampai kemaluan ku pun ikut berdiri. Tanpa pikir panjang, aku kunci pintu kamar ku, dan aku lepas celana ku. Aku pun ngocok sambil melihat rekaman itu. Hingga akhirnya di rekaman itu tante ku orgasme dan aku pun mengeluarkan sperma ku.
Aku masih membayangkan rekaman itu, tak kusangka ternyata tante ku seperti itu. Aku pun mulai mengkhayal, andai aku bisa bersetubuh dengannya. Pasti sangat nikmat, tubuhnya yang sangat sempurna.
Padahal ia masih punya suami, ya walau suami nya sangat sibuk dan sering meninggalkannya untuk bekerja.
Suatu hari, aku pergi ke rumah tante ku untuk menengok nenek ku. Disana aku juga mengobrol lama dengan tante ku.
“Tante, om kemana?”
“Dia lembur sampe besok pagi.”
“Wah, kayanya sibuk banget ya?”
“Iya nih, tante makin kurang perhatian. Tante kangen rasanya klo dulu sering mesra-mesraan di sofa sambil di elus-elus. Sekarang gak pernah lagi kaya gitu.”
Tante lili terlihat sedih, aku juga tau perasaannya. Dengan berani, aku mendekatinya, duduk bersampingan dengannya dan kusandarkan kepalaku di bahunya.
“Tenang tante, ada Joni.”
“Maksudnya?”
Aku pun mulai mengelus-ngelus kepalanya.
“Tante kan dulu suka kaya gini ke joni waktu masih kecil, sekarang joni gantian yg manjain tante.”
“Oh, tante seneng dengernya.”
Kami terlihat sangat mesra, layaknya suami istri. Hingga akhirnya kami, tanpa sadar mulai berciuman. Aku jilat-jilat bibirnya yang seksi itu. Dan tiba-tiba tante mendorongku.
“Ah, kita ini apaan sih. Klo keliatan nenek bisa bahaya.”
“Nenek kan lagi tidur tante, tenang aja.”
“Udah ah, mau beresin baju dulu di kamar”
Dia pun menuju kamarnya. Aku pun tiduran di sofa sambil membayangkan yang barusan terjadi. Dan tiba-tiba tante memanggilku.
“Joon! Sini bentar bantuin tante.”
“Iya tante sebentar.”
Ia terlihat ingin mengambil seuatu di lemari, namun tidak sampai.
“Sini jon ambilin kemoceng diatas lemari, tante gak sampe.”
“Oke.”
Aku mulai mengambil kemocengnya. Sementara Tante Lili menutup pintu dan menguncinya.
“Eh? Kok dikunci?”
“Tante mau kasih sesuatu ke kamu.”
“Apaan?”
Sekarang aku malah mulai grogi. Aku berdiri melihat Tante Lili jalan perlahan ke arahku. Ia membelakangi ku sambil menungging dan menggoyang-goyangkan pantatnya tepat di kemaluanku. Aku terangsang. Aku pun membalas dengan memegang pantatnya sambil menggoyang-goyangkan kemaluanku.
“Ayo, kita mulai. Tante udah gak tahan”
“I… iya tante.”
Aku mulai melepas rok dan celana dalam tante ku sementara ia masih menungging. Aku mulai melepas celana dan celana dalamku. Hingga terlihat kemaluanku yang sudah berdiri tegak. Aku mulai menggosok-gosok kemaluan ku di belahan pantatnya. Perlahan, terdengar suara tante merintih menikmati. Aku mulai menarik badanny ke posisi berdiri dan memeluknya dari belakang.
Sambil ku remas-remas payudaranya. Ku jilati lehernya, Tante Lili mulai terlihat sangat horny. Ia menikmatinya sambil memegang-megang vaginanya sendiri. Perlahan ku buka kaosnya, bra nya. Hingga terlihat ia telanjang bulat dengan tubuh yang sangat indah itu. Masih dengan posisi tersebut, aku melepas pula baju ku.
Aku masih memeluknya dari belakang. Tanganku mulai turun ke vagina tanteku. Ku masukan jari ku ke vaginanya. Sementara tangan kiri ku masih sibuk meremas payudaranya.
“Aah… enak jon… enak… terusin…”
Terdengar tante ku menikmatinya. Aku mulai memutar badannya hingga kami pun berhadapan. Kami berciuman. Kuremas lagi payudaranya. Tangan tante ku mulai memainkan kemaluanku.
Ku jilat bibirnya, lehernya hingga ku cium-cium payudaranya. Ku sedot putingnya sambil meremas-remas payudaranya. Terasa sangat nikmat.
“aaah.. masukin jon…”
Tante ku mulai meminta lebih. Aku pun membaringkannya di tempat tidur. Aku mulai menindihnya. Perlahan aku masukan kemaluan ku ke dalam vagina nya, sambil di bantu tante ku dengan tangannya. Perlahan masuk dan akhirnya seluruh kemaluan ku masuk semua ke vagina tante ku. Mulai ku genjot maju mundur sambil masih ku remas payudaranya.
“Gantian jon, tante diatas.”
Aku pun menurutinya. Ku lepas kemaluanku. Aku mulai melentangkan badan ku. Dan tante ku pun mulai menaiki tubuh ku.
“Tante, punyaku gak di jilat dulu?”
“Tante gak suka. Langsung aja tante genjot punya mu.”
Tante Lili mulai memasukkan kemaluan ku ke dalam vaginanya. Mulai di genjotlah. Naik turun namun perlahan tante ku menikmatinya. Ku remas payudaranya lagi. Semakin ku remas, semakin kencang genjotan tante ku. Hingga tante merintih lumayan kencang.
“Aaaaahhhhh… dikit lg jon… aaaaahhhhh”
Genjotannya semakin kencang, dan akhirnya tante ku squirting. Namun aku masih belum ‘crot’.
“Gantian tante, joni yang keluar bentar lagi.”
Aku dorong tante ku hingga telentang lagi. Dan aku menindihnya lagi. Aku genjot kencang. Sambil ku cium-cium payudaranya. Semakin kencang dan sperma ku pun keluar di dalam vagina nya.
Aku lepas kemaluan ku dan aku jatuh telentang. Kami berdua telentang. Lelah, namun nikmat.
Ku pegang tangan tante ku.
“Makasih ya tante. Kapan-kapan lagi ya? Hehe.”
“Iya jon, akhirnya tante ngerasain lagi. Makasih juga ya, kapan-kapan tante kasih lagi.”
Kami pun mulai memakai baju kami lagi. Dan aku pulang kembali ke rumah nenek dengan perasaan puas dan senang. Karena penasaran ku terbalas. Terima kasih. Oh, tante.