1 November 2020
Penulis — Penis_Bengkok
Ini cerita pribadi yang sudah saya pendam selama 4 tahun. Waktu itu usia saya masih 19 tahunan. Setelah mengenal cerita-cerita mesum di internet saya tertarik untuk berbagi kisah juga. Meski saya meragukan keaslian cerita di internet tersebut, hasrat berbagi kisah saya yang nyata ini tak bisa saya tahan.
Saat itu saya masih berada dibangku Sekolah Menengah Atas, tepatnya dikelas 2 SMA. Pengalaman saya tentang seks saat itu masih nihil. Meski cukup sering menonton video porno, namun untuk urusan berhubungan dengan wanita saya akui saya masih canggung jika mendekati lawan jenis. Tak seperti teman SMA yang lainnya saya cukup tertutup untuk masalah seks, video porno dan hal sensitif lainnya termasuk masturbasi.
Jika teman saya blak-blakan pernah melakukan masturbasi, berbeda dengan saya yang cenderung tidak mau mengakui pernah melakukannya. Jujur saja, meski cukup tertutup, libido saya cukup tinggi soal seks. Jika menonton video porno tangan saya sudah gatal untuk mengocok penis saya hingga orgasme. Alhasil jika libido sedang memuncak, saya bisa melakukan masturbasi 7 kali dalam seminggu atau 3 kali dalam sehari.
Begitulah kehidupan seks pribadi saya. Meski belum pernah melakukannya dengan lawan jenis, saya cukup senang meski hanya dengan masturbasi. Mungkin karena saya cukup pemalu untuk mendekati wanita dan tidak begitu berani untuk bercerita tentang kehidupan pribadi saya yang satu ini. Hingga suatu saat peristiwa yang tak pernah saya lupakan seumur hidup saya itu terjadi.
Kisah ini berawal dari percakapan diruang tamu yang saya dengar. Saat itu ayah saya sedang mengobrol dengan ibu saya dan seseorang yang menelepon ayah saya pada waktu itu. Terdengar dari suara penelepon, sepertinya itu adalah seorang wanita. Hingga selesai mendengarkan, akhirnya saya bisa mendapatkan kesimpulan bahwa yang menelpon tadi adalah bibiku sendiri.
Bibiku ini adalah adik dari ayah. Ia menelepon karena tak sedang kebingungan mencari tempat tinggal pasca menceraikan suaminya. Sedikit bercerita, bibi saya ini menikah dengan duda yang usianya terpaut cukup jauh. Saat itu, bibi saya menikah muda dan suaminya berusia 35 tahunan. Mungkin terpaut 10-15 tahunan.
Bibiku menceraikannya mungkin karena faktor ekonomi yang menghimpit mereka berdua. Setelah memiliki momongan dan ditambah bangkrutnya usaha sang suami dan hutang yang harus dibayar, kebutuhan sehari-hari mereka menjadi semakin bertambah. Akhirnya bibi saya memutuskan untuk berpisah untuk selama-lamanya.
Setelah berpetualang dengan beberapa pria, dan tinggal kesana kemari, kadang dirumah temannya, kadang dirumah saudaranya, mungkin ia merasa lelah dengan pencarian cintanya yang kandas hingga meminta pertolongan kepada ayah saya. Akhirnya ia di izinkan untuk tinggal bersama kami setelah ada kesepakatan dengan ibu dan anak2nya termasuk saya.
Setelah tinggal bersama, tak ada hal aneh ataupun fikiran kotor yang terlintas dibenak saya. Semuanya berjalan normal-normal saja. Si bibi juga tampak kerasan tinggal bersama kami. Ia tidur bersebelahan dengan kamar saya diruang depan. Hingga akhirnya kejadian itu terjadi. Saat itu, tanggal 23 mei 2010, tepatnya malam hari sekitar pukul 01.00, saya keluar kamar untuk pergi ke toilet yang terletak didapur. Saat hendak kembali ke kamar, saya mendengar bunyi ck, ck, ck, ck, ck seperti air yang dikocok dibarengi dengan desahan lembut seorang wanita. Setelah mencari sumber suara tersebut, ternyata suara tersebut semakin jelas ketika saya menempelkan telinga saya ke celah-celah pintu kamar bibi.
Saat itu saya berfikir apa yang dilakukan bibi malam-malam begini? Hingga terbesit dalam hati apakah si bibi sedang masturbasi? Malam itu saya begitu penasaran hingga ingin sekali rasanya untuk membuka kamar bibi atau mendengarkan suara desahannya. Akan tetapi saya masih ragu untuk melakukannya karena takut akan ketahuan.
Paginya saya berpura-pura seperti tak ada kejadian aneh yang terjadi semalam. Si bibi juga tampaknya tak menyadari jika saya sempat mendengarkan desahannya semalam. Hingga saya pergi sekolah dan kembali pulang kerumah. Kebetulan dihari itu ibu dan ayah saya pergi berjualan dan hanya ada si bibi saja yang berada dirumah.
Setelah sampai dirumah, ternyata keadaan cukup sepi, pintu depan tidak dikunci hanya pagar luarnya saja uang ditutup. Saya masuk seperti biasanya tanpa mengucapkan salam atau ucapan telah pulang sehingga orang rumah biasanya tidak mengetahui kedatangan saya kerumah. Setelah membuka sepatu, saya langsung menuju kamar saya yang melewati pintu kamar bibi.
Ketika hendak memegang gagang pintu, saya kembali mendengar suara desahan dan ricikan air seperti semalam. Pikiran kotor saya saat itu langsung hadir dan membayangkan si bibi tengah masturbasi. Penis saya yang semula anteng didalam celana, seperinya sudah mulai berontak. Namun untuk mengobati rasa pensaran, saya harus berpikir untuk mencari cara atau alasan untuk bisa masuk kedalam kamar bibi saya.
Akhirnya saya memutuskan untuk mengganti pakaian saya terlebih dahulu sembari mencari ide untuk bisa masuk ke kamar bibi. Setelah berfikir beberapa saat akhirnya saya menemukan ide. Saya berpura-pura masuk untuk mencari gunting kuku yang ada di dalam kamar bibi, karena memang sebagian kelengkapan dandan ibu saya ada dikamar bibi saya tersebut.
Dengan jantung yang berdebar-debar akhirnya saya beranikan untuk menerbos masuk ke kamar bibi saya tersebut dengan harapan pintunya tidak dikunci. Dengan rasa pensaran dan libido yang sudah cukup tinggi, saya beranikan diri membuka pintu yang ternyata tidak dikunci tersebut. Setelah berhasil membuka pintu saya dikejutkan oleh pose bibi yang sedang mengocok vaginanya dengan posisi menungging dan tangan satunya yang meremas payudaranya.
“mm.. maaf bi, saya mau cari gunting kuku..” kataku. Setelah mengetahui keadaan si bibi, saya langsung menutup pintu kembali dengan muka tersipu malu. Akhirnya apa yang saya duga ternyata benar, si bibi sedang bermasturbasi. Melihat kejadian tersebut saya segera menuju kamar mandi karena tak tahan juga melihat kejadian itu yang membuat penis saya ingin memuntahkan spermanya.
Setelah selesai dengan “hajat” saya, saya kembali menuju kamar untuk menonton tv dan melupakan kejadian tersebut. Akan tetapi pintu kamar si bibi terlihat terbuka. Saat melintas di depannya, saya melihat bibi tengah menangis tersedu-sedu sehingga rasa tak tega menghampiriku. Saya menghampirinya dan kemudian bertanya, “Bibi kenapa menangis?
Ia masih saja menangis. Kucoba untuk bertanya sekali lagi, “Bi.. yang tadi ngg akan saya ceritain ke ibu sama ke ayah kok. tenang saja..” “Kamu janji?” jawabnya. “Iyaa bi, tenang saja..” timpalku untuk meyakinkannya. Kami berada pada percakapan yang cukup intim hingga akhirnya saya ketahui ternyata si bibi punya nafsu birahi yang cukup besar.
Perceraian dengan suaminya juga diakuinya bukan hanya soal ekonomi saja, namun masalah kebutuhan biologisnya. Si suami yang sudah cukup berumur, sudah tak mampu lagi mampu memenuhi kebutuhan batiniyahnya. Pada pertengahan percakapan si bibi berceloteh, “Kamu masih kecil, tapi cukup dewasa juga ya menyikapi hal beginian”.
“heuheu, luarnya saja yang kecil bi, dalemnya sih gede..” candaku. percakapan sudah mulai santai dan mencair hingga menjurus ke pornografi. Diketahui juga, si bibi juga pernah melakukan hubungan intim dengan salah seorang pacarnya pasca bercerai, namun itupun hanya sekali-kalinya saja. Dan kini, disaat libidonya sedang tinggi-tingginya ia bingung harus bagaimana untuk menyalurkan hasratnya tersebut.
Dengan percakapan yang menjurus ke pornografi, saya akui birahi saya juga mulai naik, apalagi saya masih teringat dengan bokong dan vagina bibi yang basah tersebut. Saya beranikan untuk semakin mendekat ke bibi, berusaha merangkulnya dan akhirnya si bibi memeluk badan saya. Pikiran saya saat itu hanya memikirkan bagaimana saya memulainya untuk bisa menikmati tubuh bibi yang lumayan montok tersebut.
Payudaranya juga saya akui cukup besar, mungkin tangan saya sedikit kewalahan untuk bisa meremas payudaranya secara keseluruhan. Setelah birahi mencapai ubun-ubun, saya beranikan untuk mencium keningnya, sambil sesekali memuji keindahan tubuhnya. Si bibi hanya tersenyum saja saya perlakukan seperti itu.
Kemudian saya beranjak untuk menciumi pipi, telinga, leher hingga akhirnya kami berciuman begitu romantis. Saya sempat kewalahan mengimbangi ciuman bibi yang sesekali menyedot bibir saya. Mungkin karena libidonya sudah mulai naik kembali. Tak lupa juga ketika sedang asyik berciuman, tangan saya aktip bergerilya meremas kedua gunung kembarnya yang masih dibalut kaos dan branya.
Setelah puas berciuman, si bibi segera membuka kaos dan branya. Saya bisa melihat dengan jelas puting payudaranya yang coklat kehitaman yang kontras dengan warna kulit payudaranya yang putih. Ia menuntun kepala saya untuk mengecup payudaranya dan kemudian saya rebahkan dikasur supaya lebih nyaman. Jujur saja, libido saya saat itu sudah tak terkendali lagi, saya begitu lahap menyedot, mengecup dan menjilat payudara si bibi.
“de.. kocok memek bibi ya..” pintanya dengan nada rendah. kuturuti perintah bibi, memeknya sudah begitu becek, sehingga saat saya mengocoknya dengan cepat, suara kocokannya bercampur dengan air lendirnya menimbulkan suara yang sama seperti yang pertama kali saya dengar malam kemarin. karena masih mengenakan celana dan CD, aku meminta bibi untuk membuka semua pakaiannya sehingga saya bisa melihat tubuh bibi dalam keadaan telanjang bulat.
Memeknya begitu menarik perhatian saya, bulu-bulu tampak rapi dan tidak begitu lebat persis seperti memek-memek yang ada di film porno jepang. Tak tahan melihatnya, saya langsung lucuti pakaian saya hingga benar-benar telanjang dan langsung menjilati memek si bibi. Melihat penis saya yang sudah tegang dan mengeras si bibi menawarkan untuk mengocok penis saya, namun saya menolaknya karena takut keburu keluar sebelum merasakan memeknya.
Saat menjilati memeknya, bibi hanya mendesah lembut.. “hmmmh…” “mmmhhh…” dan semakin lama memeknya tersebut semakin basah. entah karena air liur saya atau karena cairan orgasme si bibi. karena saat itu saya belum tahu kalau si bibi telah mencapai orgasmenya. Karena sudah tak tahan dengan nafsu birahiku, saya meminta ijin untuk memasukan penis saya kedalam memek si bibi, “saya masukin ya bi?
Dengan dorongan yang cukup keras, seluruh penis saya telah masuk kedalam memek bibi. Secara perlahan saya goyangkan pinggul saya untuk mengocok memeknya. Ada perasaan enak bercampur sedikit panas dan ngilu pada kepala penis saya. Mungkin karena efek masturbasi tadi. Semakin lama saya semakin mempercepat kocokan penis saya ke memeknya.
Hingga akhirnya saya tak tahan lagi untuk menahan aliran sperma yang ingin keluar dari penis saya. “Bi, mau keluar..” kataku dengan sedikit ngos-ngosan. “Keluarin aja de..” katanya dengan setengah desahan. Setelah beberapa detik akhirnya penis saya menyemburkan spermanya kedalam rahim bibi. Kedutannya cukup membuat saya lemas walaupun sperma yang keluar tidak begitu banyak.
Saya diamkan beberapa saat, kemudian saya cabut penis saya dari memek si bibi. “makasih ya bi..” kataku sambil mengecup kening si bibi. Kurebahkan tubuhku disampingnya. Meski hanya berlangsung selama 30 menit, namun keringat ditubuhku keluar cukup banyak. Si bibi langsung memelukku sambil berkata, “kamu lumayan juga, bibi ngg nyangka kamu bisa begini”.
Semenjak saat itu, saya telah melakukan beberapa kali hubungan seks dengan bibi saya. Dihari itu saja, pada malam harinya, kami melakukan kembali pergumulan tersebut hingga menjelang pagi. Namun sayangnya, saat ini bibi saya telah berada diluar negeri untuk bekerja menjadi TKW di hongkong, ia bekerja di pabrik setelah temannya menawarkan pekerjaan disana.
Beberapa hari sebelum keberangkatannya ke Hongkong, kami melakukan hubungan badan sebanyak tiga kali dalam satu malam. Dan setelah berada di hongkong beberapa hari, kabarnya si bibi hamil akibat hubungan intim kami, namun ia memutuskan untuk menggugurkan kandungan demi karirnya yang masih seumur jagung.