1 November 2020
Penulis — antontepian
Sory Copast Just Share Story
Meskipun secara teknis dia bukanlah seorang mama, namun hari ibu masih jadi hari favorit Lyla. Suaminya selalu memastikan kalau dia dan kedua anaknya pasti melakukan sesuatu yang spesial untuknya sebagai ungkapan rasa terima kasih akan apa yang telah dia lakukan untuk mereka. Lyla sangat mencintai para pria dalam hidupnya dan merasa begitu bahagai memiliki mereka semuanya.
Terasa berat pada awalnya. Lyla berjumpa dengan suaminya saat ditengah perseteruan perceraian dengan isterinya dan kedua anak mereka merasa tak senang menjumpai seorang wanita baru dalam kehidupan papanya. Seakan harapan untuk menyatukan keluarga mereka punah sudah. Poin yang menyelamatkan Lyla hanyalah dia masih berusia muda dan bisa bergaul dengan keduanya seakan seorang kakak perempuan ataupun babysitter.
Lyla mengenal suaminya saat dia masuk ke dalam perusahaannya selama masa akhir tahun kuliahnya. Dia dua belas tahun lebih tua darinya dan itu menjadi sebuah skandal kala itu, namun perbedaan usia tersebut tak merisaukannya. Hati menginginkan apa yang didambakan.
Mereka menikah tak lama setelah Lyla wisuda dan diusianya yang ke dua puluh tiga dia sudah memiliki dua orang anak tiri berumur sepuluh dan delapan tahun. Diawal pernikahan mereka kedua anak sang suami tinggal dengan mereka hanya di akhir pekan saja. Tapi ketika mama kandung mereka pindah ke luar kota untuk bekerja, akhirnya kedua anak tirinya menetap bersama di rumah Lyla dan suaminya.
Mereka mengunjungi mama kandungnya di saat liburan sekolah, namun tugas sebagai seorang mama sehari-hari jadi tugas Lyla. Dia merasa kesulitan dengan tanggung jawab tersebut pada awalnya, tapi seiring berlalunya waktu dia mulai mendapatkan caranya sendiri untuk menjadi seorang mama bagi kedua anak tirinya tersebut.
Lyla membalikkan tubuhnya di atas ranjang dan melihat ke arah jam. Sudah lewat jam sepuluh. Biasanya dia masih tidur pada jam begini, tapi untuk hari ibu dia selalu bangun lebih awal. Suaminya sedang berada di luar kota untuk urusan bisnis dan kedua anaknya mungkin lupa untuk membuat sebuah acara. Mereka mencintainya, tapi mereka juga masih berusia muda.
“Ma, sudah siap belum?” tanya Sam, si bungsu. Dia mengetuk pelan, tapi kemudian mendorong pintunya dan masuk ke dalam kamar. Meskipun Lyla sedang berbaring di atas selimut dengan hanya memakai kaos dalam dan panty saja, dia belum merasa perlu untuk menutupinya. Dia tidak begitu biasa berada di depan anak anak tirinya dalam keadaan setengah telanjang, tapi dia juga tak terlalu mempersoalkannya.
“Ya, aku sudah bangun. Rasanya sangat segar setelah tidur.” Dia meregangkan tubuhnya dan kemudian menarik selimut menutupi tubuhnya.
“Ok, sekarang waktunya bangun karena kita sudah memesan tempat untuk jam sepuluh tiga puluh. Ayo ayo.” Pandangan mata Sam menelusuri tubuh Lyla saat dia meregangkan tubuhnya dan merasa kecewa saat kemudian Lyla menutupinya dengan selimut. Sam membungkuk ke depan dan menyodorkan secangkir kopi yang dia bawa.
Melihat mama tirinya dalam keadaan seperti itu menjadikan celananya terasa sesak. Bagaimana tidak? Dia pemuda berusia delapan belas tahun yang normal dan meskipun mama tirinya sudah berusia pertengahan tiga puluhan, Sam tetap merasa kalau mama tirinya sangat seksi. Kaos dalamnya melekat erat di tubuh rampingnya dan puting payudaranya tercetak menggoda dibaliknya.
Dalam tahun tahun terakhir, saat Sam melihatnya dalam baju mandinya ataupun saat secara kebetulan dia memergokinya dengan pakaian dalam, Sam selalu merasakan batang penisnya mengeras dan pada awalnya dia merasa bersalah akan hal tersebut. Bahkan terkadang dia bermasturbasi dengan membayangkan betapa seksinya sang mama tiri.
Nick berkata kalau hal tersebut sangatlah normal. “Hey, usianya lebih dekat dengan kita dibanding umur papa,” ucapnya. “Ini sama jika kamu naksir babysittermu.”
Itu membuat Sam merasa lega, tapi dalam beberapa kali saat dia bermasturbasi dengan membayangkan Lyla, perasaan bersalah itu masih ada.
“So sweet, kupikir kalian lupa denganku tahun ini.”
“Kami tidak akan pernah. Nick sudah memesan tempatnya minggu kemarin.”
“Nah, lebih baik kamu keluar sekarang biar aku bisa bersiap siap.” Senyuman Lyla mengembang lebar.
Begitu Sam berlalu, Lyla segera menyingkap selimutnya dan bergegas menuju kamar mandi. Di bersiap secepat yang dia bisa, tapi dia juga ingin tampil cantik untuk kedua anak tirinya, jadi dia berusaha sebaik-baiknya mendandani rambut sebahunya dan menyapukan make-up pada wajah cantiknya.
Ketika dia keluar dari kamarnya, kedua anak tirinya sudah siap dengan dandanan rapi dan tengah menunggunya. Keduanya terlihat tampan dengan celana kain dan kemeja, Sam memakai baju biru dan Nick dengan warna hijau muda. Kedua warna cerah tersebut nampak pas membalut kulit mereka yang agak gelap. Keduanya tumbuh dewasa menjadi pria muda yang tampan menurut penilaian Lyla.
“Hampir saja kukira mama tidak akan keluar dari kamar,” kata Nick dengan menyeringai.
“Apa papa kalian tidak pernah bilang kalau seorang wanita itu tak pernah on-time? Kuharap kalian rasa hasilnya ini setimpal,” Lyla tertawa.
“Ya, hasilnya setimpal. Mama terlihat sangat cantik,” jawab Nick.
“Thanks honey. Pasti banyak gadis yang kamu buat bertekuk lutut dengan mulut manismu itu.” Nick berpostur tinggi hampir 190cm dan meskipun Lyla memakai sandal high heelnya, dia masih harus berjinjit agar bisa menngecup pipinya.
Nick sekarang sudah kuliah dan walaupun dia tak lagi bermain sepak bola seperti waktu di SMA, dia masih mempunyai bentuk tubuh yang kencang. Dia susupkan tangannya melingkari pinggang mama tirinya dan menariknya ke dalam pelukannya. Begitu merasakan kekuatannya, Lyla mengerti kenapa anak tirinya tersebut tak pernah kesulitan untuk mendapatkan seorang gadis.
*****
Saat itu cuaca begitu cerah di kehangatan bulan Juni dan mereka duduk di luar emperan belakang sebuah restoran lokal. Lyla duduk diapit kedua anak tirinya dan mereka memperlakukannya layaknya seoran puteri, bahkan mereka juga memastikan meja mereka dipenuhi dengan bunga yang bermekaran indah. Lyla tidak biasa mengkonsumsi alkohol banyak, tapi suasan romantis dari bunga bunga mekar disekelilingnya terasa begitu indah sempurna dan dia tak begitu memusingkan saat dia terus meminum gelas wine-nya disepanjang acara makan mereka.
Merasakan tubuhnya menjadi hangat oleh pengaruh wine, dia lepaskan sweater pink yang senada dengan baju tanpa lengannya. Dia merasa bajunya tersebut bukan termasuk kategori seksi, tapi itu memperlihatkan bentuk tubuhnya dengan jelas. Ditambah dengan rok bermotifnya yang tak sampai menutupi lutut.
Keduanya begitu enak diajak ngobrol dan senang rasanya punya waktu untuk bercengkrama tentang apa yang terjadi dalam kehidupan remaja mereka. Sam sudah di akhir tahun masa SMA-nya dan telah memutuskan untuk meneruskan kuliah di luar kota. Lyla mempunyai kenangan yang indah saat masa kuliahnya dan dia yakin kalau Nick pasti mendapatkan masa seindah dirinya.
Saat ini Nick sudah berbuat sebuah masalah yang membuatnya harus tinggal di rumah untuk beberapa waktu. Namun itu adalah saat yang tepat untuk mencoba sesuatu yang baru dan lebih mengenal dirimu sendiri. Dan Sam, meskipun sudah memutuskan dimana dia akan meneruskan sekolahnya, tapi dia belum punya gambaran dengan malam pesta dansa-nya.
“Kulihat kamu dan Emma sangat serasi. Apa yang terjadi?” tanya Lyla, sambil memegang tangan Sam.
“Aku tak tahu. Kurasa cuma karena sekolah sudah hampir selesai dan kami akan meneruskan di kota yang berbeda, jadi Emma tak mau terbebani. Semua temannya terus bilang padanya kalau dia harusnya single saat kuliah.” kata Sam.
“Ceritakan saja pada mama alasan sebenarnya kenapa kalian putus, Emma tak mau melakukannya.” sahut Nick.
“Nick, apa kamu harus kasar begitu?” tanya Lyla. “Aku yakin bukan itu alasannya.” Kehidupan seks anak tirinya tak terlintas dalam benaknya, tapi Sam sudah menjalin hubungan dengan Emma hampir setahun dan dia yakin kalau mereka sudah melakukannya. Dia tahu kalau papa mereka telah bicara dengan mereka beberapa tahun yang lalu.
“Kalau aku yang punya pacar selama itu dan dia tidak juga mau melakukannya, pasti sudah kuputus dan cari yang baru. Hey adikku sekarang sudah besar.”
“Tidak semua pria hanya tertarik pada satu hal saja, Nick,” potong Lyla, walaupun itu tak sepenuhya benar pada pengalaman pribadinya. Papa mereka langsung meminta dia melakukannya pada kencan kedua mereka dan dia dengan senang hati memberinya. Dia sangat tampan dan gagah, versi dewasa dari anak-anaknya dan Lyla memang mendambakannya.
“Ya, itu memang membuat frustrasi,” Sam mengakui. “Mekipun dia bukan gadis pertamaku, tapi bukan itu penyebabnya. Tapi dia selalu berusaha menghindariku, jadi melepaskannya pasti jalan yang terbaik.”
“Aku bisa memahami itu,” jawab Lyla.
“Sudah kubilang kan, ini soal seks. Aku berani bertaruh kalau kamu sekarang sanggup memecahkan batu,” Nick tertawa.
“Nick!” protes Sam, wajahnya memerah. Sebagian rasa malunya karena memang kakaknya benar. Emma hanya memberinya hand-job, hanya itu saja. Setidaknya jika dia mau meberinya oral, ini tak akan terasa begitu rumit. Dia termasuk dalam team baseball dan dia tahu kalau banyak gadis yang sangat mau menggantikan posisi Emma dan itu yang membuatnya semakin jauh bertambah berat.
“Nick, jangan terlalu memojokkan adikmu. Mungkin dia tak mau berganti gadis setiap minggu seperti kamu.” Sikap Nick yang memojokkan adiknya sekarang terasa membuat dia sedikit gusar. Dia rasa sikap Sam yang tetap setia pada satu orang gadis sangatlah manis dan romantis.
“Tapi kesenangan yang ada jadi sedikit saja. Lagipula, saat mama seumuran kita, kan waktunya untuk mendapatkan banyak pengalaman dan mempelajari bagaimana seorang gadis di atas ranjang. Kamu harus siap seluruhnya saat kamu akhirnya menjatuhkan pilihan dan menikah,” bela Nick.
“Apa itu yang papa kalian ajarkan padamu?”
“Tentu saja,” Nick menyeringai.
Sebenarnya, papanya telah menceritakan pada Nick tentang penaklukannya dengan detail penuh. Semasa mudanya, sang papa seorang penakluk wanita sejati dan Nick merasa bangga bisa mengikuti jejak papanya. Dia tahu kalau papanya sangat mencintai mama tirinya, tapi dia juga ragu kalau papanya bisa menahan saat mereka berjauhan dalam waktu yang lama seperti sekarang ini.
Pada suatu malam saat sang papa dalam keadaan agak mabuk dia menceritakan betapa hebatnya sang mama tiri di atas ranjang. “Kalau kamu sudah seumuranku nak, kamu harus dapatkan wanita yang lebih muda dan hot,” ucapnya. Dalam beberapa kesempatan, saat mereka pikir kalau anak-anak sudah tidur, Nick tak sengaja mendengar betapa menyenangkannya apa yang tengah papa dan mama tirinya lakukan di dalam kamar tidur mereka.
“Baiklah, aku tak ingin membantah papamu, tapi aku yakin dia tak bermaksud kalau kamu harus memperlakukan wanita seperti selembar tisu saja. Dia hanya mencoba untuk mengatakan padamu bahwa penting untuk memantapkan bekalmu sebelum kamu menikah.”
“Yeah, aku tahu itu yang papa maksudkan,” jawab Nick sekenanya.
“Jadi kamu berusaha mendapatkan semua pengalaman itu untuk kamu berikan pada calon isterimu kelak?”
“Ya. Aku ingin memastikan kalau aku akan selalu bisa memenuhi apapun keinginannya.”
“Dan bagaiman hasilnya denganmu? Apa kamu sudah tahu bagaiman caranya melakukannya?” Lyla tak percaya kalau dia sedang berbicara tentang seks secara gamblang dengan kedua anak tirinya.
“Aku belum pernah dapat komplain. Kurasa aku tahu apa yang harus aku lakukan. Apa mama tidak ingin pria yang mengerti benar apa yang harus dia lakukan di atas ranjang?”
Sekarang giliran Lyla yang jengah. “Aku, mmm, ya, kurasa begitu. Hal itu sangat penting. Papa kalian selalu bisa membuatku bahagia.”
“Aku tahu itu,” jawab Nick dengan sangat yakin.
Lyla berusaha untuk mengganti topik, membicarakan suaminya hanya membuatnya semakin merasa rindu akan kehadirannya di ranjang mereka. “Jangan dengarkan kakakmu,” katanya pada Sam. “Ini tentang kualitas, bukan kuantitas.”
“Jangan khawatir, aku tahu yang kulakukan. Kurasa ada hal yang datang dengan natural,” jawab Sam. Dia juga merasa terkejut dengan arah mengalirnya perbincangan mereka, tapi memang rasanya hot mendengarkan mama tirinya tersebut membicarakan tentang seks. “Lalu mana yang lebih mama inginkan? Seorang pria yang punya pengalaman dengan banyak wanita atau yang setia?
“Aku ingin priaku setia padaku, tapi aku ingin dia mengerti benar apa yang harus dia lakukan. Kurasa aku tak peduli bagaimana cara dia mendapatkannya,” Lyla tertawa. Semakin lama mereka bicara tentang seks semakin mudah pula itu jadinya.
“Jadi apa papa yang terbaik yang pernah mama dapatkan?” tanya Sam.
“Itu pertanyaaan pribadi.”
“Ya, tapi apa benar papa yang terbaik?” sahut Nick.
Lyla menggeliat di tempat duduknya, menyadari kalau dia harus mengganti topik pembicaraan, tapi dia juga merasa nakal, lalu dia tersenyum dan menjawab, “Papa kalian sangat, sangat hebat. Kalian harus mendengar apa yang dia katakan pada kalian.”
“Apa mama punya banyak perbandingan untuk papa?” kejar Nick.
“Hey lihat, gadis pembawa bunganya sudah datang,” kata Lyla mengalihkan pembicaraan.
Seorang gadis manis seumuran anak tirinya, mendekat dengan membawa keranjang berisikan bunga mawar dan keduanya langsung menyambut lalu memberikan masing-masing seikat mawar untuk Lyla. Lyla sungguh tersentuh dan memberi mereka masing-masing sebuah peluk dan kecupan. Nick memeluk Lyla lebih lama daripada adiknya dan alih-alih memberikan pipinya, dia mengecup Lyla pada bibirnya.
Mereka habiskan sisa minuman lalu bangkit untuk pulang. Lyla merasa melayang dan kemudian menyandarkan tubuhnya pada Sam. Dia hampir sebesar kakaknya hingga dengan tanpa kesulitan menopang berat tubuh mama tirinya. Tangan Nick berada di pinggang Lyla saat mereka berjalan keluar menuju mobil. Mereka terlihat sebagai pasangan.
*****
Setelah tiba di rumah, keduanya bertanya pad Lyla apa yang dia inginkan untuk menghabiskan sisa hari ini. Masih merasa agak mabuk, Lyla hanya ingin rebahan dan mendinginkan dirinya di atas sofa, mungkin menonton film favoritnya, Titanic. Tak begitu sering dia mendapat kesempatan untuk menyaksikan seluruh film tersebut secara utuh.
Dia terkejut saat kedua anak tirinya tersebut mengatakan kalau mereka ingin menemaninya menonton tanpa memberinya kesempatan untuk mengganti pakaiannya dengan yang lebih nyaman. Nick menuntunnya menuju sofa besar di ruang keluarga, sedangkan Sam menyalakan player dan menutup tirai jendela. Meskipun saat itu masih sore, hanya cahaya remang yang masuk dari balik tirai, menjadikan ruangan itu cukup redup untuk menonton film dengan nyaman.
Sofa tersebut berukuran besar dan masih menyisakan ruang lebih walaupun ketiganya duduk di situ. Sam duduk di sebelah kanan Lyla dengan begitu dekat, sedangkan Nick duduk di ujung sebelah lainnya. Begitu filmya mulai, Lyla menyuruh keduanya agar diam.
Sekitar sepertiga film, tangan Nick terjulur dan memegang kaki Lyla hingga naik ke atas sofa. Pada awalnya Lyla merasa bingung saat Nick mulai melepaskan sandal yang dia pakai, tapi kemudian Nick mulai memijat kakinya, yang mana hal itu merupakan salah satu kegemaran Lyla di dunia. Lyla mengatur posisinya hingga lebih nyaman yang membuatnya sekarang bersandar pada Sam.
Sam beringsut mengatur duduknya lebih rileks dan sekarang menjadikan Lyla rebah di atas pangkuannya. Itu sebuah posisi yang agak janggal bersama kedua anak tirinya, tapi pijatan Nick pada kakinya terasa begitu enak dan dia masih merasa hangat serta sedikit melayang dari kejadian di restoran tadi, jadi dia membiarkannya saja.
Dia memijat kaki sebelah kanan dahulu dan terlihat begitu mengerti bagaimana cara memijat, kapan harus menekan keras ataupun kapan menyentuh dengan lembut. Semua itu terasa teramat nikmat dan membuat perhatian Lyla semakin jauh dari film dan terkonsentrasi pada rasa rileks yang dia rasakan. Ketika Nick berganti pada kaki yang satunya, Lyla merasa seolah melayang tinggi ke atas awan.
Disaat yang bersamaan, Sam mulai memijat bahu dan lehernya, dia tepiskan rambut Lyla agar bisa memijat tengkuknya dengan jemarinya yang lembut. Lyla serasa berada di surga. Dia pejamkan matanya dan menyandarkan tubuh sepenuhnya pada Sam dan membiarkan mereka mengerjakan sihirnya. Dengan cepat dia diantarkan ke alam setengah tidur.
“Kalian membuatku merasa sangat nyaman,” bisiknya.
Semakin dalam Lyla tenggelam ke alamnya sendiri dan terlupakan sudah di mana dia berada ataupun waktu yang terus bergulir. Dia sudah setengah jalan menuju alam mimpi, mimpi yang diantarkan oleh empat tangan yang menyalurkan perasaan nyaman begitu lembut ke sekujur tubuhnya. Tanpa dia sadari sama sekali, birahinya perlahan naik dengan pasti, namun tubuh dan pikiran sama sekali tak terhubung saat itu, Lyla sama sekali tak memikirkan kenapa.
Hanya pijatan dikakinya yang semakin naik dan hampir menyentuh roknya-lah yang membuatnya tersadar apa yang tengah terjadi. Tapi masih tak membuatnya menghentikan semua ini. Bahkan sebetulnya dia sedikit merenggangkan kedua kakinya, refleks, maka tangan yang memijat kakinya dapat bergerak semakin naik.
Semua gerakan tubuhnya membuat rok yang dia pakai semakin tersingkap ke atas, tangan Nick mulai bergerak disebaliknya, sebenarnya dia hanya mengelus bagian dalam paha Lyla yang halus bukan lagi memijat. Di saat yang sama, Lyla merasakan kalau Sam tak lagi memijat bahunya, tapi membelai leher dan dadanya, sedikit di atas payudaranya.
“Anak-anak, apa yang kalian lakukan?” tanyanya setengah bermimpi. Dia jilat bibirnya yang kering, tapi kedua matanya masih terpejam.
“Hanya memberi mama pijatan hari ibu. Ini hari spesial mama,” jawab Nick tanpa dosa.
“Ok, tapi hati-hati. Kalian sudah sedikit terlalu personal,” Lyla menarik nafas. Kuda tersebut telah keluar dari kandangnya sekarang. Satu tangan Nick sekarang sudah berada tepat di dalam rok Lyla, sedangkan yang satunya mengelus bagian bawah lutut kaki yang sebelahnya, seraya menahan kaki Lyla agar tetap merenggang.
Sedikit kesadaran Lyla memperingatkannya tentang sejauh mana keempat tangan tersebut sekarang berada. Semestinya dia harus segera bangkit dan pergi dari sana, tapi dia tak kuasa membuat dirinya melakukannya. Kesendiriannya akhir-akhir ini seakan berbalik melawan dirinya. Lyla sungguh membutuhkan sentuhan.
“Janga khawatir, ma. Kami hanya ingin membuat mama rileks dan nyaman,” Nick menenangkan.
Sam tak bisa mempercayai semua ini. Dia pikir Nick sudah gila saat tangannya mulai bergerak naik ke paha sang mama tiri, tapi setelah beberapa saat dia sendiri ikut aksi tersebut dan mulai menggerakkan tangannya ke daerah yang lebih intim juga. Hatinya tahu kalau ini salah, tapi semuanya begitu terasa menggairahkan.
Pada awalnya dia pikir Lyla sudah tertidur hingga tak menyadari apa yang sedang berlangsung. Dan dia belum melakukan sesuatu yang tak bisa ditarik kembali. Dia amati gerakan dada Lyla yang naik turun pelan, terpukau dengan membusungnya payudara tersebut. Saat mereka memijatnya, kedua puting payudara Lyla perlahan mulai mengeras dan sekarang dia dapat melihatnya semakin jelas dibalik bajunya, meskipun dikeremangan cahaya.
Nyawa Sam seakan terlompat keluar dari raganya dan tubuhnya kaku menegang di tempatnya berada. Tapi kemudian dia saksikan kakaknya terus melanjutkan pijatannya dan dia kemudian mengikuti. Kelihatannya mama tirinya masih belum ingin menghentikan mereka. Sejauh mana mereka bisa terus? Tanya Sam di dalam hati.
Nick membayangkan hal yang sama persis. Dia pikir Lyla sudah tertidur dan saat Lyla berkata mengingatkan, dia pikir semua ini berakhir sudah, tapi Lyla masih tetap rebah di tempatnya dan tak bergerak untuk mencegah mereka. Dia hanya mengingatkan mereka untuk berhati-hati. Dia sudah sering mengalami hal yang sama dengan gadis sebayanya dan biasanya itu berarti kalau mereka ingin agar dia terus melanjutkan, tapi tak mau terlihat terlalu mudah.
Dia sendiri merasa terkejut bisa terjadi sebegitu jauh. Dia sudah bisa merasakan pancaran hangat dari selangkangan mama tirinya dan Nick tahu, sangat tahu kalau mama tirinya ini pasti sudah terpancing gairahnya akibat pijatan yang mereka lakukan. Tak mungkin dia akan menghentikan apa yang dia lakukan kalau tidak Lyla yang menyuruh.
Lyla mendesah kala jemari Nick menyapu celana dalamnya dengan sentuhan ringan namun cukup membuat Lyla merasakannya. Dan baru saat itulah Lyla merasakan seberapa basahnya dia sekarang dan menyadari kalau celana dalamnya telah basah berarti sekarang Nick juga mengetahuinya. Dia ingin merasa tekejut betapa kedua anak tirinya sudah berlaku sedemikian jauh, tapi dia tak merasa terkejut.
Nick merenggangkan kedua kaki Lyla semakin melebar dan Lyla membiarkannya dan ujung jari Nick semakin menekan ke selangkangannya, menggesek dengan gerakan memutar kecil.
Oh tuhan tolong aku, kuharap celana dalamku tak ada.
Nafas Lyla tercekat dan dia menggigit bibirnya sendiri, dia cengkeram paha Sam di sampingnya, Akhirnya tangan Sam bergerak turun dan menangkup kedua payudaranya, meremasnya dari balik baju. Lyla senang jika payudaranya disentuh dan merasa lega saat akhirnya Sam tak hanya menggodanya saja. Dia menyukai sentuhan yang lembut.
Nick menarik celana dalam itu ke samping dan menyelipkan satu jari masuk ke dalam. Lyla merintih dan dengan instingnya menekan dirinya ke arah Nick. Sedangkan di bawah tubuhnya, dia merasakan sebuah tonjolan di punggungnya dan dia sadari kalau itu pastilah ereksi Sam yang menyodoknya. Sam menggesekkan ke tubuhnya dan Lyla tak tahu apa yang harus dia lakukan sekarang.
Perlahan Nick semakin membenamkan jarinya ke dalam vagina Lyla dan senikmat apa yang tengah dia rasakan, Lyla sadar kalau dia harus mengucapkan sesuatu sekarang juga. Dia tak bisa membiarkan semua ini terjadi seakan semuanya tak masalah. Dia membuka mata dan mendapati Nick sedang menatap tepat ke arahnya, seakan sedang mempelajari setiap reaksinya.
“Kita tak boleh melakukan ini,” namun sama sekali tak ada nada tegas dalam suara Lyla.
Tersenyum, Nick membengkokkan jarinya di dalam vagina Lyla dan menyodok g-spotnya. Nick tahu kalau mereka telah menaklukannya sekarang. Pinggul Lyla bergerak, seakan berusaha untuk membuat Nick semakin dalam ketika dia menggesek titik kenikmatannya dan Nick bertanya, “Apa mama ingin kami berhenti?”
“Jangan,” Lyla menarik nafas dalam, kepalanya rebah ke arah Sam yang sekarang tangannya sudah berada di balik baju dan sedang meremas lembut payudara Lyla.
Lyla merengek kala Nick menarik jarinya keluar, tapi dia tak perlu risau. Nick sama sekali tak menunjukkan tanda akan berhenti. Dia hanya ingin menyingkirkan celana dalam pengganggu tersebut. Lyla mengangkat pantatnya ketika Nick menarik celananya menuruni kaki dan melemparkannya ke samping. Segera tangan Nick kembali ke tempat semula dan mulai mengelus bibir vagina Lyla, sekarang dengan ibu jari dia sentuh kelentit Lyla bersamaan dengan jarinya yang mulai bergerak masuk kembali.
Pandangan Sam seakan dikelilingi kabut. Tak bisa dia percayai apa yang tengah mereka perbuat pada mama tirinya dan terlebih lagi, dia sama sekali tak bisa percaya mama tirinya membiarkan mereka mealkukannya! Semua ini jauh lebih hot dari semua fantasinya, tapi juga terasa janggal melakukan ini bersama dengan kakaknya.
Rasa percaya dirinya membesar dan dia singkapkan baju Lyla dan Lyla mengangkat kedua lengannya agar Sam bisa melepaskan bajunya tersebut melewati kepala. Dia memakai bra berbahan satin sederhana dengan warna merah muda yang sama sekali tak mampu menutupi pemandangan betapa mengerasnya kedua putingnya.
Meskipun kedua payudara itu tidak besar, tapi terlihat tepat ukurannya dengan bentuk tubuhnya yang ramping. Dan Sam selalu membayangkan bagaimana mama tirinya ini terlihat topless. Itu hal yang dia pikir tak akan pernah dia saksikan, tapi sekarang ini, dia sedang menurunkan tali penahan dari bahu Lyla dan menarik turun bra-nya dan mengekspos apa yang ada disebaliknya.
Sam memandangi kedua tangannya yang menyentuh payudara indah tersebut seakan kedua tangan tersebut milik orang lain. Dia pencet kedua puting itu dan memutarnya dengan begitu perlahan seakan sebuah benda berharga yang mudah retak, tapi nampak terlihat jelas bahwa Lyla menyukai bagaimana cara Sam menyentuhnya.
Nick tak percaya sebegitu basahnya vagina mama tirinya, hingga membasahi sofa di bawah tubuhnya. Mereka berdua menahan tubuh Lyla untuk tak bergerak dari tempatnya berada. Nick mulai menusukkan lidahnya membelah celah vagina Lyla, menjilati manis madu birahinya. Sebegitu basahnya Lyla hingga tak diragukan lagi betapa dia menginginkan Nick.
Nick yakin kalau nanti tak hanya dia yang akan menikmati tubuh mama tirinya, tapi adiknya pasti akan mendapatkannya juga. Tak adil jadinya kalau dia tak mengurus mereka berdua dan Lyla selalu berusaha untuk berlaku adil terhadap mereka selama ini. Nick menerka-nerka apakah mama tirinya pernah melakukan threesome sebelumnya.
Dia sapukan lidahnya pada kelentit Lyla dan kembali menusukkan jarinya masuk ke dalam vagina Lyla seiring serangan lidahnya yang cepat dan kuat pada daging kecil sensitif itu. Lyla rapatkan kedua pahanya menjepit kepala Nick dan rintihannya mengisi ruang keluarga. Nick menghisap kelentitinya dan terlihat apa yang dia lakukan itu seakan melemparkan Lyla naik hingga ke langit-langit ruangan.
Nick menjilat dan menghisap, menghirup semua madu kenikmatan yang diberikan Lyla saat puncak kenikmatan diraihnya. Nick merasa seakan kuku-kuku jari mama tirinya menancap kulit kepalanya saat dia jambak rambutnya dan membuat kepala Nick tak bisa beranjak dari tempatnya di antara kedua paha Lyla. Nick tetap diam ditempatnya, menjilat dan menghisap hingga dia merasa paru-parunya membutuhkan asupan udara segar.
“Oh God, rasanya tak bisa dipercaya,” Lyla tersengal, dia tersenyum penuh aura kepuasan pada Nick di selangkangannya.
Nick begitu mahir menjilat vagina. Dia begitu berbeda dari papanya dan memang telah terlalu lama semenjak Lyla melakukan dengan pria lain hingga terlupakan sudah bagaimana nikmat dari sedikit variasi bisa dirasakan. Ada sedikit letupan rasa bersalah ketika dia memikirkan suaminya, tapi hal itu segera musnah disapu gelora orgasmenya.
Ya, sekarang mereka sudah sejauh ini, Lyla sadar kalau mereka akan menuntaskannya. Mungkin saja dia bisa membalasnya dengan sebuah oral seperti yang dia terima, tapi rasa egonya menginginkan yang lebih dari itu. Sekarang dia sudah terbakar hebat oleh api birahi, dia membutuhkan seorang pria di dalam tubuhnya dan dia memiliki dua orang pria muda yang terlihat sangat mau melakukan hal tersebut.
“Kita harus pindah ke kamar, anak-anak,” sarannya.
Nick berdiri dan kemudian meraih tangan Lyla untuk membantunya berdiri. Rok-nya jatuh turun ke tempatnya semula dan dia merapikan bra-nya kembali. Lyla raih kedua tangan mereka lalu membimbing mereka menuju ke kamar utama.
*****
Berhubungan seks dengan kedua anak tirinya diranjang yang dia bagi dengan papa mereka mungkin sudah teramat melewati batas, tapi hanya ranjang four poster - king size adalah ranjang berukuran paling besar di rumah ini dan jelas mereka bertiga membutuhkan ruang lebih. Lyla tak begitu yakin sejauh mana semua ini akan terjadi, tapi dia yakin kalau ranjang dengan ukuran standard bukanlah pilihan tepat.
Lyla belum pernah melakukan threesome dan dia merasa penasaran apa yang akan mereka lakukan dan bagaimana cara mereka berbagi. Apakah dia akan menyetubuhi mereka secara bergantian ataukah dengan bersamaan?
Saat dia masih membayangkan semua itu, kedua anak tirinya sudah bergerak mendekatinya. Lyla kemudian baru sadar kalau dia belum pernah berfantasi seks tentang anak-anak tirinya. Apakah bersetubuh dengan mereka berdua bersamaan akan jadi terlalu vulgar? Tapi bukankah konyol memusingkan hal itu disaat seperti sekarang ini, pikirnya.
Sam juga mempunyai pikiran yang serupa di benaknya saat mereka berjalan menyusuri lorong menuju kamar orang tuanya. Ya, memang dia sudah menganggap Lyla sebagai orang tuanya, sama seperti perasaannya terhadap papanya. Biar bagaimanapun Lyla-lah yang selalu ada untuk membesarkan mereka selama ini. Tentu saja, dia tak memikirkan Lyla sebagai mamanya sekarang ini.
Mereka tak menyalakan satupun lampu penerang, tapi sekarang menjelang senja dan masih ada cukup sinar menerangi yang masuk lewat jendela. Sejujurnya Lyla berharap sekarang lebih gelap. Meskipun memiliki bentuk tubuh yang tetap indah terjaga, tapi dia tak mampu mencegah sedikit perasaan rendah dirinya.
Terlihat keadaan ranjang masih berantakan seperti saat dia tinggalkan, selimutnya tersingkap turun. Secara refleks dia membungkuk untuk merapikannya. Apa yang dia lakukan terlihat janggal dalam situasi seperti ini.
Saat Lyla membungkuk, Nick mendekat dibelakangnya dan melepaskan kaitan bra-nya. Setelah terlepas, kemudian dia juga menarik resleiting rok Lyla dibagian belakang hingga detik berikutnya Lyla sudah jadi telanjang bulat. Nick melingkarkan tangannya memeluk Lyla dan mulai menciumi leher sembari dari belakang menangkup kedua payudara Lyla yang menggantung.
Kenapa aku telanjang sedangkan mereka berdua masih berpakaian lengkap? Lyla berbalik di dalam pelukan Nick dan segera menyambar bibir Nick dengan ciumannya sambil tangannya mulai bergerak melucuti kancing baju Nick. Bisa dia rasakan dirinya sendiri kala lidah mereka saling memilin. Lyla nikmati waktunya merasakan otot dada Nick yang bidang saat dia lepaskan bajunya.
Dia dorong Nick menjauh dan memberi tanda agar Sam mendekat. Lyla tak mau dia merasa diabaikan. Segera Sam rengkuh tubuh Lyla dalam dekapannya dan keduanya tak menyia-nyiakan waktu dengan langsung saling memagut bibir.
Tangan Lyla dengan sigap melucuti baju Sam. Dia tak sekekar kakaknya, tapi lebih kencang dan ramping. Dari sentuhannya dapat dirasakan Lyla, dia tahu kalau Sam adalah seorang pecinta yang lebih lembut dibandingkan kakaknya.
Lyla kemudian membuka sabuk dan mnurunkan celana sekaligus boxer Sam. Batang penis Sam memantul bebas dalam tangan Lyla, seakan seekor kuda yang terlepas dari kandangnya dan Lyla membelainya dengan penuh perasaan.
Masih dengan satu tangan pada Sam, Lyla menjulurkan tangan yang satunya ke belakang, untuk mencari Nick. Dia temukan Nick sudah melepaskan celananya juga dan langsung batang penis Nick mengisi genggaman tangan Lyla yang masih kosong itu.
Dengan bertumpukan pada lututnya Lyla memberi perhatian penuh pada dua batang penis yang mengapitnya. Kedua anak tirinya mempunyai penis yang cantik dan keduanya sangat jauh dari ukuran kecil seperti halanya papa mereka.
Penis Sam laksana pahatan karya seni dari marmer, sempurna disemua sisinya. Lyla hampir tak bisa menggenggamkan telapak tangannya di batang itu. Punya Nick agak sedikit lebih pendek, tapi jelas lebih gemuk. Lyla khawatir kalau nanti akan terasa sedikit sakit jika Nick tak melakukannya dengan perlahan.
Menatap ke atas pada kedua anak tirinya dengan sorot mata lapar, dia mulai mencium satu penis lalu berganti ke yang satunya. Dia lakukan berulang-ulang, mencium masing masing lebih lama dan semakin lama hingga akhirnya Lyla menghisap masing masing kepala penis tersebut bergantian. Dapat dia dengar erangan Sam kala dia menghisap dan menjilat kepala penisnya dan itu membuat Lyla merasa bangga.
Dia putuskan untuk berkonsentrasi pada Sam dahulu, tapi masih tetap memberikan kocokan tangan pada batang penis Nick dengan tangannya yang lain. Dia putarkan lidahnya disekeliling kepalanya setelah diawali dengan sebuah ciuman, dia kulum batang penis Sam semakin masuk ke dalam mulutnya. Meskipun mulutnya terasa penuh, masih bisa dia sapukan lidahnya pada batang tersebut di sela kulumannya.
Jika ada hal yang Lyla begitu pintar saat SMA dahulu, itu bukanlah pelajaran ilmu alam ataupun matematika, melainkan menghisap penis! Tapi itu adalah cara termudah untuk menjauhkan para pria dari celana dalamnya, kalau dia sedang tak menginginkannya.
Latihan membuatmu mahir, itu yang dikatakan para bijak, dan setelah bertahun tahun dia menjadi begitu mahir menggunakan mulutnya, sesuatu yang dibuktikan Sam sekarang ini. Lyla menghisap batang penisnya semakin dalam, tapi tetap saja Lyla tak mampu menelannya semua. Sebagai gantinya, tangannya mengurus yang tersisa.
Kedua matanya terpejam rapat kala dia memberikan kenikmatan oral pada anak tirinya, tapi kemudian dia rasakan sebuah tangan di belakang kepalanya dan dia menatap ke atas pada mata Sam yang berselibung birahi, mencari tahu. Bukan, ternyata yang ada di belakang kepalanya adalah tangan sang kakak. Nick menginginkan gilirannya.
Nick merasa Lyla teramat menggairahkan saat memberikan oral pada adiknya. Terlihat jelas kalau dia melakukannya dengan penuh perasaan dan Nick ingin merasakannya sendiri. Dia arahkan wajah Lyla kepadanya dan Lyla segera mulai mencium dan menjilati seluruh batang penisnya, membuatnya keras sempurna dan basah.
Bahkan kantung buah zakarnya-pun tak terlewatkan, sesuatu yang selalu disukai Nick, namun tak semua gadis mau melakukannya. Begitu banyak gadis yang menghindarinya, tapi Nick menganggap sangatlah hebat dan seksi jika seorang gadis mau melakukan sesuatu yang nakal. Dia yakin kalau wanitu dewasa seperti mama tirinya ini tahu banyak trik yang tak dikuasai oleh gadis-gadis sebayanya.
Mula-mula Lyla gunakan kedua tangannya untuk memegangi batang penis Nick saat dia sapukan lidah pada kantung buah zakarnya, tapi kemudian satu tangannya bergerak menjauh untuk mengocok penis Sam saat dia mulai mengulum Nick. Nick menyibakkan rambut yang menutupi wajah Lyla agar dapat ditatapnya mata penuh binar birahi penghias wajah cantik mama tirinya itu kala meng-oralnya.
Tampak jelas mulutnya terlihat membuka lebar, selebar batas kemampuannya. Banyak gadis yang mengeluh tentang rahang mereka yang pegal saat memberinya oral, tapi kelihatannya Lyla tak punya masalah dengan hal itu. Keahliannya dalam memberikan oral membuat spermanya seakan mendidih hendak meletus, tapi Nick berusaha mengendalikannya.
Sam merasa kalau dia harus duduk sekarang. Saat Lyla menghisapnya, lututnya terasa lemas dan kepalanya melayang dan perutnya seakan diaduk-aduk seperti saat kamu diatas rollercoaster. Dia belum punya pengalaman dengan banyak gadis, tapi dia cukup tahu kalau saat ini dia mendapatkan sebuah oral seks bertaraf dunia.
Binar mata indahnya seakan permata yang berkilau saat Lyla menatap sayu, sewaktu menghisap batang penis Sam masuk ke dalam mulut hampir sepenuhnya. Sam tak peduli kalau Lyla tak bisa memberikan deep throat, karena mulut dan lidahnya telah membuat dia merasakan sesuatu yang begitu menakjubkan. Sam membelai lembut rambut Lyla dan dia lihat Lyla terlihat sangat menawan dalam posisi tersebut.
Suara hisapannya nan basah memenuhi kamar tersebut, seirima dengan nafas berat Sam dan dapat di lihat Sam, sedikit air liur yang menetes dari bibir Lyla. Entah bagaimana, melihat Lyla dalam keadaan acak-acakan seperti itu menjadikan semuanya terasa semakin membakar birahi dan pertahanan Sam-pun mulai runtuh.
Dia ingin memberi peringatan pada Lyla, dia tahu beberapa gadis tak suka menelan, tapi spermanya mengalir naik dengan deras dan cepat dari kantung zakarnya dan dia tak bisa mencegahnya. Lyla terlihat tersedak ketika Sam keluar langsung ke dalam tenggorokannya dan Sam takut kalau Lyla akan marah jadinya.
Biasanya Lyla sama sekali tak keberatan menelan, kalau dia diberi tanda sebelumnya, tapi sekarang ini rasanya begitu tabu melakukan dengan anak tirinya. Ya, itu memang logika yang rumit, tapi itulah nyatanya. Sam mulai berejakulasi menghantam dinding tenggorokannya dan dia harus menelannya, tapi Lyla mengeluarkan batang penis Sam dari mulutnya.
Begitu penis Sam keluar dari mulutnya, sperma Sam menyembur ke wajah Lyla, dan hal itu lebih tabu lagi dibandingkan jika hanya menelannya. Lyla kira dia bisa menjauhkannya dengan cepat, tapi dia gagal. Dia harus pejamkan matanya saat Sam menyirami wajahnya dengan ledakan kenikmatannya dan ketika Lyla bisa mengarahkan ujung penis Sam menjauh, semburannya telah usai.
“Gila, itu sangat keren, ma,” komentar Nick, yang semakin membuat wajah Lyla merona.
“Aku akan segera balik,” katanya, dia bangkit dan langsung berjalan menuju kea rah kamar mandi di kamr itu dan kemudian menutup pintanya.
Ini saatnya dia bercermin dan mungkin menghentikan semua ini sebelum berlangsung lebih jauh lagi. Lyla membersihkan wajahnya memakai washcloth dan bahkan berkumur dengan mouthwash, kemudian menatap wajahnya dalam pantulan cermin. Rambutnya kusut masai dan wajahnya masih merona merah dengan pancaran mata yang masih berbinar liar.
Tidak, tak mungkin menghentikannya sekarang. Dia berkata pada dirinya kalau dia juga harus membuat Nick orgasme, agar adil, tapi Lyla sadar apa yang seseungguhnya. Dia butuh untuk disetubuhi. Denyutan diantara selangkangannya tak bisa dipungkiri. Dia sudah begitu basah hingga membasahi pahanya. Belum pernah Lyla merasa begitu horny sepanjang hidupnya.