2 November 2020
Penulis — Meqi_alajubah
Namaku Gita r, mahasiswi Universitas Ekonomi Swasta yang ada di Bandung. Ayahku orang Depok, sedangkan Ibuku orang Bandung, mereka tinggal di Bandung. Ini adalah cerita dewasa sedarah antara Aku dan Adik kandungku yang terjadi saat masih duduk dibangku sekolah, tepatnya saat kelas 1 SMA. Skandal tabu ini masih terus berlanjut sampai detik ini!
Aku terus kecanduan melakukan hubungan ini bersama Adik kandungku sendiri. Sebagai Kakak kandung hasrat ingin berhubungan dengan Adikku selalu nggak bisa Aku bendung. Cerita Dewasa: Bercinta Dengan Saudara Kandung yang Sedarah di Kamar Mandi Aku anak yang paling tua dari tiga bersaudara. Aku mempunyai satu Adik cowok dan satu Adik cewek.
Umurku beda 1 tahun dengan Adik cowokku, namun Adik cewekku beda lagi 10 tahun. Kami sangat dimanja oleh orang tua Kami, sehingga tingkahku yang tomboy dan suka memaksa pun tidak dilarang oleh Mereka. Begitupun dengan Adikku yang tidak mau disunat walaupun dia sudah kelas 2 SMP. Waktu kecil, Aku sering mandi bersama bersama Adik cowokku, tetapi sejak dia masuk Sekolah Dasar, Kami tidak pernah mandi bersama lagi.
Walaupun begitu, Aku masih ingat betapa kecil dan keriputnya Penis Adikku. Sejak saat itu, Aku tidak pernah melihat lagi Penis Adikku. Sampai suatu hari, Aku sedang asyik teleponan dengan teman cewekku. Aku teleponan berjam-jam, kadang tawa keluar dari mulutku, kadang Kami serius bicara tentang seks, sampai akhirnya Aku rasakan mau keluar air seni yang sudah sangat memuncak ingin keluar.
dikunci. Hallow..! Siapa di dalam buka dong..! sudah nggak tahan nih..! Aku berteriak sambil menggedor-gedor pintu kamar mandi. Iyaaaaaaa..! Tungguuuuuu..! Ternyata Adikku yang di dalam. Terdengar suaranya dari dalam.
Nggak bisa nunggu..! Cepaaaaat lah..! kataku memaksa.
Aduhhhhhhhh… Aku benar- benar sudah tidak kuat menahan ingin pipis. kreottttttt..! terbuka sedikit pintu toilet, kepala Adikku muncul dari celahnya.
Ada apa sih kak? katanya.
Tanpa menjawab pertanyaannya, Aku langsung nyerobot ke dalam karena sudah tidak tahan. Langsung Aku jongkok, menaikkan rokku dan membuka celana dalamku.
criitttttt keluar air seni dari Vaginaku. Kulihat Adikku yang berdiri di depanku, badannya masih telanjang bulat.
Yeahhhhh..! Sopan dikit kenapa kak..! teriaknya sambil melotot tetap berdiri di depanku.
Maafffff..! nggak kuat nahan nih kakak, kataku.
Sebenarnya Aku nggak mau menurunkan pandangan mataku ke bawah, tapi sialnya, turun juga dan akhirnya kelihatan deh burungnya Adikku. Hahahahah.. Masih keriput kayak dulu, cuma sekarang agak gede dikit kataku dalam hati.
Aku takut tertangkap basah melihat Penisnya, cepat-cepat kunaikkan lagi mataku melihat ke matanya. Eh, ternyata dia sudah tidak melihat ke mataku lagi. Sialan..! Dia lihat Vaginaku yang lagi mekar sedang pipis. Cepat-cepat kutekan sekuat tenaga otot di Vaginaku biar cepat selesai pipisnya. Nggak sengaja, kelihatan lagi burungnya yang masih belum disunat itu.
oOoooo.. Kayak gitu ya Kak..? katanya sambil tetap melihat ke Vaginaku.
Eh kurang ajar Lu ya dik! langsung saja Aku berdiri mengambil gayung dan kulemparkan ke kepalanya.
Kletokkkk..! kepala Adikku memang kena pukul, tapi hasilnya air kencingku berantakan kemana-mana, mengenai rok dan celana dalamku. Ya… basah deh rok kakak… kataku melihat ke rok dan celana dalamku.
Syukurin..! Makanya jangan masuk seenaknya..! katanya sambil mengambil gayung dari tanganku.
Mandi lagi ahh..! lanjutnya sambil menyiduk air dan menyiram badannya.
Terus dia mengambil sabun dan mengusap sabun itu ke badannya.
Waduh… sialan nih Adikku! sungutku dalam hati.
Waktu itu Aku bingung mau gimana nih. Mau keluar, tapi Aku jijik pakai rok dan celana dalam yang basah itu. Akhirnya kuputuskan untuk buka celana dalam dan rokku, lalu pinjam handuk Adikku dulu. Setelah salin, baru kukembalikan handuknya. Hmmm… pinjam saja handukku kak! kata adikku.
Sepertinya dia mengetahui kebingunganku. Kelihatan Penisnya mengkerut lagi.
Jadi lucu lagi gitu..! Hihihi..! dalam hatiku.
Aku lalu membuka celana dalamku yang warnanya merah muda, lalu dilanjutkan dengan membuka rok. Kelihatan lagi deh Vaginaku. Aku takut adikku melihatku dalam keadan seperti itu. Jadi kulihat Adikku. Eh sialnya, dia memang memperhatikanku yang tanpa celana. Akhirnya Aku kasih saja nih kalau mau lihat, celana dalam yang masih basah terkena pipisku kulemparkan ke muka Adikku.
Aku katakan saja kepada Adikku, kalau mau lihat Vagina ya nanti saja kalau sudah punya istri, Kamu bisa tuh lihat sepuasnya, “jangan sembarangan lihat punya kakak sendiri..!” Iii.. iyaa maaf ka..! Adikku langsung tutup mata, walau sedikit mengintip Aku yang mau keluar dari kamar mandi. Jadi, kesimpulannya dari ceritaku di atas adalah fiksi, maka dari itu jangan melakukan hubungan sedarah, tahan hasrat dan syahwat untuk melakukan perzinahan sampai nanti Kalian sudah menikah. Kalau sudah menikah kan enak bisa sepuasnya ML dengan istri atau suami sendiri, ya nggak? hehe