2 November 2020
Penulis —  bramloser

Kegilaan dengan mamaku

Kejadian tersebut betul-betul merupakan pukulan telak bagi kehidupanku. Tidak lama setelah aku menangkap basah mereka berdua berbuat mesum di atas ranjangku sendiri, aku melayangkan cerai terhadap istriku. Tentu saja anakku Dio ikut dengan ibunya ke kota lain, namun hak asuh Sonya jatuh ke tanganku karena aku merasa lebih pantas merawatnya dari pada mantan istriku ini.

Kehidupan baruku dimulai, sudah 7 bulan berlalu, perlahan aku mulai bisa melupakan kejadian waktu itu. Aku tidak pernah lagi mendengar kabar istri maupun anakku Dio. Suatu hari aku mendapat kiriman paket, aku cukup terkejut mengetahui itu kiriman dari istriku, yang tidak ada kabar apapun selama ini tiba-tiba mengirimkan aku sebuah paket.

“Aneh.. tidak ada angin tidak ada hujan mengirimkan aku dvd?” kataku bicara sendiri.

Karena penasaran segera ku nyalakan dvd player dan ku putar dvd tersebut. Alangkah terkejutnya aku menyaksikan apa yang ditampilkan. Istriku bertelanjang dan dengan anakku Dio berada di sampingnya juga dalam keadaan terlanjang. Aku lebih terkejut lagi saat menyadari perut istriku buncit, dia hamil??

“Apa kabar suamiku? Sehat-sehat saja kan?” sapa mantan istriku memulai tayangan rekaman tersebut. Ku lihat Dio melambaikan tangannya ke kamera menyapaku.

“Pa lihat nih perut mama, buncit lagi nih.. lagi hamil nih pa, coba papa tebak anaknya siapa??? Yup.. betul pah, anaknya Dio dong… hihihi. Udah besar anak papa ini bisa menghamili perempuan, ibu kandungnya lagi..” kata istriku lagi sambil tertawa kecil, sementara disini dadaku samakin sesak.

“Hmm… pa, sorry banget yah ngirimin rekaman ini ke papa, abisnya Dio yang maksa sih.. mama Cuma ikut-ikutan aja, lagian kayaknya asik nih”

“Pa.. jangan dimatikan dulu ya.. tonton aja dulu sampai selesai..” katanya lagi ke kamera seperti tahu bahwa aku tidak tahan dengan apa yang aku lihat ini. Ya.. aku memang tidak tahan untuk terus menyaksikan ini namun aku penasaran dengan apa yang terjadi, jadi aku putuskan untuk kembali menontonnya.

“Pa, perut mama seksi yah pa?” kata Dio yang akhirnya mulai bersuara.

“Liat nih pa.. buncit.. mulus, duh enak banget nih kayaknya numpahin peju lagi ke perut buncit mama” katanya sambil meraba-raba perut istriku

“Susu mama juga makin gede aja, apa karena sering Dio semprot pake peju Dio yah ma? hehe..” kata Dio lagi.

“Ish.. Dio, gak malu apa omong gitu di hadapan papamu yg lagi nonton ini?” kata istriku menyela.

“Ye… kan emang gitu tujuannya mah, gimana ma perasaan mama bikin rekaman gini dengan Dio?”

“Hmm… gimana ya… asik, bikin gimanaaaaaa gitu.. hihi”

“Dasar mama mesum”

“Kamu tuh.. anak yang mesum, nakal gini ke mamanya”

“Tapi suka kan mah?” kata Dio sambil menepuk-nepuk perut buncit istriku. Sebuah percakapan yang tidak pantas antara ibu dan anak.

“Ma… ngentot yuk.. tunjukin ke papa gimana kita biasa ngentot, hehe” ajak anakku ini ke mamanya.

“Dasar kamunya… gak tahan yah?” tanya istriku menggoda sambil melirik ke kamera.

“Iya nih ma.. hehe”

“Ya udah, sini mama jilatin dulu kontol kamu” kata istriku. Dio berdiri di hadapan ibunya yang bersimpuh di depan selangkangannya. Penisnya kini tepat berada di depan hidung ibu kandungnya, kemudian menggenggam penis anaknya tersebut dan mulai mengocoknya, menjilatinya baik batangnya maupun buah zakar termasuk mengemut bulu kemaluan anaknya itu, semuanya istriku lakukan dengan sesekali melirik ke kamera.

“Ma.. masukin ke mulut ma, yang dalam ma” pinta anakku. Kemudian istriku mengambil posisi telantang di atas ranjang dengan kepala menggantung di sisi luar ranjang, sehingga rambut istriku tergurai kebawah. Anakku berdiri di hadapan kepala istriku dan mengarahkan penisnya ke mulut istriku dan mulai memasukkan penisnya yang cukup besar hingga mentok di kerongkongan ibu kandungnya itu, dia mulai menggoyangkan pinggulnya menyetubuhi mulut ibu kandungnya sedalam mungkin membuat ibunya kesusahan bernafas.

“Pa, lihat nih… Dio lagi ngentotin mulut mama, enak banget pa.. anget, upss.. mama kehabisan nafas yah?” kata Dio namun tidak berusaha melonggarkan ataupun melepaskan batang penisnya yang terbenam di mulut ibu kandungnya. Istriku itu terlihat sangat kesusahan sekali menahan nafas dengan wajah yang telah memerah dan penuh keringat.

“Plok” bunyi suara yang dihasilkan saat penisnya terlepas dari mulut istriku. Istriku langsung gelagapan mengambil nafas, namun hanya sejenak saja karena penis itu kembali menjejali mulut istriku. Sepertinya istriku menikmati perlakuan anaknya ini, terlihat dari dia yang sesekali melirik ke kamera dan berusaha tersenyum dengan mulut yang dijejali penis anaknya, istriku bahkan sempat tertawa kecil ketika penis terlepas dari mulutnya karena anaknya ini menggenjot mulutnya terlalu bernafsu.

Entah kenapa aku yang menyaksikan ini ikut terangsang, tanpa ku sadari celanaku menjadi sempit. Aneh, memang apa yang aku lihat ini betul-betul menyayat hatiku namun entah kenapa menyaksikannya juga membuat aku terangsang. Mengetahui bahwa yang aku saksikan ini merupakan istri dan anakku sendiri malah membuat aku semakin merasa tidak karuan, sakit sekaligus terangsang.

“Ma.. sekarang dijepit di antara ke susu mama yah..” pinta anakku ini.

“oke sayang, kamu duduk aja sini di tepi ranjang, biar mama yang beraksi sekarang” kata mamaku beranjak turun dari ranjang dan memposisikan penis anakku di antara belahan susunya. Sebelum menjepitkan penis anaknya di antara buah dadanya, istriku meludahi penis anaknya sebanyak mungkin membuat daerah selangkangan Dio betul-betul berlumuran air liur ibunya, istriku juga meremas buah dadanya dan mengarahkan putting susunya tepat di lubang kencing di kepala penis anaknya, menggesek-gesekkannya di sana dengan air susu yang menyemprot kuat karena remasan tangannya.

Mulailah penis itu di benamkan di antara buah dadanya, Istriku menggoyangkan badannya naik turun, menggesek-gesekkan penis itu di antara kulit buah dadanya yang mulus.

“Enak sayang?” tanya istriku pada Dio.

“Enak mah.. uhh…” lenguh Dio.

“Pa… si Dio keenakan nih ngentotin susu mama, hihi..” kata istriku tersenyum manis melirik ke kamera.

Sambil ibunya menjepit penisnya di buah dadanya, Dio mengelus-ngelus rambut ibunya bahkan kadang jari-jari tangannya dia masukkan ke mulut ibunya, menjelajahi rongga mulut ibunya dengan jari tangannya. Penisnya yang cukup panjang membuat ujung kepala penisnya berada di bawah mulut istriku, terkadang istriku sengaja menundukkan kepalanya sehingga kepala penis tersebut masuk ke mulut istriku sambil batang penis Dio masih asik menggesek di belahan dada ibunya.

“Ma… stop dulu ma.. keburu keluar ntar, enak banget sih.. hehe, mama mainin penisnya Hadi sama Yuda aja dulu..” Hadi?? Yuda?? Siapa pula itu. Astaga, aku baru sadar bahwa tidak hanya mereka berdua di ruangan tersebut, tentu saja ada yang memegang kamera ini dan mengambil gambar mereka.

“Di, Yud, giliran lo berdua, sini gue aja yang megang kameranya..” kata anakku. Ku lihat kamera seperti sedang berpindah tangan, entah tadi itu sedang dipegang oleh Hadi atau Yuda kini sepertinya sudah berpindah ke tangan anakku Dio, bersiap merekam ibu kandungnya sendiri bersama teman-temannya yang akan berbuat cabul ke ibunya, di hadapannya dan direkam olehnya sendiri.

“Sini-sini, sama aja kalian dengan Dio, sama-sama nakal” kata istriku menyuruh Hadi dan Yuda mendekat ke arahnya.

Istriku mulai membuka pakaian Hadi dan Yuda yang memang tinggal celana dalam saja, kemudian mulai mengocok dan menjilati penis-penis dua remaja teman anakku itu.

“Pa… lihat tuh.. mama ngapain tuh pa? hehe.. mau dikeroyok teman-teman Dio tuh pa..” kata Dio yang hanya terdengar suaranya saja.

“Dio, gimana nih perasaan kamu merekam ibumu sendiri seperti ini? Hihi.. Pa, liat nih anakmu.. sedang merekam ibu kandungnya lagi berbuat mesum dengan teman-temannya.. hihi” kata istriku lagi tertawa kecil ke kamera.

Mereka melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan anakku tadi, memasukkan penis mereka bergantian sedalam mungkin ke mulut istriku, melumuri penis-penis tersebut dengan air liur dan susunya dan menjepitkannya di antara buah dadanya. Cukup lama mereka memainkan penisnya ke bagian-bagian tubuh istriku.

“Oghh… enak tante.. Dio, mama lo emang mantap” erang Yuda. Istriku hanya tersenyum saja mendengar ocehan-ocehan mereka sambil melirik ke kamera.

“Hehe, iya nih.. kalau gue mah, udah gue bunuh orang yang giniin mama gue, tapi lo malah ngasih mama lo gratis gini ke kita, pake lo rekam lagi.. lo dan mama lo emang gila” kata Hadi ikut berkomentar.

“Hehehe.. iya, kalian puas-puasin deh nikmati tubuh nyokap gue.. siramin aja tuh peju kalian ke tubuh nyokap gue.. bebas pokoknya..” kata Dio membalas omongan temannya.

“Gimana? Enak yah.. makanya sering-sering aja main ke rumah tante.. hihi” ikut-ikutan istriku. Tidak lama kemudian penis mereka menumpahkan spermanya ke tubuh istriku, mereka menumpahkannya di buah dada istriku yang mulus. Sambil mereka enak ngecrot di dada itu, istriku meremas buah dadanya sehingga air susu memancar ke penis tersebut sambil penis tersebut juga menyemprotkan spermanya ke arah putting istriku.

Aku yang sedang menyaksikan rekaman ini sampai terpana dan terdiam, tidak menyangka istriku ini bisa sebinal dan sekotor ini, tapi entah kenapa menyaksikan ini membuat gairahku bangkit, aku bahkan telah meraih penisku sendiri dan mengocoknya sambil menyaksikan tayangan rekaman mesum dari istriku ini.

Aku benar-benar tidak mengerti kenapa aku ikut bergairah menyaksikan ini, sebuah tayangan yang membuat hatiku teriris sekaligus membangkitkan gairahku. Aku makin mempercepat kocokan tanganku di penisku sendiri, hingga akhirnya aku tidak tahan karena begitu terangsang melihat adegan tersebut. Air maniku menyemprot membasahi tangan, sofa, dan karpet dibawah.

Aku pause video ini sementara, aku bersihkan dahulu ceceran sperma di sekitarku dengan tisu, kemudian aku ke kamar mandi untuk membersihkan penis dan celanaku. Aku masih bingung dengan apa yang aku rasakan ini, namun aku masih penasaran adegan selanjutnya di rekaman tersebut. Memikirkan apa yang akan terjadi pada istriku membuat gairahku kembali bangkit.

“Hihi.. pa, lihat nih.. banyak banget peju mereka, kena telak di susu mama..” kata istriku sambil mengusap dan membersihkan dadanya dengan mata melirik ke arah kamera.

“Oi, sekarang kalian pegang lagi nih kamera, gue udah gak tahan pengen genjotin mama gue.. tenang aja, ntar kalian juga dapat kok, nih kameranya..” kata Dio memberikan kamera ini lagi ke salah satu dari mereka, sepertinya kini Yuda yang memegang kamera.

“Hihi.. udah gak tahan yah sayang pengen genjotin mamamu? Sini-sini..” ajak istriku pada anakku itu. Dio langsung mendekati ibunya kemudian mengelus-ngeluskan dan menampar-namparkan penisnya ke perut buncit ibu kandungnya yang sedang hamil anaknya itu.

“Ma.. kalau nanti anaknya laki-laki bolehkan kalau dia sudah besar nanti ngentotin mama seperti yang Dio lakukan sekarang?” tanya anakku yang membuat aku disini terkejut mendengarnya. Permintaan yang sangat kurang ajar dan tidak bermoral.

“Hmm… kamu mau mama nanti gituan sama anak ini? Dasar kamu nakal, ada-ada aja fantasi kamu” balas istriku.

“Tapi kalau nanti anak kita perempuan gimana?” tanya istriku lagi.

“Kalau perempuan nanti kalau udah cukup umur Dio ngentotin dianya mah… hehe, jadi ada teman mama nih yang bantu muasin Dio” sebuah perkataan seorang maniak seks yang tidak lain disampaikan oleh seorang anak ke ibu kandungnya sendiri. Aku disini makin terkejut mendengarnya, mereka betul-betul sudah gila, namun aku yang mendengar percakapan tersebut juga ikut Horny, apalagi membayangkan kalau itu benar-benar terjadi nantinya.

“Jadi mau lubang yang di dapan atau di belakang?” tanya istriku menggoda Dio.

“Belakang dulu deh mah”

Istriku mengambil posisi menungging di atas ranjang, terlihat perutnya yang buncit besar menggantung. Aku tidak yakin posisi seperti itu aman untuk bayi di dalamnya, anak yang ada di rahim tersebut memang bukan anakku namun kekhawatiran muncul juga di kepalaku.

Terlihat Dio sudah di belakang ibunya dan mulai memasukkan penisnya ke lubang anus istriku, aku cukup terpana melihatnya. Aku saja selama ini tidak pernah melakukan anal seks kepada istriku ini namun sekarang anakku sendiri yg malah melakukannya ke ibu kandungnya itu. Mereka mulai bersetubuh lewat belakang, Dio dengan nafsu menggenjot anus ibunya membuat buah dada dan perut istriku itu ikut berayun-rayun.

“Duh.. sayang, hati-hati, jangan terlalu keras.. sakit tahu.. apalagi mama sedang hamil gini..”

“Iya mah… ougghhhh.. uhhh…”

Mereka melakukan anal seks tersebut cukup lama diiringi racauan dan rintihan kenikmatan mereka berdua.

“Ma.. masukin ke memek mama yah..” pinta anakku. Kini penisnya menjelajahi liang vagina istriku dan mengobok-ngobok rahim ibunya tempat dia berasal dulu. Aku yang menyaksikan ini juga gak kalah nafsunya mengocok penisku sendiri, melihat adegan demi adegan persetubuhan ibu beranak yang merupakan istri dan anakku sendiri.

“Yud, Di, yuk sini bareng..” ajak Dio pada temannya sambil melepaskan penisnya dari vagina ibunya. Apa-apaan ini? Anakku mengajak temannya menyetubuhi ibunya bersama-sama, betul-betul brutal perbuatan mesum mereka ini.

“Letakkan aja handycamnya di tripot, arahin kesini” pinta Dio lagi.

“Hihi.. iya sini deh kaliannya, kayaknya gak tahan banget tuh.. udah tegang gitu dari tadi” sambung istriku mengajak mereka yang dari tadi asik mengocok penis mereka sendiri sambil menonton adegan cabul temannya pada ibunya itu. Mereka tidak menunggu untuk disuruh lagi, langsung saja mereka ikut naik ke ranjang.

“Bentar yah..” kata istriku sambil melepaskan tangan-tangan nakal itu dari tubuhnya kemudian dia bersimpuh dan menghadap ke kamera.

“Pa, liat nih.. kayaknya mama bakal digangbang Dio dan teman-temannya, masih sanggup lihat kan pa? hihihi.. mama gak pernah dikeroyok gini nih Pa sebelumnya… agak deg-degkan juga sih, tapi mama penasaran banget rasanya dikeroyok gini, apalagi sama Dio anak kita dan teman-temannya” kata istriku tertawa binal ke arah kamera.

“Kalian siap??” kata istriku sambil melirik dan tersenyum nakal ke arah bocah-bocah nakal di sekelilingnya kemudian juga melirik ke kamera.

“Ayo mulaaaai, puas-puasin nafsu kalian anak-anakkuuuuuuu” teriaknya dengan nada manja.

Kemudian mulailah adegan gangbang tersebut, istriku dikeroyok oleh 3 remaja ini. Kembali tangan-tangan mereka meremas dan meraba istriku. Dia menjerit-jerit kecil karena remasan dan rabaan mereka pada buah dada maupun daerah vagina istriku ini. Suara rintihan dan erangan mereka betul-betul menggema, seperti tidak mempedulikan bahwa bisa saja suara teriakan erangan tersebut terdengar oleh tetangga di sana, walaupun aku sendiri tidak tahu mereka sedang dimana, bisa saja di rumah, villa atau kamar hotel.

“Siapa dulu nih? Atau kalian mau langsung masukin bersamaan? Pas tuh ada tiga lubang.. Hihihi” kata istriku menggoda.

“Boleh tante, tapi Hadi udah kebelet banget pengen coba analin tante.. Hadi di lubang belakang aja yah tante.. hehe” pinta Hadi ini dengan wajah mesumnya.

“Iya-iya.. boleh, dasar kamu doyan anal.. pasti kamu kalau udah gede besok mau jadi analis yah? Hihihi..” kata istriku menggoda Hadi.

“kalau Yuda mau yang mana?” tanya istriku sambil tersenyum pada Yuda.

“Lubang di depan aja dulu tante.. penasaran gimana rasanya ngentotin cewek hamil”

“Ish.. dasar kamu.. kalau gitu anak mama ini ngentotin mulutnya mama dulu yah sayang.. sip kan??”

“oke mam..” setuju anakku. Yuda mengambil posisi telentang di atas ranjang, penisnya yang tegang dari tadi menjulang ke atas bersiap untuk memasuki liang vagina istriku. Istriku mulai jongkok di atas penis Yuda dan perlahan menurunkan badannya, sedikit demi sedikit penis itu mulai tenggelam di liang vagina istriku hingga akhirnya penis itu mentok dan terbenam seluruhnya disana yang mungkin saja kepala penisnya bertemu dengan kepla cabang bayi di dalam sana.

“Sini tante bantu” kata istriku menggenggam penis Hadi dan menuntunnya ke lubang anusnya sambil badannya sedikit merunduk sehingga perut hamilnya yang buncit bergesekan dengan perut berbulu Yuda. Dio juga ikut serta dengan membenamkan penisnya dan menyetubuhi lagi mulut ibunya. Jadilah kini istriku dalam posisi dihimpit depan belakang, dengan ketiga lubangnya yang terisi penuh oleh penis-penis remaja.

Mereka dengan brutal menggenjot lubang-lubang istriku yang sedang hamil, kadang sambil menyetubuhi istriku mereka meremas kuat buah dada istriku sehingga air susu kembali memancar dengan derasnya membasahi orang yang sedang ditunggangi oleh istriku. Setelah cukup lama mereka menggenjot penis mereka di bagian mereka masing-masing, mereka bergantian melakukannya pada lubang yang yang lain, sehingga masing-masing mereka dapat merasakan nikmatnya sensasi menyetubuhi perempuan hamil di semua lubang secara bergantian.

Mereka cukup lama melakukannya, aku sendiri juga tidak tahan menonton adegan ini, rasa perih yang teramat sangat sekaligus gairah yang luar biasa menyaksikan ini semua. Aku lakukan lagi mengocok penisku sendiri sambil menonton rekaman ini.

“Ma pindah tempat yuukk” ajak anakku.

“Dimana sayang??” tanya istriku yang masih digenjot depan belakang, tampak tubuhnya telah banjir keringat, baik keringatnya sendiri maupun yang bercampur dengan keringat bocah-bocah nakal itu.

“Di depan rumah yuk mah… pasti asik tuh, apalagi kalau ada yang lewat dan ngelihat, hehe..” pinta Dio mesum kurang ajar.

“Hah? Gila kamunya.. bisa masalah ntar kalau ada tetangga yang lihat..”

“Plisss mah… Dio pengen wujudkan fantasi Dio nih..”

“Oke deh.. tapi hati-hati yah.. jangan sampai ada yg ngelihat” akhirnya istriku ini setuju dengan ajakan gila anakku.

“Yud, lo yang pegang kamera yah.. ganti-gantian kita” kata Dio. Mereka turun dari ranjang dan menuju ke pintu depan dengan kamera yang kini sedang digenggam oleh Yuda masih merekam. Dapat ku lihat bahwa rumah ini cukup bagus, di halaman depan ada pagar yang cukup tinggi mengelilingi dan ada tanaman-tanaman tinggi yang cukup menutupi padangan dari luar.

Mereka kembali melanjutkan adegan mesum tersebut, namun kini hanya bertiga saja karena salah satu orang begantian memegang handycam. Mereka seperti menikmati berbuat mesum dengan hampir-hampir ketahuan seperti itu.

Kadang beberapa kendaraan seperti motor dan mobil melintas membuat mereka memperlambat aksinya. Sambil melekukan adegan tersebut Istriku kadang merintih dan menjerit-jerit terlalu keras. Aku saja yang hanya menonton disini merasa berdebar-debar, apalagi mereka yang melakukannya.

“Tuh.. lihat kan, hampir ketahuan tadi.. kalian sih dibilangin gak mau dengar” kata istriku yang kini dibawahnya ada Dio yang sedang menyetubuhi vagina ibunya.

“Hehe.. gak papa lah ma, belum ketahuan juga.. hehe” balas Dio.

“Mah.. coba mama teriak deh ma, bilang gini mah.. Kontol anakku enak.. coba mah” pinta Dio gila.

“Gila kamu.. kedengaran dong sama tetangga.. apalagi kalau ada orang lewat” tolak istriku.

“Gak kok mah.. jam segini kan tetangga lagi sibuk kerja, jalan juga sepi gak banyak amat yang lewat dari tadi.. mau yah ma??”

“Iya-iya.. dasar kamunya gila”

“Hehe.. mama sih mau aja di gilain anaknya.. hadap ke kamera mah” Istriku kemudian menghadap ke kamera dan mulai berteriak.

“Kontol anakku enaaak…” teriakku istriku menghadap ke kamera, setelah itu dia celingak celinguk ke arah luar khawatir kalau-kalau ada yang datang.

“Kurang keras mah.. lagi” kata Dio sambil menepuk perut hamil mamanya. Istriku mengulangi lagi.

“Kontol anakku enaaak..” teriaknya lagi.

“Masih kurang keras mama… nih” kata Dio sambil memilin putting mamanya.

“Kontol anakku Dio.. enaaakk… keraaass.. Setubuhi mamamu iniiii” teriak istriku ini sejadi jadinya. Betul-betul gila, dengan teriakan keras seperti itu mustahil rasanya tidak ada tetangga yang mendengar. Aku yang menonton rekaman ini menggeleng-gelengkan kepalaku.

“Tuh.. puas?” kata istriku sambil tersenyum ke Dio dan kemudian melirik kembali ke arah luar dengan harapan tidak ada yang datang dan mendengar teriakannya.

“Hehe.. mama paling top deh..”

Mereka bersetubuh lagi, bergantian dengan teman anakku. Hingga masing-masing mereka merasakan ingin keluar.

“keluarin dimana tante?”

“Coba tanya Dio deh.. mau dimana sayang?” tanya istriku pada anaknya.

“Di perut mama aja, kita keluarin bareng-bareng disana” ujar Dio.

“Dasar kamu.. nafsu banget yah lihat perut mama buncit gini?? Iya deh.. sini-sini” goda istriku. Istriku mengambil posisi telentang di teras depan rumah dikelilingi para remaja ini yang sedang mengocokkan penisnya di depan perut hamil istriku, kadang mereka menggesek-gesekkan penis mereka di permukaan perut hamil istriku.

“Croot.. crroott” sperma-sperma mereka menyemprot ke perut hamil buncit istriku ini. Begitu banyak hingga sebagian turun ke arah dadanya dan ke arah selangkangannya.

“Udah? Puas??” tanya istriku pada mereka di balas anggukan kepala mereka.

“Tuh.. lihat nih pa, sperma mereka berlumuran di perut mama nih” kata istriku tersenyum ke kamera sambil meraba cairan sperma di permukaan kulit perutnya.

“Ma.. enak banget mah.. makasih yah ma..” kata Dio.

“Iya tante… enak banget.. puas deh..” sambung teman-teman anakku.

“Ma.. kita kasih pertunjukan terakhir ke papa mah.. itu loh ma yang kadang kita lakuin kalau abis ngentot..” pinta anakku pada ibunya. Sepertinya istriku paham maksud anakku ini.

“Iya-iya, tapi disini emangnya?”

“Iya mah.. disini aja, hehe” Mereka berdiri mengelilingi istriku yang duduk bersimpuh, kemudian… seeerrrrr… Air kencing mengalir dari masing-masing penis mereka, anakku mengencingi ibu kandungnya sendiri! Tidak hanya satu namun ada tiga penis yang mengencinginya! Aku semakin shock menyaksikannya.

“Dasar kamu.. nakal banget.. kurang ajar ke mamanya.. pa lihat nih.. sekarang badan mama dipenuhi kencing mereka nih.. bau pesing banget.. hihi” kata istriku manja.

“Hehe.. oke mah, udahan.. bilang bye-bye ke papa ma”

“Hmm.. bye-bye sayangku.. sekali lagi maaf yah aku cuma ngirim rekaman video ini ke kamu setelah selama ini.. salam untuk putri kita pa.. dadahh”

Layar menjadi berwarna biru, tayangan ini sudah berakhir. Aku masih terdiam sesaat terduduk di sofa ini. Aku benar-benar tidak menyangka istriku menjadi seperti itu, namun aku tidak mengingkari bahwa aku juga terangsang melihat rekaman barusan. Sudah beberapa bulan ini aku coba melupakan kejadian waktu itu, namun kini datang lagi bahkan lebih kejam dari sebelumnya.

Beberapa bulan ini juga aku tidak pernah lagi merasakan tubuh wanita dan tadi aku akhirnya melepaskan dahagaku sambil menonton rekaman itu, rekaman persetubuhan istriku dan anakku, ibu dan anak kandung. Terbesit dibenakku aku harus bilang apa pada Sonya putriku saat dia besar nanti, aku tidak ingin dia tahu apa yang terjadi antara ibunya dan kakaknya itu.

*

*

*

Part 4 Sonya, gadis yang ceria.

14 Tahun kemudian…

“Oughhh… enak sayang.. nikmat..”

“Oghhh terus pa… lebih kencang…”

“Badan kamu sexy sayang.. montok… oghhh…”

“Hmm… makasih pa… pokoknya Sonya miliknya papa” kataku pada papaku.

Aku tidak menyangka kenapa ini bisa terjadi, hubungan seks sedarah dengan papaku sendiri. Selama ini aku memang hanya hidup berdua dengan papaku, papaku mengatakan bahwa waktu aku kecil Ibu dan kakakku meninggal dalam sebuah kecelakaan namun Papaku tidak pernah mengajakku untuk melihat makam mereka.

5 bulan yang lalu…

“Pa.. Sonya pulang..”

“Selamat datang sayang..”

Bersambung…

sambungannya di bawah

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan