2 November 2020
Penulis — Fuck4Love
Malam ini, kami pun melakukannya lagi. Nafsuku malam ini sudah tidak tertahankan, segera aku memanggil Mbak Dewi yang sedang berada di kamarnya. Dia pun langsung mengerti keinginanku dan segera menghampiriku di kamar.
“Udah kepengen banget ya Mas? Sampe manggilnya keras gitu”. tanyanya
“Iya neh Mbak, udah g tahan pengen diservis sama Mbak yang cantik ini” jawabku menggodanya.
“Ahh mas selalu gitu deh, gombal, ya udah sini cepet naik ke ranjang, biar saya lepaskan celana sama bajunya” dia juga ga mau kalah dengan menggodaku.
“Mbak, mbak Dewi ikhlaskan melakukan ini buat saya?” tanyaku saat dia mulai melucuti pakaianku.
“Ya mau gimana lagi Mas, saya kasian sama mas Yoga ini, tapi saya ikhlas kok Mas selama Mas Yoga ga macem-macem mintanya” jawabnya jujur.
“Hehehe, iya makasih ya Mbak cantik” jawabku sambil tertawa.
“Tuh kan mulai lagi gombalnya.. dan lagian saya juga suka ngelihat punya Mas ini, rasanya kok mantep kalo digenggam” jawabnya malu sambil menggenggam penisku.
“Waduh kalo soal itu ga cuma mantep kalo digenggam Mbak, buat yang lain-lain juga mantep kok Mbak, sudah terbukti”. jawabku mulai menggodanya.
“Sudah ahh mas, jadi ga neh minta tolongnya?” tanyanya sambil melepaskan pegangannya dari penisku.
“Yoo jadi to Mbak, ayo cepet dikeluarin ya Mbak” pintaku kepadanya.
Akhirnya dia pun mulai mengocok penisku dengan jurus-jurusnya. Tidak ada secentipun bagian penisku yang terlewat dari jemari tangannya. Tapi entah kenapa aku malam ini kenikmatan itu tak kunjung datang. Setelah sekian lama mengocokku aku kasian kepadanya, Mbak Dewi terlihat mulai capek.
“Mbak capek yaa?” tanyaku.
“G papa kok Mas, tapi emang neh mas adeknya jago banget, saya sampe capek gini tapi ga mau keluar-keluar” jawabnya.
“Iya neh Mbak, ga tau tuh dia, mungkin dia minta cara lain kali ya Mbak..”
“Cara lain gimana to maksudnya Mas, ya mungkin dia pengen ketemu sama temennya yang itu Mbak” jawabku sambil menunjuk ke arah vaginanya yang masih tertutup oleh daster panjangnya.
“Mas saya ga mau, saya kan udah bilang kita g boleh lebih dari ini” jawabnya dengan sedikit marah.
“Iya mbak, tapi saya pengen cepet dikeluarin Mbak, ya sudah gimana kalo Mbak emut aja ya kontol saya.. pintaku dengan lembut.
“Ga mau Mas, saya jijik mas. Pokoknya saya ga mau lebih dari ini, saya ga mau berbuat dosa Mas” jawabnya sambil berusaha berdiri dan meninggalkan kamarku.
Tapi aku dapat dengan sigap memengai tangannya sehingga dia tidak bisa pergi dari kamarku. Aku pun mengajaknya kembali duduk di ranjangku. Aku lihat dia mulai menitikkan air mata, tetapi aku yakin di lubuk hatinya pasti ada keinginan untuk memenuhi kebutuhan birahinya yang pasti juga sudah memuncak setelah setahun tidak merasakan hangatnya penis lelaki.
“Mbak aku tahu kamu pasti juga membutuhkannya” aku menatapnya dalam dan kita saling bertatapan dalam diam.
“Mbak aku pengen kita saling mengisi dan saling memenuhi keinginan itu, aku sangat ingin melakukannya bersamamu Mbak, aku mencintaimu Mbak” rayuku yang membuat dia sedikit luluh.
Aku pun memeluk tubuhnya, dan mulai mendekatkan bibirku ke bibirnya. Dia sedikit melengos tapi tidak ada tindakan penolakan. Hingga bibirku pun mendarat di bibirnya. Dia masih belum menunjukan respon terhadap ciumanku.
Aku bertekad untuk dapat menaklukan wanita ini malam ini. Akupun mulai melancarkan rangsangan-rangsangan dengan mengemot bibirnya dan memasukan lidahku ke mulutnya. Dengan cara ini nampaknya Mbak Dewi mulai terangsang hingga dia memejamkan mata dan nafasnya mulai memburu. Akhirnya dia pun mulai memberikan respon terhadap ciumanku di bibirnya.
Akupun membaringkannya di ranjangku tanpa ada penolakan lagi darinya. Aku mulai menjamah leher, telinga, dan tengkuknya hingga membuat dia semakin melayang dan mulai mendesah..
“Ahh euuhh uh ahh Mas”.. desahnya
Akupun semakin bergairah untuk dapat memberikan kenikmatan yang sudah lama tidak dia dapatkan. Aku bergerak ke arah dadanya dan mulai menciumi payudaranya dari luar dasternya. Aku juga menjamah bagian ketiaknya yang berbulu dengan ciuman dan jilatan-jilatanku yang membuat dia semakin melayang kegelian.
Akupun mulai menarik bagian atasnya hingga sekarang terlihat BH hitam yang dikenakannya. Tak ada bosannya aku kembali menjamah setiap detail payudaranya dengan jilatan-jilatanku. Akhirnya aku membuka pengait BH di punggungnya dan melompatlah payudara Mbak dewi yang sudah agak kendor tersebut. Aku langsung meremas-remas benda kenyal tersebut dan mulai mendekatkan lidahku ke bagian putingnya yang berwanra merah kecoklatan.
Dia masih saja terus mendesah dan menggeliat saat aku menjilati setiap bagian tubuhnya.
“Mas uhhh ahhh aehh enakhh mas” desahnya sambil menggeliat.
Lalu secara perlahan aku mulai menurunkan daster panjangnya melewati kakinya, sudah tak ada rasa penolakan lagi darinya, seakan dia sudah pasrah dan sangat membutuhkan aku untuk memenuhi nafsu birahinya yang sudah lama terpendam. Dia mengangkat pantatnya saat aku mencoba melepas dasternya, hingga daster itupun akhirnya lepas dari tubuhnya.
Sekarang terlihat wanita dengan umur yang lebih tua dariku hanya memakai CD di depanku. Melihat itu membuat aku yang sudah telanjang semakin bernafsu untuk segera menyentubuhinya. Tetapi aku harus mampu menahannya, aku ingin memberikan sensasi bercinta yang belum pernah dia rasakan sebelumnya malam ini bersamaku.
Aku pun memulainya dengan menjilati setiap jengkal tubuhnya, mulai dari kakinya hingga ke kepalanya, karena dengan cara itu aku yakin wanita akan merasa dikagumi dan dia juga akan dengan senang hati melakukan semua yang kita inginkan. Sesekali aku bermain-main agak lama saat sampai di bagian selakangannya yang masih tertutup oleh CD.
“Maassh aku diapain mas, uhhh aiiihhh enaaak bangett mas” racaunya tanpa sadar.
Aku masih ingin mempermainkan wanita ini dengan permainan lidahku di sekitar selakangannya. Hingga akhirnya akupun mulai melepas celana dalamnya dengan mulutku, aku menariknya perlahan menuruni kakinya. Mbak Dewi mencoba membantu menggunakan tangannya, tapi aku melarangnya. Nampaknya dia segera ingin benda itu lepas dari tubuhnya.
Sekarang terpampanglah gundukan di selakangan Mbak Dewi yang tembem itu. Meskipun ditumbuhi rambut dan terkesan kurang terawat tapi tetap membuatku ingin segera mencumbunya.
Akupun mulai mendekatkan mulutku ke vagina Mbak Dewi, tercium bau khas vagina wanita saat aku mendaratkan kecupan di vaginannya. Dia nampak terkejut dengan apa yang aku lakukan.
“Mas kenapa mas jilat itu punya saya, itu kan kotor mas.. apa Mas g jijik jilatin punya saya?” tanyanya sambil berusaha untuk bangun.
Ssstttt nikmatin aja Mbak, Mbak Dewi pasti akan ketagihan sambil menempelkan jari telunjuk ke mulutku.
Dia pun akhirnya berbaring dan menikmati setiap jilatan dan emutan bibirku di vaginannya. Desahan kenikamatan keluar dari mulutnya dengan sangat erotis. Aku keluarkan semua jurus dan ilmuku untuk membuatnya terpuaskan malam ini. Aku kombinasikan antara jilatan dan elusan di klitorisnya dan kadang aku masukan jari tangahku untuk menjangkau daerah G-Spotnya di bagian atas dinding vaginannya.
Hingga setelah sekitar 10 menit aku menyerangnya habis-habisan dengan mulut dan tanganku, nafasnya semakin memburu, desahannya semakin keras dan tubuhnya mulai mengejang. Aku pun tau dia sudah mendekati orgasme pertamanya bersamaku. Hingga akhirnya dia menjerit panjang tanda orgasmenya telah datang.
Ahhaaaah shhsssshhh ouuuhhh Massshhh.. desahnya sambil memejamkan mata.
Nampak orgasmenya begitu dahsyat, hingga seluruh tubuhnya bergetar. Mungkin dia sudah lama tidak pernah mendapatkan kenikmatan seperti ini. Akupun tetap menempelkan mulutku di vaginannya sambil tetap memberikan kecupan dan kurasakan kedutan-kedutan dari dalam vaginanya yang berangsur-angsur mulai mereda.
Aku memberikannya kesempatan untuk beristirahat dan menikmati orgasmenya. Setelah beberapa saat akhirnya dia membuka matanya dan menatapku.
Mas aku diapain tadi? Aku belum pernah yang kaya tadi Mas? Tanyanya.
Aku Cuma pengen ngasih sesuatu yang mungkin sudah lama g Mbak dapatkan jawabku
Sumpah Mas seumur-umur aku belum pernah ngerasain yang kaya tadi jawabnya lagi.
Lah sama suaminya dulu g pernah sampe kaya tadi po Mbak? tanyaku curiga.
Ga pernah Mas, orang bapaknya dulu main langsung tancap aja kok jawabnya polos
Oke Mbak kalo gitu aku akan ngasih yang lebih lagi dari yang tadi, Mbak sudah siap kan? tanyaku.
Dia hanya tersenyum malu dan mencubit pinggangku. Akupun lalu mengambil kain basah seperti selama ini dia memperlakukanku setelah aku orgasme. Setelah itu aku mengelap vaginanya dari sisa-sisa cairan orgasmenya. Aku memperlakukan dia seperti seorang kekasih. Karena dalam prinsipku, wanita manapun pasti akan bahagia dan senang jika diperlakukan dengan penuh kasih sanyang dan perhatian.
Setelah selesai mengelap vaginannya aku tidak segera meminta untuk dilayani, tetapi aku menuntunnya ke kamar mandi dan mengajaknya mandi bareng dibawah guyuran air hangat. Aku pun mulai merangsangnya dengan ciuman dan rabaanku disetiap jengkal tubuhnya. Kali ini dia mulai berani merespon ciumanku dan mulai membalas elusanku di tubuhnya.
Kamipun berciuman mesra dibawah guyuran shower, sungguh romantis rasanya suasana malam itu. Aku pun menyuruhnya untuk menyabuni seluruh tubuhku, sungguh telaten dia menyeka setiap jengkal tubuhku dengan tangan lembutnya. Sesekali dia sengaja menyentuhkan tangannya ke penisku yang memang sudah keras minta pelampiasan.
Setelah itu aku pun gantian melakukan hal yang sama kepadanya, aku mengoleskan sabun ke seluruh tubuh Mbak Dewi, aku lama bermain di payudaranya yang indah itu. Saat kulihat dia Mbak dewi hanya memejamkan mata, dan sesekali mendesah sambil melihatku. Setelah membilas tubuh kami berdua aku pun memintanya untuk mengoral penisku yang menurutku berukuran cukup besar ini.
Mbak tolong emutin juga dong punyaku, perintahku.
Mas saya belum pernah yang kaya gitu Mas jawabnya
Ga papa Mbak, nanti lama-lama juga terbiasa jawabku.
Aku pun lalu menuntunya untuk berjongkok di depan penisku. Dia masih nampak kaku saat penisku berada teapt di depan mulutnya. Dengan sedikit memajukan tubuhku akhirnya ujung penisku menyentuh bibirnya yang lebih dan sedikit tebal itu. Sensasi yang luar biasa saat penisku aku gerakan menyusuri belahan bibirnya.
Akhirnya dengan sedikit paksaan penisku mulai masuk ke mulut Mbak Dewi. Dia pun akhirnya mau mengoralku, meskipun masih kaku dan kurang mahir dia melakukannya. Dengan sedikit bimbinganku dia mulai belajar dan terlihat menikmatinya. Dibawah guyuran air shower dia melumat penisku. Tangankupun mulai bergerilya menjamah payudaranya yang besar itu untuk sedkit memberikan rangsangan kepadanya.
Setalah selesai mengeringkan tubuhku, Mbak Dewi lalu mengeringkan tubuh dan rambutnya yang basah. Aku pun mendekatinya dan memeluknya dan memeluknya dari belakang, dia terpekik kaget saat aku meremas payudaranya, tetapi tidak ada tanda penolakan darinya, dia tetap melanjutkan kegiatannya. Aku lalu mulai menciumi leher bagian belakang dan telinganya.
Mmmpphh emmmuuhh ahhhh desahnya.
Mbak saya udah pengen banget nehh. kataku disela-sela ciuman hangat itu.
Dia hanya tersenyum dan mencubit pinggangku. Akupun melumat bibirnya dan terus bergerak ke bawah menyusuri leher hingga sammpai ke payudaranya yang bulat itu. Aku mengecup kedua ujung payudaranya dengan lembut dan perlahan, sesekali aku memainkan lidahku disekitar memutari payudaranya. Nampak ujung putingnya sudah mulai mengeras, tak lupa aku pun meniggalkan cupangan di kedua payudaranya.
Setelah puas dengan payudara Mbak Dewi aku kembali melanjutkan perjalanan lidahku menyusuri tubuhnya. Kali ini bagian perut dan pusarnya menjadi sasaranku, dia nampak kegelian saat aku menjilati pusarnya. Tak lama aku bermain di bagian tersebut, akupun turun dan lansung disambut dengan rambut vaginanya yang cukup lebat di atas bagian pubis yang sedikit menggunung.
Mas uuhhh aiiihshhhs ampuunh Mas desahnya.
Aku tak menghiraukan desahannya dan tetap melanjutkan pekerjaanku menjilati vagina pembantuku ini. Dia semakin keras mendesah, dan mulai mengangkangkan kakinya agar aku lebih leluasa menjamah setiap jengkal bagian vaginannya, aku pun tahu dia menginginkan lebih dari ini. Maka sebelum dia mencapai orgasmenya aku menghentikan jilatanku dan menuntunnya ke atas ranjang.
Mbak aku pengen melakukannya denganmu, aku tahu kamu juga menginginkannya, bisikku di telingannya.
Dia hanya diam dan memejamkan matanya, aku menganggapnya itu sebagai sebuah peneriamaan atas ajakanku. Aku mulai merenggangkan kakinya dan memposisikan diri di antara kedua kakinya. Terlihat olehku dia sudah pasrah dan nampak ada cairan yang mulai meleleh dar vaginanya. Aku lalu bergerak maju dan menempelkan ujung penisku di mulut vaginanya.
Aku perlakukan demikian Mbak Dewi mulai mendesah seakan memohon untuk segera disetubuhi. Aku sengaja mempermainkan nafsunya, hingga akhirnya Mbak Dewi tak tahan dan mendesah memohon untuk aku segera memasukan penisku ke dalam vaginanya.
Mas ahhh ayo cepet mas, saya udah nggak tahan desahnya
Ayo cepet dimasukan masshh pintanya
Mendengar permintaanya itu membuatku semikin tak tahan, dan akhirnya dengan sedikit dorongan ujung penisku mulai menembus mulut vaginanya. Kurasakan kehangatan vaginannya, meskipun sudah banyak cairan disana tetapi tetap terasa sempit dan seakan-akan ujung penisku dipijat oleh sesuatu yang lembut. Benar-benar nikmat vagina pembantuku ini pikirku.
Aku pun mulai mendorongnya perlahan dan menikmati setiap gesekan penisku dengan dinding vagina Mbak Dewi. Hingga akhirnya bleeess seluruh batang penisku tertelan oleh vagina Mbak Dewi. Mbak Dewi pun sedkit terpekik saat ujung penisku menyentuh dasar vaginanya. Aku mendiamkannya sebentar dan membiarkan vagina Mbak Dewi terbiasa dengan ukuran penisku ini.
Setelah kulihat Mbak Dewi mulai tenang aku pun mulai mengerakan penisku maju mundur secara perlahan. Uhhh sungguh luar biasa rasanya vagina Mbak Dewi, wanita ini sungguh pintar membuat penisku seakan diremas dan dilumat oleh dinding-dinding lembut vaginanya. Dia selalu mengkontraksikan dinding vaginannya saat aku menggerakkan penisku.
uhh Mbak vaginamu enak banget, kamu pinter banget memuaskan lelaki pujiku kepadanya.
Ahhh mas saya juga enak banget Mashh, punya mas mantep banget balasnya.
Setelah beberapa saat bermain dengan gerakan romantis dan perlahan akumulai menaikan kecepatan sodokan penisku. Akupun mulai mengeluarkan jurus pompa airku yang sudah terbukti dapat menaklukkan banyak wanita. Jurusku ini adalah dengan memasukan penis ke arah bagian atas dinding vagina, dan menariknya keluar dengan mengarahkan ke bagian bawah dinding vagina.
ahhhhhh uuahhh shhh auuhh eiihh Masshh jeritnya
Mashh terus mashh enakk bangett pintanya disela sodokanku ke vaginanya.
Gerakannyapun semakin tak terkontrol, matanya merem melek dan kepalanya menoleh ke kanan dan kadang ke kiri. Aku tahu dia sudah hampir mencapai orgasmenya. Aku memang ingin mengantarkannya mencapai orgasme lebih dulu. Aku lalu berinisiatif untuk mengemot putingnya yang terasa semakin mengeras saja. Diperlakukan demikian dia tak dapat menahan gejolak orgasmenya yang memang sudah hampir melanda tubuhnya.
Maashh terus massh uhhaihh saya udah mau keluar lagi massh desahnya.
Ayoo Mbak, saya pengen Mbak keluar duluan, emmuuahh balasku sambil menjilati putingnya.
Iyaaahh Mashh disitu mashh teruss mashh akkh enak mashh jeritnya.
Akhirnya tak lama kemudian tubuhnya mengejang, kaku dan terasa penisku diguyur oleh cairan hangat dari dalam vagina Mbak Dewi. Mbak Dewi hanya terpejam menikmati orgasme keduanya bersamaku yang cukup dahsyat ini. Aku membiarkannya menikmati orgasmenya sejenak sambil tetap mendiamkan penisku berada di dalam vagina Mbak Dewi.
Setelah aku rasa gelombang orgasmenya sudah mulai mereda, aku pun memuulai rangsanganku kembali dengan mencium bibirnya, respon darinya masih belum sedahsyat seperti sebelum orgasme tadi. Aku pun maklum mungkin dia masih menikmati sisa-sisa gelombang orgasmennya. Tapi aku tetap terus menciumi bibirny dan kadang diselingi ciuman dileher dan rabaan di payudaranya.
Mbak ayo puasin aku mbak, aku kan belum keluar neh pintaku kepadanya.
Iya Mash, habisnya tadi itu enak banget mas, lebih enak dari yang pertama tadi jawabnya.
Iya mbak, makanya ayo puasin saya, nanti saya kasih yang lebih enak lagi balasku sambil tersenyum yang langsung disambut dengan ciuman darinya.
Aku pun mulai mengerakkan lagi secara perlahan penisku yang masih berada didalam vagina Mbak Dewi. Terasa olehku vaginannya sudah muali memberikan respon terhadap gerakanku dengan mulai memijat lagi penisku. Desahan Mbak Dewi pun mulai terdengar lagi di telingaku yang membuat aku semakin bergairah dan ingin segera mencapai orgasmenku.
Aku pun lalu mengganti posisiku, aku merebahkan diri di samping kanan tubuh Mbak Dewi sambil tetap menancapkan penisku ke dalam vaginannya. Lalu aku memegang kaki kanannya ke atas sehingga aku dapat menyodokan penisku dari samping tubuhnya. Dengan posisi itu aku dapat dengan mudah menjangkau payudara Mbak Dewi dengan mulut maupun tanganku.
Selain itu aku dapat mencium bibir Mbak Dewi dan melihat ekspresinya saat aku entot dari dekat. Aku menyodokan penisku dengan cepat yang membuat rintihan Mbak Dewi semakin keras. Di sela-sela sodokanku aku juga merangsang payudaranya denga jilatan dan emutanku yang membuat dia semakin melayang keenakan.
Mbaak ayoo mbak aku udah mau keluar, aku pengen keluarin di dalem ya Mbak desahku meminta persetujuan darinya.
Iyaa maashh ayoo mashh aku juga udah mau keluar lagi desahnya.
oohhhhh aoohhh akhh Mbak Dewiii Mbakk ouhh aku pun mengeram saat orgasmeku seakin dekat.
Mbaakk aku keluar Mbakhh oouuhhhh desahku
Dan akhirnya jebol sudah pertahananku, aku menyemprotkan spermaku di dalam rahim Mbak Dewi. Dan bersamaan dengan semprotan spermaku, penisku juga merasakan guyuran hangat cairan cinta dari Mbak Dewi. Tubuhku dan Mbak Dewi pun mengejang dan kaku hingga akhirnya kami berdua lemas dalam kenikmatan malam itu.
Keesokan paginya…
Bersambung.