2 November 2020
Penulis —  ratna anida

Ibuku yang montok

Akupun segera bergegas menuju kamarku begitu mendapatkan perintah dari ibuku dalam keadaan masih tanpa memakai celana pendek, dan kondisi penisku sendiri memang masih sedikit tegang dibandingkan tadi. Tak lupa kubawa celana pendekku ini, dan lalu berjalan menuju kamarku ini. Namun ketika tinggal 2 langkah lagi aku sampai di kamarku, tiba-tiba ibu memanggilku.

Spontan kuhentikan langkahku ini, dan kulihat ibu berjalan menghampiriku, lalu berkata; “Yan, ibu baru saja hendak menelepon kakekmu, tiba-tiba ibu berubah pikiran, lebih baik nanti kita bercinta di kamar riska saja mas, di atas ranjang tempat biasanya aku dan ayahmu bercinta, kamu setuju kan anakku sayang?

Sesampainya di kamar orang tuaku aku langsung melepas kaos, dan kaos dalam yang masih kupakai ini, sehingga kini aku benar-benar dalam keadaan telanjang bulat. Sambil menunggu ibuku yang masih menelepon kakek, kurebahkan tubuhku ini di atas ranjang, dan kembali pikiranku teringat akan kejadian beberapa bulan yang lalu di jogja, tanpa kusadari tangan kananku mulai mengocok kontolku naik turun, dan penisku yang tadinya sudah agak sedikit lemas, kini menjadi bangkit, dan tegang lagi.

Aku lalu berkata pada penisku ini; “juniorku, sabar iya sebentar lagi kamu akan memasuki liang memek yang selama ini kamu impikan, liang vagina yang juga telah melahirkanmu ke dunia ini, liang memek ibu kandungku, dan kamu juga akan menikmati jepitan, dan remasan dari memek riska seumur hidupmu ini, kamu bahagiakan juniorku?

” Kulihat penisku mengangguk tanda setuju, dan sambil kukocok penisku ini aku panggil-panggil ibuku; “riska damayantiku sayang, segeralah kemari dek, penisku sudah tidak tahan untuk merasakan jepitan vaginamu ibuku sayang, dan kulepaskan perjakaku ini di liang vagina yang sama dengan liang yang membawaku lahir ke dunia ini, lubang memekmu itu riska.

Selang 15 menit kemudian, ibukupun akhirnya masuk ke kamarnya untuk menemuiku. Alangkah terkejutnya aku saat melihat ibuku telah berganti pakaian, dan kini mengenakan gaun tidur berwarna putih transparan, dan dapat kulihat dengan jelas bahwa di balik gaun tidurnya itu ibuku tidak mengenakan pakaian dalam alias sudah telanjang bugil.

Ibuku lalu merebahkan kepala di sampingku, namun tak berapa lama kemudian ibu kembali bangun, lalu aku bertanya pada ibuku; “riska ibuku, ada apa kok tiba-tiba bangun lagi sayangku? Riska kelupaan mengunci pintu depan mas rian, tadi saat kamu datang, riska buru-buru untuk menyambutmu mas rian, anakku yang juga suamiku tercinta.

Setelah itu riska tadi bergegas ke dapur untuk memasakkanmu nak, namun riska lupa ternyata riska belum mengunci pintu depan mas yan, riska kunci dulu iya pintu depannya suamiku sayang, agar tidak ada tamu yang tiba-tiba masuk.

Baiklah riskaku sayang, ibuku yang juga istriku segeralah kamu kunci pintu depan, dan bergegaslah berbaring di sebelahku ini, aku sudah tidak tahan ingin segera menyetubuhimu, dan memasukkan burungku ini ke dalam sangkarnya, liang senggamamu itu ibuku sayang.

Iyaa mas, riska akan secepatnya mengunci pintu depan, dan kembali ke kamar, sebab riskapun juga sudah tidak tahan ingin mengambil perjakamu itu mas rian, dan merasakan sodokan batang kejantananmu itu di dalam liang peranakan riska ini anakku sayang sambil matanya dikerlingkan atau dikedipkan nakal padaku.

Setelah berkata demikian, ibuku lalu melangkahkan kakinya keluar kamar, dan segera mengunci pintu depan.

Beberapa menit kemudian ibuku lalu kembali ke kamarnya, dan lalu kepalanya direbahkan di sebelahku ini. Ibuku lalu membelai belai kepalaku ini, dan tangan kirinya membelai penisku yang telah mengeras.

Sambil tiduran ibu lalu bercerita bahwa ibu telah mendapatkan restu dari kakek untuk menikah denganku. Ibu berkata: “Rian anakku, dek Riska telah mendapatkan restu dari kakekmu yang juga akan menjadi ayah mertuamu untuk menikah denganmu mas!!!” Lho kok bisa ibu mendapatkan restu dari kakek agar kita berdua menikah secara resmi sayangku?

Kakek sempat menanyakan siapakah laki-laki yang beruntung yang akan menikahimu untuk kedua kalinya nduk? Ibu menjawab: “laki-laki yang beruntung yang akan menikahiku ini tak lain, dan tak bukan adalah anak laki-lakiku, yang juga cucu kandung bapak, mas Rian Andrianto pak.” Kakek sempat terkejut mendengar jawaban ibu ini nak: “hah yang benar saja nduk, kamu akan menikah dengan anak kandungmu sendiri?

Lalu ibu jawab; “iyaa pak, Riska akan menikah dengan mas rian anak laki-laki riska ini pak.” Kakek lalu berpesan; Riska putriku, kamu baru boleh menikah lagi setelah 90 hari atau seusai masa iddahmu itu selesai sesuai dengan tuntunan ajaran agama kita agama Islam ini, dan apabila hal itu sudah menjadi pilihanmu bapak hanya bisa merestui, dan mendo’akan agar pernikahanmu yang kedua ini langgeng hingga hari tuamu nanti, dan menjadi rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah nduk.

Aamiin… aamiin ya rabbal alamin…

Aamiin mudah mudahan do’a bapak diijabah oleh Allah S. W. T, terima kasih banyak pak, bapak telah merestuiku untuk menikah lagi dengan anak laki-lakiku ini, yang juga cucu kandung bapak sendiri, ibu berkata demikian pada kakek mas rian suamiku sayang.

Kakekmu yang juga ayah mertuamu itu juga berpesan suamiku sayang agar kita berdua berkunjung atau sowan ke rumah kakek di bandung dalam 2 hari ke depan, ada beberapa hal yang akan kakek bicarakan dengan kita berdua ini anakku rian, suamiku tercinta.

Bu, kalau itu memang permintaan kakek, maka tidak ada salahnya apabila dalam 2 atau 3 hari ke depan kita berangkat menemui kakek di bandung, karena menurut rian ada hal-hal penting yang ingin kakek tanyakan pada kita berdua ini, sampai kakek meminta kita berdua untuk menghadap secara khusus 2 hari lagi riska sayang.

Nah sekarang ayo kita lepaskan kerinduan kita selama ini anakku sayang, sebelum kita berkemas esok atau lusa untuk menemui kakekmu di bandung. Yan, jujur ibu sudah lama sekali menantikan saat-saat seperti sekarang ini suamiku sayang, saat dimana kamu menyerahkan keperjakaanmu itu padaku, ibu kandungmu sendiri nak.

Aku Riska yang telah melahirkanmu melalui vagina ku ini mas, dengan posisi yang nyaris sama seperti sekarang ini 22 tahun yang lalu, kini mas rian anak laki-lakiku yang keluar dari liang vaginaku, dan menghirup udara di dunia ini serta kurawat dan kubesarkan sepenuh hatiku dengan segenap rasa cintaku ini sebagai ibunya, sebentar lagi akan kembali ke dalam tubuhku ini dengan cara penismu itu akan kamu masukkan ke dalam vaginaku ini mas rian, yang tak lain dan tak bukan adalah vagina ibu kandungmu sendiri kata ibuku.

Jujur nak, selama ini saat kamu kuliah, dan berada jauh dariku ini, aku merasa kesepian mas rian. Sesekali hanya bisa kupandangi foto-fotomu yang ada di handphoneku, dan di album foto. Ibu benar-benar kangen ingin kembali melepas rindu bersamamu, dan menghabiskan setiap saat di dalam hidupku ini bersamamu, mas rian anakku tercinta.

Itulah sebabnya, Riska lalu mencari alasan agar dapat bercerai dari ayahmu Antok Suharmanto, sekalipun sebenarnya ayahmu berat hati untuk menceraikanku ini nak, tak lain, dan tak bukan penyebab utamanya adalah agar aku Riska Damayanti ibumu dapat menghabiskan seluruh waktuku di sisa usiaku ini bersamamu mas Rian anakku yang juga suamiku.

Walaupun kita berdua melakukan dosa besar pernikahan sedarah atau incest yang dilarang oleh agama yang kita anut ini yakni agama Islam, akan tetapi kita tetap tidak boleh meninggalkan kewajiban kita ini mas Rian Andrianto putraku yang sekaligus suamiku.

Kamu tetap harus membimbingku mamamu ini Riska Damayanti sebagai imamku dan juga imam dari anak-anak kita kelak mas, sebagaimana dulu ayahmu Antok Suharmanto yang membimbingku ini agar menjadi istri sekaligus ibumu yang shalihah nak.

Sebelum perceraikanku dengan mas Antok Suharmanto, ayahmu sempat berpesan padaku nak agar mendidikmu supaya menjadi anak laki-laki yang shalih agar dapat menjadi imam yang baik bagi istri, dan keluargamu kelak, papamu juga berpesan agar mama nanti menikahkanmu dengan seorang wanita yang shalihah.

Begini kutipan pesan dari ayahmu itu mas yan suamiku sayang, mama lalu menunjukkan secarik kertas yang ada tulisan tangan ayah padaku ini; “Riska istriku, aku dengan ikhlas menceraikanmu, akan tetapi didiklah Rian anak kita agar menjadi anak yang shalih, dan pada saatnya nanti, nikahkanlah yan dengan seorang perempuan yang shalihah agar kelak rumah tangga anak kita menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmah, tak lupa aku titip pesan pada rian jagalah Riska Damayanti ibumu ini, seumur hidupmu nak, bila kamu sudah berumah tangga nanti bawalah istrimu untuk tinggal bersama dengan mamamu itu, agar kamu dapat terus menjaga ibumu hingga akhir hayatnya nanti, papa pamit nak, mulai sekarang, aku Antok Suharmanto ayahmu akan meninggalkan kalian berdua, dan membina rumah tangga dengan istri keduaku di Pontianak, Kalimantan Barat.

Kutinggalkan uang senilai Rp 218.000.000, - sebagai modal untuk Riska Damayanti mantan istriku ini untuk membuka toko sekaligus mencukupi kebutuhanmu Rian anakku, dan ibumu selama beberapa tahun ke depan. Apabila ternyata uang sebanyak itu masih kurang kamu boleh menjual mobil honda mobilio warna merahmu itu sebagai tambahan modal usaha.

Sekian pesanku ini, semoga suatu saat nanti kita dapat bertemu kembali nak. Jaga dirimu, dan ibumu baik-baik nak, sebab ayah tidak akan pernah menemuimu lagi sesuai kesepakatanku dengan Riska Damayanti mamamu itu. Pesan ini kutuliskan sebagai pengganti percakapan kita secara langsung, karena terhitung semenjak tanggal 16-Maret-2011 ini aku secara resmi meninggalkanmu, dan ibumu untuk membina rumah tanggaku dengan Euis Alfiani istri keduaku ini di Pontianak, Kalimantan Barat, sekaligus mengembangkan usaha meubelku ini nak.

Nah itulah pesan dari papamu itu mas Rian suamiku sayang, saat ayahmu berpesan agar aku menikahkanmu dengan wanita yang shalihah, dan memintaku untuk mendidik serta menjagamu dalam hati aku berjanji akan kulakukan, dan kupenuhi pesan ayahmu itu dengan sepenuh hati yan anakku tercinta.

Ayahmu tidak pernah mengetahui tentang kejadian saat di kamar kostmu di jogja setahun yang lalu, sebab ibu tidak pernah bercerita padanya nak, dan rencanaku untuk menikah denganmu mas Rian Andrianto, putraku tercinta. Tentu saja dengan kamu menikahiku dek Riska Damayanti, ibu kandungmu ini, kamu akan dapat melaksanakan pesan ayahmu Antok Suharmanto itu yan suamiku, anakku tersayang.

Secara tidak langsung ayahmu menyetujui hubungan asmara terlarang kita berdua sebagai ibu, dan anak yan. Bahkan ayahmu secara tersirat mendukung agar kita dapat menikah secara resmi suatu saat nanti.

Ayahmu tidak pernah mengetahui bahwa nantinya satu-satunya perempuan yang shalihah yang akan menikah dengamu, tak lain, dan tak bukan adalah aku Riska Damayanti, mamamu sendiri mas Rian Andrianto.

Dalam hatiku bersorak kegirangan saat ayahmu berpesan seperti itu, dan lebih bersorak lagi ketika ayahmu mengatakan tidak akan pernah menemui kita berdua lagi.

Itu berarti sudah tidak ada lagi penghalang bagi kita berdua untuk menjalin hubungan asmara terlarang, antara ibu dan anak, bahkan yang ada mereka malah mendukung kita agar segera menikah secara resmi mas Rian anakku tersayang.

Mulai saat ini kamu harus memanggilku dengan panggilan dek Riska Damayanti, atau panggil saja aku Riska, walaupun aku adalah ibu kandungmu, namun semenjak sore ini akupun sudah menjadi istrimu mas yan, dan kelak akan melahirkan anak-anak kita yang juga cucuku ini, sekaligus buah cinta kita berdua.

Aku akan memanggilmu mas Rian Andrianto, atau mas yan semenjak sore ini anakku tercinta, meskipun kamu adalah putra tunggalku yang terlahir dari rahimku ini, namun semenjak sore ini kamu adalah suamiku, dan kelak akan menjadi ayah bagi anak-anakmu yang juga adik-adikmu, mas yan suamiku tercinta.

Riska benar-benar menjadi seorang ibu yang paling beruntung di dunia ini, sebab dapat menjadi istri dari anak laki-laki kandungnya, dan menerima baktimu padaku sebagai satu-satunya wanitamu di dalam hidupmu. Kamu, dan diriku adalah satu mas Rian anakku sayang.

Begitupun kamu akan menjadi satu-satunya anak laki-laki yang paling berbahagia di dunia ini, karena kamu dapat memilikiku, dan mencintaiku tak terbatas waktu sebagai ibumu sekaligus istrimu, sekaligus berbakti padaku seumur hidupmu nak.

Tak pernah kubayangkan hal ini akan terjadi dalam kehidupanku ini mas Rian anakku sayang. Tak terasa vaginaku sudah mulai basah, dan becek mas yan ku tercinta, menunggu momen masuknya penismu yang tegang, yang sedang kukocok dengan tangan kiriku ini yang semakin lama semakin bertambah besar nak. Oh pasti memek Riska ini terasa penuh mas yan saat nanti kamu masukkan kontolmu ke dalam memekku nak.

Demikianlah ungkapan perasaanku padamu mas Rian Andrianto, anakku sekaligus suamiku sayang. Sambil berkata demikian, ibuku kulihat memejamkan matanya, dan menggigigit bibir bawahnya yang menandakan ibuku telah dikuasai oleh nafsu birahinya.

Apakah kamu pernah mengukur panjang penismu, beserta diameternya anakku sayang, tanya ibuku padaku. Kujawab, belum pernah bu: “tetapi bila ibu ingin aku mengukurnya, aku akan mengukur panjang kontolku ini saat sedang ereksi seperti sekarang ini, detik ini juga dek riska sayang.” Karena apapun perintah darimu, aku akan berusaha melaksanakannya sesegera mungkin sebagai wujud baktiku padamu mamaku yang juga istriku tercinta.

Ibu lalu melanjutkan perkataannya, “sebenarnya ibu tidak terlalu ingin tahu amat berapa ukuran penismu itu mas rian suamiku sayang, akan tetapi kalau kamu tidak keberatan, segeralah kamu ambil penggaris di kamarmu itu, dan bawalah penggaris itu kesini, nanti biar aku saja yang akan mengukur seberapa panjang penismu itu anakku sayang saat sedang ereksi, agar aku dapat mempersiapkan tempikku ini secara maksimal, dan merawatnya lebih baik lagi agar terasa rapat, dan sempit seperti memek seorang gadis yang masih perawan mas yan anakku sayang.

Aku, Riska Damayanti mamamu akan memberikan pelayanan yang terbaik padamu anakku sayang, agar pengalaman bersetubuhmu yang pertama kalinya ini menjadi pengalaman yang paling berkesan seumur hidupmu anakku sayang.

Riska mamaku, istriku tercinta, akupun akan berusaha semaksimal mungkin untuk melayanimu agar kamu tidak pernah merasa kecewa, dan menyesal telah memilihku untuk menjadi suamimu sekaligus ayah dari anak-anak kita kelak mamaku tercinta, dengan pengalamanku yang masih minim tentang bercinta ini.

Aku mohon, dek Riska mau mengajariku bagaimana cara memuaskan nafsu birahimu yang besar itu ibuku tercinta. Bersediakah kamu mengajariku Riska Damayanti, mamaku sayang. Sengaja tetap kupanggil mama, dan kupanggil namanya agar aku tetap sadar bahwa orang yang sekarang menjadi istriku adalah mamaku, ibu kandungku sendiri.

Mama sedikit sewot saat aku memanggilnya mama, dan mama lalu berkata; “nak, berapa kali sudah kukatakakan bahwa bila kita sedang bercinta seperti sekarang ini, kamu jangan memanggilku mama, cukup panggil aku dengan namaku saja, kamu mengerti kan mas Rian.”

Jawabku: “iya aku mengerti mamaku sayang, istriku tercinta, tetapi izinkanlah aku memanggilmu mama agar aku dapat merasakan bahwa tubuh wanita yang kunikmati seumur hidupku ini, adalah tubuhmu, Riska Damayanti ibuku sayang.”

“Baiklah mama izinkan kamu untuk memanggilku mama mas Rian anakku sayang, apabila alasanmu seperti itu, mama bisa menerimanya, itu sama juga denganku yang tetap memanggilku anakku, agar kusadari bahwa aku kini telah menjadi istri putraku sendiri!!!”

Dek Riska sayang, aku pamit dulu mengambil penggaris, dan membawanya kemari agar dek Riska dapat segera mengukur penisku ini, sekaligus segera menikmati sodokan, dan tusukan penisku pada vaginamu itu mamaku sayang.

Aku lalu duduk, dan beranjak untuk menuju kamarku mengambil penggaris. Sebelum kulangkahkan kakiku keluar kamar, kusempatkan dulu untuk mencium vagina mamaku yang tembem yang terlihat jelas menerawang dari balik gaun tidur yang dipakainya, yang mana memek ibuku sudah benar-benar basah, dan becek, sehingga tercium aroma yang tajam dari vagina Riska Damayanti ibu kandungku ini.

Setelah itu kulangkahkan kakiku keluar kamar, dan bergegas mengambil penggaris di kamarku, lalu kembali lagi ke kamar mamaku.

Tak sabar rasanya hatiku ini untuk melepas keperjakaanku ini di liang vagina Riska Damayanti ibuku yang telah melahirkanku ke dunia ini.

Sesampainya di kamarku aku lalu membuka tasku, dan mencari-cari penggarisku, ternyata penggarisku kuletakkan di meja belajar saat tadi aku merapikan barang-barang bawaanku ini.

Kulihat jam di dinding kamarku, ternyata jam dinding telah menunjukkan pukul 14.30 w. b yang berarti sudah hampir 2 jam aku berada di rumah. Tak terasa sudah kuhabiskan waktu bersama mamaku untuk ngobrol ngalur ngidul, dan mencurahkan perasaan hati kami masing-masing, sekaligus meminta restu pada kakekku yang juga ayah mertuaku agar hubungan kami direstui selama hampir 2 jam.

Sekarang sudah tiba saatnya bagiku untuk mengakhiri keperjakaanku di liang memek mama kandungku sendiri. Kulihat penisku benar-benar telah ereksi maksimal, dan mengacung tegak seakan-akan meminta untuk segera dimasukkan ke dalam sangkarnya, liang vagina Riska Damayanti, ibuku sendiri.

Kebetulan suasana di luar rumah mendadak turun hujan, sehingga ini benar-benar menjadi momen yang paling pas untuk melepaskan perjakaku di dalam liang vagina mamaku ini. Alampun seakan mendukung persetubuhan terlarang antara aku dengan mamaku Riska Damayanti, sebab di luar sana hujan bertambah deras sehingga hawapun terasa bertambah dingin menusuk kulitku di tengah ketelanjanganku ini.

Seusai kuambil penggaris, kulangkahkan kembali kakiku ke kamar mamaku ini, tak lupa kukunci pintu kamarnya, dan kunyalakan lampu kamar mamaku itu.

Aku lalu duduk di ranjang, dan berkata pada ibuku; “Dek Riska, ini sudah kubawa penggaris untuk mengukur penisku ini yang urat-urat penisku ini tegak maksimal, dan mengangguk angguk.

Dengan gemetar mamaku lalu menggengam penisku perlahan, dan memintaku untuk menyerahkan penggaris yang kubawa agar dapat mengukur penisku ini.

Mamaku lalu memintaku untuk duduk bersila di tepi ranjang, dan menyuruhku melebarkan kedua pahaku ini. Lalu perlahan mamaku turun dari tempat tidur, dan berjongkok di depan penisku, sambil tangan kanannya masih tetap menggenggam penisku yang masih berdiri dengan kokoh seperti tongkat. Ibuku lalu meletakkan penggaris yang dibawanya tegak lurus dengan posisi penisku ini, sambil ditempelkannya penggaris itu mulai dari ujung kepala penisku sampai dengan ke dekat buah zakarku ini.

Ternyata panjang penisku saat sedang ereksi mencapai 14 sentimemeter, kemudian mama lalu meletakkan penggaris yang dipegangnya tadi, dan diletakkan di kepala penisku dengan posisi sejajar, ternyata diameter kepala penisku ini mencapai 3, 5 sentimeter.

Oh besar, dan panjang sekali kontolmu mas Rian Andrianto, anakku sayang, jauh lebih besar, dan panjang daripada kontol mantan suamiku yang juga ayahmu Antok Suharmanto nak. Kontol ayahmu tidak sepanjang, dan sebesar ini nak, ukuran kontol ayahmu saat ereksi kira-kira hanya 12 sentimeter, dan diameter kepala penisnya hanya sekitar 2, 5 sentimeter, aku memang tidak pernah mengukur, dan mengetahui secara persis berapa sebenarnya ukuran penis ayahmu itu nak.

Nyata sekali kalau ibuku sudah benar-benar menginginkan untuk kusetubuhi.

Selesai mengukur penisku ini, ibuku lalu duduk di sebelah kananku, dan iseng-iseng lalu kutangkupkan telapak tanganku ini, dan kuletekkan pada gundukan memek ibuku yang menggunung sambil kubelai perlahan, dan ibu mulai mendesis: “oh… ah… mas Rian kamu nakal iyaa mas, mulai merangsangku ini ceracau Riska ibu kandungku.

Iya dong dek Riska Damayanti sayangku, ibuku yang juga istriku aku sengaja merangsangmu agar vaginamu semakin basah, dan becek, juga cairan kewanitaanmu yang keluar semakin banyak agar memudahkan serta melancarkan penetrasi kontolku yang masih perjaka ini saat kumasukkan ke dalam tempikmu sebentar lagi Riska mamaku sayang.

Dek Riska, kamu kan sudah mengetahui ukuran penisku ini, sekarang aku mas Rianmu ini hendak bertanya: “Apakah dek Riska pernah mengukur berapa kedalaman liang vaginamu itu, dan berapakah juga lebarnya?”

Tunggu sebentar iyaa nak, mama lalu memejamkan matanya, dan ingatan mama kembali ke masa lalu, masa dimana mama kecil. Pernah nak, saat itu Riska jatuh dari sepeda pancal sepulang dari sekolah, dan kurasakan perih di vaginaku ini, lalu untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan kakekmu lalu membawaku ini ke bidan.

Saat itu mama tidak berani bercerita, namun melihat mama berjalan tergopoh-gopoh dengan kaki yang kuseret menahan sakit pada tempikku ini. Hal ini lalu menimbulkan kecurigaan kakekmu nak, aku diminta untuk menceritakan apa yang terjadi sejujurnya, dan kuceritakan bahwasanya aku baru saja terjatuh dari sepeda, serta kurasakan sakit pada tempekku ini pak, penjelasanku pada kakekmu.

Khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan kakekmu, dan nenekmu lalu membawaku ke bidan. Setelah diperiksa oleh bu bidan dengan menggunakan alat dilator, ternyata tempikku tidak apa-apa nak, hanya ada sedikit robekan pada selaput daraku, namun hal ini akan sembuh dengan kukonsumsi obat yang diberikan oleh ibu bidan.

Kakek sempat khawatir begitu mengetahui selaput daraku ini sedikit robek, akan tetapi bu bidan menjelaskan hal ini tidaklah mengapa pak, Riska tetap perawan, karena selaput dara yang robek akibat jatuh dari sepeda, dengan akibat berhubungan suami istri itu lain bentuk, dan jenis lukanya pak, demikian penjelasan ibu bidan pada kakekmu.

Bapak tidak usah khawatir putri bapak memiliki ukuran vagina yang normal dengan kedalaman sekitar 8, 7 sentimeter, dan lebar pada liang vagina 2, 8 sentimeter, itu masih termasuk ukuran normal vagina pada perempuan pak, bu, yang mana rata-rata ukuran normal vagina pada perempuan itu adalah sekitar 9, 6 sentimeter dengan variasi antara 6, 5 sentimeter-12, 5 sentimeter, dan ukuran normal lebar pada liang vagina adalah sekitar 2, 1 sentimeter-3, 5 sentimeter, namun saat berhubungan sex maka lebar liang vagina dapat melebar dengan elastis seperti karet pak, bu bidan menjelaskan tentang anatomi kedalaman, dan lebar vagina dalam keadaan normal.

Kakek, dan nenekmu yang mendengar penjelasan bu bidan hanya manggut-manggut saja nak.

Saya akan berikan resep antibiotik kunir yang diparut dan diseduh dengan diberi sedikit air, dan gula yang diminum 3× sehari, insya’ Allah nantinya luka pada selaput dara Riska putri bapak akan sembuh dalam 3-4 hari pak. Terima kasih atas pertolongannya bu bidan, alhamdulillah setelah mendengar penjelasan bu bidan tadi saya, dan istri saya ini lega rasanya demikian kata kakekmu berterima kasih pada bu bidan.

Setelah itu kami bertigapun aku, kakekmu, dan nenekmu lalu pulang ke rumah, dan kukonsumsi resep dari bu bidan, alhamdulillah luka pada selaput daraku ini berangsur sembuh mas Rian anakku sayang, sehingga pada saat pernikahanku dengan mantan suamiku mas Antok Suharmanto, pada malam pengantin aku tidak mengecewakannya, walaupun hanya sedikit selaput daraku yang terkoyak oleh penetrasi penis ayahmu itu, dan sedikit sekali darah yang keluar aku tidak mengecewakan ayahmu, beruntung ayahmupun mengetahui bahwa selaput daraku ini termasuk selaput dara yang elastis, dan agak tebal sehingga tidak mudah koyak.

Kamu jangan kecewa iya mas Rian Andrianto anakku sayang, walaupun kamu tidak akan pernah mendapatkan keperawananku ini, akan tetapi akan berusaha kurawat vaginaku ini sebaik-baiknya, agar kamu dapat merasakan sensasi vagina ibumu yang sempit, dan menjepit dengan kencang sama seperti vagina gadis perawan, dek Riska Damayanti akan sering melakukan senam kegel dan mengonsumsi jamu sari rapet, agar kamu betah menyetubuhiku istrimu yang juga ibu kandungmu sendiri seumur hidupmu, dan kamu tidak akan pernah berpaling pada wanita lain, cukup tubuhku saja yang kamu nikmati sepanjang usiamu itu mas Rian anakku sekaligus suamiku tercinta.

Kamu juga harus merawat kesehatan penismu itu mas, agar penismu dapat terus memuaskan vaginaku, vagina mama kandungmu dengan cara disabun yang bersih setiap hari, dan jangan terlalu sering melakukan onani atau masturbasi yang dapat menimbulkan lecet, dan luka pada penismu.

Apabila kamu memang sedang ingin berhubungan sex, katakanlah padaku nak, aku Riska Damayanti ibumu akan melayanimu dengan sepenuh hatimu, kecuali saat aku sedang datang bulan nak. Kita berdua juga tidak boleh terlalu sering berhubungan seks, ingat dalam seminggu maksimal hanya boleh 3x nak, sebab apabila lebih dari itu maka akan menimbulkan iritasi, dan luka pada kelamin kita ini sayangku

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan