31 Oktober 2020
Penulis —  odhett

Ibu nita

i, perkenalkan nama saya Love (nama samaran tentunya). Saat ini sih berumur 38 tahun. Mempunyai seorang istri dan 2 orang anak. umur 8 dan 7 tahun. Bisa dibilang kami keluarga yang bahagia. Anakku 1 laki dan 1 perempuan, pas sudah. Istriku? Well, katakan I am a lucky bastard. Istriku seorang yang cantik (walaupun tidak seperti bintang film), sexy, tinggi 170-an, toketnya bisa dikatakan proposional dengan tubuhnya, montok atau lebih tepatnya sedikit chubby.

Aku memang tidak suka cewek yang kurus dan entah kenapa cewek chubby selalu membuatku terangsang. Chubby bukan ndut ato overweight. Istriku suka berpakain yang sexy, itu ditunjang oleh kulitanya yang putih dan perawakan tubuhnya yang montok. Rambutnya yang panjang seketiak membuat dia sangatlah sedap untuk dipandang.

dan saya tahu kalo kita pergi jalan ke mall, pasti banyak mata laki-laki yang melihatnya, walaupun cuman sekilas. Somehow, bikin gue bangga sekaligus teransang (sakit kali gue). Tinggiku 186cm dengan berat 90kg. Kontolku standart orang indonesia sih. gak panjang kayak di film BF ataupun kayak di cerita dewasa lainnya.

Aku gak pernah ngukur berapa panjangnya, tapi yang bisa kubanggakan adalah diameternya. Bisa dibilang lebih gendut dibanding temen yang aku kenal, ada sedikit garis-garis urat dengan kepala kontol yang cukup besar. Aku gak tahu standart besar itu gimana, tapi kontolku telah banyak memuaskan banyak cewek.

Di cerita sebelumnya, gue ngesex dengan pembantu tetangga yang berumur 50-an tapi masih bagus untuk di-ML. Well, itu sekitar 5-6 bulan yang lalu. Sekarang bu umi dah pulang kampung nemenin adek-nya yang suaminya meninggal. Kemungkinan gak bakal balik dan tetangga sebelahku juga sudah mengambil pembantu baru yang maish muda, kurus, item dan gak menarik perhatianku.

yah, hilang deh sumber pelampiasanku. Jadi beberapa bulan terakhir gue cuman sesekali ngesex dengan kenalan lama yang emang dulu pernah ngesex. Sampe 2 bulan terakhir ini, gue punya tempat pelampiasan tetap. Lebih muda sedikit dari bu umi, lebih ramping sedikit dari bu umi (bahkan lebih ramping dikit dari istriku), tapi toketnya montok.

Bu nita saat ini menjadi kepala cabang sebuah bank. Waktu gue masih kerja di bank itu, bu nita masih jadi kepala marketing. Orang yang murah senyum dan supel. Walaupun sudah berumur, tapi penampilan dan fisiknya maish bagus. Dia rajin senam dan sesekali perawatan. Kulitnya putih dan rambutnya sebahu serta selalu menggunakan ikat rambut hiasan.

Selalu pake rok, belum pernah gue lihat dia pake celana panjang (apalagi celana pendek). Selalu menggunakan baju dalaman yang agak redah dan blazer. Selama gue kerja di bank, temen-temen dan gue sering beberapa kalai bercanda bisa meniduri bu nita. Tapi kita gak ada yang bernai macem-macem ke dia karena dia orangnya juga terlihat tegas dan bukan “murahan”.

Sampai suatu saat, “nasib” mempertemukan kita… untuk saling memuaskan.

Hari itu gue lagi pingin jalan ke mall. Gak ada pikiran untuk “berburu,” lagian gue emang lagi pingin jalan. Suntuk ajah di kantor. FYI, sebenarnay sekretarisku itu lumayan cakep dan sexy, tapi seperti kata pepatah, don’t shit where you eat. Jadi gue belum pernah apa-apa in sekretaris gue. Akhir gue tiba juga di food court.

order makan, duduk santai sambil ngeliatin cewek-cewek ABG dengan pakaian yang sexy. I wish, i can fuck those young girls. Tapi, gue gak berani, karena gue bukan tipe cowok yang bisa bertanggung jawab. Setelah sekitar 1 jam makan dan duduk santai, gue jalan di mall untuk sightseeing. Ketika melewati sebuah resto, dari kaca gue lihat wajah yang cukup familir.

Ternyata bu nita. Lagi berbicara dengan 2 orang yang tampakny client bisnis kali. Pakaiannya bu nita masih inget banget deh. Daleman warna putih yang agak rendah, blazer hitam dan rok span putih juga. Sangat serasi banget dengan kulitnya yang putih. Damn! setelah sekian tahun gak lihat dia, bu nita masih menarik ajah.

Gue sengaja gak terlalau jauh dari resto itu, lihat toko-toko yang disebelahnya ajah. Untunglah gak begitu lama kedua tamu bu nita pergi, tapi bu nita masih didalam, kayakanya masih menikmati makanannya dan sesekali ngetik di hapenya. Gue nekatin masuk tuh resto, disambut oleh pelayan, tapi aku menunjuk bu nita dan berketepatan bu nita juga lihat ke gue.

“Masih inget sama saya bu?” sambil aku berjalan pelan mendekatinya.

“Loh? pak Love khan?” sambil bu nita berdiri dan menjabat tangan.

Yah, kita ngobrol ajah dan berbasa basi, tapi sesekali gue mencuri pandang melihat belahan dadanay yang terlihat sedikti dari balik baju dalamnya. Tidak ada yang menarik untuk di obrolin, seperti biasa soal kerjaan dan lainnya.

Lalu “pura-pura” tanay soal keluarga, anak lalu suami.

“Oh, saya sama suami sudah pisah. belum tahu yah?” masih tetap tersenyum.

“Oh, sorry bu… kapan cerainya? maaf saya gak tahu” jawab gue pura=pura begog.

“Pisah sih, belum ada kesepakatan cerai. Dia tinggal dirumahnya sendiri, saya dirumah sendiri” jawab bu nita.

“ouhh, lalu anak-anak gimana bu?” kali ini bener-bener serius, karena gue belum tahu.

“Ikut saya, tapi sesekali ke bapaknya juga” jawab bu nita tenang.

Tidak terlalu detail dia cerita walaupun tak tanya. Kayaknya dia gak mau menceritakan lebih detail soal “pisah” sama suaminya. Tapi gue mulai SSI, siapa tau berhasil.

“Lalu bu nita gak nikah lagi?”

“Hahaha… udah tua pak Love, gak mikir mau nikah deh”

“Loh, bu nita masih cantik kok. Masih bisa bikin cowok ngelirik lah”

“Waduh, hahah… bisa ajah pak Love ini”

“Saya ajah suka bu ngeliatin bu nita di kantor. Kalo bu nita lewat selalu bikin saya deg-deg-an” Kata gue dengan cuek. gak peduli deh tersinggung apa nggak dia.

“Oh yah? wah, nakal ternyata yah pak Love ini” dengan nada yang santai. Tidak marah tandanya.

Aku lanjut SSI gue tanpa merendahkan dirinya. Dia malah lebih sering tertawa dan mengkap dengan santai rayuan gue.

Kita pun bertukar PIN. Lalu aku lanjutin SSInya ke dia.

“Kalo malem tidur sendirian kalo gituh sekarang?”

“Loh? pertanyaannya loh… haha, mancing nih pertanyaannya” jawab bu nita santai.

“Khan katanya gak menikah lagi dan pisah sama suami”

“Yah, gak perlu dijawab khan kalo gituh… emang kenapa? mau nemenin emangnya?”

“Kalo sesekali bisa kok nemenin bu nita. gak nolak saya”

“Haha. nakal ternyata pak Love ini. Saya pikir alim loh dulu”

… dan berbagai SSI gue dijawab santai sama bu nita. Kita masih cerita yang agak nyerempet dikit gituh. Gue juga harus “sedikit” berbohong dengan cerita kalo istriku dingin dan gue jarang dapet jatah, tapi gak jajan, cuman self service.

Gue juga heran kalo bu nita ternyata gak risih, malah serius denger ceritaku.

Kita masih bercerita ngalor ngidul, sesekali tak sempret dengan SSI.

Tapi tidak terjadi apa-apa, kita akhirnya pamitan. Janjian suatu saat bisa bertemu lagi. Dan hari itu kita berpisah gak ada apa-apa. Yah gue sih santai ajah, walaupun kepingin banget.

Beberapa hari kita gak pernah kontak-an. Dia gak kontak, gue juga gak kontak. Sampai suatu saat ketika iseng lihat update status orang-orang di hape gue, lihat punya bu nita yang isinya “jaga diri di jalan yah sayang”. Langsung gue chat dia.

“Wah, udah dapet pasangan bu nita?”

“Hahah… anakku keluar kota sama temennya. pikiranmu loh pak Love”

“Ouhh… wah, sendirian dirumah dong. gak takut?” pancingku

“Ah, udah biasa kok.” jawabnya pendek.

Damn! susah banget sih nih orang. Kayaknya gak nolak, tapi gak kasih lampu hijau. Gue ciba terus sih.

“Sampai kapan anaknya pergi? 2-2-nya?” masih mancing gue.

“Sampe minggu balik. cuman 1 orang, yang 1 sama bapaknya juga sampe minggu. hayoo, kenapa nanya-nanya?” Wah, kok kayaknya ada “harapan” nih.

“Gak papa, siapa tahu bu nita mau saya kunjungi”

“haha.. kalo mau dateng, yah dateng ajah. Cuman bertamu ajah khan?”

“Emang boleh kalo nginep?” pancingku lagi

“Loh? dicari istrinya nanti. gawat saya… haha”

“Gak kok, yakin gak. nginep sehari deh” nekat deh gue.

“Emang berani pak Love?”

Wah, chat selanjutnya tarik ulur deh sama bu nita soal bisa nginep apa nggak. Bu nita kelihatan entah emang jual mahal atau ragu. gak tahu deh gue. Cukup banyak rayuan juga sih sampai akhirnya dia mengijinkan gue nginap sehari dirumahnya. Tapi sore datengnya, karena besok siang dia masih kerja.

Yipieeee…

Untuk soal pergi nginep sehari, istriku gak curiga. Karena dengan kerjaan gue ini, sering gue pergi keluar kota 1-2 hari untuk berbagi urusan. Jadi dia gak bakal curiga. Paling suruh beli oleh-oleh. Tapi itu bisa diatur deh.

Gue sengaja gak bawa mobil dan gue naik taxi ke rumah bu nita. Singkat cerita, sore gue naek taxi ke rumah bu nita. Perumahan yang elit. Tapi seperti perumahan gue, kayaknay penduduknya cuek dengan tetangga. Rumah dia agak mojok. Ternyata sampe sana, ada pembantunya. Waduh, gak bisa macem-macem ini.

Sialan gue pikir! bu nita belum pulang, tapi pembantunay udha dititipin pesan. Jadi gue dipersilahkan masuk di ruang tamu dan menunggu. Selama 1 jam gue nunggu dan berbicara dengan pembantunya, ternyata dia pembantu harian, dateng pagi pulang setelah bu nita dateng. Fiuhh, syukurlah. Gue yakin pasti bisa execusi bu nita.

Akhirnya bu nita pulang. Pas dia masuk, gue sengaja melihat bagian dadanya. Dia pake baju batik terusan yang pendek dengan belahan dada rendah. Jadi lebih jelas lagi terlihat belahan dadanya. Pahanya pun terlihat mulus banget. Duh, asli gue sengaja banget lihat belahannya.

Setelah basa-basi dan salam-salaman. Siapin makan, ngobrol lalu pembantunya pamit pulang. Akhirnya kita berdua deh.

Bu nita masih pake baju kerjanya belum mandi. Kita ngobrol sambil makan dan gue masih sesekali melirik dadany. Gue sengaja gak curi pandang. tapi bener-bener melihat ketika momentnya pas.

“Heh, matamu itu kok nakal sih” dengan nada santai tanpa marah. Tapi agak berbeda. Dia lebih santai, gak jaim. yahh… seperti wanita biasa yang pada umumnya deh. Gue agak kaget ajah, karena baru kali ini lihat dia seperti itu.

“Yah, saya khan masih normal bu. ada yang indah yah saya suka lihatnya”

Bu nita tertawa santai. gue terus SSI ke dia, dia tanggapin dengan santai tanpa marah sama sekali. Cerita soal istriku yang dingin (hahaha.. Ketika selesai makan, dia bawa ke dapur, gue bantuin ke dapur. walaupun dia bilang gak usah, tapi tetep gue bantuin. Di dapur sesekali tangan kita bersentuhan ketika bantuin dia nyuci.

Lalu dia pamit mau mandi dulu. Gue tanpa malu dan takut, nekat ajah deh ngomong

“Saya juga belum mandi nih bu”

“Kamar mandi ada tuh di samping. saya mandi dikamar” sambil ternseyum.

Kita guyonan soal itu dengan SSI tetep jalan, sampai akhirnya..

“haha.. udah saya duga kamu mau nakal disini” lalu masuk kamarnya, tanpa menutup pintu kamarnya. Gue lihat dia ambil handuk dan masuk kamar mandi, tapi pintu kamar mandinya ditutup gak rapat. Damn! ini pasti lampu hijau. Langsung gue berjalan masuk kamarnya dan membuka pintu kamar mandinya perlahan.

Untuk memperpendek cerita, saya tidak tulis apa ajah pujian dan cerita-cerita disitu. Dengan tanpa malu gue langsung buka baju semuanya ketika bu nita masih bersihin mukanya. Ketika dia selesai cuci muka dan lihat dari kaca gue telanjang, dia cuman tersenyum. Gue peluk dia dari belakang dan berusaha pelan-pelan mau buka handuknya.

Dia “pura-pura” ngelarang waluapun tanpa perlawanan. Ketika sudah bisa terbuka, gue bener-bener kagum akan badannya. Putih, mulus, perut kempes, walaupun ada kerut-kerut dikit disana sini, tapi terlihat bagus. Toketnya padat, dengan pentil coklat yang agak gendut. Gue sempet bengong sambil ngelus badannya.

“Kecewa yah lihat aslinya?” sambil pasang wajah agak serius.

“Gimana kalo kita mandinya nanti ajah dan saya tunjukkin kecewa apa nggak”

Lalu perlahan dari kamar mandi gue tarik giring ke ranjangnya, dia nurut ajah masih tetep posisi membelakagi gue.

Sampe dikamar deket ranjang, gue puter badannya. Ketika bertatapan, gue langsung cium bibirnya perlahan. bu Nita bales ciuman gue dan perlahan lidah kita saling bertemu. Gue cium dia sambil terus memainakn lidah gue, kayaknya bu nita juga menikmatinya. bu nita terus membalas ciuman gue, bahakn dia bisa mengimbangi saling hisap lidah kita.

Tanganku mengelus punggungnya, sementara bu nita cuman memeluk gue doang. Tanganku meremas halus pantat bu nita yang ternyata masih padat. bu nita mengerang pelan. Jari gue perlahan mengelus pelan belahan pantatnya, dengan satu tangan berusaha membuka belahan pantat dan satu tangan berusaha mengelus sisi dalem pantatnya.

Jariku kugosok pelan dan mengelus lubang pantatnya. Agak sedikit basah ternyata. Gile, ternyata bu nita masih basah banget sampe ke daerah pantat. Ada erangan halus dari bu nita, sambil dia mengigit pelan bibirku. Jariku semakin turun untuk bisa mendapati memeknya yang sudah basah. Jariku tambah lincah memainkan didaerah antar pantat dan memek itu.

Gue berusaha untuk terus memainkan jarinya, apalgi goyangannya makin kerasa dan erangan sambil ciuman makin terdengar.

Tapiii…

Sorry pembaca, emang agak keputus dan memang bikin kentang. Tapi itu yang terjadi selanjutnya.

Tiba-tiba bu nita melepaskan ciuman gue, melepas tanganku yang lagi asik dan duduk ditempat tidur sambil menahan kepalanya. Gak ada isak tangin, gak ada ucapan, cuman duduk dan terdengar masih ada sisa desahan yang berusaha dilepas. Asli gue bingung kenapa. Gue pikir gue melakukan kesalahan. gue berjongkok dan berusaha menahan nafsu dan bertanya kedia ada apa.

Dia bilang gak ada apa-apa, tapi gak mau lihat gue. akhirnya gue cuman jongkok ajah sambil pegang pahanya. Asli gue nafsu banget, tapi gue juga gak berani maksa. Dia bilang sorry, lalu bilang suruh gue pulang, tapi dengan nada datar dan bukan emosi. gue bilang gak bisa dan kasih alasan. lalu dia suruh gue tidur dikamar anaknya ajah kalo gituh.

Gue jelas gak mau, cuman gue gak bilang. Tapi gue masih tetap santai tanya kenapa. Gue gak tahu berapa menit, tapi beberapa menit berikutnya gue berusaha tanya dan dia berusaha defensive. Sebenarnya sebel dan pingin cabut ajah deh, tapi geu gak mau sia-sia dan kentang. Pokoknya gue berusaha tenang deh.

Sampai akhirnya dia luluh dan cerita. Sebenarnya dia gak mau kayak ginih, tapi beberapa hari ini dia emang lagi menahan emosi karena ternyata suaminya sudah tinggal dengan wanita lain. Anaknya cerita ke dia. Dia berusaha tegar dan tidak emosi. Di kantor dan depan anak-anaknya pun dia berusaha menunjukkan dia gak terpengaruh, padahal dia emosi banget.

Beberapa menit berikutnya dia “curhat” ke gue sambil telanjang kita berdua. Shit! kontol gue sampe lemes lagi. Terlihat dia agak menitikkan air mata walaupun gak sampe nangis meraung-raung. Jadi dia sebenarnya mau membuktikkan pada diri sendiri kalo dia masih menarik dan masih disukai pria, tapi mendadak” pikiran normal”-nya kembali.

Sialan! dia minta maaf dan masih mau nyuruh aku tidur di kamar anaknya. Akhirnya giliran aku yang curhat. Cerita jujur dan kenapa gue boong. Dia jadi bengong dan gak nangis lagi. Entah berapa lama kita cerita-cerita dan malah jadi sesi saling tanya jawab. Akhirnya bu nita bisa tertawa lagi. Sepertinya ada yang membuat kita berdua lega gituh.

Akhirnya…

Perlahan tapi pasti, bu nita mendekati gue dan memelukku dan langsung mencium bibir gue. Sambil duduk di ranjang kita berciuman dan saling menghisap lidah. Perlahan kudorong bu nita ketempat tidur tanpa ada perlawanan. Ketika bu nita sudah diranjang, dia menempatkan posisi kakinya langsung menjepit badanku.

Entah berapa lama kita ciuman, yang pasti lama. Bu nita kayakany suka banget berciuman. Tapi pinggangnya terus bergoyang kayaknya berusaha menggesek memeknya dengan kontolku. Terasa banget memeknya basah banget. Lalu gue rasakan tangannya berusaha memegang kontolku untuk membimbing masuk ke memeknya.

Ketika ujung kontolnya menyentuh masuk memeknya perlahan, bu nita agak mengerang. Dia bilang pelan-pelan, karena dah lama gak pernah ngesex. Kudorong pelan kontolku masuk, bu nita masih mengerang pelan. Biuh, kayak ngese sama perawan. Padahal pas kontolu masuk, memeknya licin dan gak terlalu seret seperti bu umi.

Setelah kontolku masuk semua, ku goyang keluar masuk pelan. bu nita mendesah pelan. Kutambah kecepatan untuk keluar masuknya. Kakinya makin menjepit pinggangku, ciuman kita sudha terlepas. gue melihat bu nita terpejam sambil mulutnya gaak terbuka. Kugoyang terus kontolku keluar masuk dengan kecepatan yang tetap.

“Sakit bu?”

“shtt… g-ak kok. kaget ajah”

Lalu kuulangi sodok agak dalem ke dalam memeknya, keluar lagi jeritannya kecilnya.

Lalu kutambah sedikit kecepatan kontolku keluar masuk, bu nita semakin mendesah

“ouhhh… sshhtt… ahhhgghh…” tapi matanay terpejam.

Gak berapa lama…

“ohhh… saya mau keluar”… bu nita menggoyangkan pantatnya, kontol gue teken kedalam memeknya. bu nita menggerakkan pantatnya terus dan akhirnya dia menaikkan pantatnay dan menekan kebadanku. Tangannya memelku ku erat. Sesekali pantatnya seperti bergetar.

“ouhhh… ohhhh… ouhhh…”. Kedekatkan kepalaku ke kepala bu nita, dia menyambutnya dengan mencium bibirku. Ciuman mesra, bukan french kiss.

Gue belum orgasme, tapi orgasme pertama bu nita jelas membuat dia lemes dan gue gak tega memaksanya. Kakinay terkulai dan lepas dari jepitannya. tangannya juga sudah lepas disamping badannya. dia membuka matanya…

“ehhm… sorry yah? sakit gak?”

“gak kok bu, tenang ajah…” kucium bibirnya lagi mesra.

Itulah orgasme pertama bu nita. Habis itu kita mandi dan dikamar mandi, sambil dia duduk di closet, bu nita mengoral kontolku. Cukup pintar juga dia mengoral kontolku. Bahkan dia bisa masukkan semua ke dalam mulutnya kontolku, Sampe keluar dan tanpa ragu-ragu menahan dan membiarkan sperma semuanya keluar didalam mulutnya dan dia menelannya.

Selesai mandi, selesai mengeringkan badan. kita kembali ke ranjang dan ditutupi selimut sambil telanjang. Kita lanjut cerita soal pasangan kita. Soal sex pasangan kita. Malem itu sampe subuh kita ngesex kira-kira 2-3x deh. Bahkan kita sempet order makan karena kelaperan dan kedinginan.

Pagi kita bangun dan aku disuruh pindah kamar anaknya sebelum pembantunya dateng. Siangnya, pembantunya disuruh pulang dengan alasan dia mau pergi keluar kota. Akhirnya, hari itu kita ngesex beberapa kali.

Gue gak sangka kalo bu nita senafsu itu. Terus terang gue sampe juga capek dan kontol gue jadi panas. Gue akui ke dia kalo gue gak kuat. Dia cuman tertawa dan gak permasalahkan, karena suaminya dia juga gituh, malah lebih gak kuat ketimbang gue.

Sampe sekrang, dia TTM tetap gue. Malah sejak ngesex sama gue, dia jadi rajin merawat tubuhnya. Dia bilang biar gue tetep suka. Dia gak pernah puas kalo maen cuman sekali. Walaupun kalo orgasme dia lebih cepet keluar, tapi gak cukup cuman sekali. Karena masalah kerjaan dan waktu, kita emang jarang bertemu.

Untunglah bu nita berusaha menjaga hubungan kita tetap aman. Dia gak mau kelihatan orang kalo dia ada hubungan dengan pria lain dan dia juga gak mau kalo sampe rumah tanggaku masalah. Dia ngakunya ikut KB, saluran kandungnya dijepit. Semoga deh, tapi udah beberapa bulan ini aman sih. Kita cuman bisa ketemu sebulan 1-2x doang sih. Dia selalu ngajak ngesex dirumahnya, gak pernah mau di hotel short time. Paling baru 2 kali kita di hotel, itupun karena curi kesempatan ke luar kota. Gue malah yang takut kalo ngesex dirumahnya malah di-grebek. Tapi untunglah tidak. Alasannya dia takut ketahuan orang kalo ke hotel. Sehari-hari paling cuman lewat telpon. Dia gak mau phone sex ato nonton BF. Bahkan dia “maksa” aku untuk buka pinjaman di cabangnya dia, agar ada alasan untuk ketemu muka. Walaupun gak ngapa-ngapain sih, Karena di mobil ajah dia gak mau macem-macem. Untung cicilan pinjamannya rendah.

Bu Nita yang kelihatannya jaim gituh, ternyata nafsunya gede. Padahal dia gak terlalu suka pedes dan gak ada bulu halus lebat di tangan atau kakinya. Tapi kalo soal sex, dia nafsu banget. Bahkan, dia mau mencoba lubang pantatnya gue masukkin. bu nita dan gue sama-sama pertama kali maen di lubang pantat.

Repotnya, tiap kali selesai ngesex sama bu nita, gue butuh 1-2 hari baru bisa nafsu sama istri lagi. Apa mungkin karena “kehabisan” yah?

Cerita Sex Pilihan