2 November 2020
Penulis —  Ahnduk

Guru Ngaji Ryan

Dina merasa sangat bersalah sore hari itu. Sambil berusaha bangkit dalam keadaan setengah telanjang, ia kembali melamun. Dia tidak pernah memaafkan dirinya sendiri karena punya nafsu birahi liar terhadap orang lain. Dibalik penampilannya yang setia dan alim ternyata dia tunduk saja pada nafsu birahi yang dikobarkan oleh pak rizieq.

Lagi lagi cermin tersebut menjadi saksi bisu. Kebaya dan jilbab dina penuh dengan bercak bercak putih karena pak rizieq dengan seenaknya menggunakannya sebagai lap kontolnya.

Cupangan merah yang terlihat di sekujur daerah leher dan payudaranya mengulang memori pahit dimana dina diperkosa oleh tetangga bejat yang tak tahu diri. Kejadian tersebut terulang ulang di kepala dina bagaikan film.

“Bila aku datang, tolong mengangkanglah selebar lebarnya” adalah kata yang akan menghantui dina setiap saat. Waktu dina yang menyenangkan bersama keluarga akan hilang menjelma menjadi ketakutan karena setiap jam, menit dan detik pak rizieq bisa sekali datang dan mengulangi perbuatanya.

Hendra sangat percaya dan takzim pada orang tua yang pandai cari muka tersebut karena memang dulu saat bujang pak rizieq adalah guru spiritualnya, seorang mentor hidupnya. Tentu melaporkannya tindakan pak rizieq akan menghancurkan hati hendra. Namun yang tidak diketahui hendra adalah guru spiritualnya tersebut tak ubahnya binatang hina yang telah meniduri dan menodai istrinya.

“Maafkan aku mas hendra, aku berjanji tidak akan mengkhianatimu lagi” tekad dina

Dina akan bertekad untuk tetap tegar dan menyelesaikan urusan dengan pak rizieq secepatnya. Dina ingin mencegah malapetaka yang lebih besar kepada keluarganya karena dina sangat yakin pak rizieq akan mengincar anak anaknya Sambil menangis sejadi jadinya ia basuh seluruh tubuhnya dengan air untuk merasa kembali suci sediakala.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan