31 Oktober 2020
Penulis — chintyasasa
diintip kakak 3
suatu siang sepulang kuliah Saya pun segera ke kamar dan berganti pakaian dengan kemeja putih tanpa lengan yang tipis dan celana putih yang sangat pendek dan bawahnya lebar. Tentunya saya tidak mengenakan bra dan CD lagi seperti biasanya. Dengan baju itu, buah dada dan putingku yang berwarna coklat kemerahan terlihat jelas sekali.
Terus terang saya menunggu-nunggu kesempatan untuk memakai baju itu di depan kakakku. Saya tahu kalau pria akan lebih terangsang melihat saya dengan baju itu daripada saya telanjang sama sekali. Berselang beberapa saat, kakakku keluar dari kamarnya dan menuju ruang tv. Dia sangat kaget melihat baju yang saya kenakan dan menanyakan apakah saya mau ganti baju dulu.
Pada saat nonton, saya duduk di sofa dan dia duduk di lantai. Saya bersender dan memalingkan kepala ke arah TV. Dengan begitu kakakku bisa dengan bebas memandang ke arah buah dada saya. Memang semua ini sengaja saya atur. Saya juga duduk dengan posisi kaki lurus dengan paha sedikit terbuka. Karena posisi dia duduk di bawah, maka matanya sejajar dengan celana saya.
Tentunya karena celana pendek saya bawahnya lebar, kemaluan saya dapat terlihat olehnya. Dari sudut mata saya, saya tahu kalau kakakku terus memandangi saya dari atas sampai ke bawah, jadi bukan film yang dia tonton. Terus terang, hal ini membuat saya terangsang dan tanpa saya sadari kemaluan saya mulai basah.
Untuk memberikan tontonan lebih heboh lagi pada kakakku, saya pura-pura ingin turun dari sofa untuk mengambil sesuatu tapi sebelum turun saya berdiri dulu beberapa saat dan melihat ke TV seolah-olah saya sedang seru nonton film. Dengan berdiri di sofa dan posisi dia duduk di lantai, kakakku akan dengan mudah melihat kemaluan saya dari bawah secara jelas.
Mungkin bila rambut kemaluan saya tidak terlalu lebat, dia bisa melihat bibir kemaluanku juga. Hal ini saya lakukan beberapa kali sampai akhirnya dia tidak tahan lagi dan bilang, “nis, gua dari tadi perhatiin lu dan gua terangsang banget nih, apalagi kalau lu berdiri-diri kaya begitu.” mendengar itu, aku tidak menjawab tapi langsung beranjak ke kamarku.
Aku akan mandi berdasarkan sebuah skenario yang telah kupersiapkan masak-masak dalam benakku sejak malam menjelang tidur. Sebelumnya, aku mondar-mandir di tamu dengan bermantelkan handuk mandi yang membungkus tubuh. Aku ingin memastikan bahwa kakakku mengetahui saat aku akan mandi. Saat kututup pintu kamar mandi, sengaja kuperdengarkan dengan keras saat slot kunci pintu kupasang.
Kuperdengarkan juga suara-suara air yang menyirami kakiku. Semua itu memang kumaksudkan agar kakakku mengetahui bahwa aku sekarang sedang akan mandi. Dan sesuai dengan harapanku, kulihat kembali kaki indah itu dari celah bawah pintu kamar mandi. Kaki kakakku. Terselip rasa geli dalam hatiku. Aku seperti anak-anak yang begitu senang mendapatkan mainannya.
Aku membayangkan diriku seolah penari striptease yang sedang berada di atas panggung hiburan. Kulepas busanaku satu persatu dengan gaya erotis. Pertama, kulepas ikat pinggang mantel handukku. Kemudian aku bergaya seolah menggulung rambutku. Gaya seperti ini akan tampak menggairahkan apabila terlihat dari arah samping.
Oleh karenanya aku berdiri di dekat bak mandi secara menyamping dari arah pintu. Kemudian kulepas mantelku dan kugantung di gantungan baju di balik pintu. Aku yakin saat ini jantung kakakku mulai berdegup kencang. Sebelum aku melepas BH-ku, kumasukkan tangan untuk menggaruk-garuk buah dadaku seolah gatal sambil sedikit mendesah.
Kugosok juga ketiakku. Kuangkat tinggi-tinggi tangan kiriku kemudian kuelus dan kugaruk lembut lembah ketiakku. Teman dan tetanggaku Indri, sangat keranjingan apabila menyaksikan ketiakku karena menurutnya ketiakku indah dan harum seperti ketiak dewi dari surga. Maklum saja, itu menurut orang yang sedang keranjingan.
Kemudian kedua tanganku meraih kancing BH di punggungku. Gaya membuka kancing BH ini adalah juga sesuatu yang sangat disenangi oleh para wanita dan pria hidung belang, karena saat membuka kancing BH, seorang wanita akan memperlihatkan lengannya yang mulus, sedikit ketiaknya, juga dadanya yang tertarik ke belakang hingga payudara akan tampak lebih kencang dan menggembung.
Kini saatnya kurogoh celana dalamku. Dengan melewati ‘tahi lalat’ yang berada di tepi celana dalamku, kuelus kemaluanku. Kumasukkan jari-jari ke belahan kemaluanku dan menggosoknya. Kemudian kuperosotkan celana dalamku hingga terentang di kedua pahaku dan kembali dengan tangan kuelus bibir vaginaku yang kini sepenuhnya terbuka.
Kemudian giliran pantatku. Aku merundukkan badanku setengah menungging kemudian menggosok-gosok pantat beserta belahannya. Kumasukkan jari-jariku pada belahan itu dan kutusukkan jari ke lubang analku. Aku memutar tubuhku hingga pantatku membelakangi pintu agar dari tempat kakakku nampak gempalnya pantatku yang menurut Indri sangat seksi.
Dan akhirnya kulepas sama sekali celana dalam dari pahaku. Kini saatnya aku mandi setelah sebelumnya kucuci tangan, jari-jari dan lenganku. Kemudian kucuci kakiku, jari-jarinya dan betis serta pahaku. Ini selalu kulakukan untuk menghindari keterkejutan tubuhku yang akan dengan tiba-tiba tersiram air yang dingin ini.
Gayung air kupenuhi kemudian mulai kuguyurkan dari kepalaku. Kusabuni seluruh bagian tubuhku. Aku bernyanyi-nyanyi kecil sambil melirik kaki kakakku di sebelah pintu yang sama sekali tidak bergerak sejak awal aku masuk kamar mandi tadi. Entah apa yang sedang dilakukannya. Bukan tidak mungkin tangannya sedang mengocok kemaluannya.
Setelah mandi aku menyambar handuk dari gantungannya untuk mengeringkan badan. Kemudian kukenakan mantelku. Setelah selesai, aku segera keluar kamar mandi dan pas keluar dr kamar mandi msh handukan, kakakku langsung menahan aku dpintu kamar mandi. Dia nembak aku kayak cowok nembak cewek lain yg tak ada hubungan darah.
Bersambung