2 November 2020
Penulis —  ninja8484

Bu Selfi

“Bu Selfi, aku kangen, “suara pemuda itu hampir seperti bisikan.

“Iya aku tahu. Aku juga kangen kamu sayang., “suara Ibu Selfi mendesah parau.

Lalu telepon-hot yang diwarnai ciuman-ciuman penuh nafsu itu berakhir. Dan mereka menyepakati sesuatu.

“Hihi, masa kamu ajak aku jumpa di mall. Emang aku abg? “Ibu Selfi merajuk manja. Inilah strategi Randy. Dengan begitu pemuda itu yakin bahwa Ibu Selfi sangat ingin berjumpa di suatu tempat yang privat. Randy memang dengan penuh pertimbangan mengajak Ibu Selfi berjumpa di Citos untuk dilanjutkan nonton bioskop…

Mereka akhirnya sepakat berjumpa di Bintaro. Di tempat yang mereka sepakati itu memang pengunjung tidak pernah ramai. Tempat itu memang bukan tempat yang akan sering dikunjungi orang. Orang-orang biasanya akan datang ke situ untuk urusan pembicaraan bisnis yang tertutup tetapi santai. Juga sering digunakan perempuan atau laki-laki yang iseng kencan dengan sesama teman kerja atau bawahan-atasan.

Tempat itu memang cukup indah dan asri. Berisi pondok-pondok atau saung-saung di atas danau-danau kecil. Pondok-pondok itu tidak memiliki dinding. Pondok terbuka. Akan tetapi pondok itu juga memiliki semacam tirai bambu yang talinya dapat ditarik untuk membuat tirai tersebut naik-turun sesuai keinginan pengunjung.

Pondok-pondok itu terhubung ke restoran utama di sebuah bangunan yang merupakan lobby utama tempat itu dengan semacam jembatan-jembatan kecil. Pondok-pondok di atas danau kecil itu dibangun sangat kokoh sehingga jika terjadi perkelahian sekalipun maka tidak akan menimbulkan getaran sama-sekali. Dan satu lagi, pelayan di situ tidak akan datang jika tidak dipanggil.

Ibu Selfi menghitung dalam hatinya. Jarak antara sekolah ke pondok itu hanya sekitar 30 menit lewat jalan tol. Juga berjarak 30 menit ke rumahnya lewat tol. Jadi ia tidak akan telat jika ia ingin segera pulang atau ingin segera menjemput anaknya.

Mereka janji bertemu di sana hari Jumat tgl 23 Oktober 2009 pukul 09.00 WIB. Hari yang benar-benar pas bagi waktu wanita paruh baya yang sedang birahi itu.

Jadi, hari itu Jumat pagi pukul 07.00 WIB..

“Ma, jangan lupa nanti bayar kartu kredit, cicilan mobil, dan tagihan premi asuransi. Nanti pulang sekolah anak-anak, papa dah janji sama mereka mau ke Teraskota - BSD, “begitulah yang biasanya akan diucapakan suaminya jika memasuki tanggal 23 setiap bulannya.

“Iya pa,” jawab Ibu Selfi yang masih meringkuk dalam tidurnya.

Dan ketika ia mendengar suara pembantu mengunci pagar rumahnya tanda anak-anak dan suaminya telah berangkat, Ibu Selfi pun bangkit dari tidurnya. Dengan getar yang merasuki tubuhnya ia mempersiapkan diri.

Pukul 08.45, Wendu sudah duduk di dalam saung. Ia santai sambil menyeruput juice jeruk pesanannya. Sekali-sekali ia mencomot kentang goreng lalu asyik memencet tombol-tombol mungil di ponselnya. Sepuluh menit lalu ia sudah mengabarkan pada Ibu Selfi bahwa ia sudah di tempat yang disepakati. Ia sudah menitip pesan pada pelayan yang diberinya uang Rp.

“Ping!”

“5 menit lagi aku sampai, “itu adalah BBM dari Ibu Selfi.

Dan ketika tirai di pintu tersingkap, Randy akhirnya melihat sesosok wanita berkaca-mata hitam. Randy membaca senyumnya, lalu berdiri meraih tangan Ibu Selfi dan dengan ringan membimbingnya duduk di bantal gepeng yang ada di lantai pondok. Setiap pondok itu memang di lengkapi bantal sebagai alas duduk.

Merak tidak lagi bergetar, tetapi bergemuruh… Akan tetapi dengan mantap Randy bertanya…

“Pesan makanan apa kita, Bu?”

Maka seketika gemuruh di dada Ibu Selfi lenyap. Ia sejenak kagum, lalu dengan renyah ia berbicara sambil melepaskan kaca-mata hitamnya dan merapihkan rambutnya… Randy memandangi wanita di depannya dengan takjub… Ibu Selfi berbicara sambil membaca menu, sementara Randy mendengar dan menulis… Ibu Selfi memesan sejumlah makanan yang banyak yang mereka yakin tidak akan di makan…

Pemuda itu melontarkan rayuan yang tidak ada dalam kamus abg-abg, juga tidak ada dalam dialog sinetron… Ia melontarkan rayuan kepada wanita terhormat… Ibu Selfi duduk membelakangi dinding terpisah meja kecil dari pemuda di depannya…

Ibu Selfi memandangi pemuda tampan di depannya dengan tatapan manja… Lelaki ini bertubuh bagus pikirnya… Saat ini ia begitu menikmati dipandangi oleh mata pemuda yang ada di depannya ini… Ia juga menikmati remasan-remasan kecil tangan mereka… kadang ia mencubit kecil di jari-jari Randy… Dan menikmati ketika jari telunjuk Randy dengan nakal menelusuri batang tangannya, dari punggung tangan hingga ke sambungan sikunya…

Dalam dada Randy begitu bergelora… Betapa tidak? Ibu yang ada di depannya ini datang dengan rok ketat yang mencetak pinggul dan pantatnya yang besar… Roknya sedikit di bawah lutut tetapi hal itu sudah membuat seluruh batang kaki Ibu Selfi yang mulus dan sekal terpampang ketika ia duduk… Di bagian atas, Ibu Selfi ini hanya memakai blazer coklat tanpa apa-apa lagi di dalam kecuali BH…

Ibu Selfi bergerak menghadapkan wajahnya pada laki-laki muda di sebelahnya. Matanya nanar… Tangan pemuda itu langsung bergerak merangkul pundak Ibu Selfi… Ia meremas pundak itu dan merapatkan tubuhnya denga ketat… Tangan kekar Randy mengarahkan tubuh Ibu Selfi padanya, lalu akhirnya wajah wanita yang menunduk itu diraihnya dengan mulutnya…

Ia mencium lembut di mulut Ibu Selfi… Lalu ia menciumi mulut Ibu Selfi lagi… Lagi dan lagi… Ia kini menghisap bibir itu… melumatnya.. Dengan reaksi yang panas Ibu Selfi merangkul leher Randy. Mengarahkan tubuhnya, lalu Ibu Selfi merangkul sepenuhnya tubuh muda di sampingya dan menikmati ciuman-ciuman dan lumatan-lumatan dari pemuda itu…

“Ohh.., “akhirnya Ibu Selfi merintih bagai kucing ketika tangan Randy bergerak meremas dadanya. Ibu Selfi menegakkan tubuhnya, dan dengan begitu ia bisa mencipoki mulut Randy dan juga menikamti dadanya di remas-remas. Mereka menggeliat penuh nafsu. Rok Ibu Selfi tersingkap tidak karuan jadinya. Tangan kiri Ibu Selfi bergerak memasuki kemeja Randy.

“Okhh, “Ibu Selfi kembali merintih. Randy begitu antusias merasakan dada yang besar itu. Tetapi ia tetap dengan lembut meremasnya sambil dengan buas mencipoki mulut Ibu Selfi. Birahinya makin tinggi ketika Randy merasa puting susunya di usap-usap telapak tangan kiri Ibu Selfi.

“Akh, sayang..” erang Randy perlahan ketika puting susunya di jepit jari-jari tangan Ibu Selfi. Ibu Selfi menarik mulutnya dari bibir Randy. “Suka sayang?” tanya Ibu Selfi manja pada pemuda di depannya. Ia tetap menjepiti puting susu Randy perlahan. Wajah mereka begitu dekat. Ibu Selfi begitu suka melihat ekspresi darah muda di depannya ini ketika terangsang oleh aksinya.

Randy menatap bibir yang bertanya itu. Lalu melumatnya lagi… Lalu tangan kanannya bergerak ke bawah… Bibirnya mengulum dengan dalam ketika ia menempatkan tangannya di paha sekal Ibu Selfi yang sudah terbuka. Ia merabainya dengan halus… Meremas paha Ibu Selfi yang mulus itu…

“Akh, ahh, sayang…” erang Ibu Sefli lirih ketika merasa tangan pemuda itu merams pahanya makin dalam ke pangkal pahanya. Ia mengatur duduknya sehingga ia dapat melebarkan pahanya… Dan..

“Akh, ahh, ahh, ahh.. sayang… akh.., “Ibu Selfi mengerang ketika ia merasa celana dalamya di remasi oleh pemuda itu. Ibu Selfi mengangkat sedikit badannya, lalu dengan sigap ia menarik roknya ke atas… Kini tubuh bagian bawahnya sudah terbuka sama sekali… Ia tidak lagi mencium pemuda itu.. Kepalanya kini telah bersandar di bahu pemuda itu…

“Sayang, hoh, “bisik Randy. Lalu seketika ia menjilati leher putih mulus Ibu Selfi. Bibirnya dan lidahnya bergerak lembut di leher dan telingan Ibu Selfi… Ibu Selfi dilanda nafsu birahi… Ia menggerakkan pinggulnya perlahan-lahan mengitkuti irama telapak tangan Randy yang menggeseki memeknya.

“Okh, hoh… hoh… ohhh, “nafas Ibu Selfi makin hangat memburu…

Lalu ia merasa blazernya disingkap sebelah, dan nafsu seksnya makin menuntut ketika ia merasa bibir pemuda itu telah menciumi dan menjilati pundaknya yang terbuka… Tangan pemuda itu berpindah dari celana dalamnya… Ia merasa tangan pemuda itu membantu bibir pemuda itu meremasi pundaknya… Lalu ia merasa tali BH-nya diturunkan…

Randy lalu bergerak menggeser meja… Lalu dengan tenang ia menghadapkan wajah Ibu Selfi ke wajahnya… Mereka saling pandang dengan mata redup… Tangan Randy bergerak ke belakang kepala Ibu Selfi… Ia menggulung rambut Ibu Selfi yang lebat itu dan mengikatnya dengan pengikat rambut… Lalu perlahan wajahnya mendekati wajah Ibu Selfi…

Randy mengecup mata Ibu Selfi… Kiri dan kanan… Dan ketika mata itu terpejam, Randy langsung mencium lembut bibir ranum Ibu Selfi… Mencucupi perlahan… Ibu Selfi begitu menikmati perlakuan itu.. Kembali Randy mencium lembut, dan kali ini mulutnya terbuka menelan bibir Ibu Selfi… Mengulumnya…

Dan ketika tangan Randy bergerak ke dada, Ibu Selfi lagsung bereaksi dengan balas melumat bibir Randy… Ibu Selfi memutar kepalanya dan meraih belakang kepala Randy dengan tangan lalu Ibu Selfi dengan liar menguasai aksi cipokan-mencipok itu…

Seluruh kancing kemeja Randy telah lepas. Begitu juga dengan kancing blazer Ibu Selfi…

“Ohh, akh… ahhh…” erang Ibu selfi kembali ketika tangan Randy kembali meraba pahanya dan juga celana dalamnya… Ia melepaskan bibirnya lalu menegakkan badan menengadah menahan nikmatnya remasan pemuda ini di memeknya…

“Ohh…“ia makin mendesah. Dan ketika ia menengadah mendesah itulah Randy menunduk lalu mencium gundukan di atas dada Ibu Selfi…

“Ohh…,” erang Ibu Selfi.. Pemuda itu mencimui dan menjilati gundukan yang membusung di atas buah dada Ibu Selfi. Dan akhirnya tangan Randy mengeluarkan tetek yang besar itu dari BH… Seketika Ibu Selfi menurunkan wajah… Dan matanya pun menyaksikan mulut pemuda itu akhirnya menelan puting susunya…

“Hah… sayang… hah… sayang.. hah, “hanya itu desah Ibu Selfi. Ia merasakan bibir dan gigi pemuda itu mengusik-usik puting susunya. Ia mendesah sambil menyaksikan aksi pemuda itu menciumi teteknya yang besar. Secara naluri tangannya bergerak meremas lembut rambut pemuda itu.

“Oohhh sayang… oh sayang…” bisiknya. Pemuda itu dengan lembut menciumi tetek Ibu Selfi yang besar. Tangan Randy meremasi pangkal tetek itu ketika ia dengan penuh nafsu mengemuti tetek Ibu Selfi. Dan…

“Okhhh… ohhh… mmuah… ohhh sayang… ohhh sayang… ohhh, “tak kuasa akhirnya bibir Ibu Selfi bergerak mencium telinga Randy. Ibu Selfi membisikkan nafsunya ke telinga Randy, dan pemuda itu makin liar melumat puting susu Ibu Selfi.

“Ohhh sayang… ohhh… ohh…,” erangan berbisik Ibu Selfi memenuhi pondok itu. Lalu tangan kanan Randy bergerak meremas pinggul besar Ibu Selfi… Meremasi pantat yang besar bahenol itu… Tangan kiri Randy juga bergerak… Pemuda itu betul-betul ingin merangsang sampai habis nafsu Ibu Selfi… Tangan kirinya menggesek celana dalam Ibu Selfi…

“Akh sayang, oh sayang… oh… sayang… oh sayang.. ahhh… ahh… ohhh sayang… ohhh…,” suara Ibu Selfi akhirnya terus menerus mengerang bagai kucing ketika jari-jari Randy menusuk-nusuk lobang memeknya… Jari itu menusuk dan menggeseki lobang memeknya membuat Ibu Selfi hanya mampu mebisikkan erangan di telinga Randy…

“Ohhh sayang… oh sayang… oh sayang.. hoh sayang…”Ibu Selfi hanya mengerang sementara Randy bagai bisu menikmati seluruh tubuh wanita paruh baya itu.

Kemudian Ibu Selfi merasa jemarinya di genggam dan di arahkan… Tangan Randy meraih jemari Ibu Selfi, lalu Ibu Selfi merasa jemarinya menyentuh kontol pemuda itu. Nafsu seks yang berkobar membuat jemari Ibu Selfi meremas kontol itu dengan gemas. Ibu Selfi meremas kontol Randy dari luar celana jeans pemuda itu.

Ibu Selfi makin bernafsu dan ia menengadah karena birahinya… Ia telah meremas kontol anak muda yang panas ini… Kontol muda itu memenuhi hayal seksualnya saat itu… Dan ia merasakan kontol pemuda itu besar dan panjang… Dan ketegangan kontol itu mengeras memancing birahinya makin panas… Ibu Selfi akhirnya dengan antusias membuka ikat pinggang, dan lalu retsleting celana jeans Randy…

“Hohh sayang…” bisiknya di telinga Randy…

Lalu Randy menarik wajahnya dari tetek Ibu Selfi.. Ia menatap mata Ibu Selfi yang nanar… Mereka saling pandang… Lalu merekapun berciuman lagi… Mereka saling cium dengan penuh kelembutan sementara tangan mereka menggesek memek dan mengocok kontol… Ibu Selfi mengocok kontol Randy dengan lembut ketika pemuda itu menciumi bibirnya…

“Oh sayang… oh bu… oh sayang… oh sayang… oh Bu Selfi.. oh Bu Selfi… ohhh bu ohhhh…”Randy mengerang kenikmatan.

Ibu Selfi merapatkan bibirnya ke leher pemuda itu dan menciuminya, lalu berbisk, “enak sayang?” Ibu Selfi membisiki telinga Randy sementara tangannya mengocoki kontol Randy…

“Okhhh enak bu… oh kocok bu… ohhhh enak bu… kocok bu… ohhh,” erangan Randy. Dan Ibu Selfi begitu terangsang melihat ekspresi darah muda ini. Ibu Selfi terus mengocok kontol itu dengan lembut… Ibu Selfi dapat merasakan kontol itu betul-betul maksimal kerasnya di telapaknya… Ibu Selfi begitu suka mengocok kontol muda ini…

Akhirnya karena nafsu yang makin menggelegak, Ibu Selfi lalu menyudahi kocokannya, dengan kedua tangannya ia meraih belakang kepala Randy lalu melumati bibir pemuda itu. Lalu ia beringsut, dan… Ibu Selfi akhirnya duduk mengangkangi Randy… Ia duduk di pangkuan pemuda itu sementara mereka saling cipok.

“Ohhh… ohhh… ohhh… ohhh sayang… ohh enaknya sayang..,” erang Ibu Selfi bagai kucing. “Oh sayang.. oh enaknya sayang… ohhh gesekin sayang… ohhh enaknya… oh sayang enak sayang… oh sayang… okh… enaknya… ohh sayang enak banget sayang… ahhh sayang enak banget gini sayang… ohhh,” Wajahnya Ibu Selfi menengadah…

Randy begitu antusias merasakan nafsu ibu paruh baya itu. Ia dalam hati tidak menyangka seorang wanita berumur 40-an bisa memiliki nafsu begini rupa. Dan birahinya semakin tersulut begitu mengetahui memek Ibu Selfi dan kontolnya telah saling menggesek… Walau masih dihalangi celana dalam masing-masing…

Ia merasakan memek itu begitu empuk… begitu tebal… dan begitu enak digeseki dengan kontolnya.. Pemuda itu meraba dan meremas seluruh tubuh Ibu Selfi yang bias dijangkauanya. Ia meremasi pantat Ibu Selfi Yang bahenol… Pemuda itu meremasi pinggul besar-mulus Ibu Selfi… dan mulutnya tak henti mengenyoti tetek Ibu Selfi yang besar…

Mereka betul-betul dilanda nafsu syahwat yang membara… Pemandangan itu sungguh begitu mesum… Seorang paruh baya sedang duduk mengangkangi seorang pemuda muda di sebuah pondok dan menggenjoti pemuda itu dengan nafsu yang panas serta nafas yang memburu… Pinggul dan pinggang mereka menjadi pusat dari aksi yang penuh birahi itu…

“Ohhh sayang enak banget rasanya memek ibu ohhhh sayang…” bisik Ibu Selfi di telinga Randy., “Ohh sayang gesek terus memekku sayang oh… Ohh, Randy kontolmu keras dan tegang banget sayang.. okhhh enaknya sayang…”Ibu Selfi terus mengerang di telinga Randy

“Okhhh Ibu Selfi, kontolku juga enak banget digesek gini.. oh bu oh pantatmu seksi bu oh pinggulmu padat banget bu… oh… bu enak bu… ok enaknya bu kontolku… oh geseki kontolku bu…”

“Okhh iya sayangku ohhh aku suka kontolmu… kontolmu keras say…” bisik Ibu Selfi sambil menjilat kuping Randy.

Randy yang memiliki darah muda itu akhirnya tak kuasa hanya saling gesek begitu. Lalu tangannya bergerak, ia mencoba menarik celana dalam Ibu Selfi ke samping agar ia dapat mengentoti Ibu Selfi di pondok itu, “okhhh Ibu Selfi sayang… oh enak bu, ‘desahnya sambil berusaha makin menarik celana dalam Ibu Selfi…

“Okhhh sayang… akhhh Randy jangan…” Ibu Selfi menarik pantatnya menjauhi pinggang Randy. Lalu kedua telapak tangannya memegang erat pipi Randy dan menciumi mulut pemuda itu dengan lliar. Nafasnya memburu…

“Ohhh sayang, jangan, ga boleh sayang…” bisik Ibu Selfi di telinga Randy. Pantatnya masih menjauh… tapi ia memeluk kepala pemuda itu di dadanya. Nafas mereka masih menderu-deru.

“Kenapa bu, “akhirnya Randy menarik kepalanya dan memandangi Ibu Selfi.

“Ga bisa sayang…” bisiknya lalu kembali menjilati mulut Randy, “ga bisa sayang… ga boleh disini… masa begituan di sini…”

“Di mana bu,” suara Randy serak. Ia nampak kaku.

“Di tempat tidurlah sayang. Masa di tempat seperti ini” bisik Ibu Selfi. Randy menatap Ibu Selfi, kemudian ia lumat bibir ibu paruh baya itu. Ia remas pantat yang semok itu. Ibu Selfi menimati.

“Kita ke rumahku, bu?” bisik Randy. Ibu Selfi dengan tatapan tenang dan dewasa menatap pemuda itu, ia tersenyum.

“Iya sayang, tapi jangan sekarang, nggak hari ini…,” Ibu Selfi berkata pelan. Randy menatap mata Ibu Selfi penuh selidik. Hatinya begitu galau, takut wanita ini kabur darinya atau berubah pikiran. Tetapi Ibu Selfi lebih berpengalaman dari Randy, ia langsung tahu ini hati pemuda itu. Dengan gerakan ringan ia memagut mulut pemuda itu dan merapatkan selangkangannya ke selangklangan pemuda itu.

“Apa kamu masih ragu setelah kita sudah begini…,” bisik Ibu Selfi di telinga. Ia pandangi mulut dan mata anak muda itu. Ia masih menggeseki kontol pemuda itu…, “hhmmmhh sayang… kamu masih ragu…,” bisiknya. Ia tersenyum nakal lalu menjulurkan lidahnya ke mulut Randy…, “jilat say…,” pinta Ibu Selfi.

“Say…” bisiknya Ibu Selfi penuh desahan.

“Iya sayaang…”Randy membalas.

“Kamu harus tanggung jawab…,” bisik Ibu Selfi. Ia mencium titpis bibir pemuda itu. Dahi mereka saling bertemu. Bibir dan hidung mereka hanya bersentuhan tipis. Ibu Selfi masih mengangkani pinggang Randy… ‘“kamu harus tanggung jawab say… aku pengen ngentot sama kamu… kamu harus cari cara dan waktu yang tepat…

Akhirnya, dalam hatinya Randy memutuskan bahwa hari ini hanya sebatas ini. Dan ia pun tidak ingin terlihat seperti orang yang mementingkan diri sendiri… Jadi ia meremasi tetek Ibu Selfi dengan lembut… ia menciumi lembut leher mulus dan jenjang itu… lalu berbisik…, “Hhhmmhh, iya sayang… mmmuuahhh…”

Beberapa saat kemudian waktu telah menunjukkan pukul 12.35 WIB… mereka sudah rapi dan hendak bergegas meninggalkan tempat itu. Mereka berdiri dalam ruangan itu… ketika mereka hendak melangkah keluar, Randy meraih pinggul besar Ibu Selfi lalu menciumi kembali mulut wanita itu… Ibu Selfi membalas tak kalah liar…

Setelah nafas mereka sesak, Randy berbisk, “Bu, boleh aku kasih cupangan merah di badan ibu, “bisik Randy dengan malu tetapi penuh tatapan birahi. Ibu Selfi tersenyum manja. Ia dalam hati kagum… selama pergumulan tadi Randy memang tidak membuat tubuhnya bercupang merah. Padahal ia tidak mengingatkan.

“Di mana sayang, “bisiknya. Ibu Selfi bersandar manja di tubuh anak muda itu. Lalu Randy jongkok di bawah. Ia menaikkan rok ketat Ibu Selfi… Dan terpangpanglah selangkangan dan paha mulus Ibu Selfi… Randy menelan ludah… Celana dalam itu begitu seksi, memek yang membusung, pikir Randy. Randy mendekatkan bibirnya, Ibu Selfi dengan senang melihat aksi anak muda itu…

“hhhmmm-muah-muah…,” sejenak ia ciumi celana dalam Ibu Selfi, lalu.. “cuppppppppp…,” Randy mendaratkan sebuah sedotan panjang persis di pangkal paha bagian dalam Ibu Selfi… Ibu Selfi kegelian dan juga senang… Dan cupangan merah menyala terlihat sangat jelas di pangkal paha mulus dan montok Ibu Selfi.

Mereka berpisah dengan kenangan yang sangat indah dan membekas di hati masing-masing… Dan dalam hati mereka masing-masing mereka siap menyambut pertemuan yang tidak akan lama lagi… Mereka sama-sama yakin…!

Beberapa hari kemudian Ibu Selfi terlihat menyusuri jalan di komplek perumahan itu. Di komplek perumahan itulah Randy tinggal… Kadang ia terlihat pagi-pagi, kadang siang, kadang sore, dan kadang malam jam sekitar jam 08.00 - 09.00 WIB… Ia meneliti komplek perumahan itu hanya untuk mengambil keputusan, apakah ia yang akan datang ke rumah Randy atau Randy yang ia suruh datang ke ruamahnya…

Pikiran dan hati Ibu Selfi ini memang sedang galau dipenuhi bayangan birahi panas anak muda yang beberapa hari lalu menggelutinya… Dan tubuhnya sedang menuntut penuntasan… Beberapa hari kemudian ia sudah menentukan saat yang tepat… Waktu dan kondisi memang telah tanpa sengaja mendukung niat dua insan yang sedang birahi…

Malam itu jam delapan malam di sebuah rumah yang mewah…

“Ma, kamis depan papa ke Halmahera Barat meninjau lokasi pertambangan. Papa pergi bertiga dengan staff penelitian. Tadi anak-anak bilang mereka mau ikut, sekalian mau lihat-lihat dan mau tahu daerah tambang itu sepertii apa. Gimana ma?” tanya Pak Untarto pada istrinya, Ibu Selfi.

“Lha, kalau emang anak-anak yang mau iya ngga apa pah. Tapi rekan kerja papa gimana, apa anak-anak nggak mengganggu nantinya?”

“Kebetulan mereka juga pada bawa anak-anak juga,”

“Iya, baguslah kalau gitu pah.”

Jadi begitulah keadaan mendukung semua itu…

Dan begitulah, pada Kamis pagi itu, di hari berangkatnya suami Ibu Selfi dan anak-anaknya ke Halmahera Barat, Randy mendapat sms dari Ibu Selfi..

“Sayang, aku sangat rindu, “itulah isi sms Ibu Selfi yang terbaca di ponsel Randy.

“Aku juga sayang. Aku sangat merindukanmu…“balas Randy.

“:Ntar malam aku ke rumahmu!”

Dug! Itulah yang dirasakan Randy bergemuruh di dadanya… Dan entah kenapa kontolnya langsung tegang saja…

Dan Randy pun langsung menelepon ibu paruh baya itu…

Malam itu pukul 19.30 WIB, dengan gaun terusan berwarna hijau berdada rendah, Ibu Selfi turun dari mobil yang ia parkir di depan rumah Randy. Pagar rumah yang tinggi menutupi pemandangan itu dari tetangga sekitarnya.

Sampai di dalam rumah, Randy yang bercelana pendek saja serta bertelanjang dada langsung merangkul tubuh semok Ibu Selfi. Ia menciumi Ibu selfi di bibirnya. Ciuman yang panas lagi buas. Bahkan suara sedotan dan lumatan bibir mereka mengeluarkan suara yang keras. Tangan Ibu Selfi yang seketika bersentuhan dengan kulit tubuh Randy langsung terangsang…

Ia mendekap erat pemuda itu ke tubuhnya. Dan akhirnya pemuda itu langsung menarik tubuh bongsor dan bahenol Ibu Selfi menuju kamar tidurnya… Geliatan tubuh dan lumatan yang penuh getar birahi membuat tubuh mereka terhempas ke ranjang… Randy menindih wanita setengah baya itu di tempat tidur… Ia meremasi dan meraba seluruh bagian tubuh Ibu Selfi…

“Okh sayang…,” desah Ibu Selfi ketika mulut pemuda itu merangsek ke dadanya. Tangan Randy dengan liar membuka gaun bagian atas Ibu Selfi, ia membuka BH Ibu Selfi sehingga dada wanita itu sepenuhnya telanjang… Mulutnya langsung bergerak menjilati tetek Ibu Selfi yang besar, mengemut puting susu Ibu Selfi, dan semua itu begitu merangsang birahi Ibu Selfi.

“Okh sayanag… jilatin susuku… emut susuku sayang…” erang Ibu Selfi…

“Oh Bu Selfi besarnya susumu ini… oh aku suka susumu Bu,” desah Randy..

“Jilatin semua sayang… hisapin semua susuku sayang…”

Randy dengan rakus menjilati, menciumi, mengemuti, dan menghisap susu besar Ibu Selfi. Ia melakukan semua itu dengan nafsu yang menggelegak dan nampaknya ia tidak lagi peduli apakah ciumannya itu meninggalkan cupangan merah di seluruh permukaan susu Ibu Selfi. Pemuda itu begitu terangsang dengan bahenolnya tubuh wanita paruh baya yang sedang digelutinya itu.

Ibu Selfi begitu terbuai dengan aksi anak muda yang sedang menggeluti tubuhnya. Ia begitu merasa di damba dan dirundukan. Dan ia dengan sepenuh nafsu membalas semua aksi pemuda itu… Ia mengerang bagai kucing… Ia menunjukkan nafsunya yang besar di hadapan anak muda itu… Ia pun dengan penuh naluri menggerakkan tangannya meraih kontol pemuda itu…

“Okh sayang… aku suka kontolmu ini…” erangnya sambil meremas kontol Randy., “Okh… buka celanamu sayang… aku pengen kontolmu…” desahnya di telinga Randy. Randy lalau bangun duduk dan membuka seluruh pakaiannya… Ia telah telanjang bulat…

“Okh…,” Ibu Selfi mendesah ketika ia menatap tubuh bugil anak muda di depannya. “Ohh sayang, besarnya kontolmu itu… oh sayang aku suka kontolmu… kontolmu besar dan panjang…,” wajah Ibu Selfi benar-benar berwarna gelap tanda birahi memandangi kontol muda itu.., “Ohh sayang… coba kocok kontolmu sayang…

Randy bergerak menciumi mulut Ibu Selfi. Ia melengkungkan tubuhnya, dan dengan begitu ia pun mengocok sendiri kontolnya… Tangannya mengocok kontol sementara mulutnya melumati bibir Ibu Selfi…

“Ohh sayang… aku ga tahan, “Randy akhirnya mengerang… Lalu ia bergerak menelanjangi wanita setengah baya itu… Kini tubuh wanita paruh baya itu telah bugil… Ibu Selfi bugil di atas tempat tidur milik anak muda yang siap menggelutinya… Randy akhirnya melihat memek itu… Memek Ibu Selfi ini benar-benar montok menggembung, pikir Randy dalam hati…

“Oh bu memekmu…” desahnya lalu mulut Randy bergerak mencium memek tebal itu. Dan pada saat yang sama Ibu Selfi mengangkat pinggulnya menyambut mulut pemuda itu…

“Jilat say…” ucap Ibu Selfi…

Randy akhirnya menciumi memek montok Ibu Selfi. Memek yang sudah dibenaknya sejak berdua di pondok itu. Ia melahap bibir memek itu. Membuat Ibu Selfi menggeliat bagai cacing… “Ohh sayang…,” desah Ibu Selfi penuh nafsu.. “Oohh.. enaknya sayang… ohhh,” Ibu Selfi merintih-rintih saat lidah Randy merayapi memeknya.

Randy begitu senang akhirnya bisa menguasai memek ibu paruh baya yang memang sudah diinginkannya itu. Lidahnya bergetar, meliuk, dan menusuki setiap celah memek itu. Tanggannya turut memberikan remasan di pinggul yang besar itu. Kadang ia menusukkan lidahnya sedalam yang ia bisa di lubang memek Ibu Selfi…

“Ohkk… tusuk lobang memekku sayang… hhh… ohh enaknya lidahmu… ohhh terus sayang… masukkan lagi lidahmu ke dalam memekku… akkkhhhh… akhhh… oh sayang… enaknya.. ohh sayang… ohhh jilatin memekku sayang… ohhh jilat sayang… ohhh sayang… enaknya lidahmu… ohhh, “begitulah desahan penuh syahwat Ibu Selfi memenuhu kamar itu.

Pemandangan itu memang terlihat sangat mesum. Seorang anak muda dengan penuh nafsu menggumuli tubuh telanjang wanita setengah baya yang sedang bugil di bawahnya. Dua insan berbeda usia yang sangat jauh saling mengejar syahwatnya di kamar itu..

Kaki Ibu Selfi yang panjang mengangkangi tubuh telanjang pemuda yang sedang menggumulinya. Ia begitu suka dengan nafsu muda yang mendesakinya. Dan itu membuat memeknya sangat gatal sehingga ia merasa keenakan ketika memek gatalnya terus digeseki lidah dan mulut pemuda itu.

“Okhhh sayang… enaknya memekku dijilatin seperti itu,” desahnya.

Dan Randy merasa ia jantan ketika pikirannya membayangkan diri sendiri menggeluti tubuh bahenol Ibu Selfi…

Akhirnya tangan Ibu Selfi bergerak menarik kepala Randy… Ia meraih kepala itu lalu menciumi mulut Randy… Randy balas melumat dan tangannya meremasi susu besar Ibu Selfi…

“Ohhh sayang entot aku sekarang. Ibu udah ngga sabar pengen ngentot, “bisik Ibu Selfi di telinga Randy. Randy lalu bangkit… Ia menempatkan diri dengan sempurna di tengah-tengah kangkangan kaki-kaki Ibu Selfi… Sejenak ia angkat kaki kiri Ibu Selfi lalu menciumi betil sekal dan mulus itu… Sementara tangan kananya mengocoki kontolnya…

Lalu akhirnya ia menunduk… Ia memegang batang kontolnya yang panjang besar itu lalu mengarahkannya ke lobang memek Ibu Selfi… Ia mendorongnya perlahan seraya bergerak menindih tubuh Ibu Selfi…

“Okkhhhh sayang… ohhh,” desah Ibu Selfi ketika ia merasa kontol besar pemuda itu telah memasuki lobang memeknya. Kegatalan dalam memeknya makin menjadi.”Okhh sayang… ohhh besarnya kontolmu sayangh…” erangan Ibu Selfi tak terbending lagi…

Randy hanya mendorong pelan. Ketika ia merasa kontolnya sudah masuk sedikit, ia mengatur posisi lagi. Lalu ia menindih tubuh Ibu Selfi semakain rapat. Mulutnya mencari mulut Ibu Selfi. Ibu Selfi menyambut mulut itu dan melumatnya. Ibu Selfi menempatkan kedua tangannnya merangkul leher Randy…

‘“Ohh enaknya Bu, “hanya itu desahan Randy. Lalu ia mendorong lagi.. Kontol itu pun masuk makin dalam…

“Ohh sayang enaknya… oh tekan lagi sayang…,” Ibu Selfi begitu menikmati ketika kontol besar itu perlahan memasuki lobang memeknya makin dalam. “Okhh Sayang… besarnya kontolmu… ohhh dalemin lagi sayang… ohhh sayang enaknya…,” Ibu Selfi benar-benar dipenuhi nafsu seks ketika kontol pemuda itu menusuk makin dalam.

“Nggghhaahh..” desahan Ibu Selfi makin lirih ketika akhirnya ia merasakan kontol itu telah masuk seluruhnya ke dalam memeknya. “Okkhhh sayang.. enaknya sayang… ohhh dalam banget sayang… oh sayang panjangnya kontolmu… okhhh… hhhaaahhh… akhh… enaknya sayang… kontolmu dalam banget sampai masuk ke rahimku sayang…”

“Ohhh bu kontol ku juga keeanakan bu… ohh bu memekmu enak bu… oh aku sanagt bernafsu menggumulimu bu… ohhh aku nafsu sama tubuhmu yang bahenol ini bu… ohh,” balas Randy di tengah entotannya.

Randy dengan sepenuh rasa mengentoti ibu paruh baya itu. Ia menggerakkan pinggulnya dengan teratur. Ia memompa dan menggenjoti wanita paruh baya yang sedang birahi itu.

“Ohh sayang… aku suka ngentot sama kamu sayang… oh Ibu suka kontolmu yang besar dan panjang ini… okkhhh pompa terus aku… ohhh tusuki memekku… ohhh Randy sayang terus entoti memekku.. ohhh.. sayang…” Ibu Selfi mendesah-desah penuh birahi.

“Ohh bu Selfi… aku suka tubuhmu… aku mencintaimu bu selfi… ohhh suka ngentot samu Ibu Selfi… oh bu Selfi… oh enaknya memekmu ini bu… aku mencintaimu bu,”

“Ohhh sayang… kontolmumu besar… ohhh enak… oh sayang… entoti terus lobang memekkku… ohhh… Ibu juga mencintaimu sayang… ohhh Ibu juga suka ngentot sama kamu… ohhh enaknya kontol panjangmu ohhh… ibu juga suka entotanmu… ohhhh kontolmu masuk dalam banget sayang… ohhh kontolmu massuk sampai rahim ibu sayang…”

Randy kaget sejenak. Ia mendorong kontolnya. Selangkangan mereka menempel. Randy berhenti sejenak.. Ia angkat wajahnya memandangi Ibu Selfi. Ibu Selfi dengan mata birahinya memandangi anak muda itu, lalu wanita paruh baya itu melumat mulut Randy. Ibu Selfi berbisik pelan dengan nafas ngos-ngosan, “suami dan anak-anakku pergi seminggu ini.”

“Okkhh bu…,” mendengar itu semua nafsu seks Randy makin menggelegak…, “Okkh bu oohh kita ngentot sampai pagi bu… ohhh kita ngentot tiap hari iya bu… ohhh enaknya.” Randy menggerakkan pinggulnya semakin intens. Genjotannya membuat kontolnya masuk menekan makin dalam. Kontolnya menegang dengan keras.

“Okkkhhh sayang… entoti ibu sampai pagi… ohhh iya sayang kita ngentot tiap hari… oh entoti ibu tiap hari sayang… ibu suka ngentot tiap hari sama kamu sayang… okkhhh… hhhaahhh.. ahhh sayang dalamnya entotanmu… ohhh enaknya sayang… ohhh…”

“ohh bu memekmu enak… ohh bu memekmu dalam bu… okkkhh bu… oh bu memekmu tebal banget bu… ohhhkkk bu… ohhhhh bu memekmu enak dientot bu… ohh enaknya mengentotimu bu Selfi ohhh enaknya… ohhh… memek ibu empuk dientot… ohhh bu aku suka ngentot sama ibu… ohhh buuuu memekmu membusung bu…

Genjotan dan desahan penuh birahi di antara mereka membuat mereka betul-betul di landa nafsu seks yang makin menggelora. Membuat nafsu seks mereka saling berkejaran… Genjotan dibalas dengan tekanan… Selangkangan mereka menempel ketat… Alat kelamin mereka saling gesek dengan liar membuat mereka di ujung klimaks…

“Okkhh sayang… enak sayang ahhh… ohhh entot lobang memekku sayang… oohh sayang… tekan kontolmu sayang… ohhhh sayanggg… enaknya kontolmu… ohhh sayang… entoti ibu sayang… oh sayang enaknya entotan kontolnmu… ohhhh tegangnya kontolmu ohhh sayang… kontolmu keras sayang ohhh enaknya ohh sayang…

“Ohhh bu kepala kontoku gatal… ohhh bu enaknya memekmu… ohhh aku mau keluar bu… hhhohhh enaknya ohhh,” desahan Randy makin liar.

“Ohhh sayang.. ohh ibu juga mau keluar… entot yang yang kuat… hhhhoohhh entoti… ohhhhh iya ohhhh iya sayang… entot memek ibu sayang… ohhh ohhh… sayang ibu mau keluar sayang… oh entot ibu… hhhhaaahhhkkkk… oh kontolmu… ohhh kontolmu… ooo enaknya kontolmu… ohhh enaknya entotanmu…

ohhhh sayang entotin ibu… oh mau keluar… okkkk sayang… hohhhh ibu keluar… akhhhh… akkkk genjot terus sayang iyahhhh… tusukin terus sayang… aaaahhhh sayang… ibu keluarr… oooooohhhhhhh sayang… aku keluar… ohhh enaknya… okhhh, “Ibu Selfi menggoyangkan pinggulnya makin liar.

“Okkhhhhhhh enaknya ohh buuuu oooohhh enaknya… ohhhh enak… oookkhhh… hhhooooohhhkkkk… hhhaaaahhh enaknyahhhhh… oh bu aku keluarin di mana bu… oohhhhh enaknya memekmu bu Selfi ohh…”

“Okkh sayang… ohh keluarin di dalam sayang biar enak… ohhh semprot manimu di dalam sayang… ookkk enaknya… okkhhh enaknya kontolmu ini… ohhkk nusuk banget… ohhh sayang keluarin semua spermamu sayang… iyahhh…,” akhirnya Ibu Selfi merasakan kontol pemuda itu ditusukkan dengan keras dan dalam, dan ia merasakan kontol pemuda itu bergetar, lalu ibu Selfi merasakan sesuatu yang hangat memenuhi lobang memeknya, ia merasakan sperma pemuda itu memasuki rahimnya…

sperma itu sangat banyak… seketika Ibu Selfi menggerakkan kedua kakinya dan di bantu tangannya meremasi pantat pemuda itu… Ibu Selfi menekankan pantat pemuda itu dan kontol panjang pemuda itu pun menusuk makin dalam…, “Okkkhhh sayang… spermamu hangat… ohhh sayang enaknya… ohhh sayang manimu banyak sayang…”

Tubuh mereka masih berayun pelan… Rasa nikmat persetubuhan masih memenuhi mereka… Pemuda itu meraskan memek Ibu Selfi seperti meremasi batang kontolnya… memek itu seolah ingin mengeluarkan semua sperma dari tubuhnya… Dan itu ia rasakan manakala Ibu Selfi meremasi tubuhnya dengan ketat.

“Okhh bu Selfi…” desahnya Randy.

“Oohh Randy sayang…” desah Ibu Selfi di telinga Randy.

Akhirnya nafas mereka melemah. Tubuh mereka berayun makin pelan. Tetapi mereka masing saling himpit. Mereka masing saling remas dengan ketat. Sisa-sia nikmat senggama masih mengaliri tubuh mereka, terutama benak mereka.

“Ohhhh Ibu Selfi-ku sayang…” bisik Randy di telinga wanita itu.

“Ohhh knapa sayang…” desah Ibu Selfi.

“Aku sayang kamu bu…”

“Ibu juga sayang kamu…”

“Tadi aku keluarin semua di dalam bu… ohh enak…”

“Emang kenapa sayang,” tanya ibu Selfi. Ibu Selfi meraih wajah Randy. Sejenak ia lumat bibir pemuda itu dengan lahap., “Knapa sayang? Kan enak keluarin di dalam,”

“Ibu minum pil kb nggak,” tanya Randy polos memandang wanita paruh baya itu.

Ibu setengah baya itu tersenyum.. Lalu ia kecup pelan bibir pemuda itu…

“Nggak sayang… ibu nggak minum pil KB… emang kenapa sayang…” tanya Ibu Selfi dengan bibir tersenyum manja. Kembali ia kecupi bibir Randy.

“Kalau ibu hamil?” tanya Randy di sela-sela kecupan-kecupan kecil mereka.

“Emang kenapa sayang… emang kenapa kalau ibu sampai hamil karena ngentot sama kamu… emang kenapa…” tanya Ibu Selfi dengan senyuman tenang lagi manja.

Randy hanya terdiam. Ia menciumi pelan mulut Ibu Selfi. Ia melumatnya…

Ibu Selfi membalas lumatan itu, lalu berkata, “Ibu masih bisa hamil sayang… dan kalau ibu hamil karena kamu berarti itu anakmu… itu anakku… kalau gara-gara ngentot sama kamu ibu hamil iya hamil aja… emang kenapa sayang…” Ibu Selfi makin merangkul pemuda itu. Ia makin liar memnciumi mulut pemuda itu. Lidahnya bergerak liar menjilati mulut pemuda itu…

“Aku sayang sama Ibu Selfi…” akhirnya Randy berkata. Ia balas mendekap lebih erat. Ia dengan liar kembali menggumuli wanita paruh baya itu.

“Hmmm sayang…” desah Randy di bibir Ibu Selfi. Ia mengatur posisinya. Ia merasakan kontolnya tegang lagi.

“Iya sayang… ohhh…” desah Ibu Selfi. Ia merasa kontol pemuda itu telah menegang lagi. Ibu Selfi dengan penuh nafsu syahwat kembali membuka pahanya lebar untuk member posisi pada anak muda berdarah panas itu. Lobang memeknya kembali merasa gatal.

“Bu.. ohhh bu Selfi… kalau gitu.. ohhh…” desahnya sambil mencerucupi mulut Ibu Selfi, “aku ga akan kuliah lima hari ini bu… ohh…” kembali Randy menjilat mulut wanita itu. Ia meraih kontolnya dan mengarahkannya ke lobang memek Ibu Selfi., “aku akan entotin ibu Selfi selama lima hari ini biar ibu hamil… ohhh akan kuhamili kau Bu Selfi ohhhhhohhh…” akhirnya Randy mendorong kontolnya memasuki memek Ibu Selfi.

“Hgggooohhhhhh… enaknya kontolmu… ohhh tekan sampai dalam sayang… oohh iyahh… ohh gitu iyah… hhhh… ohhh entoti memek ibu oo… ohh iya sayang entot ibu sampai hamil ohhh… ohh entoton ibu sayang.. ohhh sayang hamilin aja ibu ohhh sayang… entot ibu sampai bunting sayang… hhhoohhh…” Ibu Selfi kembali mengerang-erang di bawah tindihan Randy.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan