3 November 2020
Penulis — Peneduh
Setelah kejadian tersebut hari-hari kami kembali normal. Aku disibukkan dengan kegiatan kuliahku sementara Mamah disibukkan dengan bisnis fashion yang baru saja digelutinya. Rencananya dalam waktu dekat ia akan segera membuka sebuah butik untuk bisnisnya tersebut.
Perlu kalian ketahui, aku merupakan pemuda yang sangat pandai dalam bergaul. Di kampusku aku memiliki banyak teman. Pembawaanku yang tenang dan juga tidak pandang bulu dalam memilih teman mungkin saja menjadi daya tarik bagi mereka untuk mau berteman dengan ku. Dan mungkin juga karena aku Kaya.
Untuk persoalan wanita aku sendiri tak pernah ambil pusing. Aku merupakan tipe orang yg memilih One Night Stand, jenuh bagiku untuk bersama dengan satu wanita dalam jangka waktu yg lama.
Terhitung sudah cukup banyak teman kampusku yg berhubungan badan denganku. Baik dari wanita populer dikampus, kutu buku, bahkan pacar kawan ku pun pernah ku gagahi. Bukan bermaksud bejat, hanya saja wanitamu yg terpikat, maaf sobat.
Untuk urusan dalam keluarga, kulihat Mamah dan Papah semakin minim dalam berkomunikasi di dalam rumah. Terakhir kali kami makan bersama di meja makan keluarga adalah 7 bulan yang lalu. Papah pun semakin jarang untuk pulang kerumah. Dalam seminggu ia hanya pulang sekitar 2 atau 3 hari saja. Kurasa ia sedang asik dengan perek nya diluar sana.
Kalian harus percaya. Mamah memiliki tubuh yg dapat dikatakan dambaan dari segala pria, buah dada yang kencang didukung dengan bokong yang sekali dapat membuat pria manapun horny seketika. Bahkan salah satu kawanku, ketika ia berkunjung kerumahku untuk menyelesaikan tugas kuliah kami dan bertemu Mamah di ruang keluarga sedang televisi.
“Widih gila sob, itu nyokap lo? Bisa kali ye.”
Persis, tamparan ku mendarat tepat di pipinya sesaat setelah ia berkata seperti itu. Namun, apa yg dikatakan temanku ada benarnya juga. Sejak saat itu aku mulai membayangi Mamah bersetubuh denganku. Bahkan disaat malam, aku diam-diam mengambil bra dan CD kotor mamah dari mesin cuci, mencium, menjilat dan menjadikan underwear nya sebagai objek fantasi saat aku onani.
Aku diam-diam mengambil gambar Mamah dalam segala aktivitas nya. Saat ia sedang Yoga, saat ia sedang mengganti baju. Bahkan apabila aku sedang sangat horny, aku dengan nekat menyelinap masuk kedalam kamar Mamah saat ia sedang tertidur. Aku menciumi kaki jenjangnya yang putih dan harum sambil mengocok penisku.
Sudah beberapa minggu sejak persetubuhanku dengan Mamah, rasanya aku ingin kembali merasakan jepitan vaginanya. Vagina terbaik yang pernah aku rasakan saat ini, bersih dan harum. Ahh bagaimana mungkin bajingan tua itu bisa berpaling dari vagina terindah yg dimiliki Mamah.
Sepulangnya aku dari kampus, aku bermaksud mencari Mamah untuk mengajaknya bersenggama lagi seperti beberapa saat lalu. Namun setelah kucari kesana kemari aku tidak dapat menemukan keberadaannya. Aku mencari Bibi asisten rumah tanggaku untuk mencoba menanyakan keberadaan Mamah.
“Bii… Bii.. Bibi.. “panggilku mencari Bibi.
“Iyaa mas Zafran, kenapa mas?” Sahut Bibi yg baru saja keluar dari kamarnya.
“Ibu kemana yaa bi?”
“Oh anu mas, tadi pagi Ibu keluar. Saya kurang tahu kalau kemananya mas.”
“Ohh gitu. Oke makasih yaa bi”
Aku mencoba menghubungi Mamah melalui Text chat untuk menanyai keberadaannya.
“Mah, Mamah dimana? “Tulisku.
Tak selang beberapa Mamah menjawab pesanku.
“Ada apa sayang? Mamah lagi ada perlu untuk Hire karyawan untuk di butik Mamah nanti, Kemungkinan Mamah baru pulang malam deh.” Jawab Mamah.
Setelah membaca jawaban pesan dari Mamah akupun memutuskan kembali ke kamarku dengan wajah lesu.
****
Tak terasa sudah pukul 7 Malam, aku tertidur cukup lama dan perutku rasanya lapar sekali. Aku turun ke kebawah menuju Meja makan untuk melihat apa yg dimasak Bibi malam ini.
“Bi Mamah udah pulang?” Tanyaku menghampiri Bibi yang sedang menyiapkan makanan di meja makan.
“Belum mas, Sebentar lagi paling mas” Jawab Bibi.
“Oh gitu, Bisa aku lapar nih” ucapku.
“Silahkan mas, sudah Bibi siapin makanannya” Jawab Bibi.
Akupun Memakan makanan yg sudah disiapkan Bibi sementara Bibi pamit kebelakang. Tak beberapa lama saat aku makan terdengar sepertinya Mamah baru saja pulang.
“Hai sayang, lagi makan yaa” Sapa Mamah.
“Hai Mah, Mamah baru pulang? Gimana urusannya Mah?” Tanyaku.
“Iyanih sayang, Mamah lagi sibuk banget untuk persiapan butik mamah nanti.” Jawab Mamah.
“Mamah mau ke kamar dulu yaa” ucap Mamah seraya mengecup keningku.
Selesai makan akupun menghampiri Mamah yang sedang berada di ruang keluarga, ia terlihat sedang membaca sebuah majalah.
Aku duduk disampingnya sedangkan Mamah tetap sibuk dengan majalahnya. Timbul niat nakalku untuk menggoda Mamah. Aku mengelus paha putihnya dengan lembut. Tetap tak ada respon dari mamah, akupun semakin bernafsu untuk menggodanya. Tanganku semakin naik mengarah ke dalam celana pendek Mamah. Sontak Mamah langsung melirik ku dan tersenyum.
“Anak Mamah mulai nakal yaa” ujar Mamah.
“Mah, aku kepengen lagi nihh” Ucapku.
“Jangan disini sayang, nanti dilihat Bibi” jawab Mamah.
“Aku udah gak tahan nih mah” ucapku tetap meraba masuk ke dalam celana Mamah.
“jangan sayang, Nanti malam aja yaa. Kalau Bibi udah tidur, nanti kamu ke kamar Mamah” Jawab Mamah.
Akupun mengiyakan permintaan mamah dan menarik tanganku keluar.
****
Malampun tiba. Aku menyelinap masuk kedalam kamar Mamah. Kulihat mamah sudah tertidur, ia terlihat sangat lelah dan akupun merasa kasihan apabila harus membangunkannya. Namun, nafsuku yg sudah tidak terbendung mampu mengalahkan rasa Iba ku. Munafik sekali.
Aku membuka selimut yang menutupi tubuhnya. Ia mengenakan sleep dress berwarna abu-abu yang terlihat sangat kontras dengan warna kulitnya yang putih bersih. Aku mengangkat sleep dress nya dan mulai menciumi bagian luar cdnya. Aku menjilati setiap inci paha putihnya namun mamah tetap tertidur. Aku membuka CD nya dan terlihat pemandangan yang sangat indah di depanku.
Aku mulai menjilati dan menghisap vaginanya. Aku menjilati klitoris nya dengan penuh nafsu.
“ehmmm” terdengar Mamah mulai mengerang kecil. Aku semakin bernafsu memakan vaginanya, lidahku menerobos masuk kedalam Liang wanitanya. Aku menghisap habis cairan cintanya karena mamah terlihat mulai basah. Sehingga akhirnya permainan lidahku membuat Mamah terbangun.
“Ahh sayang” Ucap mamah yang terlihat sangat menikmati permainanku.
Aku memasuki jariku dan mengocok nya secara perlahan sementara lidahku tetap bermain di klitoris nya. Aku mulai menambahkan kecepatan tanganku sehingga mamah terlihat ingin mencapai orgasme pertamanya.
“Ahh enak sayang terus jilat sayang” Ucap mamah dengan mata terpejam.
Aku semakin menambah kecepatan tanganku dan jari-jariku membobol habis lubang vaginanya.
“ahhh Mamah keluar sayang mamah keluarrrr ahhhh” Ucap mamah mencapai orgasmenya.
Saat Mamah menikmati orgasmenya aku beranjak bangun dan mencium lembut bibirnya. Kami berdua saling berpagutan sementara tangan Mamah mencoba meraih penisku dan mengeluarkannya dari celanaku. Ia bangkit dan mengulum penisku dalam posisi menungging. Sapuan lidahnya terasa nikmat membasahi seluruh penisku.
Disaat aku ingin mencapai orgasme terdengar suara langkah yang mendekati kamar. Ya setelah sekian hari akhirnya papah pulang.
Aku meloncat keluar dari kasur dan bersembunyi di dalam toilet yang berada di kamar Mamah. Mamah sesegera mungkin merapihkan pakaiannya. Hingga akhirnya Papah membuka pintu kamar dan berjalan masuk. Ia berjalan lunglai dan meracau tidak jelas. Pria tua sialan itu nampaknya tengah mabuk.
“Selamat malam istriku jalang istriku sayang” Ucap papah seraya menjatuhkan badannya ke kasur.
Setelah menjatuhkan badannya Papah terlihat tidur dengan cepat. Perlahan aku keluar dari toilet dan kutemukan ia sudah tertidur pulas. Aku mendekati Mamah dan menciumnya.
“Udah yaa ada Papahmu” ucap Mamah sementara bibir kami masih berpagutan.
Aku tidak menghiraukan perkataannya sama sekali. Aku langsung membuka CD mamahku dan menidurkannya. Aku mengarahkan penisku masuk ke vaginanya.
“Ahhhh” Erangan Mamah yg tak mampu menahan suaranya.
Aku memaju mundurkan pinggul perlahan dan menambah kecepatan secara berkala.
Plokk plokk plokk plokk begitulah suara kulit kami saling beradu. Aku menimpanya selama 15 menit hingga Mamah merasa akan mencapai orgasme keduanya.
“Ahhh teruss ahh enakk sayang Mamah keluarr ahhh” bisik Mamah.
Tubuh Mamah meronta saat akan mencapai orgasmenya. Hingga akhirnya ia terkulai lemas dan aku memberikan tanda untuk bertukar posisi. Kali ini giliran Mamah yg berada di atas. Mamah menggoyangkan pinggulnya sedemikiannya rupa. Jepitan vaginanya sungguh luar biasa. Sementara Mamah menaikturunkan badannya, tanganku bergerilya pada buah dadanya.
“Ahhh enak sayanggg” erangan mamah keenakan.
Papah terlihat tidur dengan pulas sementara disebelahnya, istri dan anak kandungnya sedang berhubungan badan. Mamah semakin cepat menaikturunkan badannya sehingga aku merasa akan mencapai orgasme. Aku memeluknya dan kami berciuman dengan penuh nafsu, lidah kami saling bertemu satu sama lain.
“ahhh mamah mau keluar lagi sayang ahhhh” erangan Mamah.
“Aku juga Mah ahh” Jawabku.
“Keluarin bareng sayangg ahh keluarin di dalem Mamah sayang ahhhh penuhi Mamah dengan sperma mu sayang “erangan Mamah.
Aku turut serta untuk memompa Mamah hingga akhirnya kami berdua mencapai orgasme bersama.
“Ahhh bareng sayang ahhh Mamah keluarga” ucap Mamah.
“Ahhh aku juga Mahhh” crott crottt crottt
Aku menembakan banyak sperma ku di dalam vaginanya. Seusai mencapai orgasme tubuh Mamah ambruk dalam pelukanku. Nafasnya membara dan sangat berat terdengar. Kami berdua mencoba mengatur nafas.
Akupun beranjak bangun dan menginstruksikan Mamah untuk berdiri. Aku berjalan ke sisi tempat tidur dan mengangkat kaki Mamah dan meletakkannya di pundakku. Aku meminta Mamah untuk lebih rendah dan aku mulai memasuk jariku ke dalam vaginanya. Aku mengocok vagina Mamah dengan tanganku persis di atas wajah Papah yg sedang tertidur pulas karena mabuk.
“AHHH AHHH AAAAA AHHHH HHH” erangan Mamah terdengar keras.
Aku mencabut jariku, dan keluar cairan dengan sangat deras dari dalam vagina Mamah. Aku membuat Mamahku squirt dan cairan tersebut membanjiri wajah Papah yang berada persis tepat dibawah vaginanya. Aku mengambil pakaianku dan berjalan keluar kamar meninggalkan Mamah yg tetap bersandar di dinding dan juga Papah yang wajahnya sangat basah dan penuh dengan cairan yg dikeluarkan Mamah.