2 November 2020
Penulis —  NovelisMesum

I BLAME SATAN FOR MY SINS

Safitri II

B: Gapapa kok mas, wajar.

A: Lagian kamu pakai baju kok kayak gitu amat, giliran dilihat mas jadi salah

B: Lah, siapa yang ngomong salah, gak salah kok, lagian panas juga udaranya, masa iya suruh pakai celana training terus, iya kalau dirumah, mama suka cerewet

A: Malah curhat anak ini

Kita berdua cekikikan di kamar atas hingga tak terasa adzan isya’ mengema dari suar kampung.

Safitri-pun mengusirku secara tiba-tiba dari kamarku sendiri, ya malam ini aku harus tidur dengan adikku.

Malam pukul 22.00

Suasana rumah begitu hening, sampai aku mendapatkan notifikasi bbm dari Safitri, ia beralasan meminta tolong mengambilkan obat nyamuk dilantai bawah, takut katanya.

Ah, itu membuatku sedikit mager dengan posisi pw bersandar sembari mengocok p*nisku yang sedari tadi tegang mengingat gundukan daging putih yang tadi sempat dipamerkan Safitri.

Aku lalu turun ke bawah mencari-cari obat nyamuk elektrik yang dipesan si cantik, na’as tak ketemu, susah payah malam-malam ia tetap memaksaku pergi ke Supermarket terdekat hanya untuk menuruti kemauannya, untung saja cantik.

Tak masalah, dengan langkah malas kupacu cb classicku yang sudah sakit-sakitan, waktunya diservis, hawa dingin menusuk jemari, membuat hidungku sedikit mbeler.

A: Dek, ini obat nyamuknya

B: Wah, makasih masku yang paling ganteng sendiri!

A: Pas ada maunya aja bilang gitu

B: Eh, dingin ya? Tanganmu anyep (beku)

A: Lumayan se.

B: Oalah, kasihan masku rek

A: Demi adik sepupu yang tidak tau balas budi

B: Loh, kamu kan Ardiansyah! Bukan budi

A: Hust, jangan teriak-teriak, Uti tidur.

B: Oh iya lupa.

A: Ah udah, aku mau tidur

B: Eh, sebentar dulu

Safitri kemudian menarikku kedalam kamarku kembali, ia lalu menyuruhku duduk di kasur, sembari ia memasang obat nyamuk elektrik yang baru saja kubelikan.

Hal tak terduga, ia bertanya-tanya tentang ilmu biologi yang harusnya itu menjadi Sex Education yang dibahas dikelasnya, bukan disini, sepertinya ia penasaran, maklum Ibu yang taat beragama seperti Bude Rodiyah pasti tak pernah memberikan pengetahuan dasar seperti ini.

B: Boleh ya mas?

A: Ah, ngawur kamu

B: Kata temen-temenku enak mas, aku penasaran

A: Tambah ngaco, udah ah, aku mau balik

B: Loh jangan

A: Udah malem ini, nanti orang-orang curiga loh.

B: Makanya mas diem aja, aku cuman pengen tahu rasanya, daripada aku diem-diem ciuman sama anak cowo satu kelas loh

Wah, iya juga ya, bisa saja dia menarik simpatiku untuk tetap disana, namun rasa ini sungguh membuatku tersiksa, darah berdesir tak karuan, merinding sebadan kurasakan, ah buang jauh jauh pikiran itu Syah! INGAT DIA SEPUPUMU.

Safitri, apa yang akan kita lakukan sepenuhnya bukan aku yang mengawali!

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Pilihan