2 November 2020
Penulis —  kernel

Gairahku

RANI, CINTA DAN SEKS PERTAMA

Rani

Aku ingat hari itu di bulan November, aku dan Rani sedang berduaan di teras kamar Rani, kami ngobrol lepas soal teman-teman centil kami di sekolah. Aku dan Rani waktu itu duduk di kelas 2 SMA, Rani jurusan Biologi dan aku di kelas Fisika. Rani duduk di pangkuanku, aku memeluk sambil sesekali menciumi rambut hitam sebahunya dari arah belakang.

Say, kamu tadi ada di perpustakaan ya?? tanyaku pada Rani, oh ya sejak dua tahun sebelumnya, aku mulai memanggil Rani dengan sebutan “sayang”. Itu pula yang menyebabkan keluarga itu menyebut kami “Romeo & Juliet”.

Iya, emang kenapa? Kamu cemburu?? jawabnya enteng.

Ngga sih, hanya saja kalau aku yang begitu pasti udah disemprot?.,?

Iya?iya?maaf, aku ngga ngapain kok?,? Ia mendaratkan sebuah ciuman di pipiku. Dan untuk pertama kali dalam hidupku aku membalas ciuman itu di bibirnya, bukan ciuman tapi melumat. Hanya beberapa detik tapi cukup untuk membuatnya gemas dan melotot penuh arti.

Selepas ciuman pertama itu ia menatapku, tatapan serius yang cukup sulit untuk diartikan. Ada senyum terbersit di bibir tipisnya namun warna muka yang berubah merah itu bisa mengacaukan perasaan orang yang ditatapnya.

Kamu marah say?? aku mengeratkan pelukan di pinggangnya.

mmm?. hhh,? ia bangkit dan berbalik menghadap aku, tapi kemudian memeluk. Ada beberapa titik air mata terasa menetesi belakang leherku. Kulepaskan pelukan dan menatapnya, ah si cantik saudara angkatku, pacarku, cantik sekali!

Kamu jahat?,? ia memberanikan diri memelukku lagi.

Kenapa sayaaaang?? aku jadi tidak mengerti

tadi kamu juga duduk bareng sama si Mira, aku lihat waktu jalan ke perpustakaan, kamu ngerayu dia kan? Kamu ngga sayang aku lagi! Kamu jahat!?

ya ampuuun?. sayang?gitu aja dicemburuin?. iiiihhh, kan dia cuman minta tolong ditulisin rumus kimia itu,? aku membelai rambutnya.

sedekat itu untuk sekedar nanya rumus??

Iya?iya aku minta maaf lagi deh, tapi sumpah demi Allah aku ngga ada apa-apa ama dia,? kucium lagi pipinya, terus ke bibir.

mmmhhhh?. benar?? ia melepaskan lumatanku sambil merengek manja.

Beneerr?sueeerrr?!!!? aku melumat lagi, kali ini ada desiran geli di bawah sana. Sehari-hari aku memang sering memeluknya, tapi kali ini terasa lain, ada gelora dan sayang yang lebih terasa. Kami terus berciuman, melumat, tanganku masuk ke dalam bajunya yang berkancing depan.

Boleh?? kataku meminta ijin.

he eh? Rani mengangguk lemah, dan inilah pertama kali dalam hidupku merasakan penjelajahan tubuh wanita dengan tanganku. Kancing pengait BH nya yang juga di depan itu kulepas dan tergapailah bukit payudaranya yang cukup ranum. Rani memang memiliki payudara besar seperti ibu dan kakaknya, mungkin secara genotip keluarga ini punya bentuk payudara yang besar membusung.

Auuuhhhffff?.. sayaaangg?. kamu yakin?? ia menatapku sejenak untuk meyakinkan bahwa ini pasti akan lebih jauh dari sekedar petting. Ini yang pertama bagi kami, aku menariknya ke kamar, kami menuju tempat tidurnya yang luas. Ranilah yang lebih dulu melepas celana pendekku, lalu baju kaus putih yang keukenakan, dan terakhir Cdku.

Aku pasrah sayang,? sejenak ia menghentikan eksplorasi itu, mencium pipi dan melumuri wajahku dengan lidahnya

aku yakin kita memang dijodohkan untuk ini, dan hari ini, detik ini, jadilah orang pertama yang???.,? ia terdiam tak melanjutkan. Kemudian ia terduduk di hadapanku.

aku meloloskan daster tipis itu dari tubuhnya, lalu Cdnya, Bhnya dan hmmm, saudara angkatku, pacarku, kekasihku, alangkah indahnya tubuhmu.

untuk cinta kita, sayang, kamu harus janji nggak akan ninggalin aku,?

Aku bersumpah, sayang?.. Dan terjadilah peristiwa itu, pelan dan lembut sekali, Rani menghantarkan aku ke daerah pangkal pahanya yang ternyata sudah banjir itu, dengan pasrah Rani menyerahkan seluruh jiwa raganya untukku, aku juga mengakhiri keperjakaanku. Penis ku yang baru kali ini merasakan hal itu otomatis mendorong masuk, Kami sama-sama mabuk asmara.

kenapa nangis sayang?,? kuhentikan gerakanku, penisku masih terbenam dalam liang vagina yang baru saja tertembus penis untuk pertama kalinya itu.

yang pelan aja sayang, punyaku sakiiit banget,?

apa kita berhenti dulu??

jangan say, aku rela, aku bahagia bisa mempersembahkan kehormatanku buat kamu,? tangisnya terus mengalir seiring kata-kata mesra itu. Aku yang tak tahan untuk terus berdiam, kugoyang perlahan sambil terus mengecup bibir indahnya.

iyyyaaahhhh sayaaaanggg?oooouuuffff??. pelaaan-pelaaaann?yyyaaahhh uuhhhhff mulai?enaaakkkhhh ooouuhhh?.. aku sayang kamuuuuhhh??,?

akuuuuhhh jugaaahhhh?. sayaaaanggg?oooohhhhhh, kaaalaaauuuu sakiit?hhhh biiill aangg yaaaahhh?? sambil terengah-engah menikmati goyanganku aku mencoba menjawab cumbuan kata-kata mesra dari bibir mungil itu.

Boleh aku diatas, yang?? pintanya setelah beberapa saat aku menindihnya dengan gaya konvensional.

iyaaahh?sayang, ayo?. kamu juga harus puas?.,?

kamu masih lama, kan??

hk.. ehh,? kuangkat tubuhnya sambil merebahkan diriku ke samping, kemaluan kami masih terpaut. Kini ia berada diatasku, mengangkang disana, betapa menggairahkannya posisi ini kalau dilihat dari bawah, susunya berayun-ayun mengundang tanganku menjamahnya, aku meremas, rani sudah tak merasa sakit lagi.

aku?.. uuuuoooohhhmauuuuhhhh saaaammmm?? aaahhh saaaammmpaaaaiiii? oou uuhhhh?. aaaaahhhhh? keluuuaaaarrrr?. sayaaaaanggggg? hhhhhh,? Rani menjerit keras, diiringi dengan hempasan yang sangat kuat kearah pinggangku, penisku otomatis menghujam keras dan mentok di dasar liang rahimnya. Berdenyut disitu dan dengan segala sisa tenaganya Rani menjambak rambutku, menunduk dan menyedot bibirku keras, lalu pindah ke dadaku, ia menggigit disitu.

aku juuuugaaahhhhhh?. keluuuaaarhhhhhh oooohhh??.. saaaayaaaanggg??.,? jerit ku panjang karena mendadak penisku seperti tersedot nikmat dalam vaginanya, tak dapat lagi kutahan cairan spermaku meluncur dengan deras di dalam liangnya.

saaaaamaaahhhh?. saaamaaa?. saaayaaaangggggg aaaakuuu ngggaakkkk kuaaat lagiii iiiihhhhh aaaaahhhhhhh,?

yessss???. Raaaaaannnnnn??. iiiiii?. saaayaaaanggggg???yaaaahhh?,?

Tergolek lemas kami berdua, masih berpelukan, berebut mengambil nafas kepuasan yang terpancar di wajah kami berdua. Rani Bahagia sekali. Dan dasar pemula, kami masih saling merangsang, lagi dan lagi, seperti tak ada hari esok. Waktu merayap tak terasa selama 4 jam lebih kami melakukannya. Sore hingga malam harinya kami saling tindih, saling rengkuh, darah perawannya berceceran di sprei, di karpet dan di sofa.

Sejak saat itu aku dan Rani jadi semakin ketagihan, hubungan kami tak lagi seperti saudara, tapi lebih sebagai suami istri. Di sekolah kami saling mengawasi, kasih sayang kami jadi benar-benar tak bisa dipisahkan, walaupun kami masih melakukannya secara sembunyi-sembunyi. Rupanya Bu Siska mengetahui perubahan pada diri anaknya, namun tetap saja ia menyayangi kami berdua.

Bahkan sesekali ia menyuruhku tidur di kamar Rani saat ia tidak dirumah. Dan kalau kami makan bersama, Rani selalu mengambilkan makanan dimeja itu untukku. Ia tak lagi canggung di depan keluarganya, bahkan kini Papa Jim seringkali menyindirku dengan bertanya,? istrimu sehat, bud?? maksudnya tak lain adlah anaknya sendiri si Rani.

Kalau bicara denganku Papa Jim memang lebih sering menggunakan terminologi? istrimu? daripada? anakku si Rani?. Sewaktu dia mendapatkan lembar ulangan Rani yang buruk nilainya malah dia langsung menelponku dengan mengatakan? aduh bud, gimana istrimu itu, nilai kok hancur begitu??. Ah beruntungnya aku.

Dua bulan setelah itu keluarga itu mengalami ujian yang sangat berat. Dari Rani aku mengetahui rahasia keluarganya yang sebelumnya gelap gulita bagiku. Ternyata Papa Jim memiliki simpanan yang cukup banyak, perjalanan bisnisnya keluar negeri atau keluar daerah selama ini hanya jadi kesempatan baginya untuk menjalin affair dengan banyak wanita.

Bu Siska sebenarnya sudah mengetahui semua itu sejak awal namun ia tak kuasa begitu memikirkan keharmonisan keluarganya. Sebagai seorang ibu yang mencintai keluarganya ia lebih mementingkan keutuhan rumahtangga daripada ego pribadi kepada suaminya itu. Ternyata selama itu pula keluarga Bu Siska menyembunyikan disharmoni keluarganya dariku, bahwa kemesraan antara Bu Siska da Papa Jim hanya sandiwara untukku saja.

Rani mengakui ia telah kehilangan figur bapak pada diri papanya dan oleh karena itulah ia begitu mendambakan saudara pria, dan begitu aku memasuki kehidupannya ia langsung menumpahkan segala perasaan sayangnya kepadaku. Mbak Rina juga memutuskan utk study luar negeri karena merasa muak dengan papanya, mereka bertiga sudah merasa tak lagi memiliki ayah atau suami sejak mengetahui rahasia papanya itu.

Ternyata pula perusahaan besar itu adalah milik keluarga Bu Siska, Papa Jim awalnya hanyalah seorang karyawan disana yang karena pernikahannya dengan Bu Siska mendapat jabatan direktur. Entah kenapa semenjak mengetahui cerita tersebut dari Rani, aku jadi ikut-ikutan menjustifikasi Papa Jim. Kini ia tak lebih baik dari seorang bajingan tengik yang tak tahu diri.

Akhirnya pada bulan itu juga, aku lupa tanggalnya, terjadi pertengkaran yang hebat antara Bu Siska dan suaminya. Banyak kata-kata sumpah serapah yang keluar dari mulut Papa Jim, sedang Bu Siska tampak lebih bisa menguasai diri. Tapi ujungnya mereka memutuskan untuk bercerai dan Papa Jim tidak diperkenankan lagi menduduki jabatan diperusahaan itu, alias dipecat!

Aku menghela nafas panjang mendengar penuturan Rani, sore itu setelah semua hal yang berkaitan dengan perceraian dan kepergian Papa Jim dari rumah itu, kami (aku, Rani dan Bu Siska duduk santai di beranda belakang lantai dua rumah itu. Bu Siska segaja membiarkan anaknya menuturkan semua rahasia itu padaku, ia hanya terdiam sambil menyandarkan kepalanya di dadaku.

Kami bertiga memang lebih akrab lagi sejak peristiwa perceraiannya. Aku dan Rani sepakat untuk saling membantu menghibur mamanya agar cepat melupakan kenangan buruk itu. Aku duduk berselonjor kaki di lesehan empuk beranda itu, bersandar di tembok. Di pundak kananku ada kepala Bu Siska sedang Rani tiduran dengan kepalanya diatas pahaku.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan